Kamis, 27 September 2012

STANDART 7 : STANDART ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN


PEMBAHASAN
STANDART ASUHAN KEBIDANAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A.    Latar belakang masalah
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan faktor predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Sawono, 2002 :281)
WHO mendefinisikan anemia gizi adalah anemia yang terjadi karena kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial untuk eritropoesis, tanpa memandang sebabnya. Masalah gizi adalah masalah nasional masing-masing egara, berkaitan dengan nilai dan jumlah gizi masyarakat dalam ukuran minimal untuk kebutuhan kalori dan bahan esensial kesehatannya Anemia defisiensi besi mencerminkan kemampuan sosio-ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam jumlah dan kualitas gizi. Makin besar jumlah penduduk makin sulit uuntuk memenuhi jumlah dan kualitas makanan yang memadai. (Manuaba, 2001:51).
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Banyak pasien asimtomatik, bahkan dengan anemia derajat sedang. Palpitasi atau dispenea keduanya arag terlihat, kecuali hemoglobin 5 g atau kurang. Bahkan yang lebih jarang, nyeri tulang, sendi, atau abdomen bisa disebabkan oleh krisis trombosis yang menyertai anemia sel sabit atau penyakit hemoglobin SC. (Benzion Taber, 1994:85)
Akibat yang ditimbulkan anemia pada saat kehamilan, seperti : abortus, kelainan konginetal (trimester 1), BBLR, perdarahan antepartum (trimester 2), gangguan HIS, janin lahir dengan anemia (trimester 3), dan masih banyak lagi. (Manuaba, 2001:52). Dari permasalahan inilah, sehingga permasalahan anemia pada kehamilan dimasukkan dalam standart asuhan pada kehamilan.
B.     Tujuan standart asuhan kebidanan pada kehamilan
Tujuan dari standart ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.  Tindakan yang bisa dilakukan bidan contohnya , memeriksakan kadar Hb semua ibuhamil pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibuhamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut . beripenyuluhan gizi dan pentingnyakonsumsi makanan yang mengandung zat besi, dll.Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan standar ini yaitu jika ada ibu hamil dengananemia berat dapat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia,penurunana jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR.

Berikut penjelasan mengenai anemia
C.     Pengertian Anemia
a.       Anemia atau kekurangan darah adalah suatu keadaan kronis, ketika kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit berkurang. Seorang diangggap menderita anemia bila kadar Hb <13 11="11" 2011="2011" 94="94" :=":" anemia="anemia" atau="atau" bawah="bawah" bila="bila" di="di" dikatakan="dikatakan" dl.="dl." dl="dl" gr="gr" hamil="hamil" hb="hb" ibu="ibu" kadar="kadar" martini="martini" o:p="o:p" pada="pada" pria="pria" rairus="rairus" sedangkan="sedangkan" turun="turun" wanita.="wanita.">
b.      Anemia selama kehamilan adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang   beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi yang tidak adekuat. (Benzion Taber, 1994 : 84)
c.       Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 g % pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. (sarwono, 2002 : 281)
D.    Etiologi
Anemia pada kehamilan di Indonesi masih tinggi, dengan angka nasional 65 % yang setiap daerah mempunyai variasi berbeda. Keseluruhan menunjukkan bahwa anemia kekurangan zat besi merupakan penyebab utama, yang berarti dapat terjadi. Berikut macam-macam anemia secara umum.
a.       anemia defisiensi besi
ü  Defisiensi besi (iron depletion) :
·         Feritin serum darah turun
·         Hemosiderin sumsum tulang turun
·         Parameter status besi normal
·         Resorbsi meningkat.
ü  Eritropoesis defisiensi besi (Iron deficient erythropoisis)
·         Cadangan besi kosong (sangat kurang)
·         Tranportasi besi menurun
·         Saturasi transferin dan protoporfin meningkat
·         Hemoglobin dan hematokrit normal
·         Secara klinis tidak di jumpai anemia.
b.      anemia karena infeksi
ü  infeksi cacing tambang :
·         Terjadi perdarahan menahun, kehilangan darah melalui intestinum.
ü  Infeksi malaria
·         Kehilangan darah karena terjadi hemolisis eritrosit dalam proses infeksi.
ü  Infeksi HIV
·         Menimbulkan gangguan sistem eritropoetik.
·         Mengurangi reaksi terhadap obat anti anemia.
c.       Anemia kekurangan asam folat
ü  Megaloblastik anemia.
ü  Gangguan proses pembekuan eritrosit.
ü  Asam folat makanan  kurang karena terlalu lama di rebus.
ü  Memanaskan  makanan berulang.
d.      Anemia karena kekurangan hemoglobin
ü  Siklus sel anemia
ü  Talasemia anemia
e.       Hemolisis
f.       Anemia apaloplastik atau hipoplastik
ü  Haemoglobinopati sel sabit
ü  Thalsemia
ü  Anemia hemoglobinopati lain
ü  Anemia hemolitik herediter
Pembagian anemia dalam kehamilan
1.      anemia defisiensi besi ........................................62,3%
2.      anemia megaloblastik ........................................29,0%
3.      anemia hipoplastik ............................................8,0%
4.      anemia hemolitik ...............................................0,7%
Penjelasan :
1.      Anemia defisiensi besi
Anemia defisien  besi adalah anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Penyebab  : gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau benyaknya zat besi keluar dari badan misalnya perdarahan. Ciri – ciri khas bagi defisiensi besi yakni mikrosis dan hipokromasial. Diagnosis anemia defisiensi besi ialah : kadar besi serum rendah, daya ikat serum tinggi, protopofirin eritrosis tinggi, tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang. Terapi : pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi peros diberikan garam besi sebanyak 600 – 1000 mg sehari dan Vit C, pengobatan parenteral diperlukan jika penderita tahan akan kehamilanna sudah tua biasanya penobatan perenteral secara IM yaitu dextran besi ( inferon atau sorbitol besi ), tranfusi darah pada anemia dalam kehamilan sangat jarang dilakukan.


2.      Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia dalam kehamilan yang disebabjan karena defisiensi asam folik, jarang karena defisiensi VI B12. Diagnosis : diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan mengaloblas atau promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang, perubahan dalam leukopoesis seperti metalielosis san sel batang datia yang kadang – kadang disertai vaskuolisasi dan hipersegmentasi granulosit terjadi lebih dini pada defisiensi folik dan vit B12. Terapi:diberikan tablet asam folik dalam dosis 15 – 30 mg sehari untuk anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vit B12 maka penderita harus diobatu dengan dosis 100 – 1000 mikrogram sehari baik per os maupun parenteral. Pencegahan : pada umumnya asam folik tidak diberikan secar rutin kecuali daerah daerah yang frekuensi anemia megaloblastik tinggi apabila pengobatan anemia denga besi saja tidak berhasil maka besi harus ditambah dengan asam folat
3.      Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampi membuata sel – sel darah baru. Etiologi belum diketahui secara pasti keculai disebabkan oleh sepsis sinar rontgen , racun, atau bat – obatan. Terapi : jika obat – obatan penambha daah tidak memberi hasil maka satu – satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah tranfusi darah yang sering perlu diulang sapai beberapa kali biasanya anemia hipoplastik karena kehmilan apabila wanita tersebut dengan selamat mencapat masa nifas akan sembuh dengan sendirinya dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita terdsebut menderita anemia hipoplastik.
4.      Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang berlangsung lebih cepat dari pembuatannya wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil apabila dia hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala : anemia , hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria yang merupakan gejala hemolitik. Pengobatan : pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung beratnya yatu dilakukan tranfusi darah yang kadang – kadang diulang beberapa kali
Dari penyebab tersebut kasus yang paling sering terjadi adalah anemia karena defisiensi besi. anemia defisiensi besi adalah anemia karena turunnya cadangan besi tubuh sehingga proses eritropoesis terganggu dan dapat menurunkan ukuran Hgs darah dengan berbagai akibatnya. Anemia defisiensi besi tergolong anemia karena gizi. (Manuaba, 2001 : 50-51)

E.     Diagnosis
Pemeriksaan Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.  Pemeriksaan Hb dan spektrofometri merupakan standart, namun alat iini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit ronik, seperti : malaria dan TBC masih sering di jumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum di lakukan. Selanjutnya pemeriksaan khusus untuk membedakan dengan defisiensi asam folat dan thalasemia. Juga harap di mungkinkan. Pemeriksaan MCV penting untuk menyingkirkan thalasemia. Bila terdapat batas MCV <80 dan="dan" i="i" kadar="kadar" rdw="rdw" ul="ul">red cell distribution width)
>14 % mencurigai akan penyakit ini. Kadar HbF >2% dan HbA2 yang abnormal akan meneukan jenis thalasemia. (Sarwono, 2002 : 282)

F.      Akibat anemia kehamilan
a.       Hamil muda
·         Abortus
·         Missed abortus
·         Kalainan kongenital
b.      Trimester kedua
·         Persalnan prematurus
·         Persarahan anterpartum
·         Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
·         Asfiksia intrauterine sampai kematian
·         Berat badan lahir rendah
·         Gestosis dan mudah terkena infeksi
·         IQ rendah
·         Dekompensasi ordia-kematian ibu
c.       Saat inpartu
·         Gangguan his primer dan sekunder
·         Janin lahir dengan anemia
·         Persalinan dengan tindakan tinggi
ü  Ibu cepat lelah
ü  Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan ooperatif
d.      Pasca partus
·         Atonia uteri menyebabkan menyebabkan perdarahan
·         Retensio plasenta
·         Perlukaan sukar sembuh
·         Mudah terjadi febris puerpuralis
·         Gangguan involusi uteri
·         Kematian ibu tinggi :
ü  Perdarahn
ü  Infeksi puerpuralis
ü  Gestosis
(Manuaba, 2001 : 52-52)










G.    Penanganan
Terapi anemia defisiensi besi aialah dengan preparat besi oral atau parenteral. Terapi ral ialah dengan preparat besi : fero sulfat, fero glukonat, ata Na-Ferobisitrat. Pemberian preparat 60 mb/hai dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian Na-Fero Bisitrat dibandingkan dengan ferosulfat. Kini pemerintah menganjurkan kombinasi 60 mg besi dengan 50ug asam folat untuk profilaksis anemia. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan serum dextran sebanyak 100 mg (20 ml) intravena atau 2 X 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr %, Pemberian parenteral mempunyai indikasi : intoleransi besi pada traktus intestinal, anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping yang utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat di berikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi di berikan seluruh dosis. (Sarwono, 2002 : 282)
















KESIMPULAN
WHO mendefinisikan anemia gizi adalah anemia yang terjadi karena kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial untuk eritropoesis, tanpa memandang sebabnya. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan faktor predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Sawono, 2002 :281)
Akibat yang ditimbulkan anemia pada saat kehamilan, seperti : abortus, kelainan konginetal (trimester 1), BBLR, perdarahan antepartum (trimester 2), gangguan HIS, janin lahir dengan anemia (trimester 3), dan masih banyak lagi. (Manuaba, 2001:52). Dari permasalahan inilah, sehingga permasalahan anemia pada kehamilan dimasukkan dalam standart asuhan pada kehamilan. Tujuan dari standart ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung

SARAN
            Dalam penangan masalah anemia kehamilan peran bidan sangatlah dibutuhkan, bidan seharusnya mengetahui tentang anemia, mengenali tanda-tanda anemia, dan melakukan diagnosis secara tepat, pemeriksaan, dan pemberian terapi sesuai dengan kebutuhan. Sehingga penangan secara dini dan tepat dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan juga bayi.



Daftar Pustaka
Fairus, Martini dan Prasetyowati. 2010. Buku Saku Gizi & Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC
Taber, Benzion. 1994. Kapita Selekta Kedararuratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:EGC
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :YBP-SP
http://www.scribd.com/doc/106006808/12-Standar-Mutu-Pelayanan diakses tanggal 19 september 2012 pukul 14.00 WIB

0 komentar: