BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan periode krisis yang akan
berakhir dengan dilahirkannya bayi. Selama kehamilan pada umumnya ibu mengalami
perubahan, baik fisik maupun psikis yang tampannya hal tersebut berhubungan
dengan perubahan biologis (hormonal) yang dialaminya. Emosi ibu hamil cenderung
labil. Reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan
mudah berubah-ubah. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat mejadi pencetus berbagai reaksi psikologis mulai dari reaksi emosional
yang ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
Oleh karena itu makala ini kami susun guna
mengidentifikasi perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
beserta stress yang terjadi pada kehamilan trimester I, sehingga kita dapat
mengurangi dampak psikologis tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah perubahan dan
adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I ?
1.2.2
Apakah stress yang terjadi pada kehamilan trimester I?
1.2.3
Bagaimana mengurangi dampak psikologis ibu hamil trimester I?
1.2.4
Apakah peran bidan
dalam menanggulangi dampak psikologis ibu hamil trimester I?
1.3
Tujuan
1.3.1
Pembaca dapat memahami perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan
trimester I.
1.3.2
Pembaca dapat memahami tentang stress yang terjadi pada kehamilan trimester I.
1.3.3 Pembaca dapat memahami tentang bagaimana mengurangi
dampak psikologis ibu hamil trimester I.
1.3.4 Pembaca dapat memahami peran bidan
dalam menanggulangi dampak psikologis ibu hamil trimester I.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I
Segera
setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah,
dan membesarnya payudara. (Herawati, 2009, hal 134)
Hal ini akan memicu perubahan psikologis
seperti ibu untuk membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan, dan kesedihan apabila kehamilannya tidak di inginkan. (Ummi, 2010,
hal 68)
Sering kali,biasanya pada awal
kehamilannya,ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80%
kecewa,menolak,gelisah,depresi,dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15%
pada ibu hamil terjadi pada trimester I kebanyakan pada terjadi kehamilan
pertama(primipara).
Perubahan psikologis yang terjadi pada
kehamilan trimester I di dasari pada teori Revarubin . teori ini menekankan pada
pencapaian peran sebagai ibu , dimana untuk mencapai peran ini seorang
wanitamemerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas. Trimester
pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan . (Herawati, 2009, hal 135)
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, seringkali ibu
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. ibu
sering merasa ambivalen, bingung. Kegelisahan timbul karena adanya perasaan
takut, takut abortus atau kehamilan dengan penyulit, kematian bayi, kematian
saat persalinan, takut rumah sakit, dan lain-lain. (the2w.blogspot.com,
2009)
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan
dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka
khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multi gravida
atau kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita
hamil yang mimpinya sering kali benar-benar sesuatu yang nyata,dan hal ini
sangat mengganggu. Mimpinya sering kali tentang bayinya yang bisa diartikan
oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan mimpi itu tidak menyenangkan.
(Herawati, 2009, hal 135)
Perasaan takut ini hendaknya
diekspresikan sehingga dapat menambah pengetahuan ibu dan banyak orang yang
membantu dan memberi perhatian. Oleh karena itu sangat penting adanya
keberanian wanita untuk komunikasi baik dengan pasangan, keluarga maupun bidan.
Sumber
kegelisahan lainnya adalah aktivitas seks dan relasi dengan suami. Wanita
merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang atraktif adanya perubahan fisik
sehingga menjadi tidak percaya diri. (the2w.blogspot.com,
2009)
Banyak
wanita hamil yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi
bukan dengan seks. Kebanyakan wanita mengalami penurunan libido pada
periode ini.
Namun di lain sisi dapat juga terjadi peningkatan libido. Libido
yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan, dan kekuatiran. (Herawati, 2009, hal 135)
Keadaan ini
membutuhkan adanya komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami. Perubahan
psikologi ini menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat
mendekati persalinan. (the2w.blogspot.com, 2009)
Sedangkan, bagi suami seringkali membatasi hubungan
suami istri karena takut mencederai istri dan calon bayinya. Hal ini perlu
komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan dengan istri yang mempunyai libido
tinggi atau meningkat. (Herawati, 2009, hal 135)
Bagi seorang pria ketika mengetahui bahwa
dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya perasaan bangga atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang
ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil. (the2w.blogspot.com,
2009)
2.2 Stress yang Terjadi pada
Kehamilan Trimester I
Ada
dua tipe stress, yaitu negative dan positif. Kedua stress ini dapat memengaruhi
reaksi individu. Ada pula yangbersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stress intrinsik
berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha
untuk membuat sesempurna mungkin tujuan hidupnya, baik dalam kebhidupan
pribadinya maupun kehidupan sosialnya secara professional. Stress ekstrinsik
timbul karena factor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian, dan
masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa
reproduksi dapat dihubungkan dengan tiga aspek utama yaitu sebagai berikut:
1. Stress
dalam individu
2. Stress
yang disebabkan oleh pihak lain
3. Stress
yag disebabkan oleh penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi
berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian
kehamilannya. (Herawati, 2009, hal 135)
2.3 Mengurangi Dampak Psikologis Ibu Hamil
Trimester I
Dari dampak psikologis yang
dapat terjadi seperti yang telah dipaparkan di atas, dapat diupayakan beberapa
hal guna mengurangi dampak psikologis pada ibu hamil trimester I, diantaranya
sebagai berikut:
A. Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat
dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat
apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa
tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang
terdekat.
1. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa
kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan
dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang
yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita
mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu
memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa
kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam
menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat
hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi
seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang
mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan ringan,
menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat
masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari
keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang bermakna, dan ada tidaknya
masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
Menurut penelitian di Indonesia dukungan
suami yang diharapkan istri:
1. Suami sangat mendambakan bayi
dalam kandungan istri
2. Suami senang mendapat keturunan
3. Suami menunjukkan kebahagian pada
kehamilan ini
4. Suami memperhatikan kesehatan
istri yakni menanyakan keadaan istri/janin yang dikandung
5. Suami tidak menyakiti istri
6. Suami menghibur/ menenangkan
ketika ada masalah yang dihadapi istri
7. Suami menasihati istri agar istri
tidak terlalu capek bekerja
8. Suami membantu tugas istri
9. Suami berdoa untuk kesehatan
istrinya dan keselamatannya
10. Suami menungu ketika istri
melahirkan
11. Suami menunggu ketika istri di
operasi
2. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun
lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan
emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi
bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
- Ayah – ibu kandung maupun mertua
sangat mendukung kehamilan ini
- Ayah – ibu kandung maupun mertua
sering berkunjung dalam periode ini
- Seluruh keluarga berdoa untuk
keselamatan ibu dan bayi
- Adanya ritual adat istiadat yang
memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan
3.
Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat
Berupa :
- Doa bersama untuk keselamatan ibu
dan bayi dari ibu – ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/
keagamaan
- Membicarakan dan menasehati
tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
- Adanya diantara mereka yang
bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
- Menunggui ibu ketika melahirkan
- Mereka dapat menjadi seperti
saudara ibu hamil
B. Support
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan
peranannnya melalui dukungan :
-
Aktif : melalui kelas antenatal
-
Pasif : dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil
yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu
mengenali tentang keadaan yang
ada disekitar ibu hamil atau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan
pengunjung.
C. Rasa Aman
Nyaman Selama Kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat
diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan
suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami
istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan
nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat.
Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu
memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan
minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama
ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi
dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.
D. Persiapan
Menjadi Orang Tua
- Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai
masa transisi atau peralihan
- Terlihat adanya
peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak
pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota
keluarga yang baru.
1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu
keadaan statis
2) Berawal dari
kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai
1) Perubahan ini dianggap suatu
krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negatif
2) Perubahan kebiasaan yang
mengganggu seperti:
- Perubahan
kehidupan seksual
- Pola tidur
dan lain - lain
- Temperamen
- Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
- Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Fase Penantian:
1. Berkaitan dampaknya pada
kehamilan
2. Calon orang tua perlu
menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya : pembagian tugas
dalam keluarga
3. Pasangan dalam fase ini akan
mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab.
Fase bulan madu
1. Sangat berdampak pada masa puerpurium, perlu mendapat perhatian pada
askebnya
2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembura
3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan
baru dengan bayi
4. Merupakan fase yang berat adaptasi
dengan anggota baru
E.Persiapan
Sibling
Pada saat
kehamilan kedua atau lebih, sangat penting untuk mengetahui umur kakak-kakaknya
dan bagaimana perasaan mereka terhadap calon adik,(Apakah mereka tertarik dan
ingin membantu,dan apakah mereka bersikap bermusuhan dan agresif). Karena
biasanya seorang kakak akan berontak dan sulit menerima kehadiran orang baru
dalam keluarganya (calon adik). Sehingga orang tua harus mempersiapkan
psikologi sang kakak(persiapan sibling).
Cara untuk mengurangi persaingan
kakak adik:
·
berikan anjuran agar orang tua membuat rencana untuk
menghabiskan waktu dengan sang kakak dan sering memberikan pujian dan
menegaskan kembali tempat mereka dalam keluarga
·
orang tua harus memperlihatkan kasih sayang mereka
·
pengunjung maupun keluarga lainnya tidak boleh hanya
memberikan perhatian pada si bayi tetapi juga mengikut sertakan anak yang lebih
tua dalam memberi hadiah atau ucapan tentang BBL
·
tekankan pentingnya merespon dengan tenang dan
pengertian bila si kakak menjadi lebih kekanak-kanakan tingkah lakunya atau
sikap bermusuhan dengan bayi
·
sangat bermanfaat umtuk memperhatikan perasaan anak
tersebut dan menegaskan kembali tentang kasih sayang orang tua
·
ada anak-anak terutama yang lebih dari 3 tahun yang
senang menjadi abang atau kakak dan mau diikut sertakan dalam asuhan si bayi
·
ketika keikutsertaan ini tidak dapat dilakukan oleh
anak yang lebih muda,sehingga akan lebih baik bila orang tua memberikan waktu
yang terpisah untuk melakukan kegiatan yang disenangi anak tersebut
2.4 Peran
Bidan
Bidan harus
memahami berbagai perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil untuk setiap
trimester agar asuhan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan ibu. Hal ini diperlukan
ketelitian dan kehati-hatian bidan untuk mengkaji /menilai kondisi psikologi
seorang wanita hamil tidak hanya aspek fisik saja. Memfasilitasi wanita agar
mau terbuka berkomunikasi baik dengan suami, keluarga ataupun bidan.
Dukungan
psikososial selama kehamilan telah menunjukkan secara signifikan dapat
meningkatkan kesejateraan emosi. Dukungan psikososial dalam hal ini, (Cobb,
1976) mendefinisikan dukungan psikososial sebagai informasi yang membawa
seseorang untuk mempercayai bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dihargai.
Menurut Schumaker dan Brownell (1984) dukungan psikososial adalah pertukaran
sumber informasi antara minimal 2 individu, yang terdiri dari provider dan
resipien dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan resipien.
Dukungan psikososial
ini akan melingdungi/mengurangi efek negatif dari faktor resiko psikososial,
Clupepper, Jack (1993) membagi resiko psikososial menjadi 3 yaitu :
karakteristik sosial/demografi : usia tua, muda, kurang pendidikan, rumah yang
tidak layak huni: faktor psikoligis :stress. Gelisah dengan riwayat /sedang
mengalami gangguan psikologis dan kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan :
merokok, suka mabuk, pemakaian obat-obatan, obesitas, terlalu kurus.
Adapun jenis
dukungan psikososial yang dapat diberikan berupa esteem support (dukungan
untuk meningkatkan kepercayaan diri), informational support, tangible support
(sarana fisik) dan perkumpulan sosial. Power et al (1988) membagi dukungan
sosial menjadi 2 :
1. Emosional
support : semua yang dapat meyakinkan/menjamin kedekatan dan pengetahuan bahwa
dia dicintai, diperhatikan dan deterima serta nasihat, saran yang diberikan
dapat dapat menimbulkan kepercayaan diri.
2. Practical
support : meliputi semua aspek bantuan yang bertujuan membentuk individu dari
sebuah masalah berupa kegiatan fisik (action) seperti meminjamkan uang,
membantu tugasnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri.
Bidan harus
mampu mengidentifikasi sumber dukungan yang ada disekitar ibu, mempelajari
keadaan lingkungan ibu, keluarga, ekonomi, pekerjaan sehari-hari. Perlu
dipahami bahwa sumberdukungan psikososial yang paling besar pengaruhnya pada
individu adalah orang yang terdekat bagi mereka seperti pasangan, teman baik,
kerabat.
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
Dalam kehamilan trimester
I terjadi berbagai perubahan, salah satunya dari segi psikologis ibu hamil itu
sendiri, yang dipengaruhi oleh factor biologis, individu maupun social.
Dalam
kehamilan trimester I juga dapat terjadi stress baik yang negative maupun
positif, intrinsic dan ekstrinsik, serta dihubungkan degan tiga aspek utama
yaitu stress di dalam individu, yang disebabkan oleh pihak lain, dan disebabkan
oleh penyesuaian terhadap tekanan social.
Berbagai
perubahan di atas dapat diatasi dengan dukungan dari orang-orang terdekat.
Serta peran serta bidan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan asuhan
kehamilan pada ibu.
3.2
Saran
Untuk ibu hamil trimester I
seyogyanya selalu terbuka terhadap suami, keluarga, serta orang-orang terdekat,
sehingga berbagai kecemasan, ketakutan, dan berbagai perasaan yang mengganggu
dapat bersama-sama diatasi, serta dapat menambah pengetahuan ibu hamil
tersebut.
Untuk suami, keluarga, serta
orang-orang terdekat, selayaknya memberikan perhatian dan dukungan terhadap ibu
hamil dan kehamilannya sehingga ibu dapat menghadapi dan menjalani kehamilannya
denga ya selalu memberikan nasihat dan asuhan yang positif yang dapat membangun
n baik.
Untuk tenaga kesehatan sebaikn
mental ibu sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://the2w.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-psikologi-ibu-hamil-trimester.html
Mansur,
Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak
untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hani,
Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan Fisiologis. Jakarta:Salemba Medika
0 komentar:
Posting Komentar