Jumat, 01 Februari 2013

asuhan kebidanan dengan retensio plsenta


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimaksudkan juga perdarahan karena retensio plasenta.
       Perdarahan terutama perdarahan post partum masih merupakan salah satu dari sebab utama kematian ibu dalam persalinan. Karena itu ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum, yaitu : penghentian perdarahan, jangan sampai timbul syok penggantian darah yang hilang. Melihat dari masalah tersebut maka diperlukan manajemen asuhan kebidanan yang komperensif yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Dan harapan nantinya mampu mengambil keputusan secara cepat bila menemukan masalah-masalah yang terjadi selama kehamilan

1.2  Tujuan
  1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mapu menerapkan dan memahami ilmu pengetahuan secara teoritis dan praktis mengenai asuhan kebidanan pada persalinan melalui pendekatan menajemen kebidanan

  1. Tujuan Khusus
Dengan disusunya lpaoran ini diharapkan :
a.       Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data
b.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c.       Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
e.       Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
f.       Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
g.      Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3  Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam asuhan kebidanan ini hanya sebatas pada masalah pembahasan retensia plasenta saja

1.4  Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan, wawancara, observasi

1.5  Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB II Landasan Teori
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Pembahsan
BAB V Penutup
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Konsep Dasar Persalinan
2.1.1        Pengertian Persalinan
·         Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Sarwono, 0993 : 180)
·         Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998 :134)
·         Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melaui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada krhsmilsn cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada janin
(Sarwono, 1999 : 100)

2.1.2        Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi
1.      Persalinan Spontan
Bila persalinan seluruhnya beralngsung dengan kekuatan sendiri
2.      Persalinan Buatan
Bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3.      Persalianan Anjuran
Persalinan yang dilakukan atas anjuran dokter atau bidan karena adanya indikasi yang dapat mebahayakan ibu



2.1.3        Faktor-faktor yang mempengaruhih persalianan
1.      Power / tenaga
Terdiri dari :
-          Kontraksi dinding perut
-          Kontraksi diafragma perut atau kekuatan mengejan
-          Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

2.      Passenger / janin : Penurunan presentasi dan kembalinya normaldetak jantung bayi setelah kontraksi :
-          Periksa detak jantung bayi setiap 15 menit atau lebih sering dilakukan dengan makin dekatnya persalinan
-          Terdiri dari janin dan plasenta
-          Penurunan presentasi dan perubahan posisi
-          Warna cairan tertentu

3.      Passage / kondisi ibu
Meliputi :
-          Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang’

2.1.4        Beberapa teori yang dapat menyebabkan pesalinan
1.      Penurunan kadar progesterone
Progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya esterogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhirnya kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his
2.      Teori oxytosin
Pada akhirnya kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbul kontraksi otot-otot rahim
3.      Pengaruh janin
4.      Kerenggangan otot
Dengan majunya kehamilan makin meregang otot-otot rahim akan makin rentan

2.1.5        Proses persalinan
a.       Sebelum persalinan akan terjadi
1.      Penipisan (penurunan)
Sebelum awal persalinan, kepala janin sudah mulai lebih jauh kedalam pelvik. Hal ini mengurangi tekanan pada diafragma, seperti memperingan beban bayi dan memungkinkan ibu untuk bernafas lebih mudah, ibu mungkin akan lebih sering berkemih dan lebih tertekan pada kandung kemih karena bayi sudah masuk ke PAP.
2.      Persalinan palsu
Sepanjang persalinan uterus kontraksi tidak teratur dan tidak sakit dalam suatu aksi yang disebut kontraksi braxton hicks, tepat minggu sebelumnya melahirkan, kontraksi ini mungkin lebih kuat dan teratur untuk meyakinkan ibu bahwa persalinan telah dimulai. Bila serviks belum diatasi bila perjalanan tidak memberikan efek atau kontraksi lemah, bila berhenti sementara kejadian ini disebut kontraksi palsu
3.      Pengeluaran vagina dan Show
Karena tekanan dari dalam serviks yang tipis, pasien mungkin melihat suatu keluaran vagina yang meningkat. Kelahiran sering segera terjadi setelah pengeluaran ini. Tanda penting lainnya adalah keluarnya lender yang menyumbat dan keluar seperti gumpalan darah ini disebut show. Tapi hal ini merupakan yang tidak normal dan harus ditangani segera.
4.      Pecahnya membrane amnion
Volume normal cairan amnion adalah 100 ml sebelum bayi lahir, dimana membrane ini harus pecah saat persalinan dimulai. Apabila selaput belum pecah maka akan menghambat turunya kepala janin.


b.      Awal gejala persalinan
1.      Penyebab
Dalam banyak buku penyebab dari persalinan masih mejadi misteri bagaimana sejumlah factor terlihat bijaksana untuk mempercepat dalam mempertahankan kontraksi uterus dalam persalinan.
Serabut otot uterus menjadi lebih mudah terangsang karena mengalami regangan oleh pertumbuhan bayi dekat dengan akhir kehamilan.
Perubahan hormonal sangat memegang peranan penting dalam proses persalinan.

2.      Persalinan sejati
Tanda-tandanya :
-          Kontraksi pada interval yang teratur
-          Interval antar kontraksi lebih pendek
-          Durasi dan intensitas kontraksi meningkat
-          Rasa tidak nyaman mulai di belakang sampai menjalar ke abdomen
-          Berjalan biasanya menyebabkan intensitas kontraksi
-          Dilatasi dan perdarahan serviks megalami kemajuan

c.       Kekuatan persalinan
1.      Kontraksi uterus
Setiap kontraksi memiliki 3 fase
- Increment      à ketika intensitas berbentuk
- Acme            à puncak / maksimum
- Decement      à ketika otot relaksasi
2.      Relaksasi otot abdomen




d.      Kala dalam persalinan
1.      Kala I (pembukaan)
Ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)
-          Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi lambat sampai pembukaan 3 cm
-          Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi :
·         Fase akselerasi
Berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
·         Fase dilatasi maksimal
Selama 2 jam pembukaan berlangsung secara cepat menjadi 9 cm
·         Fase piselerasi
Berlangsung lambat dalam 2 jam pembukaan menjadi 10 cm / lengkap

2.      Kala II
Dimulai oleh pembukaan lengkap 10 cmsampai bayi lahir. Proses biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan I jan pada multi

3.      Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit

4.      Kala IV
Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum




2.2    LANDASAN TEORI RETENSIO PLASENTA
1.      Pengertian
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak dapat lahir setelah 30 menit kelahiran bayi
                                                                                    (FK. Surabaya)
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dan dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir.
                                                                                    (Mochtar, 1998)

2.      Jenis retensio plasenta
a.       Retensio plasenta tanpa perdarahan yaitu bila terjadi bagian plasenta belum lepas
b.      Retensio plasenta dengan perdarahan

3.      Etiologi
a.       Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih dalam sehingga kontraksi uterus kurang kuat. Menurut tingkatannya :
-          Plasenta adhesive
-          Plasenta inkreta
-          Plasenta akreta
-          Plasenta perkreta
b.      Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar (inkarserasia plasenta)
c.       Pimpinan kala III yang salah : memijat rahim tidak merata, massase sebelum plasenta lepas
d.      Kontraksi uterus yang hipertonik
e.       Kelainan bentuk plasenta
-          Plasenta fenestrate
-          Plasenta membranacea
-          Plasenta bilobata
-          Plasenta succenturiata
-          Plasenta spuria

4.      Faktor presdipopsisi
a.       Kehamilan ganda
b.      Over distensi rahim
c.       Atonia rahim
d.      Persalinan yang tidak baik juga efek anatomi seperti fibroid, anomaly rahim atau jaringan parut akibat pembedahan rahim sebelumnya
e.       Plasenta yang abnormal seperti yang terjadi pad plasenta akreta atau implantasi plasenta pada septum uterus atau jaringan parut
f.       Miomektomi, curettage, endimetritis sehubungan dengan TBC

5.      Penanganan
a.       Kaji ulang indikasi
b.      Persetujuan tindakan medis
c.       Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infuse
d.      Berikan sedatifa dan analgetika (missal petidin dan diazepam I.V)
e.       Beri antibiotika dosis tinggi
f.       Pasang sarung tangan DTT
g.      Jepit tali pusat dengan kokher dan tegangkan sejajar lantai
h.      Masukkan tangan secara obstetric dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
i.        Tangan sebelum menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uterus sekaligus menahan intersio uteri
j.        Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
k.      Buka tangan obstretik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
l.        Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
m.    Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
n.      Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginal
o.      Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
p.      Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta sikeluarkan
q.      Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
r.        Beri oksitosin IV dalam 500 ml cairan IV 60 tetes/ menit dan massase uterus untuk merangsang kontraksi
s.       Jika masih berdarah banyak dari ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
t.        Periksa apakah plasenta lengkap apa tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri
u.      Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi

6.      Komplikasi
a.       Perdarahan
b.      Infeksi
c.       Perforasi
d.      Syok hipovolemik

MANAJEMEN RETENSIO PLASENTA
I.     Pengkajian
a.       Data Subyekyif
-          Biodata
Umur : resiko tinggi terjadi pada umur > 30 tahun
-          Keluhan utama
Adanya keluahan plasenta belum lepas 30 menit, perdarahan sedikit atau perdarahan banyak, persalinan lama

-          Riwayat penyakit sekarang
Apakah mempunyai riwayat penyakit fibroid dan kelainan letak rahim
-          Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah mempunyai riwayat endometritis sehubungan TBC dan menjalani momektomi
-          Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Apakah mempunyai riwayat gemeli, atonia, uteri, plasenta adhesive, ikreta, perkreta inkarserasio plasenta, kelainan plasenta fenestrate, membranacea bilobata, plasenta succenturiata, plasenta spiria, atonia rahim, overdistensi rahim, kontraksi uterus hipertonik, grademulti.

b.      Data Obyektif
-          Pemeriksaan umum
KU                        : Composmentis sangat syok
Tensi          : Normal (110/70-130/90 mmHg)
Nadi          : Normal 60-90 x/menit)
Suhu          : Normal (36,5 – 37,3oC)
Pernafasan : Normal (16-24 x/menit)
-          Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Muka                   : Apakah pucat/ tidak , berkeringat bila terjadi perdarahan banyak
Mata                    : Conjungtiva pucat apabila terjadi perdarahan banyak
Genetalia             : Perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian
Palpasi
TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata
TFU sepusat pada retensio plasenta akreta
Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta
Kontraksi uterus lembek
Ekstremitas teraba dingin
-          Pemeriksaan penunjang
Golongan darah
Hb
-          Pemeriksaan genekologi
Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis serviks tetapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterys

II.  Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx      : P ….. Ab …… kala II dengan retensio plasenta
Ds       : Adanya keluhan plasenta belum lepas 30 menit setelah bayi lahir, perdarahan sedikit atau banyak, persalinan lama
Do       : KU            : Composmentis sampai syok
              Tensi         : Normal sampai syok
              Nadi          : Normal hingga meningkat bila terjadi syok
              Suhu          : Normal hingga menurun bila terjadi syok
              Pernafasan            : Normal hingga meningkat bila terjadi syok
 Genetalia    : perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian
TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata
TFU sepusat pada retensio plasenta akreta
Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta
Kontraksi uterus lembek
Ekstremitas teraba dingin

III.   Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial
-          Perdarahan
-          Syok
-          Infeksi
-          Gangguan rasa nyaman

IV.   Identifikasi Kebutuhan Segera
-          Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV
-          Plasenta manual

V.  Intervensi
Tujuan                    : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Criteria hasil           :
-          Plasenta lahir lengkap
-          Ku dan TTV kembali normal
       Intervensi
1.      Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga
R/ Dengan pendekatan dengan pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan perawatan
2.      Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi
R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi dan penularan penyakit
3.      Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4.      Pasang infuse Na Cl atau Rl
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5.      Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuai dengan standar
R/ Dengan dilakukanya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak terjadi
6.      Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari plasenta tersbut
7.      Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam memberikan antibiotic spectrum luas
R/ Mencegah terjadinya infeksi
8.      Mengajari pada ibu cara massase infeksi
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan

VI.   Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII.          Evaluasi
-            Plasenta lahir lengkap
-          Ku dan TTV kembali normal
DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC

Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Manuaba , 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC


0 komentar: