Kamis, 18 Oktober 2012

ASKEB KELUARGA IVA



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
      Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
(Nasrul Effendy, 1998 : 32)
      Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut  mereka hadapi karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
            Di dusun Jebuk ini yang menjadi akseptor KB sebanyak 74% dan yang tidak menjadi akseptor sebanyak 26%. Yang menjadi akseptor ini dikarenakan ingin menjarangkan dan menunda kehamilan, KB yang digunakan antara lain MOW 2,4% MOP 0% IUD 2,2% kondom 0,6% pil 13% suntik 81% implant 0,8%. Dan yang tidak menjadi akseptor KB dikarenakan dengan alasan ingin mempunyai anak 24%, takut 21%, prinsip hidup 19%, Medis 5% dan lain- lain/ ekonomi 31%
      Di dusun Jebuk desa Sumber Kradenan khususnya di RT 09 RW 02 ini jumlah akseptor KB terbilang cukup tinggi, akan tetapi dari keseluruhan akseptor hampir 90% belum mengetahui secara jelas pengertian, tujuan dan efek samping KB yang digunakan. Di dusun Jebuk ini pula, masih kurangnya partisipasi bapak sebagai akseptor KB, disebabkan kurangnya pengetahuan tentang KB untuk pria yaitu vasektomi.
      Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan asuhan keluarga pada keluarga tuan “M” di RT 09 RW 02 dusun Jebuk desa  Sumber Kradenan kecamatan Pakis Kabupaten Malang, dengan masalah “kurangnya pengetahuan tentang KB”.

B.     Tujuan

1.      Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan khusunya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan  bidang kebidanan secara menyeluruh.
2.   Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu dalam :
·         Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “M”
·         Megidentifikasi masalah pada keluarga Tn. “M”
·         Mengembangkan rencana tindakan pada keluarga Tn. “M”
·         Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn. “M”
·         Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “M”

C.    Sistematika Penulisan

BAB I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
C.     Sistematika Penulisan
BAB II      TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Keluarga
B.     Konsep Keluarga Berencana
BAB III    TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian
B.     Idetifikasi Masalah
C.     Intervensi
D.    Implementasi
E.     Evaluasi
BAB IV    PEMBAHASAN
BAB V      PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA



























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP KELUARGA

  1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
 (Depkes RI, 1988, 32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, 1998, 32).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989,  4)

  1. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.       Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilineal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33)

  1. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a.       Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.                                                                      (Effendy, 1998:33)

  1. Bentuk Keluarga
a.       Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.       Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f.       Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)

  1. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.  Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a.       Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.       Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
                                                                                (Effendy, 1998, 33)
  1. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a.       Fungsi biologis
1)      Untuk meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan membesarkan anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosialisasi
1)      Membina sosialaisasi pada anak
2)      Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3)      Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d.      Fungsi Ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2)      Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi  kebutuhan keluarga
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e.       Fungsi pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1)      Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2)      Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3)      Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4)      Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5)      Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6)      Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7)      Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.  Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
8)      Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis.

  1. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a.       Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b.      Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.       Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d.      Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.  Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.       Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.       Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.                     
g.      Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.      Tahap berdua kali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja.  Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.        Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
 (Effendy, 1998, 36-37)

B.     KONSEP KELUARGA BERENCANA

1.      Pengertian
KB adalah suatu usaha yang disengaja untuk menunda menjarangkan san mengakhiri kehamilan agar terwujud keluarga kecil bahagia sejahtera.
(Muchtar, 1998)
2.      Tujuan
a.       Menurunkan angka kelahiran
b.      Mengurangi kepadatan penduduk
c.       Menunjang peningkatan pendidikan dan kesejahteraan
d.      Meningkatkan kesejahteraan keluarga
(Muchtar, 1998)
3.      Manfaat KB
a.       Bagi Ibu
1)      Perbaikan kesehatan badan
2)      Peningkatan kesehatan mental dan sosial
b.      Bagi Ayah
1)      Ayah tidak bekerja keras/terlalu berat sehingga memberi kesempatan memperbaiki kehidupan keluarga
2)      Memberi kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang
3)      Banyak waktu yang terluang untuk keluarga
c.       Bagi anak yang dilahirkan
1)      Bayi sehat dalam kehidupan Karena ibu hamil sehat
2)      Setelah lahir bayi tersebut akan memperoleh perawatan dan perhatian yang cukup
d.      Bagi anak-anak yang lain
1)      Anak-anak mendapat perhatian dan kasih sayang yang banyak
2)      Karena ibu dapat mengasuh anak-anaknya dengan baik
3)      Memperoleh kesehatan pendidikan yang lebih baik
4.      Alat alat KB
a.       Pil KB
Alat kontrasepsi yang berbentuk pil diminum 1 x sehari pada waktu yang sama dan teratur
Ø  Keuntungan
ü  Efektifitas 100% berdasar teori
ü  Daya guna pemakaian 95 - 98%
ü  Tidak menganggu senggama
ü  Keluhan disminore hilang atau berkurang
ü  Dapat menjadi alat kontrasepsi darurat
Ø  Kekurangan :
ü  Diminumsetiap hari (disiplin)
ü  Mual
ü  Muntah
ü  Pusing
ü  Perubahan sikius menstruasi
ü  Flek hitam pada wajah
ü  Nyeri payudara
b.      Norplant
Alat kontrasepsi bawah kulit
Ø  Kelebihan :
ü  Daya j tinggi
ü  Jangka panjang
ü  Tidak mengganggu proses senggama
ü  Bebas dan pengaruh estrogen
ü  Tidak mengganggu asi
ü  Mencegah hipertensi
Ø  Kekurangan :
ü  Gangguan pola haid
ü  Mual
ü  Perubahan libido
(Hanifa, 1999, 552)
c.       AKDR
Memasukkan benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah kehamilan.

Ø  Kelebihan
ü  Efektifitasnya 0,1-1kehamilan per 100 perempuan
ü  Frekuensi senggama tidak perlu diatur
ü  Tidak berpengaruh terhadap ASI
ü  Kesuburan segera kembali setelah AKDR dilepas
ü  Keluhari disminorhoe hilang atau berkurang
ü  Kekurangan
ü  Pendarahan
ü  Nyeri pinggang 4 perut bagian bawah
ü  Keputihan
ü  Menggang pada saat senggama
ü  Jangka panjang (8-10 th)
ü  Lebih mahal

d.      Kontrasepsi Mantap
Untuk wanita: Tubektomi
Memotong/mengikat tuba falopi agar sperma dan ovum tidak bertemu dan tidak terjkehamilan
Ø  Keuntungan
ü  Tidak ada efek samping
ü  Ada rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
ü  Tidak meng hormon tambahan
ü  Tidak mengganggu proses senggama
ü  Tidak mengganggu proses laktasi
Ø  Kekurangan
ü  Resiko komplikasi dapat serius
ü  Merupakan operasi yang permanent
ü  Klien tidak bisa menghentikannya sewaktu-waktu
ü  Meninggalkan bekas luka pada abdomen
§  Untuk pria: Vasektomi
Melakukan okulasi pada vasdeferen sehingga alur transportasi sperma terhambat dan.proses fertilisasi tidak terjadi
Ø  Keuntungan
ü  Dilakukan/operasi hanya sekali
ü  Tidak mempengaruhi libido seksual
ü  Tidak ada efek samping
ü  Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
ü  Tindak bedah aman dan sederhana
Ø  Kerugian
ü  Meninggalkan bekas operasi
ü  Mahal
ü  Klien tidak dapat menghentikan sewaktu-waktu
ü  Infeksi kulit pada daerah bekas operas

e.       Suntik KB
Adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang diberikan secara suntikan.
(Saifudin. Abdul. 2003)
Macam-macam Kontrasepsi Suntik
·   Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara IM. Sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg nerontindrot enantat dan 5 mg estradiol velerat yang diinjeksi Im sebulan sekali.
·   Suntikan progestin
Tersedia 2 jenis kontraasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
v  Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong)
v  Deponoritisteron enantat (Depo Noristerat),, yang mengandung 200 mg norentindrot enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong)
Cara Kerja DMPA
Endometrium menjadi dangkal pada pemakaian DMPA, dan atrofis dengan kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedemtous. Ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Sehingga periode tenggang waktu selama 2 minggu untuk akseptor yang disuntik ulang setiap 3 bulan.
Keuntungan KB Suntik DMPA
Kontrasepsi DMPA juga mempunyai efek non-kontrasepsi yang menguntungkan:
·   Terapi untuk karsinoma endometrium (primer atau metastatik)
·   Pada wanita yang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
·   Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia
·   Mengurangi rasa sakit pada penderita sickle cell dan terdapat lebih sedikit sel abnormal
·   Memberikan proteksi terhadap bebrapa macam infeksi traktus genetalia/PID
·   Mencegaah vulva vaginal candidiasis
·   Mengurangi risiko karsinoma ovarium dan karsinoma ginjal
·   Kadang digunakan ntuk mengobati pubertas precoz
·   Dalam dosis tinggi dpat digunakan untuk mengurangi kadar testoterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal
Kerugian
·   Perdarahn tidak menentu
·   Terjadi amenorea berkepanjangan
·   Masih terjadi kemungkinan hamil
Indikasi dan Kontraindikasi
·   Indikasi
v  Perempuan usia reproduksi
v  Perempuan yang memiliki anak, ataupun yang belum mempunyai anak
v  Perempuan yang menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan
v  Perempuan pasca persalinan dan tidak menyusui
v  Perempuan anemia
v  Perempuan dengan nyeri haid hebat
v  Perempuan dengan haid teratur
v  Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik
v  Perempuan yang sering pelupa menggunakan pil kontrasepsi
·   Kontraindikasi
v  Kehamilan
v  Karsinoma traktus genetalis
v  Perdarahan uterus abnormal
v  Hipertensi
v  Diabetes Mellitus
v  Hepatitis
v  Pusing hebat
Efektivitas DMPA
Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1/100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun. Dosis lebih rendah dari 100 mg sekali settap bulan hampir sama efektifnya dengan suntikan 150 mg, dengan anglka kegagalan 0,44/100 wanita per tahun. Pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300 dan 400 mg  DMPA umumnya menunjukkan angka kegagalan yang sedikit lebih tinggi 0-3,6 kehamilan/100 wanita/tahun.
Efek Samping DMPA
·   Gangguan haid
1)      Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
·   amenorhea
·   perdarahan irregular
·   perdarahan bercak
·   perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah haid yang hilang
2)      Efek pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenorhea bertambah besar.
3)      Insiden yang tinggi dari amenorhea diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab dari perdarahn iregular masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungannya dengan perubahan dalam kadar hormon atau histologi endometrium.
4)      DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan bercak dan amenorhea. Hal ini lebih sering terjadi pada akseptor dengan berat badan tinggi.
5)      Bila terjadi amenorhea, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insiden anemia.
6)      Untung bahwa perdarahan yang hebat yang dapat membahayakan diri akseptor jarang terjadi.
·   Berat badan yang bertambah
1)      Umumnya pertambahan berat badan tidakterlalu besar, bervariasi antara 1-5 kg dalam tahun pertama.
2)      Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena pertambahan lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan.
3)      Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
·   Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah <1 -17="-17" akseptor="akseptor" dmpa="dmpa" o:p="o:p" pada="pada">
·   Efek pada sistem kardio- vaskular
1)      Tampaknya tidak ada efek pada tekanan darah atau sistem pembekuan darah. Tidak ditemukan bukti bawa DMPA menambah risiko timbunya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
2)      Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL dicurigai dapat menambah besar risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. HDL rendah dapat menimbulkan arterosklerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.
Efek pada Sistem Reproduksi
Lamanya masa tidak subur atau infertile mungkin tergantung pada kecepatan metabolisme DMPA dan juga BB akseptor. Rata-rata mantan akseptor suntikan DMPA memerlukan 1,5-3 bulan lebih lama untuk  kembali hamil dibandingkan dengan pil oral atau IUD. Obat perangsang ovulasi seperti Clomiphene sitrat, dapat mengembalikan kesuburan pada wanita yang mengalami amenore berkepanjangan setelah pemakaian DMPA.
Efek pada Fetus atau Janin
Tidak ditemukan adanya kelainan kongenital pada wanita yang tanpa sengaja diberikan DMPA maupun yang hamil maupun setelah efek kontrasepsi DMPA berakhir.
Efek pada Laktasi
v  DMPA tidak merubah komposisi ASI
v  Tidak ditemukan efek imunologik pada ASI
v  Tidak mempunyai efek pada bayi, misalnya BB serta perkembangan bayi tidak terganggu
(Hartanto, Hanafi. 2004)
Prinsip Penyuntikan DMPA
·   Teknik penyuntikan yang benar sangat diperlukan
·   Semua obat harus diisap ke dalam alat suntik
·   DMPA harus dikocok lebih dulu dengan baik
·   Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot
·   Jangan melakukan massase pada suntikan karena akan memperpendek masa efektif dari DMPA
Cara Pemberian
Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan suntikan DMPA pada hari ke 3-5 post partum atau sesudah ASI berproduksi atau sebelum ibu pulang dari RS atau 6-8 minggu pasca bersalin, asalkan dapat dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan coitus.
Jenis suntikan kombinasi 25 mg depo medroksi progesterone asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 m sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diinjeksikan sekali
Ø  Keuntungan :
ü  Efektifita (0,1 - 0,4 kehamilan per 100 perempuan)
ü  Resiko terhadap penyakit kecil
ü  Tidak :nengganggu saat bersenggama
ü  Jangka panjang
ü  Tidak diperlukan pemeriksan dalam
ü  Tidak inengganggu proses laktasi
Ø  Kerugian :
ü  Terjadi perubahan pola haid (tidak teratur Ispotting)
ü  Mual, sakit kepala
ü  Nyeri payudara
ü  Penambahan berat badan
(buku panduan praktis KB)
f.       Konsep permilihan alat kontrasepsi yang rasional
1)      Fase menunda kehamiln (usia <20 p="p" tahun="tahun">
Metode sederhana, pil KB, suntik KB
2)      Fase menjarangkan kehamilan (usia 20-35 tahun)
Metode kontrasepsi efektif kecuali mantap
3)      Fase mengakhiri kehamilan (usia> 35 tahun)
Metode kontrasepsi efektif
BAB III
ASUHAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KEBIDANAN

I.       PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 15 april 2008 pukul 16.00 WIB
A.    Biodata Keluarga
      Nama KK        : Tn. M
      Jenis Kelamin  : Laki-laki
      Umur               : 26 tahun
Agama             : Islam
Suku bangsa    : Madura - Indonesia
Pekerjaan         : Buruh Tani
Penghasilan     : ± Rp. 300.000,-
Alamat                        : Dsn. Jebuk, Ds. Sumber Kradenan, Kec. Pakis, Kab. Malang

B.     Susunan Keluarga
No
Nama
L/ P
Hub. Keluarga
Umur
Status
Pendi dikan
Agama
Peker jaan
1.
2.
3.
4.
Mohet
Mujiah
Wahyudi
Ida .Z
L
P
L
P
KK
Istri
Anak
Anak
30
29
8
5
Kawin
Kawin
Belum
Belum
SD
SD
MI
Blm sekolah
Islam
Islam
Islam
Islam
Buruh
-
-
-

            Genogram
 







            Keterangan :
                        Laki- laki                                 Meninggal
                        Perempuan                              Tinggal 1  rumah
                       
     
      C.  Pengambilan Keputusan
      Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam keluarga lebih banyak dipegang oleh KK, tapi bila KK sedang bekerja, dan membutuhkan keputusan yang segera, istri memutuskan masalah sendiri.

D.  Hubungan Dalam Keluarga
      Ibu mengatakan hubungan antar keluarga, baik antara orangtua dengan anak, maupun antara istri dengan suami sagat baik. Meskipun terjadi pertengkaran dalam keluarga, tetapi tidak pernah sampai berlarut-larut. Karena bapak yang bekerja, maka yang mengurus anak-anak adalah ibu.

E.  Kebutuhan Sehari-hari
1.      Kebutuhan Nutrisi
o   Frekuensi makan dalam satu hari 3 kali sehari.
o   Menu dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, telur (jarang-jarang), daging (1 tahun sekali)
2.      Kebutuhan Istirahat
Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing:
o   Ny ”M” pada siang hari jarang tidur dikarenakan harus mengurus urusan rumah tangga dan mengurus keponakan sedang pada malam hari ibu mulai tidur mulai sektar pukul 20.00 atau pukul 21.00 WIB dan bangun pagi ketika subuh.
o   Tn “M” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja.    Dan biasanya malam tidur mulai pukul 22.00 malam sampai subuh.
o   An. “W”  tidak biasa tidur siang, karena sering bermain, sedang tidur malam mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB.
o   An. “I” tidur siang sekitar 1-2 jam sehari, sedang tidur malam mulai pukul 20.00 WIB.
3.      Kebersihan Diri
Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 3 x sehari, gosok gigi 3 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota keluarga mengganti pakaian 2 x sehari
4.      Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan tidak gangguan ataupun keluhan.
5.      Olah Raga
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah olahraga karena sibuk dengan pekerjaan rumah begitu juga dengan suami.
6.      Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1 tahun sekali.
7.      Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
o   Penghasilan
Setiap bulan Tn “M” mendapat penghasilan ± Rp. 300.000,- yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
o   Pendidikan
Tn. “M” dan Ny. “M”  mengenyam bangku sekolah sampai SD. An.“W” sekarang sekolah MI dan An. “I” sekarang belum sekolah.
o   Suku dan Agama
Tn. “ M” dan Ny. “M” berasal dari suku Madura dan beragama Islam.
o   Hubungan dengan Keluarga
Ibu mengatakan setiap hari sering berkunjung ke rumah tetangga untuk mengobrol. Hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara sendiri.
8.      Faktor Lingkungan
    1. Perumahan
Rumah yang ditempati keluarga Tn “M” adalah milik sendiri, dengan luas bangunan 48 m2, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur,  kandang sapi. Ventilasi rumah berupa jendela tertutup dengan sirkulasi udara dan cahaya sinar matahari sedang. Kamar mandi milik sendiri dan WC cemplung tertutup menumpang di rumah saudara.
                  Denah rumah

 








    1. Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa semen, dinding terbuat dari anyaman bambu, ventilasi jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk cukup  Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.
    1. Pemakaian Air
Air berasal dari air sumur, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, milik saudara.
    1. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah cemplung tertutup dengan jarak sumber air  >10 meter dengan status menumpang.
    1. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui resapan, mengalir.
    1. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.
    1. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn.”M” biasa berobat ke petugas kesehatan. Dan bila ada yang akan melahirkan, maka selalu melahirkan di bidan.

F.     Psikologis
Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.

G.    Status Kesehatan Keluarga
1.      Ny “M” tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit. Hanya  sering merasa pusing yang apabila dibuat istirahat rasa pusing sedikit berkurang.
Tn “M”  juga tidak pernah sakit, hanya batuk pilek biasa
 An “W”, An “I” juga tidak pernah sakit hingga harus dirawat di Rumah Sakit,
An. “I” pernah diare sampai harus ke puskesmas selama 5 hari tapi sekarang sudah sehat, status imunisasinya juga  sudah lengkap
2.      Riwayat Kehamilan
Pada kehamilan pertama ibu tidak mengalami keluhan apapun, kehamilan berjalan normal dan periksa kehamilanya ke petugas kesehatan demikian juga dengan hamil kedua
3.      Riwayat Persalinan
Proses persalinan yang pernah ibu alami juga bersifat alami, tidak pernah terjadi komplikas, semuanya ditolong bidan.
4.      Riwayat Nifas
Ibu mengatakan tidak pernah terjadi keluhan saat nifas. Seperti perdarahan, panas tinggi
5.      Riwayat KB
Setelah kelahiran anak pertama ibu mulai memakai KB jenis suntik 1 bulanan, dan setelah kelahiran anak kedua ibu juga tetap memakai KB suntik KB 1 bulanan tetapi setelah 6 bulan berhenti memakai KB suntik karena tiap bulan tidak pernah menstruasi.
Bapak tidak pernah memakai metode KB apapun, seperti kondom, senggama terputus, maupun merencanakan untuk vasektomi. Dikarenakan ketidaktahuan bapak.
6.      Riwayat Perkawinan
·      Usia pertama kali menikah, suami       : 21tahun
·      Usia pertama kali menikah, istri          : 20 tahun
·      Lama menikah                         : 9 tahun

Data obyektif
1.      Ny “M”
Pemeriksaan umum
·         Kesadaran             : CM
·         TD                         : 100/90 mmHG
·         Nadi                      : 80 x/mnt
·         Pernafasan             : 24 x/mnt
·         Suhu                      : 36 C
Pemeriksaan fisik
·         Kepala       : rambut hitam, bersih tidak rontok
·         Mata          : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
·         Hidung      : bersih tidak ada sekret
·         Mulut        : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
·         Leher         : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
·         Dada         : simetris, oedem (-), varises (-)
·         Genetalia   : bersih
2.      An “W”
Pemeriksaan umum
·         BB                         : 27 kg
·         Lingkar kepala      : 36 cm
·         Lingkar dada         : 55 cm
·         LILA                     : 18 cm
Pemeriksaan fisik
·         Kepala       : rambut hitam, bersih tidak rontok
·         Mata          : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
·         Hidung      : bersih tidak ada sekret
·         Mulut        : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
·         Leher         : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
·         Dada         : simetris, oedem (-), varises (-)
·         Genetalia   : bersih

3.      An “I”
Pemeriksaan umum
·         BB                         : 20 kg
·         Lingkar kepala      : 30 cm
·         Lingkar dada         : 39 cm
·         LILA                     : 12 cm
            Pemeriksaan fisik
·         Kepala       : rambut hitam, bersih tidak rontok
·         Mata          : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
·         Hidung      : bersih tidak ada sekret
·         Mulut        : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
·         Leher         : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
·         Dada         : simetris, oedem (-), varises (-)
·         Genetalia   : bersih




II.    ANALISA DATA
Seorang ibu berusia 29 tahun tidak menggunakan KB karena tidak menstruasi
Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
Prioritas Masalah:
Prioritas masalah di dalam mengatasi masalah keluarga Tn”M” yaitu mengenai masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang KB. Jika masalah ini tidak segera di atasi maka akan mengancam kesehatan keluarga tersebut. Agar bisa melakukan priorotas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut:
     






















NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKOR
PEMBENARAN
1



2





3




4
Sifat masalah


Kemungkinan masalah dapat diubah


Potensi masalah untuk diubah

Menonjolnya masalah
2/3 x 1



0/2 x 2





3/3 x 1




0/2x1
2/3



1





1/3




0
Ancaman kesehatan



Tidak adanya keinginan keluarga untuk mengikuti program KB, karena anak adalah titipan Tuhan yang harus disyukuri

Keluarga tidak yakin bahwa program KB akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga ( filsafah banyak anak banyak rezeki)
Keluarga tidak menyadari bahwa banyak anak merupakan masalah

III. INTERVENSI
      Masalah : kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
      Tujuan   : Ibu mengerti dan memahami tentang KB
                           KH     :    
-     ibu dapat menjawab pengertian KB
                        -     ibu dapat menjawab manfaat dan tujuan KB
                        -     ibu mampu menyebutkan macam-macam metode KB
                        -     ibu mengerti keuntungan dan kerugian menggunakan KB
                       
      Intervensi  :
      1.   Jelaskan pada ibu pengertian KB
            R   :     ibu mengerti pengertian KB, sehingga ibu tidak ragu mengikuti program KB
      2.   Jelaskan pada ibu manfaat / tujuan KB
            R   :     ibu mengerti tujuan dari program KB, sehingga ibu sadar bahwa mengikuti program KB adalah penting
      3.   Jelaskan pada ibu jenis-jenis metode KB sederhana dan metode KB modern
            R   :     ibu mengetahui bahwa metode KB bukan hanya memakai alat dan obat, tetapi juga bisa dicapai melalui metode KB alami.
      4.   Ajak ibu untuk mengidentifikasi jenis KB yang dipakai oleh pria dan jenis KB bagi wanita
            R   :     meningkatkan pengetahuan ibu bahwa sasaran program KB bukan hanya bagi wanita saja tetapi bagi pria juga.
      5.   Jelaskan pada ibu keuntungan dan kerugian memakai metode KB
            R   :     informasi yang jelas akan meningkatkan pengetahuan ibu tentang keuntungan dan kerugian memakai metode KB, dan tidak merasa takut menggunakan KB lagi.

IV. IMPLEMENTASI
      Dilakukan pada tanggal 17 april 2008 pukul 15.00WIB
      Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
      Pelaksanaan     :
      1.   Menjelaskan pada ibu tentang pengertian KB, yaitu suatu usaha yang disengaja untuk menunda, menjarangkan, dan mengakhiri kehamilan agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
      2.   Menjelaskan pada ibu tujuan KB, yaitu menurunkan angka kelahiran, mengurangi kepadatan penduduk, menunjang peningkatan pendidikan dan kesejahteraan, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
      3.   Menjelaskan pada ibu macam-macam metode KB, antara lain :
a.       KB pil
b.      KB suntik
c.       AKDR (Alat Kontrrsepsi Dalam Rahim)
·      Spiral
·      IUD
d.      KB Implan / susuk
e.       Kontrasepsi mantap / steril
·      Tubektomi
·      Vasektomi
f.       Kondom
4.   Menjelaskan pada Ibu tentang cara kerja, keuntungan, kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi
a.       KB pil
Ø  Cara kerja:
·         Menekan pematangan sel telur
·         Mencegah penempelan hasil konsepsi
·         Lendir keputihan mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
Ø  Keuntungan:
·         Efektivitas yang tinggi
·         Resiko terhadap kesehatan kecil
·         Tidak menganggu hubungan seksual
·         Mudah dihentikan setiap saat
Ø  Kerugian:
·         Mahal dan membosankan  karena harus digunakan setiap hari
·         Mual terutama 3 bulan pertama
·         Perdarahan bercak
·         BB naik
·         Pusing
·         Berjerawat

b.      KB Suntik
Ø  Cara kerja:
·         Menekan pematangan sel telur
·         Membuat lendir keputihan menjadi kental
·         Mengganggu penempelan hasil konsepsi
Ø  Keuntungan:
·         Resiko terhadap kesehatan kecil
·         Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
·         Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
·         Efek samping kecil
Ø  Kerugian:
·         Terjadi perubahan pada pola haid
·         Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan
·         Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke, tumor hati 
c.       AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Ø  Cara Kerja:
·         Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi (jalan telur)
·         Mempengaruhi pembuahan sebelum telur mencapai rongga rahim
·         AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan telur bertemu
·         Memungkinkan untuk mencegah penempelan hasil konsepsi dalam rahim
Ø  Keuntungan:
·         Ekektivitas tinggi
·         Metode jangka panjang
·         AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
·         Tidak ada efek samping hormonal
·         Dapat digunakan sampai menopause
Ø  Kerugian:
·         Efek samping: perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan saat haid lebih sakit
·         Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual
d.      Implan / Susuk
Ø  Cara Kerja:
·         Keputihan menjadi kental
·         Menganggu proses pembentukan dindng rahim
·         Mengurangi jalannya sperma
·         Menekan pematangan sel telur
Ø  Keuntungan:
·         Efektivitas tinggi
·         Perlindungan jangka panjang
·         Tidak perlu periksa dalam
·         Tidak menganggu ASI
·         Tidak menganggu kegiatan senggama
Ø  Kerugian:
·         Perubahan pola haid
·         Perdarahan yang banyak
·         Atau haid yang berhenti, sakit kepala, BB naik
·         Mual, nyeri kepala
e.   Tubektomi
Ø  Cara Kerja:
·         Dengan memotong tuba fallopi (jalan sel telur) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (telur)
Ø  Keuntungan:
·         Sangat efektif
·         Bersifat permanen
·         Tidak mempengaruhi proses menyusui
·         Tidak bergantung pada faktor senggama
·         Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Ø  Kerugian:       
·         Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual
·         Klien dapat menyesal di kemudian hari
·         Rasa sakit / ketidaknyamanan
·         Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini 
f.    Vasektomi
Ø  Cara Kerja
·      Sangat efektif dan permanen
·      Tidak ada efek samping jangka panjang
·      Tindakan bedah aman dan sederhana
·      Efektif setelah 20 ejakualasi / 3 bulan
·      Konseling dan informed consent (surat persetujuan) mutlak diperlukan
Ø  Keuntungan:
·         Sangat efektif
·         Bersifat permanen
·         Tidak mempengaruhi proses menyusui
·         Tidak bergantung pada faktor senggama
·         Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Ø  Kerugian:       
·         Tidak melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual
·         Klien dapat menyesal di kemudian hari
·         Rasa sakit /  ketidaknyamanan
·      Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
g.      Kondom
Ø  Cara kerja
·         Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
Ø  Keuntungan
·      Murah, mudah didapat
·      Praktis
·      Aman
·      Menghindari dari tertularnya Infeksi Menular Seksual
Ø  Kerugian
·      Boros, sekali pakai buang
·      Kualitas tergantung merk dan harga
·      Efektifitas meragukan, tergantung ketepatan pemasangan dan pemakaian

V.  EVALUASI
      Dilakukan pada tanggal 17 april 2008 pukul 17.30 WIB
Masalah     : kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
S          :     Ibu mengatakan sudah mulai paham akan pengertian, tujuan/manfaat, macam-macam, cara kerja, keuntungan dan kerugian KB / kontrasepsi dan merasa puas.
O         :     Ibu sebagian besar sudah mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
                  Wajah ibu tampak senang mendengarkan semua penjelasan.
A         :     Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB sudah teratasi
P          :     Melanjutkan intervensi
                  -     Anjurkan ibu konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi ibu saat ini
                  -     Anjurkan ibu untuk mulai menggunakan alat kontrasepsi sesegera mungkin, sebelum terjadi kehamilan.


CATATAN PERKEMBANGAN
Dilakukan pada tanggal 19 April 2008pukul 08.00 WIB
Masalah     : kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
S          :     Ibu mengatakan sudah konsultasi ke bidan dan berencana akan menggunakan KB suntik 1 bulanan lagi.
      O         :     Ibu tampak berseri-seri, sangat senang
      A         :     Pengetahuan ibu tentang KB bertambah.
      P          :     Anjurkan ibu untuk segera memakai alat kontrasepsi sesuai yang di anjurkan bidan.



BAB IV
PEMBAHASAN

            Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. “M”, ternyata didapatkan masalah keluarga tentang kurangnya pengetahuan tentang KB.
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang KB dianggap suatu masalah serius, sehingga ibu harus tahu dan paham tentang KB. Dengan kurangnya pengetahuan dan informasi itu ibu belum menyadari apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul.
            Dari kasus, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam kasus ini Ny. “M” mempunyai dua anak, yang pada awalnya memakai KB suntik 1 bulanan setelah kelahiran anak kedua, tetapi setelah 6 bulan memakai KB tersebut ibu merasa takut memakai KB suntik 1 bulanan karena haidnya menjadi tidak teratur. Menurut teori hal ini wajar karena haid yang tidak teratur merupakan efek samping dari KB suntik. Akan tetapi karena pada dasarnya  Ny. “M” belum mengerti tentang pengertian, tujuan, cara kerja, keuntungan dan kerugian KB, maka masalah ini menjadi penting untuk  diangkat.
            Dari penjelasan di atas sangat jelas ketidaktahuan keluarga Tn ”M” dalam mengatasi masalah tersebut. Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 17 Mei 2008,  Ny. “M” sudah mulai mengerti akan pengertian, tujuan, cara kerja, keuntungan, kerugian KB. Ny ”M” mengatakan sudah konsultasi dari bidan dan berencana akan memakai alat kontrasepsi KB suntik 1 bulanan lagi
            Dengan memberikan rencana asuhan  dan pelaksanaan  kepada Ny. “M”, maka masalah pada keluarga Tn. “M” sudah teratasi.








BAB V
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
1. Setelah dilakukan pengkajian, masalah yang teridentifikasi pada keluarga Tn”M” yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang KB.
2. Dari masalah yang terjadi pada keluarga Tn”M”, maka akan dilakukan rencana tindakan pada keluarga Tn”M” yaitu menjelaskan tentang pengertian KB, tujuan KB, macam- macam KB, cara kerja, kelebihan, keuntungan KB.
3. Tindakan asuhan yang dilakukan pada tanggal 11 april 2008 yaitu menjelaskan tentang pengertian, tujuan, macam- macam KB serta cara kerja, kelebihan dan keuntungan KB.
4. Evaluasi setelah dilakukan asuhan pada keluarga Tn”M” pada tanggal 17 april yaitu Ny”M” sudah mengerti tentang KB dan sudah konsultasi dari bidan, yang rencananya Ny”M” akan menggunakan alat KB suntik 1 bulanan lagi.
B.  SARAN
Saran yang bisa diberikan penyusun adalah :
1.      Seharusnya setiap tempat pelayanan kesehatan mempunyai jadwal rencana untuk mengadakan penyuluhan
2.      Pendekatan yang lebih intensif dan merakyat sangat dibutuhkan dalam mencari informasi dari masyarakat
3.      Pelayan kesehatan harus lebih terampil mencari daerah binaan yang sekiranya dianggap kurang dalam masalah kesehatan.
4.      Keluarga sebaiknya menanyakan hal- hal atau masalah kesehatan kepada petugas kesehatan agar pengetahuan tentang kesehatan dapat bertambah dan dapat digunakan dalam keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Bari Abdul, S. dkk. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP

Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I. Jakarta: EGC

Effendy, Nasrul. 1998.  Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Hartanto, Hanafi. 1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan



















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................  i
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................  ii
DAFTAR ISI .................................................................................................  iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................  iv
BAB I    PENDAHULUAN
               A. LATAR BELAKANG ..............................................................  1
               B. TUJUAN ....................................................................................  1
               C. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................  2
BAB II   TINJAUAN PUSTAKA
               A. KONSEP KELUARGA ............................................................  3
               B. KONSEP KELUARGA BERENCANA .................................  10
BAB III ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN
               A. PENGKAJIAN.......................................................................... 15
               B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH........................... 22
               C. INTERVENSI ...........................................................................  22
               D. IMPLEMENTASI ....................................................................  23
               E. EVALUASI ..............................................................................  28
BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................  30
BAB V   PENUTUP
               A. KESIMPULAN ........................................................................  31
               B. SARAN .....................................................................................  31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................  32

0 komentar: