Senin, 21 Januari 2013

konsep management infertil


KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN INFERTIL
I.    PENGKAJIAN DATA
Data Subjektif
a.       BIODATA
Nama Ibu dan Nama Suami
Agama Ibu dan Agama Suami
Umur ibu dan suami
Pendidikan ibu dan suami
Pekerjaan ibu dan suami
Alamat
b.      Riwayat kesehatan reproduksi istri
-       Keluhan Utama: belum mempunyai anak setelah menikah > 1 tahun
Teori: Infertilitas adalah kegagalan menjadi hamil setelah 1 tahundengan koitus normal.(Dr. Lynda Saputra, 2009: 383)
-       Frekuensi hubungan seksual normal antara 2- 3 kali dalam 1 minggu dan ada gangguan dalam berhubungan seksual/ tidak.
Teori: terdapat kolerasi antara frekuensi dan waktu coitus.
(Aprilia, Yesie. 2010)
-       Tuba pernah mengalami infeksi/ tidak
Teori: infeksi saluran telur menjadi penyebab utama dari terjadinya penyebab kemandulan.
-       Pernah atau belum pernah memeriksakan keluhan utama sebelumnya.
-       Haid terakhir > 1 bulan yang lalu/ tidak, menarche umur > 17 tahun, haid tidak teratur dengan siklus > 35 hari.
Teori: Ovulasi yang jarang terjadi dapat menyebabkan infertilitas. Deteksi tepat ovulasi kini tidak seberapa penting lagi setelah diketaui spermatozoa dapat hidup dalam lender serviks 8 hari. Siklus haid yang tidak teratur, dengan nam haid yagn tidak sama, sangat mungkin disebabkan  anovulasi. Amenore hampir selalu disertai kegagalan ovulasi.
-       Mengalami nyeri waktu haid / tidak, jumlah darah haid banyak/ sedikit, lamanya lama/ tidak, ada perdarahan diluar siklus atau tidak.
Teori: gejala yang sering ditemukan pada penyakit endometriosis ialah 1) nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid (dismenorea), 2) dispareuni, 3) nyeri waktu defekasi khususnya pada waktu haid, 4) poli dan hipermenoreae,  5) infertilitas. Ada kolerasi yang nyata antara endometriosis dan infertilitas. 30- 40% wanita dengan endometriosis menderita infertilitas. Faktor penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis adalah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan disekitarnya.(Sarwono, 2005: hal 318)
-       Pernah memekai kontrasepsi sebelumnya atau tidak.
Teori:kontrasepsi hormonal dapat mengganggu keseimbangan endokrin dalam tubuh, sehingga untuk menjadi subur kembali setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal perlu waktu.
Penyakit tuba fallopi biasanya merupakan akkibat dari pembentukan jaringan parut inflamasi pada tuba fallopi. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh peradangan pelvis (pelvic inflamantori disease), apendisitis dengan rupture, abortus septic, pascaoperasi, dankadangkadangakibatpenggunaanalat kontrasepsi dalam rahim(Aag system reproduksi : hal 76)
c.       Riwayat Obstetri
-       ­sudah pernah melahirkan atau tidak.
Teori: Macam- Macam Infertilitas
1.         Infertilitas primer jika istri belm pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
2.         Infertilitas sekunder jika istri pernah hamil akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
d.      Riwayat Kesehatan Istri dan Suami
-       Istri     :  mengalami sakit DM, inferksi endometrium, tuba, ovarium atau tidak.
-       Suami :  mengalami sakit DM, PMS, trauma testis, infeksi testis atau tidak.
Teori : ( 1 ) Penyakit-penyakit yang berkomplikasi infertilitas, antara lain: penyakit genetik, kencing manis (diabetes mellitus), penyakit kelenjar gondok, kelainan hormon, dan obesitas (kegemukan).
( 2 ) Faktor Wanita
-        Spasme tuba falopii (bermacam- macam penyebab, termasuk psikogenik) atau obstruksi (kelainan kongenital atau infeksi)
-        Gangguan getah serviks, malinformasi uterus, perkembangan endometrium yang kurang sempurna, hiperprotaktinemia, faktor endokrin yang menyebabkan kegagalan terjadinya menstruasi dan / atau ovulasi.
-        Endometriosis
( 3 ) Faktor laki-laki:
Beberapa gangguan genital, seperti jaringan parut (varikokel) yang dapat menyumbat saluran sperma, dan infeksi tuberkulosa pada prostat.
e.       Pola Kebiasaan Istri dan Suami
-       Merokok, minum minuman keras, minum obat tidak sesuai petunjuk tenaga kesehatan atau tidak.
Teori: kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan kualitas sperma menurun, kebiasaan minum- minuman keras, penggunaan NAPZA.
Data Objektif
a.      Pemeriksaan Umum
©    TTV                   : normal
©    KU                     : baik
©    Kesadaran          : Composmentis
©    BB                     : termasukobesitas /tidak

b.      Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan istri
·         Pemeriksaan organ kandungan
·         Pemeriksaan lender serviks (reaksi imunologis, tes Shim Huhner)
·         Pemeriksaan rahim: histereskopi, histerosalpingografi, hidrotubasi, partubasi
·         Pemeriksaan laparoskopi
a.       Riwayatpenyakit, meliputi:
·         Masalah menstruasi
·         Infeksi panggul ( nyeri panggul )
·         PMS
·         Apendisitis
·         Trauma atau pembedahan abdomen
b.      Pemeriksaan pelvis
·         Ketidakteraturan uterus
·         Massa panggul
·         Deviasi atau fiksasi uterus
c.       Pemeriksaan untuk menetapkan terjadinya ovulasi
·         Pemeriksaan suhu basal
·         Pemeriksaan mikrokuretase
·         Pemeriksaan sitology cairan serviks/vagina
·         Pemeriksaan daun pakis
Pemeriksaan khusus suami
·         Pemeriksaan fisik alat genetalia bagian luar
·         Analisis sperma sebanyak tiga kali dengan interval sekitar 5 sampai 7 hari

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA & MASALAH AKTUAL
Dx :Ny “…” G.. P…. dengan  infertilitas primer/ sekunder.
Masalah :
a)      Defisit pengetahuan tentang anatomi & fisiologi yang berhubungan dengan aktivitas seksual.
b)      Defisit pengetahuan tentang foreplay atau teknik-teknik kohabitasi untuk memperbesar peluang kehamilan.
c)      Ketakutan terhadap tindakan-tindakan tes diagnostik, prosedur pengobatan, dan hasil yang akandicapai.

III.       IDENTIFIKASI DIAGNOSA & MASALAH POTENSIAL
·      Diagnosa Potensial
-       Gangguan Psikologis : stress, depresi
Teori :Pasangan-pasangan infertile memerlukan dukungan psikologis. Infertilitas dapat menimbulkan rasa tidak mampu, kehilangan jati diri atau ketakutan tentang seksualitas mereka sendiri.Terutama jika salah satu pasangan ditemukan bermasalah.Kemarahan, tuduhan atau depresi dapat menonjol karena frustasi dan kekeceweaan muncul kembali setiap bulan selama belum terjadi kehamilan (Ralph, 2009. Hal:693).
·      Masalah Potensial
-       Perceraian pada pasangan suami istri
Teori :Banyak Pasutri yang memilih bercerai karena salah satu dari mereka tidak dapat memberi keturunan. Ancaman terjadinya perceraian ini mencapai 43% dari masalah dalam sebuah pernikahan yang ada.Mereka beranggapan bahwa peran mereka sebagai orang tua tidak sempurna tanpa kehadiran seorang anak dalam kehidupan perkawinannya.(Ralph, 2009. Hal:693)

IV.       KEBUTUHAN SEGERA
a)      InseminasiBuatan
Inseminasibuatanadalahupayauntukmemasukkan spermatozoa langsungkedalamkavum uteri dariluar.Syaratutamauntukdapatberhasildalamteknikinseminasibuatanadalahhasilpemeriksaanfungsi tuba falopiidalambatas normal.
b)      Transfer Ovum
Pemindahan ovum dariwanita fertile setelah inseminasi (biasanya oleh suami wanita yang infertile tersebut) pada saat ovulasi (puncak LH).Donor ovum dan penerimanya masing-masing harus mengalami ovulasi dalam waktu 2 hari.
c)      Fertilisasi In Vitro
Teknik pemindahan ovum dari ovarium, membuahinya di dalam laboratorium, kemudian memasukkan embrio yang terjadi ke dalam uterus.

V.          INTERVENSI
Dx : Ny….dengan infertilitas primer/sekunder
Tujuan :
o   Mengurangi ketakutan melalui pemberian informasi & dukungan emosi.
o   Memberikan penjelasan yang diperlukan klien tentang kondisi status fertilitas & alternative pengobatannya.

Kriteria hasil :
o   Mendapat pengkajian yang lengkap, melalui pengkajian riwayat penyakit & pola kebiasaan.
o   Mengerti dengan semua penjelasan petugas.


1)      Berikan informasi faktual untuk membantu mereka mengambil keputusan
2)      Berikan reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan.
3)      Berikan dukungan emosi kepada pasutri sebelum menjalani evaluasi
4)      Anjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi
Teori: Faktor vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol berlebihan
5)      Anjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan minum alcohol.
Teori: Faktor vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol berlebihan
6)      Beritahu pasutri untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll)
7)      Beritahu pasutri untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina
8)      Beritahu pasutri jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit.
9)      Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi dengan klomifen.

VI.       IMPLEMENTASI
Dx : Ny…. G.. P…. dengan infertilitas primer/sekunder
Tujuan :
o   Mendapat pengkajian yang lengkap, melalui pengkajian riwayat penyakit & pola kebiasaan.
o   Mengurangi ketakutan melalui pemberian informasi & dukungan emosi.
o   Memberikan penjelasan yang diperlukan klien tentang kondisi status fertilitas & alternative pengobatannya.

Kriteria hasil :
o   Ibu dapat mengerti dengan penjelasan petugas

1)      Memberikan informasi faktual untuk membantu mereka mengambil keputusan
2)      Memberikan reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan.
3)      Memberikan dukungan emosi kepada pasutri sebelum menjalani evaluasi
4)      Menganjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi
5)      Menganjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan minum alcohol.
6)      Memberitahu suami untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll)
7)      Memberitahu pasutri untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina
8)      Memberitahu pasutri jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit.
9)      Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi dengan klomifen

VII.    EVALUASI
Ibu dapat mengerti semua penjelasan petugas, hal ini dapat dibuktikan ibu dapat menjelaskan kembali beberapa  penjelasan yang diberikan oleh bidan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida BagusGede. 2010. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan, dan KB. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida BagusGede. 2009. MemahamiKesehatanReproduksiWanita Edisi-2. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. IlmuKandungan. Jakarta : BP-SP

0 komentar: