KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU
DENGAN INFERTIL
I.
PENGKAJIAN DATA
Data Subjektif
a.
BIODATA
Nama Ibu dan
Nama Suami
Agama Ibu dan
Agama Suami
Umur ibu dan
suami
Pendidikan ibu
dan suami
Pekerjaan ibu
dan suami
Alamat
b. Riwayat
kesehatan reproduksi istri
- Keluhan
Utama: belum mempunyai anak setelah menikah > 1 tahun
Teori: Infertilitas
adalah kegagalan menjadi hamil setelah 1 tahundengan koitus normal.(Dr. Lynda Saputra, 2009: 383)
- Frekuensi
hubungan seksual normal antara 2- 3 kali dalam 1 minggu dan ada gangguan dalam
berhubungan seksual/ tidak.
Teori:
terdapat kolerasi antara frekuensi dan waktu coitus.
(Aprilia,
Yesie. 2010)
- Tuba
pernah mengalami infeksi/ tidak
Teori: infeksi saluran telur menjadi penyebab utama
dari terjadinya penyebab kemandulan.
-
Pernah
atau belum pernah memeriksakan keluhan utama sebelumnya.
-
Haid
terakhir > 1 bulan yang lalu/ tidak, menarche umur > 17 tahun, haid tidak
teratur dengan siklus > 35 hari.
Teori: Ovulasi yang
jarang terjadi dapat menyebabkan infertilitas. Deteksi tepat ovulasi kini tidak
seberapa penting lagi setelah diketaui spermatozoa dapat hidup dalam lender
serviks 8 hari. Siklus haid yang tidak teratur, dengan nam haid yagn tidak
sama, sangat mungkin disebabkan
anovulasi. Amenore
hampir selalu disertai kegagalan ovulasi.
- Mengalami
nyeri waktu haid / tidak, jumlah darah haid banyak/ sedikit, lamanya lama/
tidak, ada perdarahan diluar siklus atau tidak.
Teori: gejala yang sering ditemukan pada penyakit
endometriosis ialah 1) nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang
terjadi pada dan selama haid (dismenorea),
2) dispareuni, 3)
nyeri waktu defekasi khususnya pada waktu haid, 4) poli dan hipermenoreae, 5) infertilitas. Ada kolerasi yang nyata
antara endometriosis dan infertilitas. 30- 40% wanita dengan endometriosis
menderita infertilitas. Faktor
penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis adalah apabila
mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan perlekatan jaringan disekitarnya.(Sarwono, 2005: hal 318)
-
Pernah memekai kontrasepsi
sebelumnya atau tidak.
Teori:kontrasepsi hormonal dapat
mengganggu keseimbangan endokrin dalam tubuh, sehingga untuk menjadi subur
kembali setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal perlu waktu.
Penyakit
tuba fallopi biasanya merupakan akkibat dari pembentukan jaringan parut
inflamasi pada tuba fallopi. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh peradangan
pelvis (pelvic inflamantori disease), apendisitis dengan rupture, abortus
septic, pascaoperasi, dankadangkadangakibatpenggunaanalat kontrasepsi dalam
rahim(Aag system reproduksi :
hal 76)
c.
Riwayat
Obstetri
-
sudah
pernah melahirkan atau tidak.
Teori: Macam- Macam Infertilitas
1.
Infertilitas
primer jika istri belm pernah hamil walaupun bersenggama
dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
2.
Infertilitas
sekunder jika istri pernah hamil akan tetapi kemudian tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan.
d.
Riwayat
Kesehatan Istri dan Suami
- Istri : mengalami sakit DM, inferksi endometrium, tuba,
ovarium atau tidak.
- Suami : mengalami
sakit DM, PMS, trauma testis, infeksi testis atau tidak.
Teori : ( 1 ) Penyakit-penyakit
yang berkomplikasi infertilitas, antara lain: penyakit genetik, kencing manis
(diabetes mellitus), penyakit kelenjar gondok, kelainan hormon, dan obesitas
(kegemukan).
( 2 ) Faktor Wanita
-
Spasme tuba falopii (bermacam- macam
penyebab, termasuk psikogenik) atau obstruksi (kelainan kongenital atau
infeksi)
-
Gangguan getah serviks, malinformasi
uterus, perkembangan endometrium yang kurang sempurna, hiperprotaktinemia,
faktor endokrin yang menyebabkan kegagalan terjadinya menstruasi dan / atau
ovulasi.
-
Endometriosis
( 3 ) Faktor laki-laki:
Beberapa
gangguan genital, seperti jaringan parut (varikokel) yang dapat menyumbat
saluran sperma, dan infeksi tuberkulosa pada prostat.
e.
Pola
Kebiasaan Istri dan Suami
- Merokok, minum minuman keras, minum obat tidak sesuai
petunjuk tenaga kesehatan atau tidak.
Teori: kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan kualitas sperma menurun,
kebiasaan minum- minuman keras, penggunaan NAPZA.
Data Objektif
a.
Pemeriksaan
Umum
© TTV : normal
© KU : baik
© Kesadaran : Composmentis
© BB : termasukobesitas /tidak
b. Pemeriksaan
Khusus
Pemeriksaan
istri
·
Pemeriksaan
organ kandungan
·
Pemeriksaan
lender serviks (reaksi imunologis, tes Shim Huhner)
·
Pemeriksaan
rahim: histereskopi, histerosalpingografi, hidrotubasi, partubasi
·
Pemeriksaan
laparoskopi
a. Riwayatpenyakit,
meliputi:
·
Masalah menstruasi
·
Infeksi panggul ( nyeri panggul )
·
PMS
·
Apendisitis
·
Trauma atau pembedahan abdomen
b.
Pemeriksaan pelvis
·
Ketidakteraturan uterus
·
Massa panggul
·
Deviasi atau fiksasi uterus
c.
Pemeriksaan
untuk menetapkan terjadinya ovulasi
·
Pemeriksaan suhu
basal
·
Pemeriksaan
mikrokuretase
·
Pemeriksaan
sitology cairan serviks/vagina
·
Pemeriksaan daun
pakis
Pemeriksaan
khusus suami
·
Pemeriksaan
fisik alat genetalia bagian luar
·
Analisis sperma
sebanyak tiga kali dengan interval sekitar 5 sampai 7 hari
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA & MASALAH AKTUAL
Dx :Ny
“…” G.. P…. dengan infertilitas primer/
sekunder.
Masalah
:
a) Defisit
pengetahuan tentang anatomi & fisiologi yang berhubungan dengan aktivitas
seksual.
b) Defisit
pengetahuan tentang foreplay atau teknik-teknik kohabitasi untuk memperbesar
peluang kehamilan.
c) Ketakutan
terhadap tindakan-tindakan tes diagnostik, prosedur pengobatan, dan hasil yang
akandicapai.
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA & MASALAH POTENSIAL
· Diagnosa Potensial
-
Gangguan Psikologis : stress, depresi
Teori :Pasangan-pasangan
infertile memerlukan dukungan psikologis. Infertilitas dapat menimbulkan rasa
tidak mampu, kehilangan jati diri atau ketakutan tentang seksualitas mereka
sendiri.Terutama jika salah satu pasangan ditemukan bermasalah.Kemarahan,
tuduhan atau depresi dapat menonjol karena frustasi dan kekeceweaan muncul
kembali setiap bulan selama belum terjadi kehamilan (Ralph, 2009. Hal:693).
· Masalah Potensial
-
Perceraian pada pasangan suami istri
Teori :Banyak
Pasutri yang memilih bercerai karena salah satu dari mereka tidak dapat memberi
keturunan. Ancaman terjadinya perceraian ini mencapai 43% dari masalah dalam
sebuah pernikahan yang ada.Mereka beranggapan bahwa peran mereka sebagai orang
tua tidak sempurna tanpa kehadiran seorang anak dalam kehidupan perkawinannya.(Ralph, 2009. Hal:693)
IV.
KEBUTUHAN SEGERA
a)
InseminasiBuatan
Inseminasibuatanadalahupayauntukmemasukkan
spermatozoa langsungkedalamkavum uteri
dariluar.Syaratutamauntukdapatberhasildalamteknikinseminasibuatanadalahhasilpemeriksaanfungsi
tuba falopiidalambatas normal.
b)
Transfer Ovum
Pemindahan ovum dariwanita fertile setelah
inseminasi (biasanya oleh suami wanita yang infertile tersebut) pada saat
ovulasi (puncak LH).Donor ovum dan penerimanya masing-masing harus mengalami
ovulasi dalam waktu 2 hari.
c)
Fertilisasi In
Vitro
Teknik pemindahan ovum dari ovarium, membuahinya di
dalam laboratorium, kemudian memasukkan embrio yang terjadi ke dalam uterus.
V.
INTERVENSI
Dx
: Ny “….”dengan
infertilitas primer/sekunder
Tujuan
:
o Mengurangi ketakutan melalui pemberian informasi
& dukungan emosi.
o Memberikan penjelasan yang diperlukan klien tentang
kondisi status fertilitas & alternative pengobatannya.
Kriteria
hasil :
o Mendapat pengkajian yang lengkap, melalui pengkajian
riwayat penyakit & pola kebiasaan.
o Mengerti dengan
semua penjelasan petugas.
2)
Berikan
reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis
pada setiap sesi pengobatan.
3)
Berikan dukungan
emosi kepada pasutri sebelum menjalani evaluasi
4) Anjurkan
ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi
Teori: Faktor
vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang
tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol
berlebihan
5) Anjurkan
ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat dengan tidak
merokok dan minum alcohol.
Teori: Faktor
vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisi yang
tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol
berlebihan
6)
Beritahu pasutri
untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan temperature
skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll)
7)
Beritahu pasutri
untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina
8)
Beritahu pasutri
jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama
15 menit.
9) Lakukan
rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap
untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi dengan klomifen.
VI.
IMPLEMENTASI
Dx
: Ny…. G.. P…. dengan infertilitas primer/sekunder
Tujuan
:
o Mendapat pengkajian yang lengkap, melalui pengkajian
riwayat penyakit & pola kebiasaan.
o Mengurangi ketakutan melalui pemberian informasi
& dukungan emosi.
o Memberikan penjelasan yang diperlukan klien tentang
kondisi status fertilitas & alternative pengobatannya.
Kriteria
hasil :
o
Ibu dapat mengerti dengan penjelasan petugas
1)
Memberikan
informasi faktual untuk membantu mereka mengambil keputusan
2)
Memberikan
reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang realistis
pada setiap sesi pengobatan.
3)
Memberikan
dukungan emosi kepada pasutri sebelum menjalani evaluasi
4)
Menganjurkan ibu dan suami untuk makan makanan
yang bergizi
5)
Menganjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan
menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok dan minum alcohol.
6)
Memberitahu
suami untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan temperature
skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki, dll)
7)
Memberitahu
pasutri untuk menghentikan penggunaan pelumas dan pencucian vagina
8)
Memberitahu
pasutri jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang
selama 15 menit.
9)
Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
mempunyai fasilitas yang lebih lengkap untuk dilakukan terapi induksi ovuloasi
dengan klomifen
VII.
EVALUASI
Ibu dapat mengerti semua penjelasan petugas, hal ini
dapat dibuktikan ibu dapat menjelaskan kembali beberapa penjelasan yang diberikan oleh bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida BagusGede.
2010. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan,
dan KB. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida BagusGede.
2009. MemahamiKesehatanReproduksiWanita
Edisi-2. Jakarta:EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. IlmuKandungan. Jakarta : BP-SP
0 komentar:
Posting Komentar