BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan
oleh arbo virus dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypty betina. Masa tunas 3 – 15 hari, tetapi rata-rata 5 – 8 hari (Perawatan Anak Sakit, 342)..
Virus dengue masuk
ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk dan reaksi tubuh merupakan
reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat beda akan tampak. Apabila seseorang
mendapat infeksi barulah dengan tipe virus dengue yang berlainan. Setelah virus
dengue masuk ke dalam tubuh penderita akan mengalami keluhan dan gejala karena
veriminal, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal seluruh
badan.
Berdasarkan
jumlah kasus DBD, Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand. Tahun 1998
DBD di Indonesia 27 orang per 100.000 penduduk dengan penderita sebanyak 47.373
orang, 1.527 dilaporkan meninggal dunia dari 2001 daerah tingkat II.
Pengobatan
terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang agar pasien dapat
bertahan hidup. Obat yang diberikan adalah biasanya berupa penurun panas dan
penghilang rasa sakit pada otot / sendi dapat juga dikompres apabila suhu
tinggi.
Pasien DBD
harus diawasi secara ketat, karena dapat timbul komplikasi seperti perdarahan
otak, ARDS (Sindroma Distres Nafas Dewasa) Infeksi nosokomial seperti
pneumonia, tromboflebitis renjatan septik.
Oleh karena itu tenaga kesehatan harus dapat
melaksanakan asuhan kebidanan agar komplikasi tidak terjadi.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan manajemen Asuhan kebidanan
Varney sesuai dengan kasus DHF.
1.2.2
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data
pada anak dengan kasus DHF.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa,
masalah, kebutuhan, pada anak dengan DHF.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah
potensial pada anak dengan DHF.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan segera
pada anak dengan DHF.
e.
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana yang akan
dilakukan pada anak dengan DHF.
f.
Mahasiswa dapat melaksanakan rencana yang telah direncanakan
pada anak dengan DHF.
g.
Mahasiswa dapat mengevaluasi seluruh / sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai dalam melakukan tindakan pada anak dengan DHF.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1
Bagi Penulis
Dapat menambah
pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada kasus DHF.
1.3.2
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan kebidanan pada kasus DHF.
1.3.3
Bagi Pasien
Dapat
memberikan informasi tentang penyakit DHF.
1.3.4
Bagi Lahan Praktek
Sebagai
masukan dalam menerapkan manajemen kebidanan.
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.4.1
Wawancara
Pengumpulan
data dengan tanya jawab langsung pada klien dan keluarga.
1.4.2
Observasi
Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada
klien.
1.4.3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
1.4.4
Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku dan masalah-masalah yang ada
hubungannya dengan DHF.
1.4.5
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa
seperti pemeriksaan laborat, rontgen, USG.
1.4.6
Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang
sudah ada dalam status pasien.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar DHF
2.1.1
Pengertian
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue tipe I-IV dengan manifestasi klinis 2-7 hari disertai dengan gejala perdarahan.
Bila timbul renjatan, angka kematian cukup tinggi (Kapita selekta kedokteran
hal 49 tahun 1997)
2.1.2
Diagnosa
-
Demam 2-7 hari
-
Perdarahan
§
Rumpletes (+)
§
Ekhimose
§
Perdarahan pada gusi
§
Epistaksis
§
Hematemesis
§
Melena
-
Gejala klinis
§
Mual
§
Mentah
§
Perut kembung
§
Pusing
§
Badan terasa sakit semua
-
Laboratorium
§
Terjadi tromboemboli < 1000000/cm
§
Hb meningkat
§
PCV meningkat > 20 %
2.1.3
Patofisiologi
§ DBD biasanya timbul pada infeksi sekunder
dengan virus dengue tipe I0IV
§ Pada hari ke 3-5 dapat timbul renjatan
hipovolemik karena permeabilitas pembuluh darah yang meningkat (plama
leakeade), kebocoran ini disebabkan oleh mediator-mediator tertentu
(anafilaktosin) yang dibentuk di sel-sel mana nuklear karena rangsangan virus
dengue.
§ Perdarahan dapat terjadi karena
vaskulopati trombopati dan koagulopati pada kasus yang berat, perdarahan dapat
disebabkan gangguan faal hepar.
§ Selain itu ditentukan tanda-tanda
terjadinya koagulasi intravaskular yang menyeluruh (DIC)
2.1.4
Gejala Klinis
Menurut
derajat ringan penyakit DBD dibagi 4 bagian
1.
Derajat I
-
Demam 2-7 hari
-
Gejala umum khas
-
Rumplet tes (+)
2.
Derajat II
-
Gejala derajat I
-
Timbul perdarahan spontan seperti
-
Pteki
-
Ekimase
-
Epistaksis
-
Hematemesis melena
-
Perdarahan pada gusi dan telinga
3.
Derajat III
-
Gejala derajat II
-
Terjadi
kegagalan pada peredaran darah seperti
-
Nadi
cepat dan lemah > 120 x/mnt
-
Tekanan darah sempit (<20 mmhg="mmhg" p="p">
)
-
Tekanan darah menurun
4.
Derajat IV
-
Gejala derajat III
-
Nadi tidak teraba
-
Tekanan darah tidak teratur
-
Denyut jantung > 140 x/mnt
-
Anggota gerak teraba dingin
-
Berkeringat
-
kulit tampak biru
Gejala – gejala lain
-
Hati
membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan
-
Asites
-
Cairan dalam rongga perut
-
Ensefalopati kejang, gelisah, sopor, koma
2.1.5
Pemeriksaan Diagnosa
-
Trombositopenia (<100 .000=".000" mm="mm" sup="sup">3100>
20>
-
Hb dan PCV meningkat (>20%)
-
Leukopenia
(mungkin normal atau leukositosis)
-
Isolasi virus
-
Serologis (uji H1) respon anti bodi sekunder
Pada renjatan berat diperiksa
-
Hb
PCV berulang kali (setiap jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan)
-
Faal hemostatis / FDP
-
EKG
-
BUN/SC
2.1.6
Diagnosa Banding
-
Belum atau tanpa renjatan
§
Campak
§
Infeksi bakteri atau virus lain (tensila
faringitis, demam dari kelompok penyakit exanthem hepatitis)
-
Demam renjatan
§
Demam thypoid
§
Renjatan septik kuman gram negatif lain
-
Dengan perdarahan
§
ITP – STP (virus lain)
§
Leukimia
§
Anemia
-
Dengan kejang
§
Meningitis
§
Enchepalitis
2.1.7
Penatalaksanaan
Induksi rawat tinggi pada dugaan infeksi dengue :
-
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas,
muntah, pemasukan kurang) kejang-kejang
-
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut pembesaran hati uji
teoriguak positif atau negatif karena sakit keras (tidak mau bermain), Hb dan
PCV meningkat
-
Panas disertai pendarahan
-
Panas disertai renjatan
§
DHF grade I
-
RL DS : 3 cc/kg/jam
-
Evaluasi TTV
§
DHF grade II
-
RL DS 3 cc/kg/jam
-
Evaluasi TTV
§
DHF Grade III
-
RL : 10 – 20 cc/kg/jam
-
Evaluasi TTV
Baik : RL DS 7
cc/kg/jam à
5 cc/kg/jamà
3 cc/kg/jam
Jelek : RL 10 cc/kg/jam atau plasma 10 cc/kg/jam à stabil dan dilanjutkan dengan rumus 7-5-3
Perdarahan :
WBC sesuai volume perdarahan Hb, PCV, tromboserial
2.1.8
Terapi Suportif
-
Oksigenasi
-
Nutrisi
-
Antibiotik
2.2 Askeb Teori
2.2.1
Pengkajian Data
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, dan alamat
2.
Keluhan utama
-
Demam mendadak terus menerus 2-7 hari
-
Perdarahan spontan (petekhi, epitaksis, perdarahan
gusi) kadang disertai mual-mual, nyeri kepala
3.
Riwayat penyakit sekarang
Derajat I : Panas 2-7 hari, gejala umum tidak jelas,
rumplet tes (+)
Derajat II : Derajat I + gejala perdarahan spontan
(pethekhi, epitaksis, ekhimosisi, perdarahan gusi, hematemesis, melena, dll)
Derajat III : Derajat II dan gejala kegagalan sirkulasi
darah (nadi cepat > 120 tekanan darah sempit < 20 mmHg dan turun)
Derajat IV : Nadi tidak teratur tekanan darah tidak
teratur, anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru
4.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah atau tidak
pernah terinfeksi virus dengue
5.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh salah satu anggota
keluarga yang meliputi penyakit menular atau menahun
6.
Riwayat neonatus
a.
Prenatal
Riwatay yang menyatakan sejak
dalam kandungan
b.
Natal
Riwayat dimana kandungan telah berakhir / pada waktu persalinan
c.
Post natal
Riwayat dimana sesudah masa
kandungan berakhir (setelah persalinan)
7.
Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa
saja yang sudah didapat oleh pasien
8.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan
sehari-hari yang dilakukan pasien
a.
Pola Nutrisi
Variasi (berbagai bentuk) makan apa saja yang dikonsumsi, frekuensi,
komposisi dan porsi yang dikonsumsi oleh pasien.
b.
Pola Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas apa
saja yang bisa dilakukan oleh pasien
c.
Pola Istirahat Tidur
Untuk mengetahui berapa lama waktu istirahat anak terganggu atau tenang
d.
Pola Eliminasi
BAB : Frekuensi, konsistensi à
konstipasi, melena
BAK : Hematuria, anuria
B.
Data Obyektif
a.
Keadaan Umum
Kesadaran : composmentis,
apatis, somnolen, sopor, coma
TTV : T : Hipotensi (sistolik < 80 mmHg)
S : Meningkat akut ± 5 hari turun
N : Cepat dan lemah
RR : Bisa sesak nafas sampai sianosis
b.
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Nyeri,
kepala atau pusing
Hidung : Epitaksis,
sianosis perifer
Telinga : Serumen ada atau tidak, dingin dan lembab /
tidak
Mulut&gigi : Mukosa, bibir kering, perdarahan gusi,
sianosis
Tenggorokan Sakit
waktu menelan, hyperemia
Dada : Thorox à pleure effusion
Abdomen : Nyeri ulu hati, heptomegali, distensi, asites
Genetalia : Kelaminnya apa bersih/tidak, ada
kelainan/tidak
Eks : Akral hangat
dan dingin petelchi (+), sianosis perifer
c.
Pemeriksaan Penunjang
Darah : -
Trombositopenia < 100.000/mm3
-
Hb meningkat > 20 %]
-
Hemokonsentrasi
(hemotrokit meningkat)
-
Kimia darah hiponatremia, hipoprotemia, hipokroremia
Urine: - Albumin
-
Hematuria
Foto thorox : pleura effusion
USG : hepatomegali, splenomegali
2.2.2
Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa dan masalah yang muncul dari hasil pengumpulan data yaitu secara
subyektif maupun obyektif.
2.2.3
Antisipasi Masalah Potensial
-
Syok hypofolemik
-
Kejang
2.2.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan segera yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah
penyakit atau maslah yang berlanjut.
2.2.5
Intervensi
Dx : An ”………” Umur…… dengan DHF grade ii
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama
2x24 jam diharapkan keadaan pasien membaik
Intervensi
1. Melakukan pendekatan pada px dan keluarga
R/ Dengan
pendekatan diharapkan px dan keluarga dapat kooperatif dan terjalinnya
kepercayaan terhadap petugas
2.
Observasi adanya tanda-tanda
perdarahan baru
R/ Sebagai parameter utama untuk mengetahui
sejauh mana kepercayaan penyakit sehingga dapat segera diatasi
3. Observasi TTV
R/ TTV merupakan parameter utama untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien
4.
Kolaborasi dengan tim medis dengan
dalam pemberian terapi
R/ Dengan terapi yang dapat diharapkan kondisi
px semakin membaik
Masalah : Peningkatan suhu tubuh
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x6 jam diharapkan masalah dapat
teratasi
1.
Anjurkan dan motibasi ibu untuk
mengompres anaknya
R/ Kompres dingin dapat menurunkan
panas melalui proses konduksi
2. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ Dengan minum banyak panas dapat dikeluarkan
melalui urine
3. Anjurkan pasien untuk berpakaian tipis dan
menyerap keringat
R/ Membantu turunkan panas dengan proses
evaporasi
4. Observasi TTV tiap 2-3 jam
R/ Mengetahui keadaan umum pasien
5.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian anti piretik
R/ Membantu menurunkan panas pada badan
2.2.6
Implementasi
Merupakan realisasi dari intervensi yang ditetapkan namun dalam kegiatan
tertentu tindakan yang harus dilakukan disesuaikan dengan kondisi anak.
2.2.7
Evaluasi
Dilakukan
sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan dengan menggunakan :
S : Pernyataan subyektif yang dinyatakan pasien
O : Keadaan pasien yang dapat diamati secara
langsung oleh petugas
A : Pernyataan tentang gangguan yang terjadi
apakah sudah teratasi atau belum
P : Rencana intervensi yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Buku
Kedokteran, EGC.
Noer, Syaifulloh. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi ke-3. Jakarta : FKUI.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Buku Kedokteran vol. 1, EGC.
Dongoes, Martyn, E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :
Buku Kedokteran, EGC.
0 komentar:
Posting Komentar