Kamis, 21 Februari 2013

asuhan anak sakit dengan bronkopnemonia

BAB II
TINJAUAN TEORI

BROKOPNEUMONIA
Pneumonia
Adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru (Kapita Selekta Kedokteran, 2000)
Pneumonia
Adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
(Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, 1997)
Pada umumnya pembagian pneumonia menurut dasar anatomis dan etiologi.
Ø  Pembagian Anatomis
  1. Pneumonia lobaris
  2. Pneumonia lobaris (bronkopneumonia)
  3. Pneumonia interstialis (bronkiolitis)
Ø  Pembagian etiologi
  1. Bakteri :   -    Diplococcus pneumoniae
                      -    Pneumonia
                      -    Streptococous hemolyticus
                      -    Streptococous aureus
                      -    Hemopl\hilus influenza
                      -    Bacillus friendlonder
                      -    Nycobacterium tuberculosis
  1. Virus :      -    Respiratory sybcytial virus
                      -    Virus influenza
                      -    Virus sitomegalik
  1. Mycoplasma Pneumonia
  2. Jamur :     -    Histoplasma capsulatum
                      -    cryptococus neoformans
                      -    candida albicans
  1. Aspirasi : -    Aspergillus species
                      -    Makanan
                      -    Kerosin (Bensin, minyak tanah)
                      -    Cairan amnion
  1. Pneumonia hipostalik
  2. Sindrom loefter

BROKOPNEUMONIA
Ø  Komplikasi
Komplikasi yang terjadi adalah emfiema, OMA, mungkin juga komolikasi lain yang dekat seperti atelektosis, emfisema atau komplikasi jauh seperti meningitis.
Komplikasi tidak akan terjadi bila diberikan antibiotic secara tepat
Ø  Prognosis
Dengan pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Bila pasien disertai mal nutrisi energi protein (MEP) dan pasien yang datang terlambat angka mortalitasnya masih tinggi.
Ø  Gambaran klinik
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratortus (infeksi sel nafas bagian atas) selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 390 – 400 C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dandiare. Batuk biasanya tidak ditemui pada permulaan penyakit tetapi setekag beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisis. Tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mukut dan hidung harus diperkirakan pneumonia. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan. Pada asukultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring-halus atau sedang. Bila sarang sroncopnumonia menjadi satu (kofluensi0 mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara ronchi terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2-3 minggu
Ø  Pemeriksaan diagnostic
  1. Foto toraks
Bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus
  1. Laboratorium
Gambaran darah tepi menunjukkan leukositasis, dapat mencapai 15.000 – 40.000 / mm3 dengan pergesaran ke kiri, kanan penyebab dapat dibidik dari usapan tenggorok dan mungkin juga dari darah. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat dibumiuria ringan karena suhu yang nail dan sedikit terak hialin. Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan metabolic dengan atau tanpa retensi CO2
Ø  Penatalaksanaan
·         Medik
Pengobatan diberikan berdasarkan etilogi dan uji resistensi. Tetapi karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan :
1.      Penilisin 50.000 U/kgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari
2.      Pemberoan O2 dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukose 5 % dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3:1 ditabah laurtan Kel 10 mEg/500ml/botol infuse
3.      Karena sebagian besar pasien jatuh dalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas dan darah.
Pasien bronkopneumonia ringan tidak usah dirawat di RS
·         Keperawatan
Seringkali pasien bronkopneumonia yang dirawat di RS datang sudah dalam keadaan payah sangat dispnea, pernafasan cupng hidung sianosis dan gelisolin
Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah menhjaga kelancaran pernafasan, kebutuhan, istirahat, kebutuhan nutrisi dan cairan. Mengontrol suhu tubuh, mencegah kompliaksi dan kurangnya pengetahuan orang tua tua

Konsep Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan Bronkopneumonia
I.            Pengkajian Data
Tanggal       :    …………………
Jam              :    ………………....
Di                :    …………………
A.    Data Subyektif
    1. Identitas
Meliputi nama anak, ayah, ibu, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
    1. Keluhan utama
Keluhan yang dideritata
    1. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya sesak nafas, panas tinggi disertai batuk dan pilek sejak 4 hari yang lalu sehingga tidurnya tidak nyenyak dan nakanya rewel
    1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ada / tidaknya penyakit kronis yang dapat memperberat kondisi anak (misal TBC, dll)
    1. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui kondisi keluarga
    1. Pola kebiasaan sehari-hari
a.       Nutrisi                                :    sebelum dan saat sakit
b.      Eliminasi (BAK&BAB)     :    sebelum dan saat sakit
c.       Istirahat                              :    sebelum dan saat sakit
d.      Personal hygiene                :    sebelum dan saat sakit
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Ø  Tanda-tanda vital
a.       Keadaan umum           :    cenderung lemah
b.      Kesadaran                   :    composmentis
c.       Nadi                            :    cenderung cepat
d.      Suhu                            :    cenderung meningkat > 36,50 C
e.       Pernafasan                   :    cenderung cepat
2.      Pemeriksaan khusus
Ø  Inspeksi
a.       Rambut            :
b.      Muka               :
c.       Mata                :
d.      Hidung            : Ada secret pernafasan cuping hidung / tidak
e.       Mulut               : bibir pucat / tidak, kering / tidak
f.       Telinga             :
g.      Leher               :
h.      Dada                : ada retraksi /tidak
i.        Perut                :
j.        Genetalia ektserna
k.      Integumen       :
l.        Ekstremitas      :
Ø  Palpasi
a.       Hidung            : ada nyeri tekan/tidak, secret ada / tidak
b.       Leher               : ada pembesaran kelenjar tyroid / tidak, ada bendungan vena jugularis / tidak
c.        Dada               : ada nyeri tekan / tidak
d.       Perut               : ada nyeri tidak / tidak
Ø  Asukultasi
a.       Dada                : ada ronchi / tidak, ada wheezing / tidak
b.      Perut                : ada bising usus / tidak
II.         Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx   :    Anak…...usia…….dengan bronkopneumonia.
Ds    :    Ibu mengatakan anaknya sesak nafas, panas tinggi sejak 4 hari yang lalu
Do   :    Keadaan umum      :    Baik / buruk
             Kesadaran              :    composmentis / samnolen
             BB                         :    8 kg
             TTV                       :   
                         Nadi           :    124 x / menit
                         RR              :    44 x / menit
                         Suhu           :    380 C
III.      Antisipasi Masalah Diagnosa
-          Emfiema
-          OMA
-          Atelektasis
-          Meningitis   
IV.      Identifikasi Kebutuhan Segera
-           Pasang O2
-          Pasang infuse RL
V.         Intervensi
Dx   :    Anak…...usia…….dengan bronkopneumonia.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria hasil :     - Keadaan umum baik
                            - Tidak terjadi komplikasi
                            - TTV dalam batas normal
Intervensi
1.      Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/   Terbina hubungan baik untuk memudahkan melakukan tindakan
2.      Beritahu / informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/   Informasi yang tepat dapat menghindari terjadinya salah persepsi 
3.      Pasang O2 sesuai advice dokter
R/   Pemenuhan kebutuhan
4.      Pasang infuse sesuai advice dokter
R/   Rehidrasi cairan tubuh
5.      Bantu ibu untuk memberi kompres air biasa (air kron) pada tubuh anaknya
R/   Dengan kompres dapat menurunkan panas pada tubuh anaknya secara konduksi dari tubuh kesaputangan / handuk
6.      Anjurkan untuk memberi pakaian yang tipis pada anaknya
R/   Memudahkan penguapan panas tubuh
7.      Bantu ibu memberikan posisi semi fowler pada anaknya
R/   Apabila makan atau minum anak tersebut tidak tersedat
8.      Bantu ibu memberikan minum (air hangat) dan nutrisi yang adekuat
R/   air hangat dapat melancarkan sputum dan nutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh pada anaknya
9.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/   Untuk menyeimbangkan ketahanan tubuh dengan terapi (obat-obatan)
VI.      ­Implementasi
Mengacu pada intervensi
VII.   Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil


daftar pustaka


Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedia

Mansoyer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Asculapius : Jakarta

Suyanah. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa. SPK. Jakarta.

0 komentar: