Jumat, 01 Februari 2013

Asuhan kebidanan dengan Menometrorhagia



BAB II
TINJAUAN
TEORI

2.1. KONSEP TEORI MENOMETRORHARGIA
   2.1.1  Pengertian
·         Menometrorhargia adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid yang pada umumnya menjadi satu yang disebabkan oleh kelainan organik pada genital atau oleh kelainan fungsional.
( Sarwono Prawirohardjo, 2003 : 223)
·         Menometrorhargia adalah perdarahan dari rahim yang terjadi sewaktu haid dan juga pada saat-saat lain. Perdarahan ini menjadi satu.
 (Kamus Kedokteran, 2000: 216)
·         Menometrorhargia adalah perdarahan diluar haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal.
( Sulaiman, 2002 : 38 )
2.1.2 Patofisiologi
Pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama dapat terjadi gangguan perdarahan yang dinamakan menometrorhargia terjadi karena persistensi folikel sehingga terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibatnya, terjadilah hiperplasi endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yakni endometrium atrofik, hiperplastik, proferatif, dan sekretoris. Dengan endometrium jenis non sekresi dengan endometrium jenis sekresi penting artinya karena denga demikian dapat dibedakan perdarahan anovulatoar dari yang avulatoir. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoir gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuscular atau hematologik yang mekanismenya belum beberapa dimengerti sedang perdarahan anovolatoir biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin.
(Sarwono Prawirohardjo,2003: 225)


2.1.3  Etiologi       
Metorrhagia atau Menometrorhargia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional, serta penyebab lain.
a. Penyebab organik perdarahan bukan haid antara lain :
Vagina   : varises pecah, metastase - korio karsindma, keganasan    vagina,
Serviks   :  karsinoma portio, perlukaan serviks, polip servik.
Rahim    : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri.
Tuba falopi         : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba
Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium

 b. Penyebab perdarahan disfungsional
Perdarahan disfungsional adalah perdarahan tanpa disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia, tetapi gangguan mata rantai hormonal hipotalamus - hipofisis dan ovarium.
Perdarahan disfungsional adalah 2 bentuk yaitu :
1. Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfungsional bleeding), disebabkan karena :
·                   Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan       endometrium tidak teratur.
·                   Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (kurangnya produksi progesteron).
·                Pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
·                Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
2. Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator disfungsional bleeding) disebabkan karena penurunan kadar estrogen yang menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan menimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
c. Penyebab lain
 stress psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
(Manuaba, 1998: 400)­

2.1.4.  Penanganan
·               Jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi darah.
·            Pemberian estrogen dosis tinggi = dipropiontas estradicol 2,5mg IM
·            Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium yaitu hidroksi progesteron 125mg IM atau provera I Omg, peroral. Tetapi in] berguna pada wanita masa pubertas.
·            Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.
Tetapi ini dapat dilakukan mulai hari ke-5 perdarahan terus untuk 21 hari. Dapat pula diberikan progesteron untuk 7 hari mulai hari ke 21 siklus haid.
·            Dilakukan curetage
(Sarwono, 1999: 2000)











2.2  Konsep Dasar Teori Asuhan Kebidanan Dengan Menometrorhargia
1. PENGKAJIAN  (Tg1.......... Jam......... )
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama suami      : untuk menghindari kekeliruan
Umur                 : untuk mengetahui apakah ibu resiko tinggi
Agama               : untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu Pendidikan     : untuk memudahkan dalam pemberian KIE
Pekerjaan     : mengetahui tingkat sosial dan kepercayaan yang  mungkin     mengganggu dalam proses persalinan
Alamat              : memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah
2. Status Perkawinan
Untuk mengetahui klien tersebut menikah berapa kali, umur menikah dan dikatakan infertilitas bila lama kawin lebih dari 12 bulan belum juga mendapatkan anak.
(Sarwono Prawirohardjo,2005;497)
3. Keluhan utama saat dikaji
Keluhan yang dikatakan ibu pertama kali datang
4. Riwayat kebidanan
a. haid
·            Amenorea : untuk menentukan usia, kehamilan
·            Siklus haid : untuk mengetahui keteraturan haid
·            Riwayat haid : untuk mengetahui penyakit yang dialami
·            Banyaknya
·            Konsistensi

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu dan sekarang
No
Hamil
Persalinan
Ditolong
Hidup/Mati
Sex
BB
Nifas
KB
Ket











5. Riwayat kesehatan yang lalu
Yang dikatakan ibu pernah menderita penyakit yang lalu
6. Riwayat kesehatan sekarang
Yang dikatakan ibu dan keluhan yang dirasakan sekarang
7. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah didalam keluarga ibu ada yang menderita penyakit menular.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Untuk mengetahui tingkat kesehatan
b. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui banyaknya, konsistensinya
c. Pola istirahat
Untuk mengetahui kondisi ibu
d. Pola aktivitas
Ibu melakukan apa saja dalam rumahnya sebagai ibu rumah tangga
e. Pola personal hygiene
Untuk mengetahui kebersihan diri
 f. Pola kebiasaan
Untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu .
g. Pola seksual
Untuk mengetahui berapa sering melakukan hubungan seksual
 9. Keadaan psikososial
a. Psikososial
b. Sosial dan budaya
c. Keadaan spiritual

B. Data Obyektif 
Data yang diperoleh berdasarkan pasien yang sebenarnya dengan melakukan pemeriksaan pada pasien yang bertujuan untuk mengumpulkan data apakah masalah pada ibu hamil ini ada hubungannya dengan pemeriksaan fisik.
1. Pemeriksaan fisik
              KU                       :   
              Kesadaran            : CM
              Portur tubuh         :
              Cara jalan             :
              Tinggi badan        :
              BB selama hamil  :
              LILA                   :
2. Tanda-tanda Vital
              TD                        : relatif normal
                                             (normainva sistole tidak melebihi 30 mmHg dan diastole tidak melebihi 15mmHg).
              N                          : relatif normal
              RR                        : relatif normal
              S                           : relatif normal     .          
2. Pemeriksaan khusus
              A. Inspeksi           :
                   Kepala             : simetris
                   Muka               : bentuk bulat, tidak pucat
                   Mata                : sklera tidak kuning
                   Hidung            : simetris, tidak ada pengeluaran cairan
                   Telinga             : simetris, tidak ada kelainan
                   Mulut & dagu : bibir tidak kering, tidak ada caries gigi
                   Leher               : tidak ada pembesaran
                   Abdomen        : tidak ada luka bekas operasi
                   Genetalia         : tidak ada luka
                   Ekstremitas      : oedema, simetris
              b. Palpasi              :
                   Payudara         : puting susu menonjol, tidak ada benjolan
              c. Pemeriksaan dalam
                   Vulva               : fluxuz (+), flour albus (+)
                   Portio               : tertutup, licin, nyeri goyang (-)
                   Covum uteri    : ante flexi
                   Genetalia         : tidak oedema, fkluxus (+)

II IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH                             
Diagnosa    : P 30003   dengan menometrorhargia
Ds               : yang dikatakan ibu-ibu pertama kali dan keluhan yang di utarakan
Do              : pemeriksaan dalam
                          Vulva            : fluxuz (+), flour albus (+)
                          Portio             : tertutup, licin, nyeri tekan (-)
                          Covurn uteri  : tidak menonjol
                          Genetalia       : oedema (-)
III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
 Potensial terjadi anemia

IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- KIE
- Kolaborasi dengan dokter

V INTERVENSI
Dx : menometrorhargia
Tujuan : perdarahan berhenti
Kriteria hasil : siklus haid teratur
Intervensi
1. Persiapan inform consent
R/ memberi informasi pada pasien tentang kondisinya sekarang berdasarkan hasil pmx)
2. Lakukan observasi TTV
R/ TTV merupakan parameter kesehatan klien
3. Anjurkan pada ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas
R/ memulihkan kondisi dan mempercepat proses penyembuhan
4. Anjurkan pada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
R/ meningkatkan kondisi tubuh
5. Observasi jumlah perdarahan yang keluar dalam pemeriksaan dalam
 R/ mengetahui tanda-tanda bahaya
6. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi selanjutnya
 R/ melaksanakan fungsi dependent

VI IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi

VII EVALUASI
Dx       : data pasien yang didapat dari anamnese
S          : data pasien yang didapat dan anamnesa
0          : hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnosa dan pendukung lain juga catatan medik
A         : analisis dan interprestasi berdasarkan data yang dikumpulkan
                     buat kesimpulan
1. Diagnosa
2. Antisipasi diagnosa masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera
P          : merupakan gambaran pendokumentasikan dan tindakan evaluasi
                     rencana didalamnya
1. Asuhan mandiri
2. Kolaborasi
3. Laboratorium
4. KIF
5. Follow up





0 komentar: