Minggu, 30 September 2012

Asuhan Anak Sakit dengan Batuk Pilek


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.        Konsep Batuk Pilek
1.       Pengertian
Batuk Pilek adalah penyakit saluran pernapasan yang paling sering mengenai bayi dan anak. ( Ngastiyah, 2005 : 31 )
Batuk Pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering di jumpai pada bayi dan anak. ( FK UI, 2007 :603 ).
Batuk dan pilek adalah penyakit saluran pernafasan yang paling sering menyerang bayi dan anak – anak. Bisa pula menyerang orang dewasa tetapi karakteristik nya berbeda. Pada bayi dan anak serangannya cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan nasofaring yang di sertai demam tinggi. Pada orang dewasa, infeksi batuk dan pilek hanya meliputi daerah yang terbatas serta tidak menimbulkan demam tinggi ( Azka, alifah Flowerifta. 2009. Jangan Remehkan Batuk Pilek pada Anak. http ://www. Wordpress.com. 8 Desember 2010.3 Maret 2009 ).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat di sumpulkan bahwa batuk pilek adalah penyakit atau infeksi dari saluran pernafasan yang paling sering di jumpai pada bayi dan anak, dimana batuk pilek dapat menular secara droplets dan masa inkubasi virusnya sangat pendek yaitu 12 – 72 jam, selain itu serangan batuk pilek pada bayi dan anak cenderung lebih berat di banding pada orang dewasa, karena pada bayi dan anak infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan nasofaring yang di sertai dengan demam tinggi.

2.       Etiologi
Penyebab penyakit ini virus. Masa menular penyakit ini beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1 – 2 hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi timbul akibat invasi bakteri patogen, biasanya pneumococcus, Streptococcus, dan pada anak kecil H. Influenzae dan Staphylococcus. Masa tunas 1 – 2 hari ( FK UI, 2007 :604 ).
3.       Patologi Anatom
Terjadinya pembengkakan pada submukosa hidung yang di sertai vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leokosit, mula – mula sel mononukleus kemudian polimorfonukleus. Sel epitel superfisial banyak yang lepas dan regenerasi sel epitel baru terjadi setelah lewat stadium akut. ( Ngastiyah, 2005 : 32 )
4.       Gambaran Klinis
Batuk Pilek mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit, dan kadang – kadang bersin. Keluar sekret yang cair dan jernih dari hidung, bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus sekret menjadi kental dan purulen. Sekret ini sangat mengganggu bayi dan anak. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernapas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang – kadang di dapatkan keluhan nyeri otot, pusing dan anoreksia. Sumbatan hidung ( Kongesti ) di sertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah. ( Ngastiyah, 2005 : 33 )
5.       Tanda dan Gejala
a.       Demam
Suhu dapat mencapai 39,5o C – 40,5 o C
b.      Anoreksia
Hal yang umum yang di sertai dengan penyakit masa kanak – kanak.
c.       Muntah
Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap setelah sakit.
d.      Sumbatan nasal
Pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi
e.      Keluaran nasal
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe dan atau tahap infeksi
f.        Batuk
Dapat menjadi bukti hanya selama fase akut
6.       Komplikasi
Penyakit ini merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5 – 6 hari jika terjadi invasi kuman lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba eustachii, dan penyebaran infeksi.
a.       Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar, karena pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum timbul. Gejala umum lebih berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan maksilaris. Diagnosa di tegakkan dengan foto rontgen dan transluminati pada anak besar.
Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat lelah dan sukar berkontraksi pada anak besar. Kadang – kadang di sertai sumbatan pada hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus – menerus yang di sertai sekret purulen. Bila di dapatkan pernapasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu di pikirkan terjadinya komplikasi sinusitis, sinusitis paranasal ini dapat di obati dengan memberikan antibiotik.
b.      Dapat terjadi penutupan tuba eustachii dengan gejala tuli atau infeksi menembus langsung ke daerah telinga dan menyebabkan otitis media akut ( OMA ). Gejala OMA pada anak kecil dapat di sertai suhu badan yang mendadak tinggi ( Hiperpireksia ), kadang – kadang menyebabkan kejang demam. Anak sangat gelisah, terasa nyeri bila kepala di goyangkan atau memegang telinganya nyeri. Kadang hanya di temukan gejala demam, gelisah, kadang di sertai muntah dan diare.
c.       Penyebaran infeksi nasofaring ke bawah dapat menyebabkan radang saluran pernafasan bagian bawah seperti laringitis, trake tis, bronchitis, dan bronkopneumonia.
( Ngastiyah, 2005 : 32 – 33 )
7.       Penatalaksanaan medis
Batuk pilek tanpa infeksi di beri pengobatan simulatif, misal ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedative untuk menenangkan pasien dan anti piretik untuk menurunkan demam obstruksi hidung pada bayi sukar untuk di obati penghisapan lendir hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya. Cara yang paling mudah untuk pengeluaran sekret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap. Pada anak besar dapat di berikan tetes hidung larutan efedrin 1 %. Bila ada infeksi sekunder hendaknya di berikan antibiotik. Batuk yang produktif ( pada bronchitis dan Tracheatis ) tidak boleh di berikan antitusif. Misalnya codein karena dapat menyebabkan depresi pusat nafas batuk dan pusat muntah penumpukan sekret sehingga dapat menyebabkan bronkopneumonia.
Selain pengobatan tersebut, pada sinusitis terutama yang kronik dapat di berikan pengobatan dengan penyinaran.
( Ngastiyah, 2005 : 33 )
8.       Penatalaksanaan Keperawatan
a.       Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk pilek sering mengganggu istirahat pasien, apalagi bila di sertai muntah atau diare serta suhu yang tinggi. Pemberian obat gosok dapat membuat bayi merasa hangat. Untuk mengurangi hidung tersumbat bayi di baringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan satu lubang hidungnya masih terbuka. Pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernapasannya, namun hanya untuk sementara ( bila tidak ada obat tetes hidung, secara tradisional dapat di gunakan kapas yang di tetesi minyak kayu putih yang di gantungkan di depan hidung bayi atau di penitikan pada baju ). Untuk mengurangi batuk dapat di beri obat batuk sebelum tidur malam. Bila waktu tidur sering batuk, berikan minum hangat.
b.      Resiko terjadi komplikasi
Beberapa hal menyebabkan batuk pilek yang relatif ringan, akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat . bila anak sudah mendapat obat supaya di berikan dengan benar. Jika obat di muntahkan, harus di ulang di berikan lagi. Agar dapat di minum ( jika selalu di muntahkan ) caranya dapat di encerkan dengan 1 – 2 sendok teh manis, sirup, atau madu kemudian di berikan sedikit demi sedikit.
c.       Gangguan suhu Tubuh
Komplikasi invasi bakteri sering menyebabkan suhu tubuh meningkat. Penurunan suhu hanya dapat di atasi dengan obat anti biotika yang tepat.
d.      Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa batuk pilek tidak membahayakan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini bisa berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak di obati terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun. Oleh karena itu, orang tua perlu di beri penjelasan. Jika anak sudah batuk pilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah di obati sendiri supaya di bawa berobat ke fasilitas kesehatan, terutama pada bayi.
                                                                                ( Ngastiyah, 2005 : 33 - 34 )














B.        Konsep Manajemen Asuhan Pada Anak Sakit
          I.     Pengkajian
Di lakukan pada tanggal ..... pukul.... WIB. Oleh....
A.      Data Subyektif
1.       Biodata
Nama anak                             : untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lain
Umur                                        : untuk menentukan pemberian dosis untuk terapi obat
Jenis kelamin                        : -
Nama Ayah dan Ibu            : untuk mengetahui keluarga pasien
Umur                                        : untuk menentukan pemberian konseling
Agama                                     : untuk memberikan support mental
Pendidikan                             : mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan
Pekerjaan                               : untuk mengetahui sosial ekonomi
Alamat                                     : untuk menentukan lingkungan / tempat tinggal klien dan keluarga
2.       Alasan Datang
Ingin memeriksakan anaknya karena sakit batuk pilek
3.       Keluhan Utama
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan demam.
4.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Anak mengalami batuk pilek sejak.... hari yang lalu, dan obat apa yang telah di berikan
5.       Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain itu sakit apa yang pernah di derita anak
6.       Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.
7.       Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang sudah di peroleh anak serta vaksinasinya. Karena bila anak belum imunisasi dapat memperburuk kondisi anak bila ada penyakit menular yang dapat di cegah dengan imunisasi menyerang anak.
8.       Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
-          Riwayat pertumbuhan              : BB sebelum sakit dan Bb sekarang
-          Riwayat perkembangan           : kapan mulai mengangkat kepala, tengkurap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan
9.       Pola kebiasaan sehari – hari
-          Pola nutrisi
Mengkaji pola nutrisi apakah kualitas dan kuantitas sudah memenuhi kebutuhannya.
-          Pola Eliminasi
Frekuensi BAB dan BAK dalam sehari
-          Pola Istirahat
Lama istirahat dalam sehari ( siang dan malam ), ada gangguan atau tidak ( untuk mengetahui kebutuhan istirahat terpenuhi atau tidak ).
-          Pola kebersihan
Mandi berapa kali, ganti baju berapa kali.
10.   Data psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikologi dan sosial dalam keluarga ( bagaimana hubungan dalam keluarga / antar anggota keluarga serta keadaan psikologisnya ).
B.      Data Obyektif
1.       Pemeriksaan umum
-          KU                     : cukup
-          Kesadaran      : Composmentis
-          Nadi                  : 90 x / menit
-          Suhu                 : 38
-          RR                      :...
-          BB sblum skit :
-          BB saat ini       :
-          TB                      :
-          LILA                   :
2.       Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Muka                : Pucat
Mata                 : berair, sklera putih, konjungtiva pucat
Hidung             : keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung
Mulut               : bibir kering, lidah putih
Dada                 : terdapat retraksi dada
b.      Palpasi
Integumen     : turgor kulit kurang, kulit terasa panas
c.       Auskultasi
Dada                                 : Ronchi Basah +, batuk +, bersin +
d.      Perkusi
Perut                                : Kembung -
        II.     Identifikasi masalah dan diagnosa
Dx              : An. “...” dengan batuk pilek
Ds              : Ibu mengatakan anaknya batuk pilek dan panas sejak beberapa hari yang lalu
Do              :
-          KU                     : baik/ cukup/ lemah
-          Kesadaran      : composmentis / apatis/ somnolen/ koma
-          Nadi                  : 90 x / menit
-          Suhu                 : 38 C
-          RR                      :24  x / menit
-          Pemfis             : dalam hidung biasanya ada sekret, warna jernih / keruh, kental / encer
Masalah :
1.       Gangguan istirahat
Ds          : Ibu mengatakan sejak.... hari yang lalu anaknya sering terbangun dari tidurnya dan rewel saat mau tidur
Do         : anak terlihat rewel, menangis, dan gelisah
2.       Gangguan pola makan
Ds          : Ibu mengatakan sejak sakit ... hari yang lalu anaknya jadi susah makan
Do         : anak rewel

      III.     Intervensi
Dx              : An. “...” dengan batuk pilek
Tujuan     : anak sembuh dari batuk pilek
KH              :
-          KU                     : baik
-          TTV dalam  batas normal
-          Nadi                  : 70 – 120 x / menit
-          Suhu                 : 36,5 – 37,5 C
-          RR                      :20 – 40 x / menit
-          BB                      : naik
-          Tidak keluar sekret dari hidung
Intervensi :
1.       Periksa keadaan anak dan timbang berat badannya.
R : mengetahui keadaan anak dan penimbangan untuk mengetahui status gizi ( nutrisi ).
2.       Berikan informasi mengenai batuk pilek, cara penularan, dan pengobatan
R : Ibu dapat merawat anaknya di rumah dan lebih kooperatif
3.       Sarankan Ibu dan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
R : udara kotor (berdebu dan berbau ) merangsang hidung untuk bersin sehingga bisa memperberat batuk pilek
4.       Anjurkan Ibu untuk memperhatikan istirahat anaknya
R : kelelahan bisa memperburuk prognosis batuk pilek dan dengan istirahat yang cukup akan mengembalikan kekuatan tubuh
5.       Hindarkan bayi dari udara dingin
R : udara dingin bisa memperparah batuk pilek, karena udara dingin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah termasuk pada saluran pernapasan sehingga dapat menimbulkan sesak napas.
6.       Beritahu Ibu untuk memberikan obat yang telah di berikan dengan benar dan sesuai dengan yang di anjurkan.
R : dapat mempercepat pemulihan kondisi dan mencegah terjadinya komplikasi
7.       Beritahu Ibu untuk mengontrolkan anaknya jika kondisi memburuk atau setelah obat habis kondisi anak belum membaik.
R : untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif

Masalah :
1.       Gangguan Istirahat
Tujuan             : anak bisa tidur nyenyak dan kebutuhan istirahatnya terpenuhi
KH                      : anak bisa tidur nyenyak kira – kira 9 – 11 jam sehari semalam
Intervensi
a.       Jelaskan pada Ibu penyebab anak rewel dan susah tidur.
R : Ibu lebih tenang dan kooperatif dalam merawat anaknya.
b.      Beritahu Ibu untuk memberikan minyak kayu putih pada tubuh anak.
R : membuat tubuh anak menjadi lebih hangat.
c.       Beritahu ibu untuk membaringkan anaknya terlentang dengan alas kepala lebih tinggi.
R : posisi ini sangat nyaman dan membantu pernapasan anak saat tidur.
d.      Sarankan Ibu untuk tidak menyelimuti anaknya dengan kain tebal jika anak demam.
R : suhu panas tubuh yang terperangkap tidak segera menurun
e.      Sarankan Ibu mendampingi anaknya susah tidur.
R : anak terlindungi dan kebutuhan psikologis terpenuhi.
2.       Gangguan Pola makan
Tujuan             : anak bisa makan dengan lahap dan nutrisi anak terpenuhi
KH                      : BB anak normal dan tidak mengalami penurunan.
Intervensi      
a.       Informasikan kepada Ibu untuk memberikan makanan kesukaan anak yang bervariasi dan bernilai gizi tinggi, sehingga anak tertarik untuk makan.
R : makanan kesukaan anak menarik perhatian untuk makan sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b.      Anjurkan ibu untuk memberi makan sedikit tapi sering.
R : dengan makanan sedikit – sedikit tapi sering kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
c.       Anjurkan Ibu untuk terus memantau kualitas makanan anak.
R : gizi yang baik dan seimbang akan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
      IV.     Implementasi
Mengacu pada Intervensi
        V.     Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil dengan metode SOAP











Sabtu, 29 September 2012

pre-wed









Asuhan Kebidanan Ibu dengan CA CERVIKS

 

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS CA CERVIKS
DI RSB PEMKOT

 













OLEH :
LISKA NURJANAH
NIM 1002100024



 



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG
2012







LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS CA CERVIKS
DI RSB PEMKOT






























      Pembimbing Institusi,                                                                             Mahasiswa,







Sri Rahayu, S.Kp, Ns, M.Kes                                                                    Liska Nurjanah
  NIP. 19630716 198603 1 003                                                                  NIM. 1002100024





LAPORAN PENDAHULUAN


A.  KANKER SERVIKS
1.      Pengertian
Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
(Anonim, 2009)
Kanker Leher Rahim adalah kanker yang terjadi pada Cervix Uteri, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
  (Sarwono, 2005)
Kanker Serviks atau Cervikal Cancer adalah kanker primer dari serviks (kanalis servicalis dan atau portio).
(Andrijono, 2007)

2.      Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker serviks belum diketahui, namun hasil penelitian studi menyatakan dengan jelas bahwa sebagian besar dari timbulnya kanker dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Jika sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaan ini disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,  Namun terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks.
a.       HPV (Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kondiloma akuminata yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16,18,45 dan 56.
b.      Merokok
c.       Hubungan seksual pertama dilakukan usia dini
d.      Berganti-ganti pasangan seksual
e.       Infeksi herpes genital atau infeksi klamidia menahun
f.       Faktor-faktor atau zat-zat yang dapat menyebabkan kanker disebut Karsinogen
    (Hidayat, 2009)

3.      Tanda dan Gejala
            Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalani pemeriksaan panggul dan Pap Smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut:
-          Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi   setelah melakukan coitus dan setelah menopause
-          Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
-          Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

        Gejala dari Kanker Serviks Stadium Lanjut:
-          Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
-          Nyeri panggul, punggung atau tungkai
-          Dari vagina keluar air kemih atau tinja
                                                                                                                (Markus. 2009)
4.      Patofisiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.




5.      Klasifikasi Klinis
Tingkat Keganasan menurut Figo 1978
Tingkat
Kriteria
SO
·      Karsinoma in situ (KIS) karsinoma nitra epitel (membran bersalis masih utuh)
SI
·      Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
S.Ia
·      Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma (tidak > 1mm) sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfe atau pembuluh darah.
S.Ib
·      Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukkan invasi stroma serviks uteri.
S.II
·      Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke dua pertiga bagian atas vagina dan / ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.
S.IIa
·      Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor
S.IIb
·      Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai dinding panggul
S.III
·      Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul.
S.IIIa
·      Penyebaran sampai pada 1/3 bagian distal vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
S.IIIb
·      Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah ada gangguan ginjal
S.IV
·      Proses kegananasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa rektum dan / atau kandung kemih
·      IVa. Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah mengilfiltrasi mukosa rectum dan atau kandung kemih.
·      IVb.  Telah terjadi penyebaran jauh
(Prawirohardjo, 2005).

6.      Diagnosis Kanker Serviks
a. Subjektif      :
-          Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi   setelah melakukan coitus dan setelah menopause
-          Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
-          Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
-          Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
-          Nyeri panggul, punggung atau tungkai
-          Dari vagina keluar air kemih atau tinja

b.   Objektif
-          Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
-          Inspeculo
-          Pemeriksaan penunjang :
·         X-ray dada    :    X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker  telah menyebar ke paru-paru.
·         CT Scan    :   Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.
·         MRI    :    Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut Px. MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar.
·         USG    :    Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan  ke dalam vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar
( anonim, 2009)

7.      Pencegahan
Untuk mencegah kanker serviks banyak hal yang bisa dilakukan yaitu antara lain, menghindari beberapa penyebab dari kanker serviks seperti merokok, berganti-ganti pasangan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual di usia muda, dan ibu dengan paritas lebih dari 5. Selain menghindari factor resiko, pada masa sekarang ini telah ada vaksin yang bisa mencegah tumbuhnya sel HPV berlebihan melalui imunisasi HPV. Selain dengan Imunisasi HPV dan menghindari factor resiko ada beberapa screening yang bisa dilakukan secara teratur dan kontinyu agar kanker serviks bisa dideteksi saat stadium awal sehingga dapat segera di obati, beberapa screening yang bisa dilakukan yaitu dengan test IVA dan Pap Smear.
8.      Penanganan
             Pada stadium O dan Ia dilakukan biopsi kerucut dan histerektomi transvaginal. Pada stadium Ib dan IIa penanganan yang dillakukan yaitu histerektomi radikal. sedangkan pada stadium IIb, III, dan IV dilakukan histrektomi transvaginal. Dan pada stadium IVa dan IVb penanganan yang diberikan yaitu radioterapi, radiasi paliatif, dan kemoterapi.
                                                                                                        (Prawiroharjo, 2007)

9.      Pengobatan
             Pada pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung pada beberapa ystem berikut:
a.       Tingkat lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
b.      Rencana penderita untuk hamil lagi
c.       Usia dan keadaan umum penderita
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan ystem. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap Smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
a.       Kriosurgery (pembekuan)
b.      Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
c.       Pembedahan besar, untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa   melukai jaringan yang sehat disekitarnya
d.      LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau konisasi

Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya. Perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina. Pada beberapa kasus mungkin perlu dilakukan histerektomi, terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.

Pengobatan untuk kanker serviks
a.       Pengobatan pada Ca Cervix tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk tidak hamil lagi.
b.      Pembedahan
Pada Karsinoma Institu, seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah atau melalui LEEP. Dengan pengobatan ini penderita masih bisa mempunyai anak, karena kanker bisa kembali kambuh maka dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan selanjutnya tiap 6 bulan. Jika pasien tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker ysteme, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur disekitarnya (histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.Pada wanita muda, ovarium yang normal dan berfungsi tidak diangkat.
c.       Terapi Penyinaran (radioterapi) : efektif untuk mengobati kanker ysteme yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radio terapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.

Ada 2 macam radioterapi, yaitu:
·         Radiasi Eksternal : Sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
·         Radiasi Internal : Zat radio aktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam seviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
      Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
- Iritasi rectum pada vagina
-    Kerusakan kandung kemih dan rectum
-    Ovarium berhenti berfungsi
-    Kelelahan
-     Sakit maag
-     Sering ke belakang (diare)
-     Mual
-     Muntah
-     Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
-     Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
-    Menopause dini
-    Masalah dengan buang air kecil
-    Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
-    Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
-    Rendahnya jumlah sel darah putih
-    Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)
d.      Kemoterapi
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya.
Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya digunakan pada pengobatan kanker serviks adalah:
·            Carboplatin
·            Cisplatin
·            Paclitaxel
·            Fluorouracil (5FU)
·            Cyclophosphamide
·            Docetaxel
·            Ifosfamide
·            Gemcitabine
Obat Kemoterapi
Contoh
Bagaimana Obat Bekerja
Efek samping
Senyawa Alkil
Cyclophosphamide

Chlorambucil

Melphalan
Dari kimia berikatan dengan DNA, menyebabkan perpecahha DNA dan kesalahan daam replikasi dari DNA
Menekan sumsum tulang
Luka sepanjang perut
Menyebabkan rambut rontok
Dapat mengurangi kesuburan
Menekan system kekebalan tubuh
Dapat menyebabkan leukemia
Antimetabolit
Methotrexate
Cytarabine
Fludarabine
6-Mercaptopurine
5-Fluorouracil
Menghalangi sintesa DNA
Sama seperti senyawa alkil
Tidak meningkatkan resiko leukemia
Antimitotik
Vincristine
Paclitaxel
Vinorelbine
Docetal
Abraxane
Menghalangi pembelahan sel kanker
Sama seperti senyawa alkylating
Juga dapat merusak saraf
Tidak menyebabkan anemia
Penghambat Topoisomerase
Doxorubicin
Irinotecan
Mencegah sintesis DNA dan perbaikan melalui penghalangan anzim yang diamakan topoisomerases
Sama seperti senyawa alkylating
Doxorubicin dapat menyebabkan kerusakan jantung
Derivatif Platinum
Cisplatin
Carboplatin
Oxaliplatin
Membentuk ikatan dengan DNA menyebabkan kehancuran
Sama seperti senyawa alkil
Juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, dan ginjal, kerontokan rambut
Terapi hormonal
Tamoxifen
Menghalangi aksi estrogen (pada kanker payudara)
Dapat menyebabkan kanker endometrial, pembekuan darah, muka merah
Penghambat Aromatase
Bicalutamid
Menghalangi aksi androgen (pada kanker prostate)
Dapat menyebabkan disfungsi ereksi (impotensi) dan diare
Anastrozole
Examestane
Letrozole
Menghalangi pembentukan estrogen
Dapat menyebabkan keropos tulang (osteoporosis) dan gejala menopause
Penghambat sinyal
Imatinib
Menghalangi sinyal untuk pembelahan sel pada myelocytic leukemia kronis
Dapat menyebabkan fungsi hati abnormal dan retensi cairan
Gefitinib
Erlotinib
Menghalangai pertumbuhan epidermis faktor reseptor
Dapat menyebabkan rash dan diare
Antibodi Monoklonal
Rituximab
Menginduksi kematian sel dengan berikatan dengan permukaan reseptor sel pada tumor turunan limfosit
Dapat menyebabkan reaksi alergi
Trastuzumab
Menghalangi reseptor factor pertumbuhan pada sel kanker payudara
Dapat menyebabkan gagal jantung
Gemtuzumab
Ozogamicin
Berisi antibodi khusus berikatan dengan reseptor yang terdapat di sel leukemia kemudian mengirimkan dosis racun kemoterapinya
Dapat menyebabkan penekanan platelet yang diperpanjang, dimana meningkatklan resiko pendarahan
Modifikasi respon biologi
Interferon-alpha
Tidak ketahui
Dapat menyebabkan demam, dingin, tekanan pada sumsum tulang, kekurangan tiroid, hepatitis
Senyawa diferensiasi
Tretinoin
Menginduksi diferensiasi dan kematian sel leukemia
Dapat menyebabkan kesulitan bernafas yang parah
Arsenic trioxide
Menginduksi diferensiasi dan kematian sel leukemia
Menyebabkan irama jantung abnormal dan ruam
Senyawa yang menghalangi pembentukan saluran darah (senyawa antiangiogenik)
Bevicizumab
Menghalangi factor pertumbuhan vascular endothelial (vascular endothelial growth factor =VEGF)
Dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kehilangan protein di urin, perdarahan, penggunpalan darah, perforasi usus
Serafinib
Sunitinib
Menghalangi factor pertumbuhan vascular endothelial (vascular endothelial growth factor =VEGF)
Dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan kehilangan protein di urin
 (www. medicastore.com)
  Syarat pengobatan kemoterapi
1.      Hb > 10gr%
2.      Fungsi lever dan ginjal dalam batas normal
3.      Trombosit dalam batas normal
4.      Waktu perdarahan dan pembekuan dalam batas normal
  1. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki system kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya yang paling sering digunakan ialah interferon.Yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
( Anonim, 2009)


10.  Kemoterapi untuk Kanker Serviks
              Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh.Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
              Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
a.       Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
b.      Kehilangan nafsu makan
c.       Kerontokan rambut jangka pendek
d.      Sariawan
e.       Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
f.       Perdarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
g.      Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
h.      Kelelahan
i.        Menopause dini
j.        Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)
                                                                                                                                    ( Sudibyo, 2008)
11.  Prosedur Kemoterapi
a.       Persiapan alat dan obat
-          Sebelum diberikan kemoterapi, maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, DL, fungsi ginjal, lever, gula darah, UL, EKG, foto thorax AP/ lateral, ekokardiografi, BMP.
-          Periksa protocol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya.
-          Siapkan paket obat kemoterapi dari depo farmasi
-          Siapakan infuse set dan DC
-          Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat
-          Periksa adanya informed consent baik dari penderita maupun keluarga
-          Siapkan alat pelindfung diri ( scoret, hanscoen, masker )
-          Catatan khusus


b.      Persipan pasien
-          Keadaan umum harus cukup baik
-          Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
-          Jenis kanker diketahui sensitive terhadap kemoterapi
-          Hemoglobin > 10 g %
-          Leukosit > 5000/ ml
-          Trombosit > 100.000/ ml
( Sudibyo, 2008)



II. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA CA SERVIKS
I.     PENGKAJIAN DATA
No. Register
Tanggal Pengkajian
Tempat Pengkajian
a.      Data Subyektif
1.   Biodata
Nama             : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita dan agar tidak keliru dengan penderita lain (Christina, 1993:4)
Umur             : usia yang rentan terjadinya kanker adalah diatas 40 tahun.
Agama           : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan mengetahui kebiasaan klien, maka akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. Agama ini ditanyakn berhubungan dengan perawatan penderita. (Christina, 1998:88)
Pendidikan    : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan       : Dikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan sesuai. (Christina, 1989:85)
Alamat           : Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal pasien dan linkungannya. (Bobak, 2005:144)

2.      Keluhan Utama
Gejala kanker leher rahim (Ibu mengatakan mengeluarkan darah saat atau setelah berhubungan seksual, keluar cairan berbau dari kemaluan, lebih lama dan lebih banyak, keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering kencing), tekanan darah tinggi,  menular seksual seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
4.      Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering kencing), tekanan darah tinggi (  menular seksual seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
5.      Riwayat haid
Ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid, banyaknya, HPHT, keluhan.
6.   Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah (menikah usia muda atau hubungan seksual yang terlalu dini memicu terjadinya kanker)Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Ditanyakan jumlah anak (banyak anak menjadi factor predisposisi kanker), saat hamil pernah mengalami Ketuban Pecah Dini (berhubungan dengan adanya infeksi organ genital)
7.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Pola Personal Hygiene
Terutama pada alat kelamin, setelah BAK dan BAB cara cebok yang benar
b.      Pola Kebiasaan lain
Merokok (Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok)
c.       Pola Seksual
Apakah sering berganti-ganti pasangan (factor predisposisi)
8.      Riwayat KB
Terutama pengguna KB suntik dan pil (terlalu lama pengguna hormonal dapat memicu tumbuhnya sel kanker).
Kanker Serviks: terlalu lama menggunakan KB yang mengandung esterogen

b.      Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
§  Keadaan Umum  : Baik, sedang, lemah
§  Kesadaran            : Composmentis, Apatis, Samnolen
§  Tekanan Darah    : > 130/90 mmHg
2.      Pemeriksaan Fisik
·   Muka               : pucat / tidak
·   Mata                : tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning / tidak           
·   Genetalia (Ca. Cerviks):
Inspeksi   :kotor, ada rabas, keluar cairan kuning kehijauan berbau busuk, ada darah
inspekulo :Pada portio tampak kemerahan, dan ada masa seperti bunga kol yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah
3.      Pemeriksaan Penunjang
Tes IVA       : setelah di oles asam asetat 5% ada bercak putih pada portio
Pap smear     : menunjukkan sel-sel abnormal
X-ray dada    :    X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker  telah menyebar ke paru-paru.
CT Scan    :   Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.
MRI    :    Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut Px. MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar.
USG    :    Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan  ke dalam vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar
Pemeriksaaan lab darah lengkap.





II.  DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx  : P….Ab…dengan ca cerviks stadium….
Ds   : Ca Cerviks
·      ibu mengatakan mengeluarkan darah saat berhubungan seksual
·      ibu merasa dari kemaluan keluar keputihan yang berbau
Do  : Ca Cerviks
·      Inspeksi vagina
Mengeluarkan cairan berbau dan berwarna kehijauan
·      Inspekulo
Pada portio tampak kemerahan dan mudah berdarah, berdungkul seperti bunga kol.
·         Pemeriksaan penunjang : USG, biopsi

III.   DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Secara umum komplikasi yang terjadi pada kanker adalah syok neurologic, infeksi luka dan dehisensi, limfoedema, infeksi, obstruksi usus, perdarahan penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening, penyempitan saluran kemih.

IV.   KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter dalam mencegah metastase sel kanker

V.      INTERVENSI
Dx                        : P….Ab…dengan Ca serviks stadium . . . . . . . .
Tujuan      : Ibu mengerti dan memahami tentang penyakit yang dideritanya
KH           : Ibu tidak cemas dan merasa tenang
  Kanker dapat ditangani sesuai dengan pengobatannya
  Intervensi
1.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2.      Jelaskan pada ibu jenis kanker yang dialami ibu
3.      Jelaskan pada ibu beberapa tindakan yang mungkin akan dilakukan di Rumah Sakit
4.      Jelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan ibu
5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk ca serviks sesuai stadiumnya
6.      Memberikan KIE tentang nutrisi dan personal hygiene


Masalah yang mungkin terjadi pada pasien dengan Ca Cervix dan penanganannya.
1.      Terjadi anemia
Tujuan: Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
-     Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
-     Berikan cairan secara cepat.
-     Pantau dan atur kecepatan infus.
-     Kolaborasi dalam pemberian infus
2.      Gangguan pemenuhan nutrisi
Tujuan: Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
-     Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
-     Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan.
-     Pantau masukan makanan oleh klien.
-     Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
-     Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
3.      Risiko tinggi terhadap infeksi
Tujuan:      Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
-        Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
-        Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
-        Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
-        Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
-        Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
4.      Gangguan pemenuhan istirahat akibat keletihan sekunder (anemia dan pemberian kemoterapi)
Tujuan:      Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:                              
-        Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
-        Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
-        Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami.
-        Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
-        Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
5.      Perubahan konsep diri
Tujuan :     Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnose kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
-        Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya.
-        Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
-        Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota yang sakit.
6.      Kurangnya pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan
Tujuan: Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
-        Baringkan pasien diatas tempat tidur.
-        Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
-        Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
                                                                                       ( Capernito, 2007)

VI.   IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi

VII.          EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

Capernito, Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Doengoes, Marilyn. 2005. Nursing care and Plans. Philadelphia: F.A Davis Company.

Markus. 2009. Gambaran Umum Kanker Serviks. http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2009/12/gambaran-umum-kanker-serviks-leher.html. Yang diakses pada tanggal 21 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.

Sarwono, Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sudibyo, Agus. 2008. Teori Kemoterapi. http://www.scribd.com/doc/38133790/Teori-Kemoterapi-Fix. Yang diakses             pada tanggal 21 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.

----------. 2009. All About Cancer .http://www.cancerhelps.com. Yang diakses pada tanggal 21 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.

----------. 2009. Kesehatan Kita .http://www.totalkesehatananda.com.  Yang diakses pada tanggal 19 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.