Minggu, 30 September 2012

Asuhan Anak Sakit dengan Batuk Pilek


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.        Konsep Batuk Pilek
1.       Pengertian
Batuk Pilek adalah penyakit saluran pernapasan yang paling sering mengenai bayi dan anak. ( Ngastiyah, 2005 : 31 )
Batuk Pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering di jumpai pada bayi dan anak. ( FK UI, 2007 :603 ).
Batuk dan pilek adalah penyakit saluran pernafasan yang paling sering menyerang bayi dan anak – anak. Bisa pula menyerang orang dewasa tetapi karakteristik nya berbeda. Pada bayi dan anak serangannya cenderung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan nasofaring yang di sertai demam tinggi. Pada orang dewasa, infeksi batuk dan pilek hanya meliputi daerah yang terbatas serta tidak menimbulkan demam tinggi ( Azka, alifah Flowerifta. 2009. Jangan Remehkan Batuk Pilek pada Anak. http ://www. Wordpress.com. 8 Desember 2010.3 Maret 2009 ).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat di sumpulkan bahwa batuk pilek adalah penyakit atau infeksi dari saluran pernafasan yang paling sering di jumpai pada bayi dan anak, dimana batuk pilek dapat menular secara droplets dan masa inkubasi virusnya sangat pendek yaitu 12 – 72 jam, selain itu serangan batuk pilek pada bayi dan anak cenderung lebih berat di banding pada orang dewasa, karena pada bayi dan anak infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan nasofaring yang di sertai dengan demam tinggi.

2.       Etiologi
Penyebab penyakit ini virus. Masa menular penyakit ini beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1 – 2 hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi timbul akibat invasi bakteri patogen, biasanya pneumococcus, Streptococcus, dan pada anak kecil H. Influenzae dan Staphylococcus. Masa tunas 1 – 2 hari ( FK UI, 2007 :604 ).
3.       Patologi Anatom
Terjadinya pembengkakan pada submukosa hidung yang di sertai vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leokosit, mula – mula sel mononukleus kemudian polimorfonukleus. Sel epitel superfisial banyak yang lepas dan regenerasi sel epitel baru terjadi setelah lewat stadium akut. ( Ngastiyah, 2005 : 32 )
4.       Gambaran Klinis
Batuk Pilek mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit, dan kadang – kadang bersin. Keluar sekret yang cair dan jernih dari hidung, bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus sekret menjadi kental dan purulen. Sekret ini sangat mengganggu bayi dan anak. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernapas dari mulut dan mengakibatkannya gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang – kadang di dapatkan keluhan nyeri otot, pusing dan anoreksia. Sumbatan hidung ( Kongesti ) di sertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah. ( Ngastiyah, 2005 : 33 )
5.       Tanda dan Gejala
a.       Demam
Suhu dapat mencapai 39,5o C – 40,5 o C
b.      Anoreksia
Hal yang umum yang di sertai dengan penyakit masa kanak – kanak.
c.       Muntah
Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap setelah sakit.
d.      Sumbatan nasal
Pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi
e.      Keluaran nasal
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe dan atau tahap infeksi
f.        Batuk
Dapat menjadi bukti hanya selama fase akut
6.       Komplikasi
Penyakit ini merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5 – 6 hari jika terjadi invasi kuman lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba eustachii, dan penyebaran infeksi.
a.       Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar, karena pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum timbul. Gejala umum lebih berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis dan maksilaris. Diagnosa di tegakkan dengan foto rontgen dan transluminati pada anak besar.
Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat lelah dan sukar berkontraksi pada anak besar. Kadang – kadang di sertai sumbatan pada hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus – menerus yang di sertai sekret purulen. Bila di dapatkan pernapasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu di pikirkan terjadinya komplikasi sinusitis, sinusitis paranasal ini dapat di obati dengan memberikan antibiotik.
b.      Dapat terjadi penutupan tuba eustachii dengan gejala tuli atau infeksi menembus langsung ke daerah telinga dan menyebabkan otitis media akut ( OMA ). Gejala OMA pada anak kecil dapat di sertai suhu badan yang mendadak tinggi ( Hiperpireksia ), kadang – kadang menyebabkan kejang demam. Anak sangat gelisah, terasa nyeri bila kepala di goyangkan atau memegang telinganya nyeri. Kadang hanya di temukan gejala demam, gelisah, kadang di sertai muntah dan diare.
c.       Penyebaran infeksi nasofaring ke bawah dapat menyebabkan radang saluran pernafasan bagian bawah seperti laringitis, trake tis, bronchitis, dan bronkopneumonia.
( Ngastiyah, 2005 : 32 – 33 )
7.       Penatalaksanaan medis
Batuk pilek tanpa infeksi di beri pengobatan simulatif, misal ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedative untuk menenangkan pasien dan anti piretik untuk menurunkan demam obstruksi hidung pada bayi sukar untuk di obati penghisapan lendir hidung tidak efektif dan sering menimbulkan bahaya. Cara yang paling mudah untuk pengeluaran sekret adalah dengan membaringkan bayi tengkurap. Pada anak besar dapat di berikan tetes hidung larutan efedrin 1 %. Bila ada infeksi sekunder hendaknya di berikan antibiotik. Batuk yang produktif ( pada bronchitis dan Tracheatis ) tidak boleh di berikan antitusif. Misalnya codein karena dapat menyebabkan depresi pusat nafas batuk dan pusat muntah penumpukan sekret sehingga dapat menyebabkan bronkopneumonia.
Selain pengobatan tersebut, pada sinusitis terutama yang kronik dapat di berikan pengobatan dengan penyinaran.
( Ngastiyah, 2005 : 33 )
8.       Penatalaksanaan Keperawatan
a.       Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk pilek sering mengganggu istirahat pasien, apalagi bila di sertai muntah atau diare serta suhu yang tinggi. Pemberian obat gosok dapat membuat bayi merasa hangat. Untuk mengurangi hidung tersumbat bayi di baringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan satu lubang hidungnya masih terbuka. Pemberian obat tetes hidung mungkin menolong pernapasannya, namun hanya untuk sementara ( bila tidak ada obat tetes hidung, secara tradisional dapat di gunakan kapas yang di tetesi minyak kayu putih yang di gantungkan di depan hidung bayi atau di penitikan pada baju ). Untuk mengurangi batuk dapat di beri obat batuk sebelum tidur malam. Bila waktu tidur sering batuk, berikan minum hangat.
b.      Resiko terjadi komplikasi
Beberapa hal menyebabkan batuk pilek yang relatif ringan, akhirnya berkembang menjadi penyakit yang amat berat . bila anak sudah mendapat obat supaya di berikan dengan benar. Jika obat di muntahkan, harus di ulang di berikan lagi. Agar dapat di minum ( jika selalu di muntahkan ) caranya dapat di encerkan dengan 1 – 2 sendok teh manis, sirup, atau madu kemudian di berikan sedikit demi sedikit.
c.       Gangguan suhu Tubuh
Komplikasi invasi bakteri sering menyebabkan suhu tubuh meningkat. Penurunan suhu hanya dapat di atasi dengan obat anti biotika yang tepat.
d.      Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa batuk pilek tidak membahayakan, tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini bisa berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak di obati terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun. Oleh karena itu, orang tua perlu di beri penjelasan. Jika anak sudah batuk pilek lebih dari 2 hari belum sembuh apalagi sudah di obati sendiri supaya di bawa berobat ke fasilitas kesehatan, terutama pada bayi.
                                                                                ( Ngastiyah, 2005 : 33 - 34 )














B.        Konsep Manajemen Asuhan Pada Anak Sakit
          I.     Pengkajian
Di lakukan pada tanggal ..... pukul.... WIB. Oleh....
A.      Data Subyektif
1.       Biodata
Nama anak                             : untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lain
Umur                                        : untuk menentukan pemberian dosis untuk terapi obat
Jenis kelamin                        : -
Nama Ayah dan Ibu            : untuk mengetahui keluarga pasien
Umur                                        : untuk menentukan pemberian konseling
Agama                                     : untuk memberikan support mental
Pendidikan                             : mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan
Pekerjaan                               : untuk mengetahui sosial ekonomi
Alamat                                     : untuk menentukan lingkungan / tempat tinggal klien dan keluarga
2.       Alasan Datang
Ingin memeriksakan anaknya karena sakit batuk pilek
3.       Keluhan Utama
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan demam.
4.       Riwayat Kesehatan Sekarang
Anak mengalami batuk pilek sejak.... hari yang lalu, dan obat apa yang telah di berikan
5.       Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama, selain itu sakit apa yang pernah di derita anak
6.       Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.
7.       Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang sudah di peroleh anak serta vaksinasinya. Karena bila anak belum imunisasi dapat memperburuk kondisi anak bila ada penyakit menular yang dapat di cegah dengan imunisasi menyerang anak.
8.       Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
-          Riwayat pertumbuhan              : BB sebelum sakit dan Bb sekarang
-          Riwayat perkembangan           : kapan mulai mengangkat kepala, tengkurap, duduk, merangkak, berdiri dan berjalan
9.       Pola kebiasaan sehari – hari
-          Pola nutrisi
Mengkaji pola nutrisi apakah kualitas dan kuantitas sudah memenuhi kebutuhannya.
-          Pola Eliminasi
Frekuensi BAB dan BAK dalam sehari
-          Pola Istirahat
Lama istirahat dalam sehari ( siang dan malam ), ada gangguan atau tidak ( untuk mengetahui kebutuhan istirahat terpenuhi atau tidak ).
-          Pola kebersihan
Mandi berapa kali, ganti baju berapa kali.
10.   Data psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikologi dan sosial dalam keluarga ( bagaimana hubungan dalam keluarga / antar anggota keluarga serta keadaan psikologisnya ).
B.      Data Obyektif
1.       Pemeriksaan umum
-          KU                     : cukup
-          Kesadaran      : Composmentis
-          Nadi                  : 90 x / menit
-          Suhu                 : 38
-          RR                      :...
-          BB sblum skit :
-          BB saat ini       :
-          TB                      :
-          LILA                   :
2.       Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Muka                : Pucat
Mata                 : berair, sklera putih, konjungtiva pucat
Hidung             : keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan cuping hidung
Mulut               : bibir kering, lidah putih
Dada                 : terdapat retraksi dada
b.      Palpasi
Integumen     : turgor kulit kurang, kulit terasa panas
c.       Auskultasi
Dada                                 : Ronchi Basah +, batuk +, bersin +
d.      Perkusi
Perut                                : Kembung -
        II.     Identifikasi masalah dan diagnosa
Dx              : An. “...” dengan batuk pilek
Ds              : Ibu mengatakan anaknya batuk pilek dan panas sejak beberapa hari yang lalu
Do              :
-          KU                     : baik/ cukup/ lemah
-          Kesadaran      : composmentis / apatis/ somnolen/ koma
-          Nadi                  : 90 x / menit
-          Suhu                 : 38 C
-          RR                      :24  x / menit
-          Pemfis             : dalam hidung biasanya ada sekret, warna jernih / keruh, kental / encer
Masalah :
1.       Gangguan istirahat
Ds          : Ibu mengatakan sejak.... hari yang lalu anaknya sering terbangun dari tidurnya dan rewel saat mau tidur
Do         : anak terlihat rewel, menangis, dan gelisah
2.       Gangguan pola makan
Ds          : Ibu mengatakan sejak sakit ... hari yang lalu anaknya jadi susah makan
Do         : anak rewel

      III.     Intervensi
Dx              : An. “...” dengan batuk pilek
Tujuan     : anak sembuh dari batuk pilek
KH              :
-          KU                     : baik
-          TTV dalam  batas normal
-          Nadi                  : 70 – 120 x / menit
-          Suhu                 : 36,5 – 37,5 C
-          RR                      :20 – 40 x / menit
-          BB                      : naik
-          Tidak keluar sekret dari hidung
Intervensi :
1.       Periksa keadaan anak dan timbang berat badannya.
R : mengetahui keadaan anak dan penimbangan untuk mengetahui status gizi ( nutrisi ).
2.       Berikan informasi mengenai batuk pilek, cara penularan, dan pengobatan
R : Ibu dapat merawat anaknya di rumah dan lebih kooperatif
3.       Sarankan Ibu dan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.
R : udara kotor (berdebu dan berbau ) merangsang hidung untuk bersin sehingga bisa memperberat batuk pilek
4.       Anjurkan Ibu untuk memperhatikan istirahat anaknya
R : kelelahan bisa memperburuk prognosis batuk pilek dan dengan istirahat yang cukup akan mengembalikan kekuatan tubuh
5.       Hindarkan bayi dari udara dingin
R : udara dingin bisa memperparah batuk pilek, karena udara dingin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah termasuk pada saluran pernapasan sehingga dapat menimbulkan sesak napas.
6.       Beritahu Ibu untuk memberikan obat yang telah di berikan dengan benar dan sesuai dengan yang di anjurkan.
R : dapat mempercepat pemulihan kondisi dan mencegah terjadinya komplikasi
7.       Beritahu Ibu untuk mengontrolkan anaknya jika kondisi memburuk atau setelah obat habis kondisi anak belum membaik.
R : untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif

Masalah :
1.       Gangguan Istirahat
Tujuan             : anak bisa tidur nyenyak dan kebutuhan istirahatnya terpenuhi
KH                      : anak bisa tidur nyenyak kira – kira 9 – 11 jam sehari semalam
Intervensi
a.       Jelaskan pada Ibu penyebab anak rewel dan susah tidur.
R : Ibu lebih tenang dan kooperatif dalam merawat anaknya.
b.      Beritahu Ibu untuk memberikan minyak kayu putih pada tubuh anak.
R : membuat tubuh anak menjadi lebih hangat.
c.       Beritahu ibu untuk membaringkan anaknya terlentang dengan alas kepala lebih tinggi.
R : posisi ini sangat nyaman dan membantu pernapasan anak saat tidur.
d.      Sarankan Ibu untuk tidak menyelimuti anaknya dengan kain tebal jika anak demam.
R : suhu panas tubuh yang terperangkap tidak segera menurun
e.      Sarankan Ibu mendampingi anaknya susah tidur.
R : anak terlindungi dan kebutuhan psikologis terpenuhi.
2.       Gangguan Pola makan
Tujuan             : anak bisa makan dengan lahap dan nutrisi anak terpenuhi
KH                      : BB anak normal dan tidak mengalami penurunan.
Intervensi      
a.       Informasikan kepada Ibu untuk memberikan makanan kesukaan anak yang bervariasi dan bernilai gizi tinggi, sehingga anak tertarik untuk makan.
R : makanan kesukaan anak menarik perhatian untuk makan sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b.      Anjurkan ibu untuk memberi makan sedikit tapi sering.
R : dengan makanan sedikit – sedikit tapi sering kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
c.       Anjurkan Ibu untuk terus memantau kualitas makanan anak.
R : gizi yang baik dan seimbang akan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
      IV.     Implementasi
Mengacu pada Intervensi
        V.     Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil dengan metode SOAP











0 komentar: