PEMBAHASAN
STANDART
ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A.
Latar
belakang masalah
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan
perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan faktor predisposisi anemia
defisiensi ibu hamil di Indonesia.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan
disebkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya
saling berinteraksi. (Sawono, 2002 :281)
WHO mendefinisikan anemia gizi adalah anemia yang terjadi
karena kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial untuk eritropoesis, tanpa
memandang sebabnya. Masalah gizi adalah masalah nasional masing-masing egara,
berkaitan dengan nilai dan jumlah gizi masyarakat dalam ukuran minimal untuk
kebutuhan kalori dan bahan esensial kesehatannya Anemia defisiensi besi
mencerminkan kemampuan sosio-ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi
kebutuhannya dalam jumlah dan kualitas gizi. Makin besar jumlah penduduk makin
sulit uuntuk memenuhi jumlah dan kualitas makanan yang memadai. (Manuaba,
2001:51).
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya
gejala penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Banyak pasien asimtomatik,
bahkan dengan anemia derajat sedang. Palpitasi atau dispenea keduanya arag
terlihat, kecuali hemoglobin 5 g atau kurang. Bahkan yang lebih jarang, nyeri
tulang, sendi, atau abdomen bisa disebabkan oleh krisis trombosis yang menyertai
anemia sel sabit atau penyakit hemoglobin SC. (Benzion Taber, 1994:85)
Akibat yang ditimbulkan anemia pada saat kehamilan,
seperti : abortus, kelainan konginetal (trimester 1), BBLR, perdarahan
antepartum (trimester 2), gangguan HIS, janin lahir dengan anemia (trimester
3), dan masih banyak lagi. (Manuaba, 2001:52). Dari permasalahan inilah,
sehingga permasalahan anemia pada kehamilan dimasukkan dalam standart asuhan
pada kehamilan.
B.
Tujuan
standart asuhan kebidanan pada kehamilan
Tujuan dari standart ini
adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan
berlangsung. Tindakan yang bisa dilakukan
bidan contohnya , memeriksakan kadar Hb semua ibuhamil pada kunjungan pertama
dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibuhamil sedikitnya 1 tablet
selama 90 hari berturut-turut . beripenyuluhan gizi dan pentingnyakonsumsi
makanan yang mengandung zat besi, dll.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengananemia berat dapat segera dirujuk,
penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia,penurunana jumlah bayi baru lahir
dengan anemia/BBLR.
Berikut penjelasan
mengenai anemia
C.
Pengertian
Anemia
a.
Anemia
atau kekurangan darah adalah suatu keadaan kronis, ketika kadar hemoglobin atau
jumlah eritrosit berkurang. Seorang diangggap menderita anemia bila kadar Hb
<13 11="11" 2011="2011" 94="94" :=":" anemia="anemia" atau="atau" bawah="bawah" bila="bila" di="di" dikatakan="dikatakan" dl.="dl." dl="dl" gr="gr" hamil="hamil" hb="hb" ibu="ibu" kadar="kadar" martini="martini" o:p="o:p" pada="pada" pria="pria" rairus="rairus" sedangkan="sedangkan" turun="turun" wanita.="wanita.">13>
b.
Anemia
selama kehamilan adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun.
Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan
perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan
besi yang tidak adekuat. (Benzion Taber, 1994 : 84)
c.
Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 gr %
pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g % pada trimester 2. Nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena
hemodilusi, terutama pada trimester 2. (sarwono, 2002 : 281)
D.
Etiologi
Anemia pada kehamilan di Indonesi masih tinggi, dengan
angka nasional 65 % yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Keseluruhan
menunjukkan bahwa anemia kekurangan zat besi merupakan penyebab utama, yang
berarti dapat terjadi. Berikut macam-macam anemia secara umum.
a.
anemia
defisiensi besi
ü
Defisiensi
besi (iron depletion) :
·
Feritin
serum darah turun
·
Hemosiderin
sumsum tulang turun
·
Parameter
status besi normal
·
Resorbsi
meningkat.
ü
Eritropoesis
defisiensi besi (Iron deficient erythropoisis)
·
Cadangan
besi kosong (sangat kurang)
·
Tranportasi
besi menurun
·
Saturasi
transferin dan protoporfin meningkat
·
Hemoglobin
dan hematokrit normal
·
Secara
klinis tidak di jumpai anemia.
b.
anemia
karena infeksi
ü
infeksi
cacing tambang :
·
Terjadi
perdarahan menahun, kehilangan darah melalui intestinum.
ü
Infeksi
malaria
·
Kehilangan
darah karena terjadi hemolisis eritrosit dalam proses infeksi.
ü
Infeksi
HIV
·
Menimbulkan
gangguan sistem eritropoetik.
·
Mengurangi
reaksi terhadap obat anti anemia.
c.
Anemia
kekurangan asam folat
ü
Megaloblastik
anemia.
ü
Gangguan
proses pembekuan eritrosit.
ü
Asam
folat makanan kurang karena terlalu lama
di rebus.
ü
Memanaskan makanan berulang.
d.
Anemia
karena kekurangan hemoglobin
ü
Siklus
sel anemia
ü
Talasemia
anemia
e.
Hemolisis
f.
Anemia
apaloplastik atau hipoplastik
ü
Haemoglobinopati
sel sabit
ü
Thalsemia
ü
Anemia
hemoglobinopati lain
ü
Anemia
hemolitik herediter
Pembagian anemia dalam kehamilan
1. anemia defisiensi besi
........................................62,3%
2. anemia megaloblastik
........................................29,0%
3. anemia hipoplastik
............................................8,0%
4. anemia hemolitik ...............................................0,7%
Penjelasan
:
1.
Anemia
defisiensi besi
Anemia defisien
besi adalah anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi. Penyebab : gangguan absorbsi,
gangguan penggunaan atau karena terlampau benyaknya zat besi keluar dari badan
misalnya perdarahan. Ciri – ciri khas bagi defisiensi besi yakni mikrosis dan
hipokromasial. Diagnosis anemia
defisiensi besi ialah : kadar besi serum rendah, daya ikat serum tinggi,
protopofirin eritrosis tinggi, tidak
ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang. Terapi : pengobatan dapat dimulai
dengan preparat besi peros diberikan garam besi sebanyak 600 – 1000 mg sehari
dan Vit C, pengobatan parenteral diperlukan jika penderita tahan akan
kehamilanna sudah tua biasanya penobatan perenteral secara IM yaitu dextran
besi ( inferon atau sorbitol besi ), tranfusi darah pada anemia dalam kehamilan
sangat jarang dilakukan.
2.
Anemia
megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia dalam kehamilan yang
disebabjan karena defisiensi asam folik, jarang karena defisiensi VI B12.
Diagnosis : diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan mengaloblas
atau promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang, perubahan dalam leukopoesis
seperti metalielosis san sel batang datia yang kadang – kadang disertai
vaskuolisasi dan hipersegmentasi granulosit terjadi lebih dini pada defisiensi
folik dan vit B12. Terapi:diberikan tablet asam folik dalam dosis 15 – 30 mg
sehari untuk anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vit B12 maka penderita
harus diobatu dengan dosis 100 – 1000 mikrogram sehari baik per os maupun
parenteral. Pencegahan : pada umumnya asam folik tidak diberikan secar rutin
kecuali daerah daerah yang frekuensi anemia megaloblastik tinggi apabila
pengobatan anemia denga besi saja tidak berhasil maka besi harus ditambah
dengan asam folat
3.
Anemia
hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum
tulang kurang mampi membuata sel – sel darah baru. Etiologi belum diketahui
secara pasti keculai disebabkan oleh sepsis sinar rontgen , racun, atau bat –
obatan. Terapi : jika obat – obatan penambha daah tidak memberi hasil maka satu
– satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah tranfusi darah yang
sering perlu diulang sapai beberapa kali biasanya anemia hipoplastik karena
kehmilan apabila wanita tersebut dengan selamat mencapat masa nifas akan sembuh
dengan sendirinya dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita terdsebut
menderita anemia hipoplastik.
4.
Anemia
hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah
merah yang berlangsung lebih cepat dari pembuatannya wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil apabila dia hamil maka anemianya biasanya menjadi
lebih berat. Gejala : anemia , hemoglobinemia, hemoglobinuria,
hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria yang merupakan gejala hemolitik. Pengobatan
: pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung beratnya yatu
dilakukan tranfusi darah yang kadang – kadang diulang beberapa kali
Dari penyebab tersebut kasus yang paling sering terjadi
adalah anemia karena defisiensi besi. anemia defisiensi besi adalah anemia
karena turunnya cadangan besi tubuh sehingga proses eritropoesis terganggu dan
dapat menurunkan ukuran Hgs darah dengan berbagai akibatnya. Anemia defisiensi
besi tergolong anemia karena gizi. (Manuaba, 2001 : 50-51)
E.
Diagnosis
Pemeriksaan Hb dan darah tepi akan memberikan kesan
pertama. Pemeriksaan Hb dan
spektrofometri merupakan standart, namun alat iini hanya tersedia di kota. Di
Indonesia penyakit ronik, seperti : malaria dan TBC masih sering di jumpai
sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum di lakukan. Selanjutnya
pemeriksaan khusus untuk membedakan dengan defisiensi asam folat dan
thalasemia. Juga harap di mungkinkan. Pemeriksaan MCV penting untuk
menyingkirkan thalasemia. Bila terdapat batas MCV <80 dan="dan" i="i" kadar="kadar" rdw="rdw" ul="ul">red cell distribution width) 80>
>14 %
mencurigai akan penyakit ini. Kadar HbF >2% dan HbA2 yang abnormal akan
meneukan jenis thalasemia. (Sarwono, 2002 : 282)
F.
Akibat
anemia kehamilan
a.
Hamil
muda
·
Abortus
·
Missed
abortus
·
Kalainan
kongenital
b.
Trimester
kedua
·
Persalnan
prematurus
·
Persarahan
anterpartum
·
Gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim
·
Asfiksia
intrauterine sampai kematian
·
Berat
badan lahir rendah
·
Gestosis
dan mudah terkena infeksi
·
IQ
rendah
·
Dekompensasi
ordia-kematian ibu
c.
Saat
inpartu
·
Gangguan
his primer dan sekunder
·
Janin
lahir dengan anemia
·
Persalinan
dengan tindakan tinggi
ü Ibu cepat lelah
ü Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan ooperatif
d.
Pasca
partus
·
Atonia
uteri menyebabkan menyebabkan perdarahan
·
Retensio
plasenta
·
Perlukaan
sukar sembuh
·
Mudah
terjadi febris puerpuralis
·
Gangguan
involusi uteri
·
Kematian
ibu tinggi :
ü Perdarahn
ü Infeksi puerpuralis
ü Gestosis
(Manuaba, 2001 : 52-52)
G.
Penanganan
Terapi anemia defisiensi besi aialah dengan preparat besi
oral atau parenteral. Terapi ral ialah dengan preparat besi : fero sulfat, fero
glukonat, ata Na-Ferobisitrat. Pemberian preparat 60 mb/hai dapat menaikkan
kadar Hb sebanyak 1 gr% bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif
kecil pada pemberian Na-Fero Bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat. Kini
pemerintah menganjurkan kombinasi 60 mg besi dengan 50ug asam folat untuk
profilaksis anemia. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan serum dextran
sebanyak 100 mg (20 ml) intravena atau 2 X 10 ml/im pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr %, Pemberian parenteral
mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus intestinal, anemia yang
berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping yang utama ialah reaksi alergi,
untuk mengetahuinya dapat di berikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi
di berikan seluruh dosis. (Sarwono, 2002 : 282)
KESIMPULAN
WHO mendefinisikan anemia gizi adalah anemia yang terjadi
karena kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial untuk eritropoesis, tanpa
memandang sebabnya. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di indonesia relatif
tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan
perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan faktor predisposisi anemia
defisiensi ibu hamil di Indonesia.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan
disebkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya
saling berinteraksi. (Sawono, 2002 :281)
Akibat yang ditimbulkan anemia pada saat kehamilan,
seperti : abortus, kelainan konginetal (trimester 1), BBLR, perdarahan
antepartum (trimester 2), gangguan HIS, janin lahir dengan anemia (trimester
3), dan masih banyak lagi. (Manuaba, 2001:52). Dari permasalahan inilah,
sehingga permasalahan anemia pada kehamilan dimasukkan dalam standart asuhan
pada kehamilan. Tujuan dari standart ini adalah bidan
mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang
memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung
SARAN
Dalam penangan masalah anemia kehamilan
peran bidan sangatlah dibutuhkan, bidan seharusnya mengetahui tentang anemia,
mengenali tanda-tanda anemia, dan melakukan diagnosis secara tepat,
pemeriksaan, dan pemberian terapi sesuai dengan kebutuhan. Sehingga penangan
secara dini dan tepat dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan
juga bayi.
Daftar
Pustaka
Fairus, Martini dan Prasetyowati. 2010. Buku Saku Gizi & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta:EGC
Taber, Benzion. 1994. Kapita Selekta Kedararuratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta
: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
:YBP-SP
http://www.scribd.com/doc/106006808/12-Standar-Mutu-Pelayanan
diakses tanggal 19 september 2012 pukul 14.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar