Senin, 14 Januari 2013

KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL TRIMESTER 1

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kehamilan merupakan periode krisis yang akan berakhir dengan dilahirkannya bayi. Selama kehamilan pada umumnya ibu mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis yang tampannya hal tersebut berhubungan dengan perubahan biologis (hormonal) yang dialaminya. Emosi ibu hamil cenderung labil. Reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-ubah. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat mejadi pencetus berbagai  reaksi psikologis mulai dari reaksi emosional yang ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
Oleh karena itu makala ini kami susun guna mengidentifikasi perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I beserta stress yang terjadi pada kehamilan trimester I, sehingga kita dapat mengurangi dampak psikologis tersebut.


















1.2  Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I ?
1.2.2 Apakah stress yang terjadi pada kehamilan trimester I?
1.2.3 Bagaimana mengurangi dampak psikologis ibu hamil trimester I?
1.2.4 Apakah peran bidan dalam menanggulangi dampak psikologis ibu hamil trimester I?
1.3 Tujuan
1.3.1 Pembaca dapat memahami perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I.
1.3.2 Pembaca dapat memahami tentang stress yang terjadi pada kehamilan trimester I.
1.3.3 Pembaca dapat memahami tentang bagaimana mengurangi dampak psikologis ibu hamil trimester I.
1.3.4 Pembaca dapat memahami peran bidan dalam menanggulangi dampak psikologis ibu hamil trimester I.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I
      Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. (Herawati, 2009, hal 134)
      Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti ibu untuk membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan apabila kehamilannya tidak di inginkan. (Ummi, 2010, hal 68)
      Sering kali,biasanya pada awal kehamilannya,ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa,menolak,gelisah,depresi,dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada ibu hamil terjadi pada trimester I kebanyakan pada terjadi kehamilan pertama(primipara).
      Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I di dasari pada teori Revarubin . teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu , dimana untuk mencapai peran ini seorang wanitamemerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas. Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan . (Herawati, 2009, hal 135)
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. ibu sering merasa ambivalen, bingung. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. (the2w.blogspot.com, 2009)
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multi gravida atau kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpinya sering kali benar-benar sesuatu yang nyata,dan hal ini sangat mengganggu. Mimpinya sering kali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan mimpi itu tidak menyenangkan. (Herawati, 2009, hal 135)
 Perasaan takut ini hendaknya diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang membantu dan memberi perhatian. Oleh karena itu sangat penting adanya keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga maupun bidan.
Sumber kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami. Wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri. (the2w.blogspot.com, 2009)
Banyak wanita hamil yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan seks. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido pada periode ini.
Namun di lain sisi dapat juga terjadi peningkatan libido. Libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekuatiran. (Herawati, 2009, hal 135)
Keadaan ini membutuhkan adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan. (the2w.blogspot.com, 2009)
Sedangkan, bagi suami seringkali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat. (Herawati, 2009, hal 135)
      Bagi seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil. (the2w.blogspot.com, 2009)
2.2 Stress yang Terjadi pada Kehamilan Trimester I
      Ada dua tipe stress, yaitu negative dan positif. Kedua stress ini dapat memengaruhi reaksi individu. Ada pula yangbersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin tujuan hidupnya, baik dalam kebhidupan pribadinya maupun kehidupan sosialnya secara professional. Stress ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian, dan masa reproduksi.
      Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan tiga aspek utama yaitu sebagai berikut:
1.      Stress dalam individu
2.      Stress yang disebabkan oleh pihak lain
3.      Stress yag disebabkan oleh penyesuaian terhadap tekanan social
      Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya. (Herawati, 2009, hal 135)
2.3  Mengurangi Dampak Psikologis Ibu Hamil Trimester I
      Dari dampak psikologis yang dapat terjadi seperti yang telah dipaparkan di atas, dapat diupayakan beberapa hal guna mengurangi dampak psikologis pada ibu hamil trimester I, diantaranya sebagai berikut:
      A. Support Keluarga
      Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
1. Suami
      Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
      Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
       Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
      Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
2. Keluarga
      Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
      Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
- Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
- Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
3. Lingkungan
      Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
- Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/   kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
- Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
- Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
- Menunggui ibu ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
B. Support Tenaga kesehatan
      Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannnya melalui dukungan :
-          Aktif : melalui kelas antenatal
-          Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
      Tenaga kesehatan harus mampu mengenali tentang keadaan yang ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan pengunjung.
C. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
      Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.

D. Persiapan Menjadi Orang Tua
      - Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau     peralihan
      -  Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
   Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis
2) Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai
   Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :
1) Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negatif
2) Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:
- Perubahan kehidupan seksual
- Pola tidur dan lain - lain
Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah:
- Temperamen
- Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
- Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Peralihan menjadi orang tua
 Fase Penantian:
1. Berkaitan dampaknya pada kehamilan
2. Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas dalam keluarga
3. Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab.
Fase bulan madu
1. Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada askebnya
2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura
3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi
4. Merupakan fase yang berat adaptasi dengan anggota baru
E.Persiapan Sibling
Pada saat kehamilan kedua atau lebih, sangat penting untuk mengetahui umur kakak-kakaknya dan bagaimana perasaan mereka terhadap calon adik,(Apakah mereka tertarik dan ingin membantu,dan apakah mereka bersikap bermusuhan dan agresif). Karena biasanya seorang kakak akan berontak dan sulit menerima kehadiran orang baru dalam keluarganya (calon adik). Sehingga orang tua harus mempersiapkan psikologi sang kakak(persiapan sibling).
Cara untuk mengurangi persaingan kakak adik:
·         berikan anjuran agar orang tua membuat rencana untuk menghabiskan waktu dengan sang kakak dan sering memberikan pujian dan menegaskan kembali tempat mereka dalam keluarga
·         orang tua harus memperlihatkan kasih sayang mereka
·         pengunjung maupun keluarga lainnya tidak boleh hanya memberikan perhatian pada si bayi tetapi juga mengikut sertakan anak yang lebih tua dalam memberi hadiah atau ucapan tentang BBL
·         tekankan pentingnya merespon dengan tenang dan pengertian bila si kakak menjadi lebih kekanak-kanakan tingkah lakunya atau sikap bermusuhan dengan bayi
·         sangat bermanfaat umtuk memperhatikan perasaan anak tersebut dan menegaskan kembali tentang kasih sayang orang tua
·         ada anak-anak terutama yang lebih dari 3 tahun yang senang menjadi abang atau kakak dan mau diikut sertakan dalam asuhan si bayi
·         ketika keikutsertaan ini tidak dapat dilakukan oleh anak yang lebih muda,sehingga akan lebih baik bila orang tua memberikan waktu yang terpisah untuk melakukan kegiatan yang disenangi anak tersebut

2.4 Peran Bidan
Bidan harus memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk setiap trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb, 1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai. Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko psikososial, Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu : karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support, tangible support (sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan sosial menjadi 2 :
1. Emosional support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
2. Practical support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang, membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan harus mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik, kerabat.




BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
            Dalam kehamilan trimester I terjadi berbagai perubahan, salah satunya dari segi psikologis ibu hamil itu sendiri, yang dipengaruhi oleh factor biologis, individu maupun social.
            Dalam kehamilan trimester I juga dapat terjadi stress baik yang negative maupun positif, intrinsic dan ekstrinsik, serta dihubungkan degan tiga aspek utama yaitu stress di dalam individu, yang disebabkan oleh pihak lain, dan disebabkan oleh penyesuaian terhadap tekanan social.
            Berbagai perubahan di atas dapat diatasi dengan dukungan dari orang-orang terdekat. Serta peran serta bidan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kehamilan pada ibu.
3.2 Saran
Untuk ibu hamil trimester I seyogyanya selalu terbuka terhadap suami, keluarga, serta orang-orang terdekat, sehingga berbagai kecemasan, ketakutan, dan berbagai perasaan yang mengganggu dapat bersama-sama diatasi, serta dapat menambah pengetahuan ibu hamil tersebut.
Untuk suami, keluarga, serta orang-orang terdekat, selayaknya memberikan perhatian dan dukungan terhadap ibu hamil dan kehamilannya sehingga ibu dapat menghadapi dan menjalani kehamilannya denga ya selalu memberikan nasihat dan asuhan yang positif yang dapat membangun n baik.
Untuk tenaga kesehatan sebaikn mental ibu sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

http://the2w.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-psikologi-ibu-hamil-trimester.html
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:Salemba Medika

0 komentar: