LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA
KASUS CA CERVIKS
DI RSB PEMKOT
OLEH :
LISKA NURJANAH
NIM 1002100024
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA
KASUS CA CERVIKS
DI RSB PEMKOT
Pembimbing Institusi, Mahasiswa,
Sri Rahayu, S.Kp, Ns, M.Kes Liska Nurjanah
NIP.
19630716 198603 1 003 NIM. 1002100024
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KANKER SERVIKS
1.
Pengertian
Kanker leher rahim adalah tumor
ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
(Anonim, 2009)
Kanker Leher Rahim adalah kanker yang terjadi pada Cervix
Uteri, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
(Sarwono, 2005)
Kanker Serviks atau Cervikal Cancer adalah kanker primer dari
serviks (kanalis servicalis dan atau portio).
(Andrijono, 2007)
2.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker serviks belum diketahui,
namun hasil penelitian studi menyatakan dengan jelas bahwa sebagian besar dari
timbulnya kanker dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Kanker serviks
terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali. Jika sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa
jaringan yang disebut tumor yang bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut
ganas, maka keadaan ini disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan
sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,
Namun terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks.
a. HPV
(Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kondiloma akuminata yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16,18,45 dan 56.
b. Merokok
c. Hubungan
seksual pertama dilakukan usia dini
d. Berganti-ganti
pasangan seksual
e. Infeksi
herpes genital atau infeksi klamidia menahun
f. Faktor-faktor
atau zat-zat yang dapat menyebabkan kanker disebut Karsinogen
(Hidayat,
2009)
3.
Tanda
dan Gejala
Perubahan prekanker pada serviks
biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali
jika wanita menjalani pemeriksaan panggul dan Pap Smear. Gejala biasanya baru
muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup
ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut:
-
Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama
diantara 2 menstruasi setelah melakukan
coitus dan setelah menopause
-
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih
banyak)
-
Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer,
berwarna hijau, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari
Kanker Serviks Stadium Lanjut:
-
Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
-
Nyeri panggul, punggung atau tungkai
-
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
(Markus. 2009)
4.
Patofisiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
5.
Klasifikasi
Klinis
Tingkat Keganasan menurut Figo 1978
Tingkat
|
Kriteria
|
SO
|
·
Karsinoma in situ (KIS) karsinoma nitra epitel
(membran bersalis masih utuh)
|
SI
|
·
Proses terbatas pada serviks walaupun ada
perluasan ke korpus uteri
|
S.Ia
|
·
Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis
sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma (tidak > 1mm) sel tumor
tidak terdapat pada pembuluh limfe atau pembuluh darah.
|
S.Ib
|
·
Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang
histologik menunjukkan invasi stroma serviks uteri.
|
S.II
|
·
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke dua pertiga
bagian atas vagina dan / ke parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul.
|
S.IIa
|
·
Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih
bebas dari infiltrat tumor
|
S.IIb
|
·
Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral
tetapi belum sampai dinding panggul
|
S.III
|
·
Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal
vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul.
|
S.IIIa
|
·
Penyebaran sampai pada 1/3 bagian distal
vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding
panggul.
|
S.IIIb
|
·
Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah
ada gangguan ginjal
|
S.IV
|
·
Proses kegananasan telah keluar dari panggul
kecil dan melibatkan mukosa rektum dan / atau kandung kemih
·
IVa. Proses sudah keluar dari panggul kecil,
atau sudah mengilfiltrasi mukosa rectum dan atau kandung kemih.
·
IVb.
Telah terjadi penyebaran jauh
|
(Prawirohardjo,
2005).
6.
Diagnosis
Kanker Serviks
a. Subjektif :
-
Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama
diantara 2 menstruasi setelah melakukan
coitus dan setelah menopause
-
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih
banyak)
-
Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer,
berwarna hijau, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
-
Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
-
Nyeri panggul, punggung atau tungkai
-
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
b. Objektif
-
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
-
Inspeculo
-
Pemeriksaan penunjang :
·
X-ray dada :
X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.
·
CT Scan
: Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer
mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ Px.
Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di
hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.
·
MRI : Suatu
magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer digunakan untuk membuat
gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut Px. MRI dapat menunjukkan
apakah kanker telah menyebar.
·
USG : Suatu
alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan ke dalam vagina.
Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar
( anonim, 2009)
7.
Pencegahan
Untuk
mencegah kanker serviks banyak hal yang bisa dilakukan yaitu antara lain,
menghindari beberapa penyebab dari kanker serviks seperti merokok,
berganti-ganti pasangan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual di usia
muda, dan ibu dengan paritas lebih dari 5. Selain menghindari factor resiko,
pada masa sekarang ini telah ada vaksin yang bisa mencegah tumbuhnya sel HPV
berlebihan melalui imunisasi HPV. Selain dengan Imunisasi HPV dan menghindari
factor resiko ada beberapa screening yang bisa dilakukan secara teratur dan
kontinyu agar kanker serviks bisa dideteksi saat stadium awal sehingga dapat
segera di obati, beberapa screening yang bisa dilakukan yaitu dengan test IVA
dan Pap Smear.
8.
Penanganan
Pada stadium O dan Ia dilakukan biopsi kerucut dan histerektomi transvaginal. Pada stadium Ib dan IIa penanganan yang dillakukan yaitu histerektomi radikal. sedangkan pada stadium IIb, III, dan IV dilakukan histrektomi transvaginal. Dan pada stadium IVa dan IVb penanganan yang diberikan yaitu radioterapi, radiasi paliatif, dan kemoterapi.
Pada stadium O dan Ia dilakukan biopsi kerucut dan histerektomi transvaginal. Pada stadium Ib dan IIa penanganan yang dillakukan yaitu histerektomi radikal. sedangkan pada stadium IIb, III, dan IV dilakukan histrektomi transvaginal. Dan pada stadium IVa dan IVb penanganan yang diberikan yaitu radioterapi, radiasi paliatif, dan kemoterapi.
(Prawiroharjo, 2007)
9.
Pengobatan
Pada pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung pada beberapa ystem berikut:
Pada pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung pada beberapa ystem berikut:
a. Tingkat
lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
b. Rencana
penderita untuk hamil lagi
c. Usia
dan keadaan umum penderita
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut,
terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan ystem. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap Smear dan
pemeriksaan panggul secara rutin.
Pengobatan
pada lesi prekanker bisa berupa:
a. Kriosurgery
(pembekuan)
b. Kauterisasi
(pembakaran, juga disebut diatermi)
c. Pembedahan
besar, untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat disekitarnya
d. LEEP
(Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau konisasi
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan
merasakan kram atau nyeri lainnya. Perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina. Pada beberapa kasus mungkin perlu
dilakukan histerektomi, terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam
lubang serviks. Histerektomi
dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.
Pengobatan
untuk kanker serviks
a. Pengobatan
pada Ca Cervix tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia,
keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk tidak hamil lagi.
b. Pembedahan
Pada Karsinoma Institu, seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan
bantuan pisau bedah atau melalui LEEP. Dengan pengobatan ini penderita masih
bisa mempunyai anak, karena kanker bisa kembali kambuh maka dianjurkan untuk
menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun
pertama dan selanjutnya tiap 6 bulan. Jika pasien tidak memiliki rencana untuk
hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker ysteme, dilakukan histerektomi dan pengangkatan
struktur disekitarnya (histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.Pada
wanita muda, ovarium yang normal dan berfungsi tidak diangkat.
c. Terapi
Penyinaran (radioterapi) : efektif untuk mengobati kanker ysteme yang masih
terbatas pada daerah panggul. Pada radio terapi digunakan sinar berenergi
tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi, yaitu:
·
Radiasi Eksternal : Sinar berasal dari sebuah
mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya
dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
·
Radiasi Internal : Zat radio aktif terdapat di
dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam seviks. Kapsul ini dibiarkan
selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini
bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek
samping dari terapi penyinaran adalah:
- Iritasi rectum pada vagina
- Kerusakan
kandung kemih dan rectum
- Ovarium
berhenti berfungsi
- Kelelahan
-
Sakit maag
-
Sering ke belakang
(diare)
-
Mual
-
Muntah
-
Perubahan warna
kulit (seperti terbakar)
-
Kekeringan atau
bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama menyakitkan
-
Menopause dini
-
Masalah dengan
buang air kecil
-
Tulang rapuh
sehingga mudah patah tulang
-
Rendahnya jumlah
sel darah merah (anemia)
-
Rendahnya jumlah
sel darah putih
-
Pembengkakan di
kaki (disebut lymphedema)
d. Kemoterapi
Kanker serviks
stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis
cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat
mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin. Pada
kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau
melalui mulut. Kemoterapi diberikan
dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode
pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi dengan pemulihan, begitu
seterusnya.
Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya
digunakan pada pengobatan kanker serviks
adalah:
·
Carboplatin
·
Cisplatin
·
Paclitaxel
·
Fluorouracil (5FU)
·
Cyclophosphamide
·
Docetaxel
·
Ifosfamide
·
Gemcitabine
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(www. medicastore.com)
Syarat pengobatan kemoterapi
1. Hb
> 10gr%
2. Fungsi
lever dan ginjal dalam batas normal
3. Trombosit
dalam batas normal
4. Waktu
perdarahan dan pembekuan dalam batas normal
- Terapi Biologis
Pada
terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki system kekebalan tubuh dalam melawan
penyakit. Terapi biologis dilakukan
pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya yang paling sering
digunakan ialah interferon.Yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
( Anonim, 2009)
10. Kemoterapi
untuk Kanker Serviks
Kemoterapi
adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya
obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut.
Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh
tubuh.Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
a.
Sakit maag dan
muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
b.
Kehilangan nafsu
makan
c.
Kerontokan rambut
jangka pendek
d.
Sariawan
e.
Meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
f.
Perdarahan atau
memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
g.
Sesak napas (dari
rendahnya jumlah sel darah merah)
h.
Kelelahan
i.
Menopause dini
j.
Hilangnya kemampuan
menjadi hamil (infertilitas)
( Sudibyo, 2008)
11. Prosedur Kemoterapi
a.
Persiapan alat dan
obat
-
Sebelum diberikan
kemoterapi, maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, DL, fungsi
ginjal, lever, gula darah, UL, EKG, foto thorax AP/ lateral, ekokardiografi,
BMP.
-
Periksa protocol
dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya.
-
Siapkan paket obat
kemoterapi dari depo farmasi
-
Siapakan infuse set
dan DC
-
Periksa nama
pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat
-
Periksa adanya
informed consent baik dari penderita maupun keluarga
-
Siapkan alat
pelindfung diri ( scoret, hanscoen, masker )
-
Catatan khusus
b.
Persipan
pasien
-
Keadaan umum harus
cukup baik
-
Penderita mengerti
pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
-
Jenis kanker
diketahui sensitive terhadap kemoterapi
-
Hemoglobin > 10
g %
-
Leukosit > 5000/
ml
-
Trombosit >
100.000/ ml
( Sudibyo, 2008)
II.
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA CA SERVIKS
I.
PENGKAJIAN DATA
No. Register
Tanggal Pengkajian
Tempat Pengkajian
a.
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama : Nama
klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita dan agar
tidak keliru dengan penderita lain (Christina, 1993:4)
Umur : usia
yang rentan terjadinya kanker adalah diatas 40 tahun.
Agama :
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan klien.
Dengan mengetahui kebiasaan klien, maka akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. Agama ini ditanyakn
berhubungan dengan perawatan penderita. (Christina, 1998:88)
Pendidikan : Dikaji
untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai dengan tingkat
pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan
seseorang.
Pekerjaan : Dikaji
untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi penderita agar
nasehat yang diberikan sesuai. (Christina, 1989:85)
Alamat :
Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak. Dengan
diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal pasien dan
linkungannya. (Bobak, 2005:144)
2.
Keluhan Utama
Gejala kanker leher rahim (Ibu mengatakan mengeluarkan
darah saat atau setelah berhubungan seksual, keluar cairan berbau dari kemaluan, lebih lama dan lebih banyak, keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau,
coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
3.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita
penyakit kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering kencing),
tekanan darah tinggi, menular seksual
seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan
berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin
berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan
mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar
cairan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
4.
Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita
penyakit kencing manis (gejala: sering minum, sering makan, sering kencing),
tekanan darah tinggi ( menular seksual
seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan
berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin
berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan
mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar
cairan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
5.
Riwayat haid
Ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid,
banyaknya, HPHT, keluhan.
6.
Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah (menikah usia muda atau hubungan
seksual yang terlalu dini memicu terjadinya kanker)Riwayat Kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu.
Ditanyakan jumlah anak (banyak anak menjadi factor
predisposisi kanker), saat hamil pernah mengalami Ketuban Pecah Dini
(berhubungan dengan adanya infeksi organ genital)
7.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.
Pola Personal Hygiene
Terutama pada alat kelamin, setelah BAK dan BAB cara cebok
yang benar
b.
Pola Kebiasaan lain
Merokok (Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar
dibandingkan wanita bukan perokok)
c.
Pola Seksual
Apakah sering berganti-ganti pasangan (factor predisposisi)
8.
Riwayat KB
Terutama pengguna KB suntik dan pil (terlalu lama pengguna hormonal
dapat memicu
tumbuhnya sel kanker).
Kanker Serviks:
terlalu lama menggunakan KB yang mengandung esterogen
b.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
§ Keadaan Umum : Baik, sedang, lemah
§ Kesadaran : Composmentis, Apatis, Samnolen
§ Tekanan Darah : > 130/90 mmHg
2.
Pemeriksaan Fisik
·
Muka :
pucat / tidak
·
Mata :
tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning / tidak
·
Genetalia (Ca. Cerviks):
Inspeksi :kotor, ada rabas, keluar cairan kuning
kehijauan berbau busuk, ada darah
inspekulo :Pada portio tampak kemerahan, dan ada masa
seperti bunga kol yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tes IVA : setelah di oles asam asetat 5% ada
bercak putih pada portio
Pap smear : menunjukkan sel-sel abnormal
X-ray dada : X-ray
sering kali dapat menunjukkan apakah kanker
telah menyebar ke paru-paru.
CT Scan : Suatu mesin
X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer mengambil suatu rentetan dari
gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ Px. Pemeriksaan ini area-area
normal lebih mudah untuk dilihat. Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana
saja dalam tubuh dapat terlihat pada CT Scan.
MRI : Suatu magnet
yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer digunakan untuk membuat
gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan perut Px. MRI dapat menunjukkan
apakah kanker telah menyebar.
USG : Suatu alat
ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan ke dalam vagina. Gambar
yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar
Pemeriksaaan lab darah lengkap.
II. DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : P….Ab…dengan ca cerviks stadium….
Ds : Ca Cerviks
·
ibu mengatakan mengeluarkan darah saat berhubungan seksual
·
ibu merasa dari kemaluan keluar keputihan yang berbau
Do : Ca Cerviks
·
Inspeksi vagina
Mengeluarkan cairan berbau dan berwarna kehijauan
·
Inspekulo
Pada portio tampak kemerahan dan mudah berdarah, berdungkul
seperti bunga kol.
·
Pemeriksaan penunjang : USG, biopsi
III.
DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
Secara umum komplikasi yang
terjadi pada kanker adalah syok neurologic, infeksi luka dan dehisensi,
limfoedema, infeksi, obstruksi usus, perdarahan penyebaran sel kanker ke
kelenjar getah bening, penyempitan saluran kemih.
IV.
KEBUTUHAN SEGERA
Kolaborasi
dengan dokter dalam mencegah metastase sel kanker
V.
INTERVENSI
Dx :
P….Ab…dengan Ca serviks stadium . . . . . . . .
Tujuan : Ibu mengerti dan memahami tentang
penyakit yang dideritanya
KH : Ibu tidak cemas dan merasa tenang
Kanker dapat ditangani
sesuai dengan pengobatannya
Intervensi
1.
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2.
Jelaskan pada ibu jenis kanker yang dialami ibu
3.
Jelaskan pada ibu beberapa tindakan yang mungkin akan
dilakukan di Rumah Sakit
4.
Jelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting
dalam proses penyembuhan ibu
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk ca serviks sesuai
stadiumnya
6.
Memberikan KIE tentang nutrisi dan
personal hygiene
Masalah yang mungkin terjadi pada pasien dengan Ca Cervix dan
penanganannya.
1.
Terjadi anemia
Tujuan: Mampu
mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi
perdarahan.
Intervensi
:
-
Kolaborasi dalam
pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
-
Berikan cairan
secara cepat.
-
Pantau dan atur
kecepatan infus.
-
Kolaborasi dalam
pemberian infus
2.
Gangguan pemenuhan nutrisi
Tujuan: Masukan yang
adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
Intervensi:
-
Kaji adanya
pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
-
Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan.
-
Pantau masukan
makanan oleh klien.
-
Anjurkan agar
membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
-
Lakukan perawatan
mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
3.
Risiko tinggi
terhadap infeksi
Tujuan: Potensial infeksi menurun dan
tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
Intervensi :
-
Pantau tanda vital
setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
-
Tempatkan pasien
pada lokasi yang tersedia.
-
Bantu pasien dalam
menjaga hygiene perorangan
-
Anjurkan pasien
beristirahat sesuai kebutuhan.
-
Kolaborasi dalam
pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
4.
Gangguan pemenuhan istirahat akibat keletihan
sekunder (anemia dan pemberian
kemoterapi)
Tujuan: Pasien mampu
mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
-
Kaji pola istirahat
serta adanya keletihan pasien.
-
Anjurkan kepada
pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin dengan
diimbangi aktifitas.
-
Bantu pasien
merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami.
-
Anjurkan kepada
klien untuk melakukan latihan ringan.
-
Observasi kemampuan
pasien dalam malakukan aktifitas.
5.
Perubahan konsep
diri
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnose
kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan
peran.
Intervensi :
-
Bantu pasien untuk
mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya.
-
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan
dengan penyakitnya.
-
Diskusikan dengan
keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota yang sakit.
6.
Kurangnya pengetahuan
tentang penatalaksanaan pengobatan
Tujuan: Pasien
dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
-
Baringkan pasien
diatas tempat tidur.
-
Observasi tentang
reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
-
Jelaskan pada
pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
(
Capernito, 2007)
VI.
IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi
VII.
EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran. 2004. Ilmu
Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Capernito,
Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta: EGC
Doengoes,
Marilyn. 2005. Nursing care and Plans.
Philadelphia: F.A Davis Company.
Markus.
2009. Gambaran Umum Kanker Serviks. http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2009/12/gambaran-umum-kanker-serviks-leher.html.
Yang diakses pada tanggal 21 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.
Sarwono, Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sudibyo, Agus. 2008. Teori Kemoterapi. http://www.scribd.com/doc/38133790/Teori-Kemoterapi-Fix.
Yang diakses pada tanggal 21
Desember 2010 pukul 15.15 WIB.
----------.
2009. All About Cancer .http://www.cancerhelps.com. Yang diakses
pada tanggal 21 Desember 2010 pukul 15.15 WIB.
----------.
2009. Kesehatan Kita .http://www.totalkesehatananda.com. Yang diakses pada tanggal 19 Desember 2010
pukul 15.15 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar