BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit saluran pernafasan merupakan salah satu
penyebab kesakitan dan kematian yang paling penting pada anak terutama pada
bayi. Hal ini terjadi karena saluran nafasnya masih sempit dan daya tahan
tubuhnya masih rendah. Gangguan pernafasan pada bayi dan anak dapat disebabkan
oleh berbagai kelainan organik trauma, alergi, infeksi dan lain-lain.
Bronchiolitis akut ialah suatu sindrom obstruksi
bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak kurang dari 2 tahun, paling
sering pada usia 6 bulan. Bronchiolitis disebabkan oleh respiratory syncycial
virus (RSV) 50 – 90 %. Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas disertai batuk pilek beberapa hari tanpa demam (subfebris). Sesak nafas,
makin lama makin hebat, nafas cepat dan dangkal, gelisah, adanya pernafasan
cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut serta mengi.
Untuk mengatasi hal ini bisa dilakukan inhalasi
secara sederhana dengan menggunakan ceret yang corongnya ditambah dengan
dukungan koran, kira-kira 50 cm dan jarak uap dengan muka anak ± 30
cm. Jika keadaan tidak membaik, sebaiknya anak segera dibawa ke RS untuk
mendapatkan Pengobatan seperti antibiotik, nebulazer, suction, O2
dan cairan intravena.
Pada kehidupan sehari-hari di masyarakat, sering kita
jumpai anak kecil yang menderita batuk pilek sampai berhari-hari, namun orang
tua mereka tidak melakukan tindakan apapun, selain mengeluarkan secret yang
keluar dari hidung. Untuk itu penulis mengambil masalah bronchiolitis sebagai
laporan praktek klinik dengan tujuan memberikan gambaran umum mengenai penyakit
bronchiolitis, penyebab, gejala dan penatalaksanaannya.
1.2. Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu melaksanakan pola pikir ilmiah
dalam menerapkan management Varney pada Anak dengan bronchiolitis.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan pada An. “P” umur 3 bulan dengan Bronchiolitis diharapkan mahasiswa mampu :
1.
Melakukan pengkajian atau pengumpulan data
2.
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Menentukan
antisipasi masalah potensial yang
terjadi
4.
Mengidentifikasi kebutuhan segera
5.
Mengembangkan rencana asuhan
6. Melaksanakan rencana asuhan yang telah
disusun
7.
Mengadakan evaluasi
1.3.
Metode
Pengumpulan Data
1.3.1. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya
jawab langsung pada klien dan keluarga
1.3.2. Observasi
Pengamatan langsung terhadap
perubahan yang terjadi pada px
1.3.3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
1.3.4. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku
dan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan diare
1.3.5. Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh
data dengan melihat data yang sudah ada dalam status pasien
1.4. Manfaat
1.4.1.
Bagi penulis
Dapat menambah
pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada kasus diare
1.4.2.
Bagi pendidikan
Sebagai bahan
kepustakaan tentang asuhan kebidanan pada kasus diare.
1.4.3.
Bagi pasien
Dapat
memberikan informasi tentang penyakit diare
1.4.4.
Bagi lahan praktek
Sebagai masukan
dalam menerapkan manajemen kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Bronchiolitis
2.1.1.
Pengertian
-
Bronchiolitis adalah penyakit obstruktif akibat
inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus) terjadi pada anak usia
kurang dari 2 tahun dengan insiden tertinggi
sekitar usia 6 bulan (Arif Mansjoer dkk, 2000 : 468)
-
Bronchiolitis akut adalah suatu sindrom
obstruksi bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak berumur kurang dari 2
tahun, paling sering pada usia 6 bulan, disebabkan oleh Respiratory Syncyial
virus (RSV) 50 % (Ngastiyah. 1997 : 45)
-
Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada
bronkiolus yang disebabkan oleh virus (Suradi dkk, 2001 : 31)
2.1.2.
Etiologi
Sebagian besar
disebabkan sincycial virus sekitar 50 – 90 %. Selain itu para influenza,
mikoplasma, adenovirus sangat jarang infeksi primer bakteri.
2.1.3.
Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi saluran nafas atas dengan
batuk pilek, tanpa demam atau halnya subfebris. Sesak nafas makin hebat,
disertai nafas cepat dan dangkal.
Terdapat dispnu dengan ekspiratory effort, retraksi otot bantu nafas, nafas
cepat dangkal disertai nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut
gelisah, ekspirium memanjang atau mengi. Jika obstruksi hebat, suara nafas
nyaris tak terdengar, ronki basah halus nyaring kadang terdengar pada akhir
atau awal ekspirasi, suara perkusi hipersonor.
2.1.5.
Pemeriksaan Penunjang
-
Foto dada AP dan lateral
Hiperinflasi
paru, diameter antero posterior membesar, terdapat bercak konsolidasi tersebar.
-
Analisis gas darah
Hiperkarbin
sebagai tanda airtrapping, asidosis metabolik atau respiratorik, gambaran darah
tepi dalam batas normal.
-
Pemeriksaan
deteksi dini/ cepat antigen RSV yang dapat dikerjakan secara bedside.
2.1.6.
Penatalaksanaan
-
O2
1 – 2 lt/mnt.
-
IVFD :
§
Neonatus = Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % = 4 : 1 +
KCl 1 – 2 mEq/kg BB/hr.
§
Bayi > 1 bln = Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % = 3
: 1 + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai BB, kenaikan suhu dan
status hidrasi.
-
Koreksi
gangguan asam basa dan elektrolit.
-
Antibiotik
sebenarnya tidak diperlukan, tetapi karena sukar dibedakan dengan pneumonia
interstisialis, antibiotik tetap diberikan
§
Untuk kasus bronchiolitis community base
- Ampisillin 100 mg/kg BB/hr dalam 4 x
pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hr dalam 4 x
pemberian
§
Untuk kasus Bronchiolitis Hospital Base
-
Sefotaxim 100 mg/kg BB/hr dalam 2 x pemberian
- Amikasim 10 – 15 mg/kg BB/hr dalam 2 x pemberian
§ Steroid : Dextametason 0,5 mg/kg BB,
inisial dilanjutkan 0,5 mg/kg BB/hr dibagi 3 – 4 dosis
-
Inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mokosillier
2.2.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Anak
dengan Bronchiolitis
Asuhan Kebidanan
adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang KIA atau KB.
2.2.1
Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan px melalui anamnese,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data penunjang
a.
Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnese) langsung dari
klien dan keluarga dan tim kesehatan lain.
1.
Biodata
Berisi tentang identitas klien dan orang tua yang meliputi nama, umur, agama,
pendidikan, suku, bangsa, alamat
2.
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat datang. Biasanya keluhan utama pada px
bronchiolitis adalah batuk, pilek, sesak
3.
Riwayat penyakit sekarang
Dijelaskan bagaimana px bisa sampai dibawa ke rumah sakit. Batuk pilek sudah berapa hari, sesak nafasnya
sejak kapan
4.
Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya px pernah MRS atau
tidak, kalau ya, kapan, dengan diagnosa apa, dan sampai berapa lama
5.
Riwayat penyakit keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit yang sama/ tidak
atau ada yang pernah menderita penyakit menular atau menahun seperti Hepatitis,
TB, asma, HT
6.
Riwayat neonatal
a.
Prenatal
Selama dalam kandungan ditanyakan berapa usia gestasinya, kehamilan
berapa, pernah ANC dimana, berapa kali, obat yang pernah didapat, ibu pernah
mendapat imunisasi apa saja
b.
Natal
Ditanyakan riwayat persalinan, berapa umur kehamilan, jenis persalinan,
penolong penyulit selama persalinan, keadaan bayi, BBL, PBL, A-S, dan kelainan genetal
c.
Post natal
Ditanyakan jenis kelamin laki-laki/ perempuan, keadaan umum bagaimana,
mendapat ASI sampai kapan, reflek-refleknya bagaimana ?
7.
Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang pernah
didapat oleh anak seperti DPT I-III, polio I-II, hepatitis I-III, campak &
BCG
8.
Pola kebiasaan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Ditanyakan kebiasaan makan dan minum anak sebelum dan saat sakit, berapa
kali anak makan biasanya, porsinya, komposisinya, berapa gelas minumnya, apa saja.
Pada bayi dengan bronchiolitis
biasanya px dipuasakan sementara sampai tidak sesak lagi
b.
Pola aktivitas
Apa saja kegiatan anak sebelum dan sesudah sakit, kebanyakan saat sakit
anak banyak tidur atau minta digendong
c.
Pola istirahat/ tidur
Bagaimana pola istirahat klien ada perubahan atau tidak, ada gangguan
tidur atau tidak
d.
Pola eleminasi
Bagaimana pola BAK dan BABnya
berapa kali dalam sehari, warnanya, konsistensinya, baunya
e. Pola kebersihan diri
Bagaimana kebersihan diri px
saat sakit dan sebelum sakit pada bayi penderita broncgiolitis biasanya hanya
diseka selama di RS dan diganti popok dan bajunya bila basah BAB atau BAK
b.
Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi,
palpasi perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan yang terdiri dari :
1.
Pemeriksaan umum
-
Keadaan umum : lemah
-
Kesadaran : composmentis
-
TB : 55,4 – 63,4 cm (umur 3 bulan)
-
BB : 4,18 – 6,74 kg (umur 3 bulan)
2.
TTV : N : 100 – 120 x/mnt
S : 36,5 – 372 oC, pada pasien bronchiolitis
biasanya 373 – 379 oC
RR : 20 – 30
x/mnt
3.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
Kepala : bentuk kepala, warna rambut, ukuran kepala dengan tubuh proporsional
atau tidak
Muka : bagaimana warnanya kemerahan/ kebiruan,
icterus/ tidak
Mata : simetris/ tidak, ada sekret/ tidak, sklera
icterus/tidak, konjungtiva pucat/tidak
Hidung : lubang hidung simetris/tidak, ada sekret/tidak,
ada pernafasan cuping hidung/ tidak, pada penderita bronchiolitis umumnya
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat sekret
Mulut dan gigi : bagaimana mukosa bibirnya, apakah ada labia
palato schisis, lidah bersih/ tidak, bibir pucat/tidak, gigi sudah tumbuh/belum
Leher : ada / tidak pembesaran kelenjar thyroid dan
bendungan vena jugularis
Dada : biasanya terdapat interaksi interkosta ada/tidak
kelainan tulang dada, puting susu simetris.
Abdomen : ada luka atau tidak, ada kelainan bawaan atau
tidk
Punggung : ada luka dekubitus atau tidak
Genetalia : jenis kelamin laki-laki/perempuanbersih/ tidak,
iritasi/tidak, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,
pada bayi laki-laki testis sudah turun
Anus : bersih/ tidak, iritasi/ tidak
Eks. Atas & bawah : simetris/tidak, ada oedem/tidak,
tidak cyanosis/tidak, akralnya bagaimana
b. Palpasi
Kepala : ada benjolan/ tidak, ada bekas caput/ tidak
c.
Perkusi
Dada :
hipersonor
Abdomen :
kembung/ tidak
d.
Auskultasi
Daada : biasanya terdengar ronchi
Abdomen : bising usus terdengar jelas/tidak,
meningkat/tidak
4. Pertumbuhan dan perkembangan
- Perkembangan
Pada anak usia 4 bulan
biasanya sudah bisa tengkurap, tersenyum bila diajak bicara, meraih atau
menggenggam benda-benda yang diberikan
- Reflek-reflek
·
Reflek
menggenggam
·
Rotting
reflek
·
Swallowing
reflek
·
Reflek
babynski
5. Pemeriksaan penunjang
- Foto dada AP dan internal : hiperinflasi paru,
diameter antara posterior membesar pada foto lateral, terlihat bercak
konsolidasi yang tersebar
- Analisis gas darah : hiperkarbia sebagai
tanda airtraping, asidosis metabolik, dan respiratorik
- Pemeriksaan deteksi cepat antigen RSV
secara bedside
2.2.2
Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah
dan interpretasi data dasar ke dalam identifikasi yang spesifik, mengenai
masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi sebagai
diagnosa akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang komprehensif untuk klien
dari diagnosa yang telah ditetapkan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan
oleh klien secara individu. Diagnosa adalah hasil dari perumusan masalah yang
merupakan keputusan yang ditetapkan oleh bidan
Adapun diagnosa masalah dan kebutuhan yang mungkin timbul pada klien
bronchiolitis adalah
·
Diagnosa
: An ...........umur.......dengan bronchiolitis
Ds : keluarga mengatakan anaknya batuk pilek
dan sesak
Do : - Ku lemah
-
Suhu : 373
– 379 0C
-
Nadi :
100-120 x/mnt
-
RR :
> 60 x/mnt
-
Nafas cepat dan dangkal
-
Terdapat pernafasan cuping hidung
-
Terdapat sekret
-
Wheezing Å, ronchi Å halus
-
Terdapat retraksi intercosta
-
Perkusi hipersonor
- Foto rontgen : terdapat gambaran
konsolidasi, diameter anteroposterior bronkiolus membesar
·
Masalah
-
Dehidrasi (gangguan pemenuhan cairan)
-
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
-
Gangguan peningkatan suhu tubuh
-
Kurangnya pengetahuan
2.2.3
Antisipasi masalah potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial
lainnya berdasarkan rangkaian dan diagnosa yang ada. Merupakan antisipasi,
pencegahan bila mungkin, masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan hidup klien. Oleh
karena itu masalah potensial harus segera dipersiapkan tindakan untuk
mengantisipasi. Antisipasi masalah potensial pada pasien dengan bronchiolitis
adalah :
-
Hipoksemia
-
Atelektasis
2.2.4
Identifikasi kebutuhan segera
Merupakan langkah
yang menggambarkan sifat kesinambungan dari proses penatalaksanaan bukan
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga
pada saat bidan bersama klien. Data-data baru senantiasa dikumpulkan dan
dievaluasi, berupa data yang memberikan indikasi adanya situasi yang gawat
dimana bidan harus segera bertindak demi keselamatan klien
Adapun kebutuhan segera yang harus dilakukan adalah :
-
O2
-
Bronchodilator
2.2.5
Mengembangkan rencana asuhan/ intervensi
Merupakan suatu pengembangan rencana yang menyeluruh
meliputi apa yang diidentifikasi oleh kondisi klien. Setiap masalah yang berkaitan, gambaran besar
tentang apa yang terjadi berikutnya, konseling dan rujukan
Diagnosa : An
...........umur.......dengan bronchiolitis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama......
diharapkan........
Kriteria hasil : - Ku baik
- Suhu :
365 – 372 0C
- RR :
30-60 x/mnt
- Nadi :
80-100 x/mnt
- Nafas teratur
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terdapat sekret
-
Terdapat
retraksi intercosta
-
Tidak ada wheezing, ronchi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada keluarga dan
jelaskan kondisi pasien ke keluarga
R/ Pasien dan keluarga lebih
kooperatif dalam melakukan tindakan kebidanan
2. Posisikan
bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok di bawah bahu
untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi
R/ Posisi
ini dapat memudahkan pernafasan dan menurunkan episode apneik khususnya pada
adanya hipoksia asidosis metabolik atau hiperkapneu
3. Inhalasi
dengan nebulazer
R/ Inhalasi efektif untuk
mengencerkan mukus mukopurulen
4. Lakukan
suction
R/ Menghilangkan
mukus yang menyambut jalan nafas
5. Berikan O2 sesuai kebutuhan (O2
: 1-2 lt)
R/ Perbaikan kadar O2
dan CO2 dapat meningkatkan fungsi pernafasan
6. Kaji
frekuensi dan pola pernafasan
R/ Membantu dalam membedakan
periode pernafasan normal atau apnea
7. Observasi
kulit dan membran mukosa
R/ Deteksi
dini adanya kekurangan O2
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat-obatan
R/ Antibiotik
dapat mengatasi infeksi pernafasan/ sepsis. Dengan kolaborasi dapat ditentukan
dosis yang sesuai dengan penyakit penderita
2.2.5.1
Masalah
a.
Gangguan pemenuhan cairan
1.
Memonitor intake dan out put
R/ Untuk
mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan keluar
2.
Berikan cairan per parenteral
R/ Cairan perparenteral dapat
memperbaiki keadaan umum secara cepat
3.
Berikan cairan peroral
R/ Cairan
peroral penting untuk input yang adekuat
4.
Monitor serum elektrolit
R/ Untuk
mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit agar mengenali lebih dini jika
terjadi asidosis metabolik
5.
Kaji tanda-tanda dehidrasi
R/ Untuk
mengetahui derajat dehidrasi
6.
Observasi out put urine
R/ Mengetahui
keseimbangan cairan yang masuk dan keluar
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
1. Berikan makanan sedikit-sedikit dan
sering, berikan makanan yang dapat ditoleransi (dinginkan klien)
R/ Dengan
pemberian yang sedikit-sedikit tapi sering dapat menghindari terjadinya mual
2.
Berikan makanan yang tinggi kalori dan protein
R/ Diit
yang tepat dapat memperbaiki keseimbangan kalori dalam tubuh
3.
Timbang berat badan sesuai protokol
R/ Timbang
badan yang rutin dapat mengetahui kenaikan BB yang teratur
c.
Gangguan peningkatan suhu tubuh
1.
Monitor suhu tubuh tiap 2-4 jam
R/ Mengetahui
kenaikan suhu tubuh, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya hiperpireksia
2.
Pertahankan suhu ruangan
R/ Suhu
ruangan yang kondusif penting untuk menjaga suhu tubuh klien
3.
Berikan antipiretik sesuai kebutuhan
R/ Antipiretik
efektif untuk menurunkan suhu tubuh
4. Lakukan ”tepid sponge” (seka) dengan air
biasa
R/ Seka dan kompres efektif untuk
menurunkan suhu tubuh melalui proses konduksi khususnya di daerah-daerah
pelipatan
5.
Tingkatkan intake cairan yang adekuat
R/ Intake
cairan yang adekuat penting untuk balance cairan dan menghindari dehidrasi
d.
Kurangnya pengetahuan orang tua
1.
Ajarkan pada orang tua untuk memberikan bantuan perawatan
pada anak
R/ Perawatan pada anak penting untuk mempercepat
penyembuhan
2. Jelaskan tanda dan gejala distress
pernafasan dan infeksi
R/ Dengan
pengetahuan yang jelas kx lebih kooperatif dan tanggap sehingga dapat dilakukan
tindakan secepat mungkin jika timbul keabnormalan
3.
Jelaskan pentingnya istirahat bagi bayi/ anak
R/ Istirahat
yang optimal dapat memperbaiki KU
(Suradi, 2001)
2.2.6
Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan dari
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan pelaksanaan dapat terealisasi
dengan baik dan dapat dikerjakan oleh petugas, bidan sendiri, klien, kolaborasi
sesama tim medis atau kesehatan lain dan rujukan dari profesi
2.2.7
Evaluasi
Seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan
serta didasarkan atas tujuan dan kriteria, guna mengevaluasi ini untuk menilai
kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan, menilai efektivitas dari asuhan
kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan menyusun langkah baru dalam
asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan
kebidanan
S : Data yang diperoleh dari
wawancara langsung
O : Data yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan
A : Pernyataan yang terjadi atas
data subyektif dan obyektif
P : Perencanaan yang ditentukan
sesuai dengan masalah
0 komentar:
Posting Komentar