A.
Konsep
pertumbuhan dan perkembangan
1.
Definisi
pertumbuhan
a) Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yang mengacu pada jumlah,
besar dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis.
(Mansur,
2009:25)
b) Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputiBB, TB, LK, LD, dan
lain-lain atau bertambahnyajumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ
tubuh.
(Vivian
Nanny, 2010:48)
c) Pertumbuhan
adalah bertambahnyaukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
(Pemkot
Malang Dinkes, 2007:4)
2.
Definisi
perkembangan
a) Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan berbahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
(Pemkot
Malang Dinkes, 2007:4)
b) Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi semua sistem organ tubuh sebagai
akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi organ tubuh.
(Vivian
Nanny, 2010:49)
3.
Ciri
dan prinsip tumbuh kembang anak
Ciri-ciri tumbuh kembang anak :
a) Perkembangan
menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi.
b) Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukann perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya.
c) Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d) Perkembangan
berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e) Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa
menjadi terbaik.
f) Perkembangan
mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh
mempunyai dua pola yaitu pada sefalocaudal dan pola proksimal
Prinsip-prinsip tumbuh kembang
a) Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Kematangan merupakan proses intrinsik
yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu.
Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari laihan dan usaha. Melalui
belajar anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
b) Pola
perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persaman pola perkembangan bagi
anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
(Pemkot
Malang Dinkes, 2007:4)
4. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Secara umum
terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu :
· Faktor genetik
Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitifitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor
genetik antara lain :
- jenis kelamin
(seks) : anak wanita lebih cepat matang dalam perkembangan dan anak laki-laki
lebih cepat pertumbuhannya.
- suku bangsa atau bangsa
(ras) : eropa lebih besar dan tinggi daripada asia.
· Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor
yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang
cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Lingkungan ini
merupakan lingkungan bio-fisio-psiko sosial yang mempengaruhi individu setiap
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan ini secara
garis besar dibagi menjadi :
- Faktor
prenatal
Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh tehadap tumbuh-kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
1. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum
terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil akan berakibat :
·Bayi BBLR · Anemia
·Lahir mati · Mudah terkena infeksi
·Cacat bawaan (jarang) · Abortus
·Pertumbuhan otak janin terhambat · Hambatan tumbuh kembang
2. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban
yang kurang dapat menyebabkan :
· cacat bawaan
· kelainan letak (posisi janin)
dalam uterus bisa menyebabkan :
- Talipes - Palsi fasialis
- Dislokasi panggul - Krania
tabes
- Kortikolis konginetal
3. Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zatg
teratogen-misalnya obat-obatan seperti :
· Thalidomide · Metadion
·
Phenitoin · Sitostatika (obat anti kanker)
Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan kelainan
bawaan.
Demikian pula ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis dapat
menyebabkan ;
·
BBLR · Cacat bawaan
·
Lahir mati · Retardasi mental
Keracunan logam berat (merkuri) pada ibu hamil
dapat menyebabkan :
·
Mikro sekali
·
Palsi serebralis
di Jepang dikenal dengan penyakit Minamata.
4. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin
berperan pada pertumbuhan janin adalah :
a. Hormon somatotropin (growth hormone).
Disekresi oleh kelenjar
hikises janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu
ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan
janin.
b. Hormon plasenta
Disekresid oleh plasenta
dipihak ibu dan tidak dapatg masuk ke janin, kegunaannya dalam fungsi nutrisi
plasenta. Jika hormon ini tidak bekerja dengan baik, maka makanan yang
disalurkan oleh plasenta dari ibu ke janin tidak dapat diserap sempurna oleh
janin sehingga janin akan kekurangan nutrisi dan mengalami BBLR.
c. Hormon teroid.
Hormon teroid mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena
mempunyai fungsi pada metabolisme proteein, karbohidrat dan lemak. Hormon
tersebut sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Jika terjadi
deffisiensi hormone tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan
saraf pusat yang dapat mengakibatkan Retardasi Mental sehingga pertumbuhan dan
perkembangan janin tidak normal.
d. Hormon insulin.
Hormon insulin dihasilkan
oleh kelenjar pankreas yang fungsinya untuk merubah glukosa menjadi glikogen.
Jika kelenjar pakreas tidak bekerja sempurna maka hormon insulin tidak bisa
merubah glukosa menjadi glikogen. Glukosa akan menumpuk dan dapat mengibarkan
proses metabolisme terganggu.
5. Radiasi
Pada umur kehamilan kurang dari 18 minggu terjadi proses organgenesis.
Jika sebelum umur kehamilan 18 minggu
terkena sinar radiasi proses organogenesis terganggu sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan otak, mikrosevali dan cacat bawaan.
6. Stress
Stress yang di alami ibu
pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Contoh : karena
stress nafsu makan ibu menjadi berkurang sehingga nutrisi yang dialirkan ke
janin menjadi berkurang. Janin yang kekurangan nutrisi proses pertumbuhan dan
perkembangan di dalam kandungan terganggu sehingga kemungkinan besar terjadi
cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
7. Imunitas
Rhesus atau ABO
inkontabilitas sering menyebabkan :
- Abortus - Kern ikterus
- Hidrops Fetalis
- Lahir mati
8. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, dapat menyebabkan BBLR. Oksigen berfungsi membawa hemoglobin yang
mengangkut zat makanan dari ibu menuju janin. Jika terdapat gangguan pada
plasenta / tali pusat maka zat makanan tersebut tidak dapat secara sempurna
masuk ke janin. Hal tersebut menyebabkan BBLR
9. Infeksi
Ibu yang selama hamil
terkena virus seperti Herpes simplex, rubella, toxoplasmosis maka virus
tersebut akan masuk ke sirkulasi darah janin, janin akan tertular dan proses
organogenesis terganggu mengakibatkan cacat bawaan.
- Faktor Lingkungan Post Natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu
sistem yang teratur yang sebagian besar terganutng pada organ ibunya. Ke suatu sistem
yang tergantung pada kemampuan gentik dan mekanisme, Homeostatik bayi itu
sendiri.
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir adalah sebagai
berikut (menurut Timiras, dikutip dari Johnson, 1986).
Faktor
|
Sebelum lahir
|
Sesudah lahir
|
Lingkungan fisik
|
Cairan
|
Udara
|
Suhu luar
|
Pada umumnya tetap
|
Berubah-ubah
|
Stimulasi sensoris
|
terutama kinestetik/ vibrasi
|
Bermacam-macam stimulasi
|
5.
Faktor
|
Sebelum lahir
|
Sesudah lahir
|
Gizi
|
Tergantung zat-zat gizi yang terdapat pada darah ibu .
|
Tergantung pada per-sediaannya bahan makanan dan
kemam-puan saluran cerna.
|
Penyediaan oksigen
|
Berasal dari ibu ke janian melalui tali plasenta
|
Berasal dari paru-paru kempembuluh nbdarah paru.
|
Pengeluaran hasil metabolisme
|
Dikeluarkan ke sistem peredaramn darah ibu.
|
Dikeluarkan melalui par, kulit, ginjal dan saluran
pencernaan.
|
Masa perinatal yaitu masa 28
minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan
dalam pross tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan
berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanent.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara
lain:
1. Lingkungan Biologis
a. Ras /Suku Bangsa
Ras Eropa memiliki
pertumbuhan fisik lebih tinggi dan besar daripada ras Asia.
b. Jenis Kelamin
· anak wanita lebih cepat matang
dalam mental/psikologisnya daripada anak laki-laki.
· anak laki-laki pertumbuhan
fisiknya lebih cepat dari pada anak perempuan.
· Anak laki-laki lebih
sering sakit dibandingkan anak perempuan.
c. Umur
Masa balita merupakan dasar
pembentukan kepribadian anak. Pada masa tersebut anak mudah sakit dn mudaah
terjadi kurang gizi sehingga diperlukan perhatian khusus.
d. Gizi
Makanan memegang
peranan penting dalam tumbuh kembang anak.
Makanan untuk pertumbuhan
dipengaruhi oleh :
- ketahanan makanan (food
security)
- keamanan makanan (food safety)
e. Perawatan Kesehatan
Perawatan kesehatan yang
teratur misalnya pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin di
Posyandu setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang anak.
f. Kepekaan Terhadap Penyakit
Dengan memberikan imunisasi,
maka diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian imunisasi yang dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun :
- BCG - Hepatitis B 3x
- Polio 3x - Campak
- DPT 3x
g. Penyakit Kronis
Penyakit menahun akan menggangu tumbuh kembang dan pendidikan anak.
h. Fungsi Metabolisme
Kebutuhan akan berbagai macam nutrient harus didasarkan atas
pertumbuhan fisik.
i. Hormon
Hormon-hormon yang
berpengaruh antara lain :
· Somatotropin/Growth hormon :
pengatur utama pada pertumbuhan fisik.
· Hormon tiroid : berfungsi
dalam metabolisme protein, lemak, karbohidrat. Maturasi tulang, pertumbuhan dan
fungsi otak.
· Glukokortikoid
· Hormon-hormon seks : mempunyai
peranan dalam fertilisasi dan reproduksi.
· Insulin like Growht factors
(IGFs) : berperan pada pertumbuhan.
2. Faktor Fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya, kepadatan
hunian)
d. Radiasi
3. Faktor- psikososial
a. Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang daripada anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Meberikan ingkungan yang kondusif untuk belajar.
c. Ganjaran atau Hukuman yang
Wajar
Jika anak berbuat benar maka wajib kita memberi ganjaran misalnya
pujian, ciuman dll, sedangkan mengkukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat
salah, masih dibenarkan.
d. Kelompok Sebaya
Teman sebaya diperlukan untuk proses sosialisasi dengan lingkunagan
anak.
e. Stress
Stress pada anak berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya misalnya anak
akan menarik diri, nafsu makan menurun dsb.
f. Sekolah
Pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak.
g. Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan kasih sayang dan pelakuan yang adil dari orang tuanya
agar kelak menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya
pula pada sesamanya.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
a. Pekerjaan/Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak.
b. Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orang tua yang baik maka dapat menerima informasi dari luar tentang
cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dsb.
c. Jumlah Saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup, akan menyebabkan kurangnya perhatian akan kasih sayang yang diterima
anak.
d. Jenis Kelamin dalam Keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status, pendidikan yang
lebih rendah dari pada laki-laki.
e. Stabilitas Rumah Tangga
Stabilitas dan kaharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang
anak.
f. Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian orang tua yang terbuka akan berpengaruh baik pada tumbuh
kembang anak.
g. Adat-istiadat, Norma-norma, Tabu-tabu (Takhayul)
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak sedini mungkin karena
dapat menuntun untuk berbuat kebaikan.
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala
permasalahannya.
j. Politik
Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas
kepentingan anak, anggaran dll.
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhinya kualitas tumbuh kembang anak
Masa lima tahun pertama
merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia, kemampuan
pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku
sosial dan lain-lainnya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal
seorang anak yaitu :
a) Faktor
dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
·
Ras/etnik/bangsa
·
Keluarga
·
Umur
·
Jenis kelamin
·
Genetik
·
Kelainan kromosom
(Pemkot
Malang Dinkes, 2007:5)
b) Faktor
luar (eksternal)
·
Faktor prenatal
Adalah faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang janin, mulai dari konsepsi sampai lahir. Adapun faktor prenatal antara
lain gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, kelainan imunologi, anoreksia embrio, psikologis ibu/stress.
·
Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti
trauma kepala, asfiksia, dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
·
Faktor pascasalin
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan
zat makanan yang adekuat
b. Penyakit
kronis/kelainan kongenital
Tuberkolusis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani
c. Lingkungan
fisis dan kimia
d. Lingkungan
sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (pb,
mercury, rokok, dan lain-lain) mempunyai dampak yang negatif.
e. Psikologis
Hubungan anak dengan orang di
sekitarnya. Sekitar anak yang tidak dikehendaki oleh orangtuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
f. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit
hipoiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
g. Sosio
ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
h. Lingkungan
pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi
ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
i.
Stimulasi
Perkembangan memerlukan
rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,
sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluaga lain terhadap kegiatan
anak.
j.
Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama
akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
(Pemkot
Malang Dinkes, 2007:6-7)
7.
Kebutuhan
Dasar Anak
Kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan
dasar :
1. Kebutuhan
Fisik-Biomedis (“ASUH”)
Meliputi
- Pangan/gizi
merupakan kebutuhan terpenting.
- Perawatan
kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan.
- Pemukiman
yang layak
- Higiene
perorangan, sanitasi lingkungan
-
Sandang
- Kesegaran
jasmani, rekreasi
2.
Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang
Pada tahun-tahun pertama kehidupan,
hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan sayarat
mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial, kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat
(banding) dn kepercayaan dasar (basic trust)
3.
Kebutuhan akan Stimulasi Mental (“ASAH”)
Stimulasi
mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan)
pada anak. Asah ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasaan,
ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral etika,
produktivitas dsb.
B.
KONSEP KUESIONER
PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
1. Pengertian
Adalah
suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.
2. Kegunaan KPSP
KPSP
dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan, gangguan atau
masalah dalam perkembangan anak.
3. Cara Menggunakan KPSP
Petugas
kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi kesempatan kepada
orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
Hasil dicatat di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.
4. Cara Menghitung Usia Anak
Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan.
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
5.
Cara Memilih Pertanyaan KPSP
Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok
pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
6.
Cara Menilai KPSP
a.
Meneliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
b.
Menghitung jumlah jawaban Ya.
c.
Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti
anak yang diperiksa normal (N).
d.
Apabila jumlah Ya = kurang dari 9,
maka perlu diteliti kembali mengenai :
·
cara menghitung usia anak.
·
cara memilih pertanyaan KPSP,
apakah sesuai dengan usia anak.
·
apakah jawaban orang tua/pengasuh
anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
·
Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan
jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban
Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut/dirujuk (TN).
Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada
pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang
tersebut.
e.
Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau
kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
7. Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3
keadaan dibawah ini:
a.
Hasil KPSP negatif atau jumlah
jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan.
b.
tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12
bulan.
c.
tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72
bulan
walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering
akan lebih baik.
d. Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan
1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.
1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.
e.
Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau
pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap.
8.
Cara Mencatat Hasil KPSP
Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4).
Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap
pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan
anak baik (kode N).
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu
diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu
dirujuk (kode TN).
C.
Konsep
Manajemen Perkembangan dan Pertumbuhan
1.
Pengkajian
Data
Tanggal....jam....tempat....
a.
Data
Subyektif
1) Biodata
a) Nama
Nama
anak digunakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak
lain.
b) Tanggal
lahir
Untuk menentukan umur.
c) Umur
Untuk
mengetahui usia anak saat ini (Ngastiyah, 1997 : 12).
Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa
itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu, masa balita
merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian
khusus (Soetjiningsih, 2005 : 6).
d) Jenis
kelamin
Dikarenakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti mengapa demikian
(Soetjiningsih,
2005 : 6).
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin
laki-laki setelah lahir lebih cepat pertumbuhan tinggi badan dan berat badannya
dibandingkan dengan anak perempuan (Hidayat, 2009 : 18).
e) Nama
orang tua
Nama ayah, ibu, atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas
agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama.
Bila ada title yang bersangkutan harus disertakan.
f) Umur
orang tua
Sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan
dalam melakukan pendekatan.
g) Agama
orang tua
Sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping
itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan
agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku
hidup sehat.
h) Pendidikan
orang tua
Tingkat
pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dan mereka sering tidak mau
atau tidak yakin akan pentingnya pelayanan kesehatan yang menunjang dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak (Hidayat, 2009 : 19).
i) Pekerjaan
orang tua
Status
sosial ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak
dengan sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat cukup baik
dibandingkan anak dengan sosial ekonomi rendah (Hidayat, 2009 : 19).
j) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap.
Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat
dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang
diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai
epidemiologi.
2)
Alasan datang
Alasan
yang mendasari ibu untuk datang ke puskesmas.
3)
Riwayat kesehatan sekarang
Status
kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk tumbuh kembang
sangatlah mudah. Tapi bila kondisi status kesehatan kurang akan terjadi
perlambatan (Hidayat, 2009 : 20).
4)
Riwayat penyakit yang pernah
dialami
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang dan malnutrisi. Anak yang menderita penyakit menahun akan
terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya seperti pada anak-anak yang
menderita asma, sakit jantung, sakit ginjal, penyakit ISPA, selain itu perlu
dikaji apakah anak pernah kejang. Hal ini perlu dikaji karena pada umumnya anak
yang berpenyakit kronis sering disertai gangguan kejiwaan, akibat dari stress
yang disebabkan penyakitnya.
5)
Riwayat penyakit keluarga/
Genogram
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada
atau tidak adanya anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu. Apakah ada
yang menderita penyakit-penyakit menular seperti TBC, hepatitis, serta penyakit
menurun atau menahun seperti asma, jantung.
6)
Riwayat Prenatal, Persalinan,
dan Postnatal
a)
Riwayat Prenatal : meliputi
gizi waktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus,
penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-lain yang berpengaruh
pada pertumbuhan janin (Hidayat, 2009 : 18).
b)
Riwayat Persalinan : riwayat
kelahiran dengan vacum extrasi, atau forceps, dapat menyebabkan trauma kepala
bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak (Nursalam, 2005 : 41).
c)
Riwayat Postnatal : apabila
ASI tidak lancar, akan mempengaruhi jumlah ASI yang diminum oleh bayi, sehingga
juga akan berpengaruh dengan nutrisi yang diperoleh bayi melalui ASI. Karena,
banyak ibu yang memberikan susu formula ketika ASI nya tidak keluar lancar.
7)
Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting
untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penykit yang bisa
dicegah dengan imunisasi. Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.
Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi BCG, Polio
4x, DPT 3x, hepatitis B 4x, dan Campak. Yang perlu dikaji adalah imunisasi apa
saja yang telah diterima oleh anak dan bagaiman reaksinya, apa saat lahir
langsung diimunisasi.
Tabel 1. Jenis imunisasi, waktu pemberian dan
reaksi yang ditimbulkan.
Jenis Imunisasi
|
Waktu Imunisasi
|
Reaksi yang timbul
|
BCG
|
Diberikan sejak lahir
|
Dapat timbul reaksi panas
|
Hepatitis-B
|
Diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada usia 1 dan 3-6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu.
|
|
DPT
|
Diberikan pada usia ≥ 6 minggu secara
terpisah / secara kombinasi dengan hepatitis B
|
|
Polio
|
Polio 0 diberikan pada kunjungan pertama
selanjutnya diberikan pada usia 2,5 bulan dengan interval minimal 4 minggu
|
|
Campak
|
Diberikan saat usia 9 bulan
|
|
(Hidayat,2008:55-58)
8)
Riwayat Perkembangan
Mengkaji tonggak-tonggak pertumbuhan anak
pada usia berapa saja.
9)
Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola
nutrisi
Nutrisi
adalah komponen penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Bila
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan.
Anak pada usia 9- 12 bulan sebaiknya diberikan ASI juga
finger food dan saribuah. Untuk makanan utama, perkenalkan anak makanan cincang
dan nasi tim karena normalnya pada umur ini bayi sudah pandai mengunyah dan
menelan makanan yang agak kasar bahkan sudah bisa makan bersama menu orangtua.
Yang perlu dikaji : frekuensi anak makan dalam
sehari, bagaimana komposisinya, minum susu atau air putih berapa kali sehari
atau diberikan ASI tiap berapa jam (Hidayat, 2009 : 19).
b) Pola
istirahat
Kebutuhan istirahat dan tidur
(1) Umur 0-6
bulan : 20-18 jam
(2) Umur
6-12 bulan : 18-16 jam
(3) Umur 1-5
tahun : 16-12 jam
(4) Umur
6-12 tahun : 11-9 jam
Gangguan tidur yang terjadi secara
terus-menerus akan menghambat tumbuh kembang anak (Hidayat, 2009 : 25).
c) Pola kebersihan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun
kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak.
Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan
saluran pencernaan. Yang dikaji frekuensi berapa kali mandi, gosok gigi, ganti
baju, dan pakaian dalam sehari, dan lain-lain.
d) Pola
eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan
terjangkit kuman di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk mengetahui
akan kebutuhan cairan sudah cukup atau belum.
e)
Pola aktivitas
Aktivitas anak bermain perlu diperhatikan,
orangtua harus mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan.
Pada anak yang mendapatkan atau
terpenuhui kebutuhan bermain dapat terlihat pula adanya suatu pola perkembangan
yang baik (Hidayat, 2009 : 35).
10) Riwayat
psikososial
Riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota
keluarga, urutan anak, dan yang mengasuh mempengaruhi dalan tumbuh kembang
anak. Kemudian hal lain yang terkait dengan psikososial adalah :
a) Stimulasi
yang terarah dan teratur akan membuat anak akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimualasi
b) Motivasi belajar yang ditimbulkan sejak dini
dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar
c) Ganjaran atau hukuman yang wajar akan
menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk tidak mengulangi tingkah lakunya
d) Kelompok sebaya untuk proses sosialisasi
dengan lingkungannya
e) Cinta
dan kasih sayang serta perlakuan yang adil dari orang tuanya
b.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan
umum
a) Keadaan
umum : baik/cukup/lemah
b) Kesadaran : composmentis/somnolen/apatis
c) TTV :
Nadi
Umur
|
Denyut Nadi / menit
|
||
Istirahat/bangun
|
Istirahat/ tidur
|
Aktif/demam
|
|
Bayi lahir
|
100–180x/menit
|
80-160x/menit
|
Sampai 220
|
1 minggu – 3 bulan
|
100-220x/menit
|
80-200x/menit
|
Sampai 220
|
3 bulan – 2 tahun
|
80-150x/menit
|
70-120x/menit
|
Sampai 220
|
2 tahun – 10 tahun
|
75-110x/menit
|
60-90x/menit
|
Sampai 220
|
>10 tahun
|
55-90x/menit
|
55-90x/menit
|
Sampai 220
|
Pernafasan
Umur
|
Rentang
|
Rata-rata waktu tidur
|
Neonatus
|
30 – 60 x/menit
|
35 x/menit
|
1bulan - 1tahun
|
30 – 60 x/menit
|
30 x/menit
|
1tahun – 2tahun
|
25 – 50 x/menit
|
25 x/menit
|
3tahun – 4tahun
|
20 – 30
x/menit
|
22 x/menit
|
5tahun – 9tahun
|
15 – 30 x/menit
|
18 x/menit
|
10 tahun/ >
|
15 – 30 x/menit
|
15 x/menit
|
Suhu Tubuh
Umur
|
Suhu
|
3 bulan
|
37,50C
|
1 tahun
|
37,70C
|
3 tahun
|
37,20C
|
5 tahun
|
370C
|
2.
Pemeriksaan
Antropometri
a) Berat
Badan normal :
1) Usia 3 –
12 bulan®n+9 =........kg
2
2) Usia 1 – 6 tahun®2n + 8 =.......kg
b) Tinggi
badan : normal usia 1
tahun yakni 75 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir
adalah 50 cm. Secara garis besar
dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun à 1,5 x
TB lahir : 1,5 x 50 =75 cm
6
tahun à 2 x TB lahir : 2 x 50 =100 cm
6 tahun à1,5 x TB
setahun : 1,5 x 75 = 112,5 cm
13 tahun à 3 x TB
lahir : 3 x 50 = 150 cm
c) Lingkar
Kepala
Lingkar saat lahir normal 34-35 cm, bertambah ±
0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm,
umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Umur
|
Kenaikan
berat otak (gram/24 jam)
|
6-9 bulan kehamilan
Lahir – 6 bulan
6 bulan – 3 bulan
3 bulan – 6 bulan
|
3
2
0,35
0,15
|
d) Lila
Bila
saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm, selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak
berubah sampai usia 3 tahun.
3.
Pemeriksaan
fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Kepala : simetris/tidak, warna rambut,
ada/tidak benjolan
Muka : pucat/tidak
Mata : simetris/tidak, sklera putih/tidak,
konjungtiva merah muda/tidak
Telinga : ada serumen/tidak, gendang telinga
utuh/tidak
Mulut : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/palatoskisis,
gigi susu tumbuh/belum
Leher : tampak/tidak pembesaran kelenjar
tiroid
Dada : ada/tidak retraksi dada, ronchi
(-/+), pernapasan teratur/tidak
Abdomen : buncit/tidak, teraba/tidak pembesaran
hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
Integumen : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Ekstremitas : simetris/tidak, gerakan aktif/tidak, jumlah
jari lengkap/tidak
4.
Penilaian
perkembangan menggunakan KPSP
a)
Menetapakan umur anak
b)
Memilih pertanyaan sesuai
usia
c)
Menanyakan pertanyaan pada
orangtua
d) Mencatat
hasil KPSP
Identifikasi
Diagnosa Masalah
e) Jika
jumlah jawaban “ya” 9-10 berarti anak sesuai tahap perkembangannya (S) /normal
f) Jika
jumlah jawaban “ya” 7-8 berarti meragukan, tentukan jadwal untuk melaksanakan
pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian.
g) Jika
jumlah jawaban “ya” <7 atau="atau" jawaban="jawaban" pemeriksaan="pemeriksaan" setelah="setelah" span="span" ulang="ulang"> 7>“ya” tetap 7 atau 8 maka anak memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).
2.
Identifikasi
Diagnosa dan Masalah Potensial
Diagnosa potensial : kemungkinan-kemungkinan
buruk yang bisa terjadi
Diagnosa potensial berdasarkan diagnosa dan
masalah yang sudah teridentifikasi.
Masalah potensial adalah masalah lain yang
dapat berkembang, diperoleh dari diagnosa potensial.
3.
Identifikasi
Kebutuhan Segera
Kebutuhan segera adalah suatu
tindakan yang tidak segera dilakukan dapat membahayakan keadaan klien. Tindakan
segera meliputi tindakan yang dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau
rujukan.
4.
Intervensi
a)
Bila perkembangan anak sesuai
umur (“ya” =9-10), lakukan tindakan berikut :
1)
Berikan pujian pada ibu
2)
Teruskan pola asuhan anak
sesuai pola perkembanganya
3)
Ikutkan anak di posyandu,
BKB/PADU
4)
Beri stimulasi perkembangan
anak setiap saat
b)
Bila perkembangan anak
meragukan (“ya” =7-8), lakukan tindakan berikut :
1)
Beri dukungan pada ibu
2)
Ajarkan pada ibu cara stimulasi
sesuai kelompok umur
3)
Lakukan pemeriksaan kesehatan
untuk mencai kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan anak.
4)
Lakukan penilaian ulang 2
minggu lagi
5)
Jika KPSP ulang jawaban “ya”
tetap 7 atau 8, maka kemungkinan adanya penyimpangan
c) Jika
terjadi penyimpangan pada perkembangan anak, buatlah rujukan ke RS dengan
menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan.
(Vivian
Nanny, 2010 : 67-70)
5.
Implementasi
Mengacu
pada intervensi dan kondisi anak.
6.
Evaluasi
Sesuai
dengan kriteria hasil menggunakan metode SOA
Daftar Pustaka
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang:
Dinkes.
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha
Medika.
0 komentar:
Posting Komentar