A. Latar
Belakang
Penurunan mortalitas
perinatal yang terjadi dengan perbaikan perawatan obstetric dan neonatus
disertai pengurangan jumlah anak cacat. Sebagian besar BBLR diharapkan dapat
bertahan hidup sebagai individu yang normal tetapi sebagian besar dari mereka
tidak dapat bertahan hidup karena faktor biaya antara 10 – 30 % bayi dapat
bertahan berat badan < 1 kg saat lahir menderita cacat besar.
BBLR sangat membutuhkan
penanganan khusus karena bayi BBLR sangat rentan terjadi infeksi maupun
hipotermi. Banyak kasus-kasus yang ada hubungan dengan bayi BBLR ini maupun bayi-bayi bermasalah lainnya dan
ini sangat utama sekali karena dapat berakibat pada bayi itu sendiri yaitu akhir
dari segalanya adalah kematian. Angka perfalensi BBLR di Indonesia tinggi
sekitar 17-25 % kelahiran hidup (30 – 40 % adalah kecil masa kehamilan)
Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengambil kasus ini karena dengan dilakukan asuhan kebidanan
ini, diharapkan bayi BBLR berkurang di Indonesia .
B. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
umum
·
Dapat memahami dan melakukan asuhan kebidanan
terhadap bayi BBLR
2. Tujuan
khusus
·
Mahasiswa mampu melakukan pengajian data
·
Mahasiswa mampu menenyukan identifikasi diagnosa
dan masalah
·
Mahasiswa mampu menentukan antisipasi masalah
potensial
·
Mahasiswa mampu menentukan identifikasi
kebutuhan segera
·
Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan
·
Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi
·
Mahasiswa mampu mengevaluasi
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Konsep
Dasar BBLR
1. Definisi
·
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
(Abdul Bari
Saifudin, 2002 : 376)
·
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gr
(Farrer, Hellen, 1999)
·
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara
1500 – 2500 gram
(Sarwono Prawrohardjo, 2002)
2. Jenis
BBLR
Menurut harapan
hidupnya :
o
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500
– 2500 gram
o
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat
lahir < 1500 gram
o
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir
<1000 gram="gram" p="p">
UK : < 37 minggu
1000>
(Sarwono, 2002 :
376)
Menurut masa
gestasinya :
o Prematuritas
murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK)
o Dismaturitas
: bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
3. Etiologi
-
Faktor ibu
·
Gizi saat hamil yang kurang
·
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
·
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
·
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah (perokok)
-
Faktor kehamilan
·
Hamil dengan hidramnion
·
Hamil ganda
·
Perdarahan antepartum
·
Komplikasi hamil : pre-eklamsi atau eklamsi,
ketuban pecah
-
Faktor janin
·
Cacat bawaan
·
Infeksi dalam rahim
-
Faktor yang masih belum diketahui
(IBG, Manuaba,
1998 : 326)
4. Diagnosa
dan Gejala Klinis
·
Sebelum bayi lahir
-
Pada anamnese sering dijumpai adanya Riwayat
abortus, partus prematurus dan lahir mati
-
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
-
Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih
lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
-
Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak
sesuai menurut yang seharusnya
-
Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum
·
Setelah bayi lahir
-
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
-
Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37
minggu
-
Bayi small for date sama dengan bayi dengan
retardasi pertumbuhan intrauterine
-
Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan
alat-alat dalam tubuhnya
(Rustam Mochtar, 1998 : 449)
5. Penanganan
-
Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab
itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
o Bayi
berat badan dibawah 2 kg 350 C
o Bayi
berat badan 2 kg – 2,5 kg 340
C
o Suhu
incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 24-270 C
-
Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi
-
Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus
dikendalikan dengan seksama konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang
akan menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi sehingga
menimbulkan kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter hidung
-
Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh
sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
o Reflek
hisap baik – ASI ½ jam setelah lahir
o Reflek
hisap lemah ASI khusus dengan sonde
o Frekuensi
%
BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
%
BB 1250 – 2000 = 12 x minum / hari.
%
BB >2000 gr = 8 x minum / hari
o Jumlah
cairan
%
Hari I :
60 cc/ kg / BB / hari
%
Hari II :
90 cc/ kg / BB / hari
% Hari III: 120 cc/ kg / BB / hari
% Hari IV: 150 cc/ kg / BB / hari
o Pemberian
intravena bila :
§ Gangguan
pernafasan
§ Oral
tidak mencukupi
-
Penimbangan dengan ketat
o Perubahan
berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan
daya tahan tubuh. Oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan
ketat.
o Beberapa
bayi sangat kecil yang lambat menambah menambah berat badan, mungkin menderita
asidosis metabolic, tetapi ia akan tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi
dengan natrium bikarbonal
o Bayi
tidak boleh kehilangan lebih dari 10 % berat badan Lahirnya dan ia akan memperoleh
kembali berat badannya dalam 10-14 hari
B.
Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bay dengan BBLR
I.
Pengkajian data
Tanggal
:
Jam
:
Di
:
a. Data
Subyektif
1. Biodata
Nama
bayi : ………….
Tanggal
lahir : ..................
Jenis
kelamin : ..................
Anak
ke : ..................
Nama
ibu : ………….. Nama Ayah : ............................
Umur
: ………….. Umur :.............................
Agama
: ....................... Agama
:.............................
Pendidikan
: ....................... Pendidikan :.............................
Pekerjaan
: ………….. Pekerjaan
Alamat
: ....................... Alamat
:.............................
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan
bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu …………gram
3. Riwayat
Prenatal, Natal , Post Natal
·
Riwayat prenatal
Jika ibu selama hamil menderita hyper emesis,
trauma fisik, trauma psikologis. Perdarahan antepatum, kehamilan kembar,
kehamilan terlalu dekat.
·
Riwayat natal
Air
ketuban : Jernih / keruh
Cara
persalinan : spontan B
PB : < 35 cm
BB : < 2500 gr
·
Riwayat post natal
AS
: cenderung
rendah 4 – 6
PB
: 35
– 48 cm
BB : <
2500 gr
4. Kebutuhan
Dasar
a. Pola
Nutrisi
Bayi minum PASI dan D5 % 10 cc setiap 2 jam
sekali dan bayi tidak muntah
b. Pola
eliminasi
BAB : ±
2kali / sehari
BAK : 7x /
hari (normalnya)
c. Pola
istirahat
Setiap waktu
bayi tidur, bangun saat BAB dan BAK atau saat lapar (normalnya 16-20 jam)
d. Pola
aktivitas
Bayi menangis
lemah saat lapar, BAB dan BAK
5. Riwayat
kesehatan keluarga
Bila pada waktu
ibu hamil menderita anemi, kurang gizi dan perdarahan ante partum, trauma
fisik, trauma psikologis, kehamilan kembar, kehamilan terlalu dekat maka bayi
akan lahir berat badan rendah
6. Riwayat
psikologis
Ibu
sangat cemas dengan keadaan bayinya.
b. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
KU
: lemah
Kemampuan
menghisap : lemah ……..
Warna
kulit : merah muda
2. Observasi
TTV
Suhu
: 36,5
– 37,50 C
BB : <
2500 gr
HR : 120
– 160 x/ menit
RR : 30
– 90 x / menit
3. Pemeriksaan
fisik
Inspeksi
Kepala
: caput
cuccedaneum (-), cepal hematoma (-), cacat bawaan (-), kulit kepala tipis,
transparan, UUB cekung
Mata
: simetris, iktrus (-), konjungtiva (-), tidak ada kelainan, tidak
terbuka maksimal
Muka
: warna kulit merah muda, bentuk simetris, lanugo banyak, kriput
tampak seperti orang tua.
Hidung
: simetris,
lubang kanan/kiri, pernafasan cuping hidung (-)
Mulut
: monoalisis
(-), lidah bersih, cyanosis (-)
Leher
: leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Telinga
: telinga
tidak mengeluarkan cairan, bentuk simetris, imatur
Dada
: dada simetris, tidak ada kelainan, retraksi dinding dada (-)
Abdomen
: tidak
ada masa, bentuk simetris, tali pusat belum lepas, bersih
Genetalia
: labia
mayora belum menutupi labia minora, anus (+) wanita, lelaki testis terdapat
dalam abdomen, konalis langunilis atau skrotum.
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-), pergerakan lemah
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis
Abdomen : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Dada :
HR 120-160 x/menit.
Abdomen :
bising usus +
4. Pemeriksaan
Neorologis
a. Reflek
moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan
jari dan tangan, bayi bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek
menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha
menggenggam (+) lemah
c. Reflek
rooting / mencari
Saat pipi bayi
disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek
menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi
berusaha menghisap (+) lemah
e. Reflek
glabela
Saat disentuh pangkat hidung dengan jari
tangan bayi mengedipkan mata (+) lemah
f. Gland
reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha kanan
dan kiri dengan jari tangan maka ia kana berusaha mengagkat pahanya (+) lemah
g. Konjungtiva
mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari
pangkal mata ke atas (+) lemah
5. Pemeriksaan
antopometri
a. Berat
badan : < 2500 gram
b. Panjang
badan : 35 – 48 cm
c. Lingkar
kepala : 32-35 cm
d. Lingkar
logam : 8 – 10 cm
6. Pemeriksaan
tingkat perkembangan
a. Adaptasi
sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya
yaitu pada saat diberi ASI dia akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar
bayi mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c.
Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan
lemah
d.
Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan
anggota tubuhnya dengan lemah
II.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx
: Bayi
“……usia……hari dengan BBLR
Ds : Ibu
mengatakan bayi lahir dengan BBLR berat
Do
: KU : lemah
Warna kulit : merah muda
TTV :
BB : < 2500 gr
: PB : 35-48 cm
: Suhu : 35-360 C
: RR : 30-90 x / menit
: UK : < 37 minggu
III.
Antisipasi Masalah Potensial
-
IV.
Identifikasi Kebutuhan Segera
-
penuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat
-
meanjaga kehangatan tubuh bayi
V.
Intervensi
Dx
: Bayi
“…..” usia …….hari dengan BBLR
Tujuan
: Bayi
dalam keadaan sehat tidak terjadi komplikasi
Kriteria
hasil :
TTV
: dalam
batas normal
KU : baik
Suhu
: dalam
batas normal
HR : 120
– 160 x / menit
RR : 30
– 60 x / menit
BB
bayi naik setiap minggunya
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan
keluarga kooperatif terhadap tindakan
2. Lakukan
observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini
adanya komplikasi
3. Lakukan
observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan elektrolit dalam
tubuh
R/ Dengan observasi input dan output merupakan
deteksi keseimbangan elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi
kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat
berkembang dan bertahan hidup
5. Letakkan
bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh
bayi stabil
6. Lakukan
penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB
secara rutin dapat membantu proses pelaksanaan terapi dan peningkatan BB
7. Lakukan
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ melakukan fungsi
dependent
VI.
Implementasi
Sesuai intervensi
Tanggal : ………….
Jam : ………….
VII. Evaluasi
Tanggal : .............
Jam
: .............
Dilakukan secara SOAP dan
mengacu pada kriteria hasil
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dari penulis
mengenai kesenjangan-kesejangan yang terjadi antara teori dan kasus dilapangan.
Dalam laporan ini penulis melakukan
pengkajian data, identifikasi dagnosa dan masalah, intervensi, implementasi dan
evaluasi. Pada kasus yang diangkat dalam pemberian asuhan kebidanan tidak jauh
berbeda dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan yang berarti antara
keduanya. Adapun kesamaan antara teori dan kasus yaitu :
1.
Pengkajian
Pada pengkajian data baik pada tinjauan
pustaka maupun kasus tidak ditemukan kesenjangan
2.
Identifikasi diagnosa dan masalah
Pada identifikasi diagnosa dan masalah tidak
ditemukan kesenjangan-kesenjangan baik pada tinjauan pustaka/kasus
3.
Intervensi
Pada tinjauan pustaka maupun kasus tidak
terdapat kesenjangan karena dilaksanakan sesungguhnya.
4.
Implementasi
Pada tinjauan pustaka tidak dijelaskan tapi
pada tinjauan kasus dijelaskan secara umum
5.
Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses asuhan
kebidanan berdasarkan tujuan dan kriteria hasil.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
BBLR adalah bayi baru
lair yang berat badannya saat lair kurang dari 2500 gram. BBLR sangat
membutuhkan penanganan khusus karena bayi BBLR sangat rentan terhadap infeksi
maupun hipotermi. Oleh karena itu, perlu penanganan antara lain :
- Pengaturan suhu lingkungan
- Pengawasan nutrisi / makanan
- Pemberian O2
- Pencegahan infeksi
- Penimbangan secara ketat
B. Saran
Kita sebagai tenaga
kesehatan (bidan) harus meningkatkan kualitas pelayanan pada maternal maupun
neonatal sehingga dapat mengurangi insiden terjadinya BBLR.
DAFTAR
PUSTAKA
Farrer, Hellen, 1999. Perawatan Maternalis, Jakarta EGC
Mochtar
Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jakarta
: EGC.
Prawirohardjo Sarwono, 2002, Buku
Penduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta .
,
1990, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Staf Pengajar IKA Gk UI,
1986, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta
: Bagian IKA IF UI.
0 komentar:
Posting Komentar