BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
KONSEP
PERSALINAN
1.
Pengertian
v Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar .
( Sarwono, 2006:
180).
v Persalinan
dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar
rahim.
(Bobak, 2005:
235).
v Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri.
(Manuaba, 2008 : 164).
2.
Macam-macam
Persalinan
a.
Menurut
definisi/cara persalinan :
1.
Persalinan spontan
Proses lahirnya bayi dengan kekuatan/tenaga ibu sendiri
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Bila proses persalinan
dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan
anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. (Manuaba,
2008)
b. Menurut umur
kehamilan dan berat badan yang dilahirkan sebagai berikut :
1. Abortus
Terhentinya
dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan.Umur
hamil sebelum 28 minggu.Berat janin kurang dari 1000 gram.
2.
Persalinan prematuritas
Persalinan
sebelum umur hamil 28 minggu sampai 36 minggu.Berat janin kurang dari 2499 gram.
3.
Persalinan aterm
Persalinan
antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu.Berat janin di atas 2500 gram.
4.
Persalinan Serotinus
Persalinan
melampaui umur kehamilan 42 minggu.Pada janin terdapat tanda-tanda post
maturitas.
5.
Persalinan presipitatus
Persalinan
berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Manuaba, 2008)
3.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut
Manuaba, 2009 :160, faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan :
1.
Power
Power (tenaga) meliputi kekuatan dan
refleks meneran, faktor lain yang berpengaruh dalam persalinan :
a.
Otot-otot rahim yang dominan di daerah fundus uteri
dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat
Susunan otot rahim terdiri dari
lapisan luar, lapisan dalam dan lapisan tengah
b.
Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri)
Merupakan jaringan otot yang pada
saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi.Fungsinya adalah untuk menahan
uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
c.
Refleks Mengejan
Timbul akibat perangsangan fleksus
frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri).Terjadi kontraksi
pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan
melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka.
2.
Passage
Jalan lahir yang paling penting
dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis minor, yang terdiri dari
susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang
kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
a.
Pintu atas panggul
Batas atas panggul kecil dibentuk
oleh promontorium, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os pubis dan
sympisis pubis.
b.
Bidang terluas panggul
Merupakan bidang terluas dalam
ruangan panggul kecil, bidang ini membentang dari pertengahan sympisis,
pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan III, ukuran depan belakang
12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm
c.
Bidang sempit panggul
Bidang ini
membentang melalui tepi bawah sympisis menuju
ke spina isciadika dan memotong ujung atas sacrum
d.
Pintu bawah panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan
dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak 10,5 cm. Tinggi segitiga
belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus pubis ukuran depan belakang
pintu bawah panggul 11,5 cm.
e.
Untuk menilai penurunan bagian terendah janin,
ditentukan dengan bidang Hodge, yaitu :
Hodge I : sejajar dengan pintu atas panggul
Hodge II : sejajar dengan Hodge I, melalui tepi bawah
sympisis
Hodge III : sejajar dengan Hodge II, melalui spina
iscladika
Hodge IV : sejajar dengan Hodge III, melalui ujung os
koksigeus
3.
Pasanger
Merupakan janin dan placenta,
terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap fetus, letak janin, presentasi
fetus dan posisi fetus
4.
Posisi
Ganti
posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan
persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan
keinginannya.
a. Posisi
½ duduk
Keuntungan : Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing
kelahiran kepala bayi dan lebih mudah dalam mensupport perineum
b.
Posisi merangkak
Keuntungan : baik untuk persalinan bagi klien dengan
punggung yang sakit dan peregangan minimal pada perineum
c.
Posisi jongkok atatu berdiri
Keuntungan : Membantu penurunan kepala janin dan
memperbesar dorongan untuk meneran
d.
Berbaring miring ke kiri
Keuntungan : Memberi rasa santai bagi ibu, memberi
oksigenasi yang baik dan membantu mencegah terjadinya laserasi
Menurut
Mochtar Rustam (2005), selain faktor di atas ada juga faktor yang mempengaruhi
persalinan :
5.
Penolong
Persalinan
Kehadiran penolong yang berkesinambungan
(bila diinginkan ibu) dengan memelihara kontak mata seperlunya, bantuan memberi
rasa nyaman, sentuhan pijatan dan dorongan verbal ,pujian serta penjelasan
mengenai apa yang terjadi dan berbagai informasi.
6.
Pendamping
persalinan
Pendamping
persalinan merupakan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan. Dorong
dukungan berkesinambungan, harus ada seseorang yang menunggui setiap saat,
memegang tangannya, dan memberikan kenyamanan.
7.
Psikologi
ibu
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
4.
Etiologi
Menurut Manuaba dkk, 2010:167-168 terjadinya
persalinan belum dapat diketahui. Besar kemungkinan semua faktor bekerja
bersama-sama sehingga pemicu persalinan menjadi multifaktor. Teori kemungkinan
terjadinya persalinan , antara lain :
1. Teori
Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu.Setelah melewati batas tersebut, terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
2. Teori
Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi
pada saat kehamilan 28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat. Pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu.Produksi progesteron mengalami penurunan
sehigga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya,otot rahim
mulai berkontraksi setelah mencapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3.
Teori Oksitosin Internal
Oksitosin
dikeluarkan oleh hypofisis posterior.Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesterone akibat
tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkat aktivitas
4.
Teori Prostalglandin
Konsentrasi
prostalglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh
desidua. Pemberian prostalglandin saat hamil menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
5.
Patofisiologi
His adekuat ,pengeluaran lendir dan darah
Serviks membuka dan mendorong janin ke bawah
Kepala turun dan masuk PAP
Kepala dalam keadaan sinklitismus/asinklitismus
Kepala fleksi
Kepala memasuki ruang panggul
Putar paksi dalam
Kepala defleksi
Doran, teknus,perjol, vulka
Ada his dan meneran
Putar paksi luar
Melahirkan Bahu
Bayi
lahir seluruhnya
(Sarwono, 2008:186)
6. Tanda-Tanda
Persalinan
Menurut (Manuaba
dkk, 2010 : 169 ) tanda-tanda persalinan antara lain :
1. Kekuatan his semakin serig terjadi dan teratur dengan
jarak kontraksi yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa (pengeluaran lendir,
lendir bercampur darah).
3. Dapat disertai ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks,ada pembukaan.
7.
Pembagian
tahap persalinan
Menurut
Manuaba, 2010 pembagian tahap persalinan sebagai berikut :
a.
Persalinan Kala I
Yang
dimaksudkan dengan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan- jalan.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida
sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida
1cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka
waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
b.
Kala II atau kala pengusiran
Gejala
utama kala II (pengusiran) adalah :
§
His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit,
dengan durasi 50 sampai 100 detik
§
Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
§
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus Frankenhouser
§
Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi:
·
Kepala membuka pintu
·
Subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut- turut
lahir ubun- ubun besar, dahi, hidung, dan muka, dan kepala seluruhnya.
e.Kepala
lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala
pada punggung
f.
Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan
jalan :
·
Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, ditarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan
bahu belakang
·
Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
·
Bayi lahir diikuti sisa air ketuban
g.Lamanya
kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit
c.
Kala III (pelepasan uri)
Setelah
kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat
retraksi otot rahim.
v
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda- tanda di bawah ini :
·
Uterus menjadi bundar
·
Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke
segmen bawah rahim
·
Tali pusat bertambah panjag
·
Terjadi perdarahan
v
Cara pemeriksaan plasenta sudah
lepas, yaitu:
1. Perasat
kustner
Ø Tali pusat dikencangkan
Ø Tangan ditekan di atas symfisis, bila tali pusat masuk kembali, berarti plasenta belum lepas.
2. Perasat
klein
Parturien disuruh mengejan,
sehingga tali pusat ikut serta turun atau memanjang. Bila mengejan dihentikan
dapat terjadi:
-
Tali
pusat tertarik kembali,maka plasenta belum terlepas
-
Tali pusat
tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas.
3. Perasat
strassman
-
Tali pusat diregangkan dan rahim
diketok-ketok,
bila getarannya sampai pada tali pusat berarti plasenta belum lepas.
v
Cara pelepasan plasenta adalah:
a.
Secara Schultze
Pelepasan
plasenta dimulai dari pertengahan, sehingga plasenta lahir diikuti oleh
pengeluaran darah.
b.
Secara Duncan
Pelepasan
plasenta dimulai dari daerah tepi, sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh
pelepasan plasenta.
d. Kala IV (observasi)
Kala
IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling
sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi
yang dilakukan :
·
Tingkat kesadaran penderita
·
Pemeriksaan tanda- tanda vital : tekanan darah, nadi, dan
pernapasan
·
Kontraksi uterus
·
Terjadinya perdarahan
Perdarahan
dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
8 . Penanganan
a.Kala
I
- Bantu
ibu dalam persalinan jika dia nampak gelisah,ketakutan dan kesakitan
v Memberikan
dukungan dan yakinkan dirinya
v Memberikan
informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan
v Dengarkan
keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadapnya
-
Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat dilakukan
v Lakukan
perubahan posisi
v Posisi
yang sesuai dengan keinginan ibu,tetapi jika ibu ingin di tempat
tidur,sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri
v Sarankan
untuk jalan-jalan
- Ajarkan orang yang menemaninya
(suami atau keluarganya) untuk memijit atau menggosok punggung ibu atau
membasuh wajah antara his
-Ibu
diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupan
- Ajarkan kepada ibu teknik bernafas, ibu diminta
untuk menarik nafas panjang , menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan
melalui mulut
- Jika diperlukan berikan petidin 1mg/kg BB (tetapi
jangan melebihi 100 mg) IM/IV secara perlahan atau morfin 0,1 mg/kg BB atau tramadol 500 mg/oral
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam
persalinan, antara lain menggunakan penutup/tirai. Tidak menghadirkan orang
lain tanpa sepengetahuan ibu atau seijin ibu
- Menjelaskan persalinan dan perubahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
- Memperbolehkan ibu untuk
jalan-jalan bila kepala janin sudah masuk PAP untuk mempercepat penurunan
kepala dengan bantuan gravitasi bumi.
-
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara:
Ø Menggunakan
kipas angin/ AC di kamar
Ø Menggunakan
kipas biasa
Ø Menganjurkan
ibu untuk membuka pakaian yang berlebihan
Ø Memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi denganmemberi minum
Ø Sarankan
ibu untuk berkemih bila berasa ingin BAK
b. Kala II
- Memberikan
dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
Ø Mendampingi
ibu agar merasa nyaman
Ø Menawarkan
minum, mengipasi, memijat ibu
- Mengipasi
dan masase untuk menambah kenyamanan ibu
- Menjaga
kandung kemih tetap kosong, ibu tidak boleh menahan kencing
- Menjaga
kebersihan diri
Ø Ibu
tetap menjaga kebersihannya untuk mencegah infeksi
Ø Jika
ada darah, lendir, atau cairan ketuban segera bersihkan
- Memberikan
dukungan mental untuk mengurangi kecemasan dengan cara:
Ø Menjaga
privasi ibu
Ø Menjelaskan
tentang proses dan kemajuan persalinan
Ø Menjelaskan
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
- Mengatur
posisi ibu dalam bimbingan meneran dapat memilih posisi jongkok, menungging,
tidur miring, atau setengah duduk.Posisi tegak ada kaitannya dengan
berkurangnya rasa nyeri, mudah meneran, kurangnya trauma vagina, perineum, dan
resiko infeksi.
- Memberi cukup minum karena dapat memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
c. Kala
III
- Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus
berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta
Ø Oksitosin
dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi
Ø Jika
oksitosin tidak tersedia,rangsang puting susu payudara ibu/susukan bayi untuk
menghasilkan oksitosin alamiah dan beri Ergometrin 0,2 mg IM
-
Lakukan PTT saat dan selama uterus berkontraksi
-Begitu plasenta terasa lepas,keluarkan dengan
tangan/klem pada tali pusat mendekati plasenta.Kedua tangan dapat memegang
plasenta perlahan-lahan memutar plasenta dengan searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban
-Segera setelah plasenta lahir dan selaput
dikeluarkan,masase fundus uteri agar menimbulkan kontraksi
d. Kala
IV
-Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan 20-30 menit selama jam kedua
- Anjurkan ibu untuk periksa tekanan darah,nadi,
kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua
-Anjurkan ibu untuk banyak minum untuk mencegah
dehidrasi, takarkan ibu makan dan minumnya
-
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaiannya yang bersih dan kering
-
Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu pada posisi yang nyaman
-
Biarkan bayi berada di dekat ibu untuk Bounding Attachment
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,
pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah setelah persalinan
-
Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
-Ajari
ibu dan keluarganya tentang:
Ø Bagaimana
pemeriksaan fundus dan merangsang kontraksi
Ø Tanda-tanda
bahaya bagi ibu dan bayi.
(Saifuddin,2006)
B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN
1. Pengkajian
Pengkajian
tanggal......jam.....
A. Data Subyektif
1. Biodata
· Nama :
Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan dengan pasien
lain.(Christina, 1998)
· Umur : Menentukan prognosa kehamilan, dikatakan primi muda jika
kehamilan pertama ≤ 16 tahun. Jika kehamilan pertama usia ibu ≥ 35 tahun maka
termasuk primipara tua. Selain itu seorang ibu dikatakan terlalu tua hamil jika
umur ≥ 35 tahun.
(Depkes RI, 1994)
·
Agama : Dalam hal ini berhubungan dengan penderita
yang berkaitan dengan ketentuan agama. Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan menggunakan asuhan
kebidanan.
(Depkes RI, 1995)
·
Pendidikan
Untuk
memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.(Marjati, 2009)
·
Pekerjaan
ibu/ suami
Untuk
mengetahui dimana ibu bekerja karena mungkin pekerjaan itu terlalu berat
sehingga mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Untuk mengetahui taraf kehidupan.
(Marjati, 2009)
·
Alamat
: Untuk memudahkan komunikasi dan
kunjungan rumah.
(Marjati, 2009)
2.Alasan Datang
Penjelasan pasien datang tentang tujuannya mencari perawatan kesehatan.
(Bobak,
2005)
3.Keluhan Utama
Biasanya ibu merasakan nyeri dan kenceng-kenceng pada
perut ibu, apakah yang menjadi keluhan ibu, cemas dan takut
dan mengeluarkan darah dan lendir. (Manuaba, 2010)
4. Riwayat penyakit yang lalu
Apakah Ibu pernah
menderita penyakit menular dan menurun yang dapat mempengaruhi kondisi Ibu
sehingga dapat mempengaruhi kelancaran proses persalinan.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Apakah Ibu sedang menderita suatu penyakit kronis,
menular atau menurun seperti hipertensi, jantung, TBC, hepatitis, DM, PMS, dll.
6. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit menular yang dapat mempengaruhi kondisi Ibu
atau penyakit munurun yang merupakan faktor predisposisi penyulit persalinan.
7. Riwayat Haid
Menarche : Siklus :
Lama : Banyak :
Keluhan : HPHT :
8. Riwayat
perkawinan
Kawin......kali, Lamamenikah......kali, umur pertama kali menikah........tahun
9. Riwayat
KB
KB apa yang pernah diikuti, jenis KB yang digunakan,
berapa lama, apakah ada keluhan, rencana KB yang akan datang.
10. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Selama hamil ada keluhan atau tidak, pernah ANC atau
tidak, dimana ANC, berapa kali, TT berapa kali, pernah mendapatkan apa saja,
usia kehamilan aterm atau tidak, jenis persalinan, nifas normal atau
tidak, perdarahan atau tidak, ada
keluhan atau tidak. Ibu menyusui atau tidak.
11. Riwayat
kehamilan Sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini, ANC dimana, pelayanan yang didapat dari ANC. ANC berapa
kali.
12. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan dan minum berapa kali, porsi apa saja, adakah pantangan
makanan
b. Pola Eliminasi
BAB dan BAK berapa kali sehari, adakah gangguan,
konsistensi, warna.
c. Pola Istirahat
Tidur siang dan malam berapa jam, adakah gangguan.
d. Pola Aktivitas
Bentuk aktivitas, adakah gangguan atau tidak dengan
aktivitas yang dilakukan
e. Pola kebersihan
Mandi......kali/hari,GosokGigi.......kali/hari,Ganti
Pakaian......kali/hari,Ganti celana dalam......kali/hari
11. Data Psikososial
- Psikologis
Kelahiran anak direncanakan/diharapkan/tidak, tanggapan suami, orang tua, keluarga lain
terhadap kelahiran anak, apakah
ada gangguan atau tidak.
- Sosial
Hubungan
suami istri, orang tua dan keluarga lain apakah baik atau tidak
Orang
yang berpengaruh dalam keluarga
12. Data
Spiritual
Bagaimana pelaksanaan ibadah dari agama dan
keyakinan yang dianut.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
Keadaan umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : composmentis,
letargis, somnolen, apatis, koma
Tekanan
darah : Normal (100/60
mmHg-130/90 mmHg)
Pernafasan : Normal (16-24x/menit)
Nadi : Normal (60-90x/menit)
Suhu : Normal (36,5-37,5º
C)
Berat
badan : kenaikan berat badan sesuai dengan umur kehamilan (mengalami
peningkatan 9-13,5 kg dari BB sebelum hamil)
Tinggi
badan : ≥ 145 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : rambut
tidak rontok, bersih, warna hitam
Muka : tidak pucat,tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata :
sklera
putih, konjunctiva merah muda
Telinga : simetris/tidak,
ada sekret/tidak
Hidung : tidakada secret, tidak,ada pernafasan cuping hidung
Telinga :
bersih, tidak ada serumen
Mulut : tidak pucat, bibir tidak kering,,tidak,
ada caries gigi
Leher :tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid, vena jularis dan kelenjar limfe
Dada : payudara
simetris, puting susu
menonjol,
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, perut membujur, linea nigra
Ekstermitas : tidak oedem, tidakvarises
b. Palpasi
Leher : tidakterabapembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Payudara : colostrom keluar, tidak
ada benjolan
Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari ¯ Proxesus xipoideus , pada fundus
teraba kurang bundar, lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II : teraba datar,
keras , memanjang dari kanan/ kiri perut ibu
Leopold III: teraba keras, bundar, melenting (kepala), di perut bawah
kepala sudah masuk PAP
Leopold IV :seberapajauh
masuk PAP.
His :
teratur/ tidak, lama, frekuensi,
c. Auskultasi
Frekuensi DJJ
(120-160x/mnt), teratur/tidak,
terdengar di sebelah mana
3. Pemeriksaan Dalam
Vulva
dan vagina : ada lendir dan darah/tidak
Pembukaan : untuk mengetahui pembukaan berapa cm
Effecement : mengetahui berapa % penipisan ostium uteri eksternum
Ketuban : +/- , jam berapa pecah, warna jumlah, bau
Bagian terdahulu : Kepala/bokong
Bagian terendah : ubun-ubun kecil/besar jam berapa
Penyusupan : ada./ tidak
Gelungsur : Hodge
berapa
Di sekitar bagian terdahulu teraba
kecil janin /tidak
4.Datapenunjang
: Data hasil
laboratorium
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Ø
Diagnosa
Dx:
Ny. “....” G...P...Ab...
UK...minggu, tunggal, hidup, intrauterine Inpartu Kala
...
fase .... dengan Keadaan
ibu dan janin baik
Ds:
ibu mengatakan hamil ke…UK…bulan, merasa kenceng – kenceng sejak
tanggal…jam…serta keluar darah lendir sejak jam… keluar cairan dari kemaluan
seperti kencing yang tidak bisa ditahan sejak........ HPHT..........
Do:
-TTV dalam batas
normal
- DJJ (120-160x/ menit )
- Pemeriksaan Dalam:
Vulva
dan vagina : ada lendir dan darah/tidak
Pembukaan : > 3
cm
Effecement : berapa %
Ketuban : utuh/tidak
Bagian terendah : Kepala/bokong
Bagian terdahulu : ubun-ubun
kecil/besar
Hodge berapa :
Di sekitar
bagian terdahulu teraba bagian kecil janin/tidak
Ø
Masalah
1.
Nyeri his persalinan
DS : Ibu mengatakan perutnya mulas, makin lama makin sering
DO :
His : 3-4x.10’.40-50”
Inspeksi : wajah ibu tampak menahan sakit saat
timbul his
2.
Cemas memikirkan persalinannya
DS : Ibu
mengatakan takut dengan masalah dalam persalinannya
DO: Ibu sering bertanya bagaimana keadaan bayinya
3.
Ketidaktahuan ibu mengenai cara meneran yang benar
DS : Ibu tidak tahu cara meneran yang
benar
DO : Kepala tidak mengalami kemajuan saat
ibu meneran
Ø
Diagnosa dan Masalah Potensial : -
Ø
Kebutuhan segera :-
3. Intervensi/Perencanaan
Dx : Ny. “....” G...P...Ab...
UK...minggu, tunggal, hidup, intrauterine Inpartu Kala
...
fase .... dengan Keadaan
ibu dan janin baik
Tujuan: - Kala I fase aktif berjalan lancar
- tidak terjadi komplikasi pada
ibu dan janin
- Keadan ibu dan janin baik
Kriteria Hasil : fase
laten tidak ≥ 6
jam
TD : 100/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 60-90x/ menit
RR : 16-24x/ menit
Suhu : 36,5-37,5º
C
DJJ
120-160x/menit
His 3-4x. 10’. 40-50”
Partograf tidak
melewati garis waspada
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R: Pengetahuan ibu bertambah dan ibu bisa kooperatif
2. Bina
hubungan baik dengan ibu dan keluarga., hubungan saling percaya dengan komunikasi terapeutik
R.: Hubungan yang baik dengan ibu
dan keluarga dapat menimbulkan sifat kooperatif ibu dan
ketenangan
3. Jaga privasi ibu dalam melakukan setiap tindakan
R : Privasi merupakan salah satu hak
manusia
4.
Anjurkan
ibu untuk makan dan minum
di saat tidak ada kontraksi
R: Makan
dan minum memenuhi kecukupan energi selam proses persalinan. Dehidrasi dapat membuat ibu lelah dan menurunkan
kekuatan his
5.
Anjurkan
dan bantu ibu BAK dan BAB bila menginginkan.
R :BAB
dan BAK membantu memperlancar proses kemajuan persalinan.
6. Anjurkan ibu
untuk istirahat sewaktu his mereda
R : Istirahat yang cukup dapat menambah tenaga ibu pada
waktu meneran
7. Observasi his, DJJ, nadi setiap 30 menit, dan TD, kandung kemih
kemajuan persalinan setiap 4 jam , dan cairan yang keluar pervaginam lalu
masukkan dalam partograf
R: tanda – tanda vital merupakan parameter
adanya kelainan.
8. Sarankan pada Ibu untuk miring kiri
R: Untuk
mencegah terjadinya sindroma vena cava inferior
9. Ajarkan ibu cara meneran yang efektif
R:Meneran yang benar membantu mempercepat proses persalinan dan mencegah kelelahan
10. Hadirkan orang
yang dianggap penting dapat memberikan dukungan dan semangat bagi ibu
R : kehadiran orang yang dianggap penting dapat
memberikan semangat dan dukungan bagi ibu
11. Siapkan Partus set
R: Persiapan kala II bersih dan aman
Masalah
1
:Nyeri His persalinan
Tujuan
: ibu dapat beradaptasi dengan his persalinan
KH : - ibu dapat lebih rileks dengan
persalinannya
- ibu
dapat melakukan relaksasi dengan baik
Intervensi
1.
Berikan
penjelasan pada ibu tentang penyebab nyeri
R: penjelasan akan
menambahn pengetahuan ibu dan dapat mengurangi kecemasan ibu
2.
Ajarkan
pada ibu teknik relaksasi dan distraksi
R: Relaksasi mengurangi keregangan otot yang akan
mengurangu intensitas nyeri dan distraksi dapat mengalihkan perhatian ibu dan
nyeri yang dirasakan
3.
Berikan
sentuhan /masase dengan menggosok-gosok punggung ibu dan minta pendamping ibu
untuk memperagakannya
R: sentuhan/masase
merupakan salah satu cara memblok impuls nyeri dalam korteks serebri melalui
respon kondisi dan stimulasi cutan
4.
Berikan
lingkungan yang tenang, anjurkan ibu istirahat jika his sudah mereda
R : lingkungan yang
tenang memberikan kesempatan optimal untuk istirahat dan relaksasi diantara his
Masalah 2: Cemas dalam menghadapi proses persalinan
Tujuan : Cemas dapat diatasi dan ibu dapat
beradaptasi
KH : - Ibu dapat tenang dan rileks
-
Perhatian
tidak berkurang,nyaman dan aman
-
TTV : TD : 100/60- 130/90 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
RR : 16-24x /menit
Suhu : 36,50C-37,5 0C
Intervensi :
1.
Berikan
informasi pada klien tentang proses persalinannya
R : Informasi yang tepat dapat membantu klien untuk mempertahankan
kontrol selama persalinannya
2.
Libatkan
keluarga dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
R : dukungan keluarga dapat membuat ibu lebih tenang
3.
Jelaskan pada ibu tentang proses dan kemajuan
persalinan
R : meningkatkan pengetahuan klien sehingga rasa cemas
klien berkurang ,membantu klien agar lebih kooperatif
4.
Beri
kesempatan pada ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin
R : Posisi nyaman membantu ibu untuk lebih rileks
mengahadapi persalinannya
Masalah 3 : Ketidaktahuan ibu tentang cara meneran yang benar
Tujuan : pengetahuan ibu bertambah sehingga dapat
meneran dengan benar
KH : - Ibu dapat memperagakan kembali cara
meneran yang benar
-
Kepala
dapat turun dengan baik
Intervensi
1.
Ajari
Ibu cara meneran yang benar dengan mengangkat kepala , tempelkan dagu ke dada,
tekanan dirasakan di perut dan jalan lahir
R: cara meneran yang benar dapat mempercepat proses
persalinan
2.
Motivasi
ibu untuk meneran jika ada dorongan
R: meneran jika ada dorongan, membantu ibu untuk
menghemat tenaga
4. Implementasi
Mengacu pada
intervensi
5. Evaluasi
Mengacu pada
kriteria hasil
Catatan perkembangan
-
Kala II, kala III, dan kala IV dengan
pendekatan SOAP
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2005. Buku
Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC
Depkes RI. 1994. Hamil dalam Konteks Keluarga. Jakarta: EGC
JNPK-KR.2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR
:Jakarta.
Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC:
Jakarta.
Marjati. 2009. Asuhan
Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka: Jakarta.
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo: Jakarta.
Varney, Hellen. 2004.
Asuhan Kebidanan. EGC:Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar