Senin, 08 Oktober 2012

ASKEB KELUARGA


BAB I

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

                  Berdasarkan hasil pendatataan tanggal 13-15 Januari 2006, di dapatkan data bahwa jumlah PUS yang ada adalah 296 KK di dusun Jatimulyo, desa Jatiguwi kecamatan Sumberpucung.  Pendataan yang penulis lakukan yaitu di RT 28 dengan jumlah KK sebanyak 38 KK.  Ini berarti bahwa ada sekitar 35 rumah yang ada di RT tersebut.
                  Dari  35 rumah tersebut, ada 1 rumah yang secara sekilas (tampak dari luar ) cukup memprihatinkan dan setelah masuk ke dalam rumah ini, bisa dikatakan juga cukup memprihatinkan mengapa tidak? Lantai terbuat dari tanah, kandang sapi satu ruangan  dengan dapur dan kepala keluarganya juga sakit yang sudah lama.
                  Itulah yang mendorong penulis untuk melakukan binaan pada keluarga ini. Semoga amalan yang penulis lakukan pada keluarga ini bisa bermanfaat

B.     TUJUAN
1.      Tujuan umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. M
2.      Tujuan khusus
Penulis mampu            :
a.       Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. M
b.      Mengidentifikasi diagnosa /  masalah pada keluarga Tn. M
c.       Melakukan  perencanaan pada keluarga Tn. M
d.      Melakukan  implementasi dari apa yang telah direncanakan pada  Tn. M
e.       Melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan pada keluarga Tn. M

C.     CARA PENGUMPULAN DATA
1.      Wawancara baik kepada Tn. M maupun anggota keluarganya
2.      Melakukan pemeriksaan fisik
3.      Studi pustaka.
D.    SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I  pendahuluan berisi tentang  latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus , Cara pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan pustaka berisi tentang  konsep keluarga dan  konsep tentang batu ginjal.
Bab III Tinjauan  kasus berisi tentang pengkajian, identifikasi masalah/ diagnosa , intervensi, implementasi, dan evaluasi
Bab IV Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek.
Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP KELUARGA

  1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
 (Depkes RI, 1988, 32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, 1998, 32).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989,  4)
  1. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.       Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.      Patrilineal
Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33)
  1. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a.       Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.                                                                      (Effendy, 1998:33)
  1. Bentuk Keluarga
a.       Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.       Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f.       Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)
  1. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.  Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a.       Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.       Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
                                                                                (Effendy, 1998, 33)
  1. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a.       Fungsi biologis
1)      Untuk meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan membesarkan anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosialisasi
1)      Membina sosialaisasi pada anak
2)      Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3)      Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d.      Fungsi Ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2)      Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi  kebutuhan keluarga
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e.       Fungsi pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1)      Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2)      Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3)      Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4)      Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5)      Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6)      Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7)      Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.  Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
8)      Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis.
  1. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a.       Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b.      Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.       Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d.      Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.  Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.       Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.       Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.                     
g.      Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.      Tahap berdua kali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja.  Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.        Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.                                                                                   (Effendy, 1998, 36-37)

B. KONSEP BATU GINJAL
1. Pengertian
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).

 

2. Insidens dan Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
3.  Faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai  faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik, meliputi:
1.      Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2.      Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3.      Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.

Faktor ekstrinsik, meliputi:
1.      Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2.      Iklim dan temperatur
3.      Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4.      Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
5.      Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

4. Teori Terbentuknya Batu Saluran Kemih
Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:
1.      Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2.      Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3.      Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
5. Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.
           
        Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
1.      Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
2.      Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
3.      Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
4.      Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5.      Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.
     Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

         Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.





BAB III
DATA KELUARGA DAN PERENCANAAN

A.    PENGKAJIAN DATA
      Tanggal 12 Januari 2006 jam 16.00 WIB
1.      Struktur dan Sifat Keluarga
a.       Kepala Keluarga
Nama KK              : Tn. E
Jenis Kelamin        : Laki-laki
Umur                     : 39 tahun
Agama                   : Islam
Pendidikan                        : SLTA
Pekerjaan               :  Buruh tani
Suku bangsa          : Jawa/Indonesia
Alamat                  : RT 36 RW.09 Dusun Mentaraman
b.      Data Anggota Keluarga
No
Nama
Umur
L/P
Agama
Hubungan Keluarga
Pendidikan
Pekerjaan
1
Tn. E
39
L
Islam
Suami
SLTA
Buruh tani
2
Ny. N
37
P
Islam
Istri
SLTA
IRT
3
An.M
7
L
Islam
Anak
SD
Pelajar
4
An. F
4
P
Islam
Anak
BS
-
5
An. E
1
P
Islam
Anak
BS
-

c.       Genogram




Keterangan :
                                          : Laki-laki
                                          : Perempuan




d.      Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu permasalahan dalam keluarga lebih banyak dikuasi oleh Tn. E yang sebelumnya sudah di musyawarahkan dengan istri dan anggota keluarga lainnya.
e.       Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara anak dengan bapak atau antara istri dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi pertengkaran antara keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut. Dalam mengasuh ke-3 anak lebih banyak dilakukan oleh ibu karena suami bekerja .
f.       Kebutuhan Sehari-hari
1.      Kebutuhan Nutrisi
o   Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari dengan memasak sendiri dengan komposisi : nasi, sayur, tempe, tahu. Keluarga TN. E jarang masak telur dan ikan karena keadaan ekonomi.Makan buah-buahan yang berasal dari pohon sendiri yaitu rambutan dan pisang. Jarang minum susu, jika ada rejeki lebih saja.
o   Setiap anggota keluarga punya frekuensi makan yang teratur yaitu 3x sehari. Kecuali anak terakhir An.E sangat sulit makan. Keadaan fisik anggota keluarga tidak ada yang terlalu gemuk dan terlalu kurus dan berat badan anggota keluarga berada dalam batas normal kecuali An.E yang ada di bwah garis merah pada KMS.

2.      Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat kelarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing:
o   Tn. E Pada siang hari tidur kurang lebih 1-2 jam, karena harus menjaga anak yang terakhir, malam tidur sekitar 7-8 jam / hari.
o   Ny. N. pada siang hari selalu menyempatkan diri untuk tidur biarpun cuma 1 atau 2 jam, dan pada malam hari ibu kadang-kadang mengalami susah tidur namun ibu selalu berusaha untuk dapat tidur.
o   An. M.tidur siang jarang dilakukan karena setelah pulang sekolah anak langsung pergi main dan mengaji
o   An. F. dan An E suka tidur siang sekitar 2 jam, malam hari tidur pukul 19.00 WIB dan bangun pukul 07.00 WIB.
3.      Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota kelaurga mengganti pakaian 1 x sehari
4.      Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan tidak gangguan ataupun keluhan.
5.      Olah Raga
Keluarga tidak pernah melakukan olahraga apapun.hanya pada An. M melakukan olahraga pada hari jum at disekolahnya.
6.      Rekreasi
Bapak mengatakan tidak pernah pergi untuk rekreasi
7.      Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
o   Penghasilan
-          Anggota keluarga mencari nafkah adalah suami kadang-kadang ibu memebantu sebagai buruh tani.
-          Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap sekitar Rp.250.000,00 sampai 500.000,00 / bulan
-          Pengeluaran rata-rata untuk makan kurang lebih 5000 – 7000/ hari untuk lauk pauk , sedang untuk beras rata-rata Rp. 75000/bulan, bayar listrik kurang lebih Rp 30.000,00 / bulan . bayar untuk sekolah kakak di SD sebesar Rp 10. 000,00 / bul
o   Hubungan dengan Keluarga
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga tidak ada konflik, ibu sering ikut kegiatan yasinan, tahlilan.
8.      Faktor Lingkungan
a.       Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. E adalah milik sendiri, dengan luas tanah ± > 36 m3.terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar untuk sholat, 1 Ruang tamu, 1 KM, 1 R. makan+dapur.
Denah rumah

b.      Jenis Bangunan
Lantai rumah dari tegel, diding tembok, ventilasi jendela terbuka, penerangan listrik, pencahayaan cukup
c.       Kebersihan
Halaman rumah tampak bersih, pada pekarangan hanya terdapat sedikit daun-daun rambutan yang tidak di sapu.
d.      Pemakaian Air
Air berasal dari sumur (sanyo), keadaan jernih, tidak berbau dan tidak berasa, kedaanya cukup baik..

e.       Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air > 10 meter. Dan status jamban milik sendiri.
f.       Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan yang mengalir.
g.      Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.
h.      Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. E berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit dan dirasa cukup parah. Bila tidak ibu cukup membeli obat-obatan yang dijual diwarung-warung.
  1. Psikologis
Dalam keluarga suka bergurau, dan selalu bermusyawarah, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.
  1. Keadaan Kesehatan Keluarga
a.       Imunisasi
Anak pertama ibu lupa, anak kedua dan ketiga imunisasi lengkap (imunisasi polio 1, 2, 3, 4, BCG, HB 1, 2, 3, DPT 1, 2, 3, campak)
b.      Keluarga berencana
Sekarang ibu menggunakan KB pil setelah kelahiran anak ketiga. Tetapi dulu setelah kelahiran anak pertama dan kedua ibu tidak menggunakan KB apapun, karena alasan ekonomi.
c.       Riwayat persalinan
Anak pertama  lahir di dukun.Anak kedua dan ketiga lahir di bidan. Menurut pengakuan ibu, selama hamil dan melahirkan ibu tidak mengalami kelainan.
d.      Penyakit pernah diderita
1 ) Tn. E    :  saat ini bapak dalam keadaan sehat, suka merokok, suka minum kopi. Tn E mempunyai alergi dingin, dimana setiap pagi bapak selalu bersin-bersin.
2).  Ny. N  : Ibu mengatakan saat ini tidak mengeluh apa-apa  hanya terkadang capek. Ibu suka minum jamu.
3).  An M   :  Saat ini tidak mengeluh apa-apa.
4).  An F    :  Anak tidak pernah mengalami penyakit berat. Hanya kadang-kadang anak mengalami flu biasa batuk pilek, dan selesai setelah dibawa periksa ke bidan .
5). An E    : Diberi nasi pisang sejak umur 2 bulan. Sering mengalami batuk pilek.


B.     MENENTUKAN DIAGNOSAS/MASALAH KEBIDANAN
1.  Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
      DS    :  Ibu mengatakan memberikan MP ASI pada anaknya mulai umur 2 bln yaitu nasi pisang.
       DO  : ibu tidak dapat menjawab pertanyaan mulai kapan bayi / anak mulai boleh diberikan nasi pisang dan bubur susu (MP ASI).
2.   Masalah : Balita dengan status gizi kurang
      DS    : Ibu mengatakan berat badan anaknya 6,3 Kg
      DO   : Anak kelihatan kurus dan pada KMS BB bayi dibawah garis merah.

Pengetahuan tentang MP ASI
  Kriteria
 Perhitungan
Skor
Pembenaran
1. Sifat masalah
2.Kemungkinan masalah untuk diubah
3.Potensi pencegahan


4.Penonjolan masalah
     2/3 X 1
     1/2 X 2

      3/3 X 1


      0/2 X 1
2/3
1 

1


0
Ancaman Kesehatan
Ada kemauan dari keluarga untuk tau dan mengerti tentang MP ASI
Kebiasaan pemberian MP ASI dapat diubah melalui tambahan pengetahuan
Pemberian MP ASI tidak dianggap sebagai masalah yang sangat berarti.
Total skor

2 2/3

      Balita dengan status gizi kurang
Kriteria
 Perhitungan
skor
Pembenaran
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah untuk diubah

3.Potensi pencegahan


4. Menonjolnya masalah

        2/3 X 1
        1/2 X 2


  3/3 X 1


  2/2 X 1
2/3
1


1


1
Ancaman kesehatan
Sumber daya dan dana kel7uarga kurang memadai untuk memenuhi gizi keluarga secara sederhana
Keadaan gizi anak dapat diubah melalui pengaturan menu dan gizi sehari-hari
Menurut keluarga ini adalah suatu masalah yang perlu segera diatasi.
Total Skor

3 2/3


Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah yaitu,
1.      Balita dengan status gizi kurang.
2.      Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI

C. INTERVENSI
Masalah : Balita dengan statuis gizi kurang
Tujuan    :  1.   Bayi mengalami kenaikan berat badan sesuai usia.
                  2.   Ibu dan keluarga dapat melakukan perawatan guna meningkatkan badan dan kebutuhan bayi terpenuhi.
Kriteria   :  1.   Berat badan anak sesuai dengan umur, menurut KMS berada didaerah pita hijau.
                  2.   Ibu dapat menyajikan MPASI dengan bahan yang terjangkau.
Standart :  1.   Berat badan bayi berada dalam pita hijau menurut KMS.
                  2.   Ibu dapat menyajikan MPASI bervariasi dengan bahan yang terjangkau.

Intervensi :     
1.   Jelaskan kepada ibu tentang keadaan balita
R : Dengan mengetahui keadaan balita ibu lebih kooperatif dan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.
2.   Beritahukan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin.
R : ASI dapat menunjang berat badan tetapi walaupun balita tidak kelihatan gemuk, balita akan kebal terhadap penyakit. karena ASI  mengandung antibodi.
3.   Anjurkan  Ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menyajikan menu secara bervariasi.
R : Konsumsi makanan sangat berpengaruh pada produksi ASI ibu. Jika konsumsi makanan ibu bergizi, produksi ASI ibu akan lancar dan menu yang bervariasi menyebabkan balita dan keluarga jauh dari rasa bosan.
4.   Anjurkan pada ibu untuk ke Posyandu secara rutin
R : Selain untuk menimbang berta badan, di posyandu pun dapat penyuluhan tentang gizi.

Masalah :  kurangnya pengetahuan ibu tentang MPASI
Tujuan    : Setelah dilakukan tindakan kebidanan keluarga dapat:
1.      Memahami dan menjelaskan pengertian MPASI .
2.   Memahami keuntungan MPASI
3.   Memahami tentang macam-macam MPASI
4.   Memahami tentang cara pembuatan MPASI
Kriteria hasil    :  1.   Adanya respon verbal.
                           2.   Ibu dapat membuat MPASI
Standart          : 1.   Jawaban ibu tentang MPASI betul
                           2.   Ibu dapat menyebutkan tentang macam – macam MPASI
Intervensi        :
1.   Jelaskan pengertian MPASI .
R :       Ibu lebih kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan dan akan mengerti dengan penjelasan-penjelasan sebelumnya.
2.      Jelaskan keuntungan MPASI
R : Dengan mengetahui keuntungan-keuntungan apa saja ibu akan melaksanakan anjuran-anjuran yang telah diberikan
3.      Jelaskan tentang macam-macam MPASI
R : Ibu bisa lebih bervariasi dalam memberikan MP ASI sehingga balita tidak bosan dan akan mengkonsumsinya.
4.      Ajarkan tentang cara pembuatan MPASI dengan bahan yang mudah didapat.
R : Ibu tidak perlu membeli dan dapat membuatnya sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dan dengan harga terjangkau.

D. IMPLEMENTASI

TANGGAL
MASALAH
KESEHATAN
IMPLEMENTASI
12/01/2006

-  Memperkenalakan diri dengan keluarga
-  Menjelaskan tujuan kunjungan , membuat
    janji untuk melakukan kunjugan ulang.
- Megkaji status keluarga dan lingkungan dengan wawancara dan pengamatan.
20/01/2006
Bayi dengan status gizi kurang
-   Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan balita bahwa balita dalam keadaan status gizi kurang.
-   Memberitahu ibu untuk memberi ASI sesering mungkin setiap bayinya meminta
-  Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan menyajikan makanan bervariasi dengan harga terjangkau.Seperti merubah olahan tahu tempe. Tidak hanya digoreng tapi bisa dibuat sayur atau kering.
-   Menganjurkan ibu untuk rutin ke posyandu setiap bulanya.

Kurangnya pengatahuan Ibu tentang MPASI
-   Menjelaskan tentang MPASI adalah makanan
    selain ASI.
-   Manfaat MPASI adalah :
  Makanan tambahan diperlukan untuk mengisi kesenjangan energi karena jumlah makanan yang dibutuhkan meningkat sewaktu anak bertambah usianya jika kesenjangan tidak diisi anak akan berhenti pertumbuhannya atau tumbuh kembang anak lambat.
  Dua jenis makanan tambahan
-    Makanan yang dibuat khusus
-    Makanan keluarga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah dimakan dan mengandung cukup nutrien.
-    Cara pembuatan makanan MPASI dengan bahan-bahan yang mudah di dapat
1. Air jeruk.
      Bahan : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam.
Cara membuat :
-     Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan disaring.
- Air jeruk yang didapat kurang lebuh 7 sdm
- Cara pemberian untuk pertama kali jeruk diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt.
2. Air tomat
   Bahan : 1 buah tomat


   Cara membuat :
- Tomat dicuci bersih dimasukkan kedalam panci ditutup dan biarkan 3-5 mnt angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu    disaring air tomat yang didapat kurang lebih 6 sdm.
- Untuk pemberian untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandinagan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt.
3. Pepaya saring
   Bahan  : 1 potong pepaya masak dengan masak dengan berat kurang lebih 100 gr.
   Cara membuat :
   Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu di saring. Pepaya halus yang didapat kurang lebih 9 sendok makan.
4. Pisang ambon
    Bahan : 1 buah pisang Ambon
    Cara membuat :
-        Pisang dicuci bersih lalu dikupas
-        Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir, pisang yang telah dikerik sebaliknya dicampur dengan air jerik / air tomat.
5. Bubur susu
   Bahan : 150 cc susu ( ¾ gelas )
                 50 cc air putih ¼ gls
               10 gr gula putih 1 sdm
                20 gr tepung beras 2 sdm
                 garam sedikit
Cara membuat :
- susu didihkan
- Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan  kedalam susu yang telah mendidih sampai masak masukkan gula pasir kedalam bubur tersebut dan ditambahkan garam kemudian diangkat.
6. Tim saring
   Bahan : 20 gr beras ( 2 sdm )
               10 gr kacang hijau ( 1 sdm )
                25 gr hati ayam ( 1 potong )
                atau hati sapi , daging cincang atau                  daging atau daging ikan atau 1                     butir telur ayam.
                10 gr daun bayam ( 1 genggam )
               20 gr tomat ( 1 buah sedang )
               20 gr wortel ( 1 potong sedang )
   Cara membuat :
   Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc    ( ¾ gls ) air. Bila sudah ½ masukkan hati dan wortel kedalamnya, biarkan sebentar sampai hati atau penggantinya agak lunak kemidian masukkan bayam, tomat, dan garam tunggu sampai masak angkat lalu saring dengan saringan.             

E. EVALUASI
Tanggal 20 -01-2006 Pukul 15.30 WIB
Masalah    : Balita dengan status gizi kurang
S    :  -  Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan yang telah diberikan petugas
O   :  -  Ibu dapat memahami keadaan bayinya dan saat ditanya tentang kerugian tidak makan makanan bergizi.
A   : -   Anak umur 1 thn dengan status Gizi BGM
P    : -   Kaji ulang pengetahuan klien
        -   pantau BB anak dan masukkan dalam KMS

Masalah    : Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian MPASI.
S    :  - Ny N mengatakan telah mengerti penjelasan petugas
O   :  -  Saat evaluasi sesaat Ny N diajak mempraktekan cara membuat MPASI dari pisang ambon.
A   :  - Kurangya pengetahuan tentang cara pembuatan MPASI
P    :  - Kaji ulang pengetahuan ibu.
            Ibu disuruh menjelaskan cara membuat MP ASI yang lain.
     

BAB IV
PEMBAHASAN


Secara geografis pola kehidupan keluarga Indonesia menurut Nasrul efendi yaitu adalah daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Untuk daerah pedesaan mempunyai ciri-ciri tradisional, agrari, tenang, sederhana, akrab, menghormati orang tua, itu juga yang terjadi didesa Jatiguwi Kec. Sumber Pucung ini.
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn E muncul masalah An. E dengan usia 1 thn dengan status gizi kurang dan kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI. Intervensi yang telah diberikan sesuai dengan masalah yang ada seperti anjuran untuk ke posyandu secara rutin setiap bulannya dengan tujuan berat badan anak terpantau, Mengajarkan ibu untuk menyajikan makanan yang bervariasi walaupun dengan lauk yang sederhana, Mengajarkan ibu untuk membuat MPASI dengan bahan-bahan yang ada sehingga ibu tidak harus mengeluarkan uang. Dapat diambil kesimpulan bahwa masalah yang timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga dan juga faktor ekonomi yang tidak begitu mendukung.
Faktor kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidak mampuan keluarga untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi  oleh keluarga dan itulah yang lazim terjadi.
Tingkat pendidikan dan keadaan sosial budaya yang melekat, serta kurangnya status ekonomi merupakan hambatan berat dalam melakukan asuhan kesehatan pada keluarga yang didapat merubah pola pikir keluarga yang positif untuk membangkitkan motivasi keluarga kearah pola prilaku hidup.




BAB V
PENUTUP


A.  KESIMPULAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada Ny N dapat diambil kesimpulan yaitu muncul 2 masalah yaitu An E umur 1 thn dengan status gizi BGM dan kurangnya pengetahuan ibu tentang PASI.
Dari intervensi yang direncanakan pada implementasi dapat dilaksanakan semuanya sesuai dengan intervensi dan evaluasi untuk masalah I dan masalah II evaluasi  dapat langsung dilakukan sekaligus.

 

B.  SARAN

1.      Meningat kelurga ini termasuk kelurga yng tidak mampu,maka sudah selayaknya bidan desa untuk memperhatikan, khususnya dalam pengurusan askes Gakin
2.      Perlu kiranya keseriusan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan seperti buruknya lingkungan termasuk dalam hal ini adalah pamong desa.
3.      Bila menghadapi masalah seperti pada Ny N adalah pada tingkat pengetahuan atau pendidikan makla dari dibutuhkan suatu kerja sama antara berbagai pihak untuk dapat melakukan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat dapat bertambah.




DAFTAR PUSTAKA



Departemen Kesehatan RI. 1983. Perawatan Kesehatan Keluarga. Petunjuk bagi perawat Kesehatan. Jakarta

Effendy. I. N. 1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,. Jakarta

Salvilion. G Bailon. Et All. 1979. family Health Nursing The Proces . Up College Of Nursing Diliman. Quezon city. Philippness




 

0 komentar: