Sabtu, 29 September 2012

Asuhan Kebidanan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)



A.    Konsep pertumbuhan dan perkembangan
1.      Definisi pertumbuhan
a)      Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis.
(Mansur, 2009:25)
b)      Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputiBB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnyajumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh.
(Vivian Nanny, 2010:48)
c)      Pertumbuhan adalah bertambahnyaukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007:4)

2.      Definisi perkembangan
a)      Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan berbahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007:4)
b)      Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi organ tubuh.
(Vivian Nanny, 2010:49)

3.      Ciri dan prinsip tumbuh kembang anak
Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
a)      Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi.
b)      Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukann perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya.
c)      Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d)     Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e)      Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbaik.
f)       Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai dua pola yaitu pada sefalocaudal dan pola proksimal

 Prinsip-prinsip tumbuh kembang
a)      Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari laihan dan usaha. Melalui belajar anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
b)      Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persaman pola perkembangan bagi anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007:4)

4.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
      Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :

·    Faktor genetik
      Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur  pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
      Termasuk faktor genetik antara lain :
-     jenis kelamin (seks) : anak wanita lebih cepat matang dalam perkembangan dan anak laki-laki lebih cepat pertumbuhannya.
-     suku bangsa atau bangsa (ras) : eropa lebih besar dan tinggi daripada asia.
·    Faktor Lingkungan
      Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisio-psiko sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
      Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
-     Faktor prenatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh tehadap tumbuh-kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1.   Gizi ibu pada waktu hamil
      Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil akan berakibat :
·Bayi BBLR                                     ·  Anemia
·Lahir mati                                        ·  Mudah terkena infeksi
·Cacat bawaan (jarang)                     ·  Abortus
·Pertumbuhan otak janin terhambat     · Hambatan tumbuh kembang
2. Mekanis
      Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan :
·    cacat bawaan
·    kelainan letak (posisi janin) dalam uterus bisa menyebabkan :
- Talipes                                   -   Palsi fasialis
- Dislokasi panggul                 -   Krania tabes
- Kortikolis konginetal           
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zatg teratogen-misalnya obat-obatan seperti :
·    Thalidomide    ·          Metadion
·         Phenitoin                           ·  Sitostatika (obat anti kanker)
Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Demikian pula ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis dapat menyebabkan ;
·         BBLR                               ·  Cacat bawaan
·         Lahir mati                          ·  Retardasi mental
Keracunan logam berat (merkuri) pada ibu hamil dapat menyebabkan :
·         Mikro sekali
·         Palsi serebralis
di Jepang dikenal dengan penyakit Minamata.
4. Endokrin          
      Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah :
a. Hormon somatotropin (growth hormone).
      Disekresi oleh kelenjar hikises janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.
b. Hormon plasenta
      Disekresid oleh plasenta dipihak ibu dan tidak dapatg masuk ke janin, kegunaannya dalam fungsi nutrisi plasenta. Jika hormon ini tidak bekerja dengan baik, maka makanan yang disalurkan oleh plasenta dari ibu ke janin tidak dapat diserap sempurna oleh janin sehingga janin akan kekurangan nutrisi dan mengalami BBLR.
c.   Hormon teroid.
Hormon teroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena mempunyai fungsi pada metabolisme proteein, karbohidrat dan lemak. Hormon tersebut sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Jika terjadi deffisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan Retardasi Mental sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin tidak normal.
d. Hormon insulin.
      Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang fungsinya untuk merubah glukosa menjadi glikogen. Jika kelenjar pakreas tidak bekerja sempurna maka hormon insulin tidak bisa merubah glukosa menjadi glikogen. Glukosa akan menumpuk dan dapat mengibarkan proses metabolisme terganggu.
5. Radiasi
Pada umur kehamilan kurang dari 18 minggu terjadi proses organgenesis. Jika  sebelum umur kehamilan 18 minggu terkena sinar radiasi proses organogenesis terganggu sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak, mikrosevali dan cacat bawaan.
6. Stress
      Stress yang di alami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Contoh : karena stress nafsu makan ibu menjadi berkurang sehingga nutrisi yang dialirkan ke janin menjadi berkurang. Janin yang kekurangan nutrisi proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam kandungan terganggu sehingga kemungkinan besar terjadi cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.

7.   Imunitas
      Rhesus atau ABO inkontabilitas sering menyebabkan :
- Abortus                                       -   Kern ikterus
- Hidrops Fetalis                           -   Lahir mati
8. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dapat menyebabkan BBLR. Oksigen berfungsi membawa hemoglobin yang mengangkut zat makanan dari ibu menuju janin. Jika terdapat gangguan pada plasenta / tali pusat maka zat makanan tersebut tidak dapat secara sempurna masuk ke janin. Hal tersebut menyebabkan BBLR
9. Infeksi
      Ibu yang selama hamil terkena virus seperti Herpes simplex, rubella, toxoplasmosis maka virus tersebut akan masuk ke sirkulasi darah janin, janin akan tertular dan proses organogenesis terganggu mengakibatkan cacat bawaan.
      -           Faktor Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar terganutng pada organ ibunya. Ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan gentik dan mekanisme, Homeostatik bayi itu sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai berikut (menurut Timiras, dikutip dari Johnson, 1986).
Faktor
Sebelum lahir
Sesudah lahir
Lingkungan fisik
Cairan
Udara
Suhu luar
Pada umumnya tetap
Berubah-ubah
Stimulasi sensoris
terutama kinestetik/  vibrasi
Bermacam-macam stimulasi
5.           
Faktor
Sebelum lahir
Sesudah lahir
Gizi
Tergantung zat-zat gizi yang terdapat pada darah ibu .
Tergantung pada per-sediaannya bahan makanan dan kemam-puan saluran cerna.
Penyediaan oksigen
Berasal dari ibu ke janian melalui tali plasenta
Berasal dari paru-paru kempembuluh nbdarah paru.
Pengeluaran hasil metabolisme
Dikeluarkan ke sistem peredaramn darah ibu.
Dikeluarkan melalui par, kulit, ginjal dan saluran pencernaan.

Masa perinatal yaitu  masa 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam pross tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanent.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain:
1. Lingkungan Biologis
a.   Ras /Suku Bangsa
      Ras Eropa memiliki pertumbuhan fisik lebih tinggi dan besar daripada ras Asia.
b. Jenis Kelamin
·    anak wanita lebih cepat matang dalam mental/psikologisnya daripada anak laki-laki.
·    anak laki-laki pertumbuhan fisiknya lebih cepat dari pada anak perempuan.
·    Anak laki-laki lebih sering  sakit dibandingkan anak perempuan.
c.   Umur
      Masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Pada masa tersebut anak mudah sakit dn mudaah terjadi kurang gizi sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
            Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
      Makanan untuk pertumbuhan dipengaruhi oleh :
-   ketahanan makanan (food security)
-   keamanan makanan (food safety)
e.   Perawatan Kesehatan
      Perawatan kesehatan yang teratur misalnya pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin di Posyandu setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang anak.
f.    Kepekaan Terhadap Penyakit
      Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun :
      - BCG                         - Hepatitis B 3x
      - Polio 3x                     - Campak
            - DPT 3x                               
g. Penyakit Kronis
Penyakit menahun akan menggangu tumbuh kembang dan pendidikan anak.
h. Fungsi Metabolisme
Kebutuhan akan berbagai macam nutrient harus didasarkan atas pertumbuhan fisik.



i.    Hormon
      Hormon-hormon yang berpengaruh antara lain :
·    Somatotropin/Growth hormon : pengatur utama pada pertumbuhan fisik.
·    Hormon tiroid : berfungsi dalam metabolisme protein, lemak, karbohidrat. Maturasi tulang, pertumbuhan dan fungsi otak.
·    Glukokortikoid
·    Hormon-hormon seks : mempunyai peranan dalam fertilisasi dan reproduksi.
·    Insulin like Growht factors (IGFs) : berperan pada pertumbuhan.
2. Faktor Fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya, kepadatan hunian)
d. Radiasi
3. Faktor- psikososial
a. Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Meberikan ingkungan yang kondusif untuk belajar.
c.   Ganjaran atau Hukuman yang Wajar
Jika anak berbuat benar maka wajib kita memberi ganjaran misalnya pujian, ciuman dll, sedangkan mengkukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
d. Kelompok Sebaya
Teman sebaya diperlukan untuk proses sosialisasi dengan lingkunagan anak.
e.   Stress
Stress pada anak berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya misalnya anak akan menarik diri, nafsu makan menurun dsb.
f.    Sekolah
Pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak.
g. Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan kasih sayang dan pelakuan yang adil dari orang tuanya agar kelak menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula pada sesamanya.

4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
a.   Pekerjaan/Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak.
b. Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orang tua yang baik maka dapat menerima informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dsb.
c.   Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup, akan menyebabkan kurangnya perhatian akan kasih sayang yang diterima anak.
d.   Jenis Kelamin dalam Keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status, pendidikan yang lebih rendah dari pada laki-laki.
e.   Stabilitas Rumah Tangga
Stabilitas dan kaharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak.
f.    Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian orang tua yang terbuka akan berpengaruh baik pada tumbuh kembang anak.
g. Adat-istiadat, Norma-norma, Tabu-tabu (Takhayul)
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak sedini mungkin karena dapat menuntun untuk berbuat kebaikan.
i.    Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya.
j.    Politik
Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dll.

6.      Faktor-faktor yang mempengaruhinya kualitas tumbuh kembang anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain-lainnya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal seorang anak yaitu :
a)      Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
·         Ras/etnik/bangsa
·         Keluarga
·         Umur
·         Jenis kelamin
·         Genetik
·         Kelainan kromosom
(Pemkot Malang Dinkes, 2007:5)
b)      Faktor luar (eksternal)
·         Faktor prenatal
Adalah faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang janin, mulai dari konsepsi sampai lahir. Adapun faktor prenatal antara lain gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoreksia embrio, psikologis ibu/stress.
·         Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
·         Faktor pascasalin
a.       Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
b.      Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkolusis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
c.       Lingkungan fisis dan kimia
d.      Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (pb, mercury, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif.
e.       Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya. Sekitar anak yang tidak dikehendaki oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
f.       Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipoiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
g.      Sosio ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
h.      Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
i.        Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluaga lain terhadap kegiatan anak.
j.        Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007:6-7)
7.      Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar :
1.   Kebutuhan Fisik-Biomedis (“ASUH”)
Meliputi
-     Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting.
-     Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan.
-     Pemukiman yang layak
-     Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
-     Sandang
-     Kesegaran jasmani, rekreasi
2. Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan sayarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial, kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat (banding) dn kepercayaan dasar (basic trust)
3. Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)
      Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Asah ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasaan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, produktivitas dsb.






B.     KONSEP KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)

1.        Pengertian
                    Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua  dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

2.      Kegunaan KPSP

KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

3.      Cara Menggunakan KPSP

Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.

4.       Cara Menghitung Usia Anak            

Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh :          Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
                                Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
5.      Cara Memilih Pertanyaan KPSP                                                                
Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
6.      Cara Menilai KPSP
a.       Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b.      Menghitung jumlah jawaban Ya.
c.        Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal (N).
d.      Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai :
·         cara menghitung usia anak.
·         cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
·         apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
·          Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
                      Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut. 
e.       Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

7.       Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3 keadaan dibawah ini:
a.       Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan.
b.      tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan.
c.       tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan
walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
d.      Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan
1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.
e.        Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

8.      Cara Mencatat Hasil KPSP
Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4). Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak baik (kode N).
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu dirujuk (kode TN).













C.      Konsep Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan
1.    Pengkajian Data
Tanggal....jam....tempat....
a.    Data Subyektif
1)   Biodata
a)    Nama
     Nama anak digunakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain.
b)   Tanggal lahir
     Untuk menentukan umur.
c)    Umur
     Untuk mengetahui usia anak saat ini (Ngastiyah, 1997 : 12).
     Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus (Soetjiningsih, 2005 : 6).
d)   Jenis kelamin
     Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti mengapa demikian
(Soetjiningsih, 2005 : 6).
     Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir lebih cepat pertumbuhan tinggi badan dan berat badannya dibandingkan dengan anak perempuan (Hidayat, 2009 : 18).
e)    Nama orang tua
     Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada title yang bersangkutan harus disertakan.
f)    Umur orang tua
     Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.
g)   Agama orang tua
     Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.
h)   Pendidikan orang tua
     Tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dan mereka sering tidak mau atau tidak yakin akan pentingnya pelayanan kesehatan yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2009 : 19).
i)     Pekerjaan orang tua
     Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat cukup baik dibandingkan anak dengan sosial ekonomi rendah (Hidayat, 2009 : 19).
j)     Alamat
     Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap. Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai epidemiologi.
2)        Alasan datang
Alasan yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.

3)        Riwayat kesehatan sekarang
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan. Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk tumbuh kembang sangatlah mudah. Tapi bila kondisi status kesehatan kurang akan terjadi perlambatan (Hidayat, 2009 : 20).

4)        Riwayat penyakit yang pernah dialami
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi. Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya seperti pada anak-anak yang menderita asma, sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena pada umumnya anak yang berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress yang disebabkan penyakitnya.

5)        Riwayat penyakit keluarga/ Genogram
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada atau tidak adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu. Apakah ada yang menderita penyakit-penyakit menular seperti TBC, hepatitis, serta penyakit menurun atau menahun seperti asma, jantung.

6)        Riwayat Prenatal, Persalinan, dan Postnatal
a)        Riwayat Prenatal : meliputi gizi waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus, penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-lain yang berpengaruh pada pertumbuhan janin (Hidayat, 2009 : 18).
b)        Riwayat Persalinan : riwayat kelahiran dengan vacum extrasi, atau forceps, dapat menyebabkan trauma kepala bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak (Nursalam, 2005 : 41).
c)        Riwayat Postnatal : apabila ASI tidak lancar, akan mempengaruhi jumlah ASI yang diminum oleh bayi, sehingga juga akan berpengaruh dengan nutrisi yang diperoleh bayi melalui ASI. Karena, banyak ibu yang memberikan susu formula ketika ASI nya tidak keluar lancar.

7)        Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penykit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4x, DPT 3x, hepatitis B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya, apa saat lahir langsung diimunisasi.
Tabel 1. Jenis imunisasi, waktu pemberian dan reaksi yang ditimbulkan.
Jenis Imunisasi
Waktu Imunisasi
Reaksi yang timbul
BCG
Diberikan sejak lahir
Dapat timbul reaksi panas
Hepatitis-B
Diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada usia 1 dan 3-6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.

DPT
Diberikan pada usia ≥ 6 minggu secara terpisah / secara kombinasi dengan hepatitis B

Polio
Polio 0 diberikan pada kunjungan pertama selanjutnya diberikan pada usia 2,5 bulan dengan interval minimal 4 minggu

Campak
Diberikan saat usia 9 bulan

(Hidayat,2008:55-58)


8)        Riwayat Perkembangan
Mengkaji tonggak-tonggak pertumbuhan anak pada usia berapa saja.

9)        Pola Aktivitas Sehari-hari
a)      Pola nutrisi
         Nutrisi adalah komponen penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Bila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
         Anak pada usia 9- 12 bulan sebaiknya diberikan ASI juga finger food dan saribuah. Untuk makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang dan nasi tim karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai mengunyah dan menelan makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa makan bersama menu orangtua.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam sehari, bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih berapa kali sehari atau diberikan ASI tiap berapa jam (Hidayat, 2009 : 19).


b)      Pola istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
(1)     Umur 0-6 bulan : 20-18 jam
(2)     Umur 6-12 bulan : 18-16 jam
(3)     Umur 1-5 tahun : 16-12 jam
(4)     Umur 6-12 tahun : 11-9 jam
Gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus akan menghambat tumbuh kembang anak (Hidayat, 2009 : 25).

c)    Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali mandi, gosok gigi, ganti baju, dan pakaian dalam sehari, dan lain-lain.

d)       Pola eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup atau belum.
e)        Pola aktivitas
Aktivitas anak bermain perlu diperhatikan, orangtua harus mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Pada anak yang mendapatkan  atau terpenuhui kebutuhan bermain dapat terlihat pula adanya suatu pola perkembangan yang baik (Hidayat, 2009 : 35).

10)    Riwayat psikososial
Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak, dan yang mengasuh mempengaruhi dalan tumbuh kembang anak. Kemudian hal lain yang terkait dengan psikososial adalah :
a)    Stimulasi yang terarah dan teratur akan membuat anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimualasi
b)    Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar
c)     Ganjaran atau hukuman yang wajar akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk tidak mengulangi tingkah lakunya
d)    Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya
e)    Cinta dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari orang tuanya

b.        Data Obyektif
1.    Pemeriksaan umum
a)    Keadaan umum         : baik/cukup/lemah
b)   Kesadaran                 : composmentis/somnolen/apatis
c)    TTV                           :
Nadi
Umur
Denyut Nadi / menit
Istirahat/bangun
Istirahat/ tidur
Aktif/demam
Bayi lahir
100–180x/menit
80-160x/menit
Sampai 220
1 minggu – 3 bulan
100-220x/menit
80-200x/menit
Sampai 220
3 bulan – 2 tahun
80-150x/menit
70-120x/menit
Sampai 220
2 tahun – 10 tahun
75-110x/menit
60-90x/menit
Sampai 220
>10 tahun
55-90x/menit
55-90x/menit
Sampai 220

Pernafasan
Umur
Rentang
Rata-rata waktu tidur
Neonatus
30 – 60 x/menit
35 x/menit
1bulan - 1tahun
30 – 60 x/menit
30 x/menit
1tahun – 2tahun
25 – 50 x/menit
25 x/menit
3tahun – 4tahun
20 – 30  x/menit
22 x/menit
5tahun – 9tahun
15 – 30 x/menit
18 x/menit
10 tahun/ >
15 – 30 x/menit
15 x/menit

Suhu Tubuh
Umur
Suhu
3 bulan
37,50C
1 tahun
37,70C
3 tahun
37,20C
5 tahun
370C


2.         Pemeriksaan Antropometri
a)      Berat Badan normal          :
1)   Usia 3 – 12 bulan®n+9  =........kg
                                  2
2)    Usia 1 – 6 tahun®2n + 8 =.......kg

b)      Tinggi badan                     : normal usia 1 tahun yakni 75 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis        besar dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun à 1,5 x TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm
6        tahun à 2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm
6 tahun à1,5 x TB setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun à 3 x TB lahir : 3 x 50 = 150 cm
c)      Lingkar Kepala
Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ± 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi  ± 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Umur
Kenaikan  berat otak (gram/24 jam)
6-9 bulan kehamilan
Lahir – 6 bulan
6 bulan – 3 bulan
3 bulan – 6 bulan
3
2
0,35
0,15
d)     Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

3.         Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Kepala        : simetris/tidak, warna rambut, ada/tidak benjolan
Muka          : pucat/tidak
Mata           : simetris/tidak, sklera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Telinga       : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Mulut         : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis, gigi susu tumbuh/belum
Leher          : tampak/tidak pembesaran kelenjar tiroid
Dada          : ada/tidak retraksi dada, ronchi (-/+), pernapasan teratur/tidak
Abdomen   : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
Integumen  : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas   : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah jari lengkap/tidak

4.         Penilaian perkembangan menggunakan KPSP
a)        Menetapakan umur anak
b)        Memilih pertanyaan sesuai usia
c)        Menanyakan pertanyaan pada orangtua
d)       Mencatat hasil KPSP

Identifikasi Diagnosa Masalah
e)      Jika jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya (S) /normal
f)       Jika jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan, tentukan jadwal untuk melaksanakan pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.
g)      Jika jumlah jawaban “ya” <7 atau="atau" jawaban="jawaban" pemeriksaan="pemeriksaan" setelah="setelah" span="span" ulang="ulang">  “ya” tetap 7 atau 8 maka anak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).

2.         Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi
Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah potensial adalah masalah lain yang dapat berkembang, diperoleh dari diagnosa potensial.

3.         Identifikasi Kebutuhan Segera
Kebutuhan segera adalah suatu tindakan yang tidak segera dilakukan dapat membahayakan keadaan klien. Tindakan segera meliputi tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.

4.         Intervensi
a)        Bila perkembangan anak sesuai umur (“ya” =9-10), lakukan tindakan berikut :
1)        Berikan pujian pada ibu
2)        Teruskan pola asuhan anak sesuai pola perkembanganya
3)        Ikutkan anak di posyandu, BKB/PADU
4)        Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat
b)        Bila perkembangan anak meragukan (“ya” =7-8), lakukan tindakan berikut :

1)        Beri dukungan pada ibu
2)        Ajarkan pada ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur
3)        Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencai kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak.
4)        Lakukan penilaian ulang 2 minggu lagi
5)        Jika KPSP ulang jawaban “ya” tetap 7 atau 8, maka kemungkinan adanya penyimpangan
c)    Jika terjadi penyimpangan pada perkembangan anak, buatlah rujukan ke RS dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan.
(Vivian Nanny, 2010 : 67-70)

5.             Implementasi
Mengacu pada intervensi dan kondisi anak.

6.             Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil menggunakan metode SOA


















Daftar Pustaka

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang: Dinkes.
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.


0 komentar: