Jumat, 28 September 2012

Asuhan Kebidanan Intra Natal Care


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.          KONSEP PERSALINAN
1.      Pengertian 
v Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar .
( Sarwono, 2006: 180).
v Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim.
(Bobak, 2005: 235).
v Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri.
(Manuaba, 2008 : 164).
2.      Macam-macam Persalinan
a.    Menurut definisi/cara persalinan :
1.   Persalinan spontan
Proses lahirnya bayi dengan kekuatan/tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2.   Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3.   Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.                                                                                            (Manuaba, 2008)
b.  Menurut umur kehamilan dan berat badan yang dilahirkan sebagai berikut :
1.   Abortus
Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan.Umur hamil sebelum 28 minggu.Berat janin kurang dari 1000 gram.
2.   Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 minggu sampai 36 minggu.Berat janin kurang dari 2499 gram.
3.   Persalinan aterm
Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu.Berat janin di atas 2500 gram.

4.   Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu.Pada janin terdapat tanda-tanda post maturitas.
5.   Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Manuaba, 2008)
3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Manuaba, 2009 :160, faktor- faktor yang mempengaruhi persalinan :
1.    Power
Power (tenaga) meliputi kekuatan dan refleks meneran, faktor lain yang berpengaruh dalam persalinan :
a.    Otot-otot rahim yang dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat
Susunan otot rahim terdiri dari lapisan luar, lapisan dalam dan lapisan tengah
b.    Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri)
Merupakan jaringan otot yang pada saat hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi.Fungsinya adalah untuk menahan uterus agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
c.    Refleks Mengejan
Timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini terletak di sekitar serviks uteri).Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna untuk mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada saat mengejan anus tampak terbuka.
2.    Passage
Jalan lahir yang paling penting dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis minor, yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan jaringan ikat yang kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
a.    Pintu atas panggul
Batas atas panggul kecil dibentuk oleh promontorium, sayap sakrum, linea inominata, ramus superior os pubis dan sympisis pubis.
b.    Bidang terluas panggul
Merupakan bidang terluas dalam ruangan panggul kecil, bidang ini membentang dari pertengahan sympisis, pertengahan asetabulum dan pertemuan sakral II dan III, ukuran depan belakang 12,75 cm dan ukuran melintangnya 12,5 cm
c.    Bidang sempit panggul
Bidang ini membentang melalui tepi bawah sympisis menuju ke spina isciadika dan memotong ujung atas sacrum
d.   Pintu bawah panggul
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak 10,5 cm. Tinggi segitiga belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus pubis ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.
e.    Untuk menilai penurunan bagian terendah janin, ditentukan dengan bidang Hodge, yaitu :
Hodge I      : sejajar dengan pintu atas panggul
Hodge II     : sejajar dengan Hodge I, melalui tepi bawah sympisis
Hodge III   : sejajar dengan Hodge II, melalui spina iscladika
Hodge IV   : sejajar dengan Hodge III, melalui ujung os koksigeus
3.    Pasanger
Merupakan janin dan placenta, terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap fetus, letak janin, presentasi fetus dan posisi fetus
4.      Posisi
Ganti posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan persalinan. Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan keinginannya.
a.       Posisi ½ duduk
Keuntungan       : Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan lebih mudah dalam mensupport perineum
b.      Posisi merangkak
Keuntungan    : baik untuk persalinan bagi klien dengan punggung yang sakit dan peregangan minimal pada perineum
c.       Posisi jongkok atatu berdiri
Keuntungan    : Membantu penurunan kepala janin dan memperbesar dorongan untuk meneran
d.      Berbaring miring ke kiri
Keuntungan    : Memberi rasa santai bagi ibu, memberi oksigenasi yang baik dan membantu mencegah terjadinya laserasi
Menurut Mochtar Rustam (2005), selain faktor di atas ada juga faktor yang mempengaruhi persalinan :
5.      Penolong Persalinan
Kehadiran penolong yang berkesinambungan (bila diinginkan ibu) dengan memelihara kontak mata seperlunya, bantuan memberi rasa nyaman, sentuhan pijatan dan dorongan verbal ,pujian serta penjelasan mengenai apa yang terjadi dan berbagai informasi.
6.      Pendamping persalinan
Pendamping persalinan merupakan faktor pendukung dalam lancarnya persalinan. Dorong dukungan berkesinambungan, harus ada seseorang yang menunggui setiap saat, memegang tangannya, dan memberikan kenyamanan.
7.      Psikologi ibu 
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

4.      Etiologi
Menurut Manuaba dkk, 2010:167-168 terjadinya persalinan belum dapat diketahui. Besar kemungkinan semua faktor bekerja bersama-sama sehingga pemicu persalinan menjadi multifaktor. Teori kemungkinan terjadinya persalinan , antara lain :
1.      Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.Setelah melewati batas tersebut, terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
2.      Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi pada saat kehamilan 28 minggu karena terjadi penimbunan jaringan ikat. Pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.Produksi progesteron mengalami penurunan sehigga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya,otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
3.    Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh hypofisis posterior.Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkat  aktivitas
4.    Teori Prostalglandin
Konsentrasi prostalglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostalglandin saat hamil menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.












5.    Patofisiologi
His adekuat ,pengeluaran lendir dan darah

Serviks membuka dan mendorong janin ke bawah

Kepala turun dan masuk PAP

Kepala dalam keadaan sinklitismus/asinklitismus

Kepala fleksi

Kepala memasuki ruang panggul

Putar paksi dalam

Kepala defleksi

Doran, teknus,perjol, vulka

Ada his dan meneran

Putar paksi luar

Melahirkan Bahu

Bayi lahir seluruhnya
(Sarwono, 2008:186)
6.      Tanda-Tanda Persalinan
Menurut (Manuaba dkk, 2010 : 169 ) tanda-tanda persalinan antara lain :
1.   Kekuatan his semakin serig terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2.   Dapat terjadi pengeluaran pembawa (pengeluaran lendir, lendir bercampur darah).
3.   Dapat disertai ketuban pecah.
4.   Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks,ada pembukaan.
                       
7.      Pembagian tahap persalinan
Menurut Manuaba, 2010 pembagian tahap persalinan sebagai berikut :
a.    Persalinan Kala I
Yang dimaksudkan dengan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan- jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
b.    Kala II atau kala pengusiran
Gejala utama kala II (pengusiran) adalah :
§    His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik
§    Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak
§    Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus Frankenhouser
§    Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
·         Kepala membuka pintu
·         Subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut- turut lahir ubun- ubun besar, dahi, hidung, dan muka, dan kepala seluruhnya.
e.Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan :
·         Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang
·         Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
·         Bayi lahir diikuti sisa air ketuban
g.Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan multigravida 30 menit
c.       Kala III (pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
v  Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda- tanda di bawah ini :
·         Uterus menjadi bundar
·         Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
·         Tali pusat bertambah panjag
·         Terjadi perdarahan
v  Cara pemeriksaan plasenta sudah lepas, yaitu:
1.      Perasat kustner
Ø Tali pusat dikencangkan
Ø Tangan ditekan di atas symfisis, bila tali pusat masuk kembali, berarti plasenta belum lepas.
2.      Perasat klein
Parturien disuruh mengejan, sehingga tali pusat ikut serta turun atau memanjang. Bila mengejan dihentikan dapat terjadi:
-          Tali pusat tertarik kembali,maka plasenta belum terlepas
-          Tali pusat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas.
3.      Perasat strassman
-          Tali pusat diregangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada tali pusat berarti plasenta belum lepas.
v  Cara pelepasan plasenta adalah:
a.       Secara Schultze
Pelepasan plasenta dimulai dari pertengahan, sehingga plasenta lahir diikuti oleh pengeluaran darah.
b.      Secara Duncan
Pelepasan plasenta dimulai dari daerah tepi, sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh pelepasan plasenta.
d. Kala IV (observasi)
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan :
·         Tingkat kesadaran penderita
·         Pemeriksaan tanda- tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernapasan
·         Kontraksi uterus
·         Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

8 . Penanganan
a.Kala I
 - Bantu  ibu dalam persalinan jika dia nampak gelisah,ketakutan dan kesakitan
v  Memberikan dukungan dan yakinkan dirinya
v  Memberikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinan
v  Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadapnya
- Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang dapat dilakukan
v  Lakukan perubahan posisi
v  Posisi yang sesuai dengan keinginan ibu,tetapi jika ibu ingin di tempat tidur,sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri
v  Sarankan untuk jalan-jalan
- Ajarkan orang yang menemaninya (suami atau keluarganya) untuk memijit atau menggosok punggung ibu atau membasuh wajah antara his
-Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupan
- Ajarkan kepada ibu teknik bernafas, ibu diminta untuk menarik nafas panjang , menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan melalui mulut
- Jika diperlukan berikan petidin 1mg/kg BB (tetapi jangan melebihi 100 mg) IM/IV secara perlahan atau morfin  0,1 mg/kg BB atau tramadol 500 mg/oral
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup/tirai. Tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan ibu atau seijin ibu
- Menjelaskan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
- Memperbolehkan ibu untuk jalan-jalan bila kepala janin sudah masuk PAP untuk mempercepat penurunan kepala dengan bantuan gravitasi bumi.
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara:
Ø  Menggunakan kipas angin/ AC di kamar
Ø  Menggunakan kipas biasa
Ø  Menganjurkan ibu untuk membuka pakaian yang berlebihan
Ø  Memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi denganmemberi minum
Ø  Sarankan ibu untuk berkemih bila berasa ingin BAK
b.      Kala II
-   Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
Ø  Mendampingi ibu agar merasa nyaman
Ø  Menawarkan minum, mengipasi, memijat ibu
-   Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan ibu
-   Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu tidak boleh menahan kencing
-   Menjaga kebersihan diri
Ø  Ibu tetap menjaga kebersihannya untuk mencegah infeksi
Ø  Jika ada darah, lendir, atau cairan ketuban segera bersihkan
-   Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan dengan cara:
Ø  Menjaga privasi ibu
Ø  Menjelaskan tentang proses dan kemajuan persalinan
Ø  Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
-   Mengatur posisi ibu dalam bimbingan meneran dapat memilih posisi jongkok, menungging, tidur miring, atau setengah duduk.Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah meneran, kurangnya trauma vagina, perineum, dan resiko infeksi.
-   Memberi cukup minum karena dapat memberi tenaga dan mencegah dehidrasi

c. Kala III
- Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta
Ø  Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi
Ø  Jika oksitosin tidak tersedia,rangsang puting susu payudara ibu/susukan bayi untuk menghasilkan oksitosin alamiah dan beri Ergometrin 0,2 mg IM
- Lakukan PTT saat dan selama uterus berkontraksi
-Begitu plasenta terasa lepas,keluarkan dengan tangan/klem pada tali pusat mendekati plasenta.Kedua tangan dapat memegang plasenta perlahan-lahan memutar plasenta dengan searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
-Segera setelah plasenta lahir dan selaput dikeluarkan,masase fundus uteri agar menimbulkan kontraksi

d. Kala IV
-Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 20-30 menit selama jam kedua
- Anjurkan ibu untuk periksa tekanan darah,nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
-Anjurkan ibu untuk banyak minum untuk mencegah dehidrasi, takarkan ibu makan dan minumnya
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaiannya yang bersih dan kering
- Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu pada posisi yang nyaman
- Biarkan bayi berada di dekat ibu untuk Bounding Attachment
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah setelah persalinan
- Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
-Ajari ibu dan keluarganya tentang:
Ø  Bagaimana pemeriksaan fundus dan merangsang kontraksi
Ø  Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
(Saifuddin,2006)




B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

1.  Pengkajian
Pengkajian tanggal......jam.....
A. Data Subyektif
1.     Biodata
·      Nama     : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan dengan pasien lain.(Christina, 1998)
·      Umur      : Menentukan prognosa kehamilan, dikatakan primi muda jika kehamilan pertama ≤ 16 tahun. Jika kehamilan pertama usia ibu ≥ 35 tahun maka termasuk primipara tua. Selain itu seorang ibu dikatakan terlalu tua hamil jika umur ≥ 35 tahun.
(Depkes RI, 1994)
·      Agama   : Dalam hal ini berhubungan dengan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama. Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan menggunakan asuhan kebidanan.
(Depkes RI, 1995)
·      Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.(Marjati, 2009)
·      Pekerjaan ibu/ suami
Untuk mengetahui dimana ibu bekerja karena mungkin pekerjaan itu terlalu berat sehingga mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Untuk mengetahui taraf kehidupan.
(Marjati, 2009)
·      Alamat   : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.
(Marjati, 2009)
2.Alasan Datang
        Penjelasan pasien datang tentang tujuannya mencari perawatan kesehatan.
(Bobak, 2005)
3.Keluhan Utama
Biasanya ibu merasakan nyeri dan kenceng-kenceng pada perut ibu, apakah yang menjadi keluhan ibu, cemas dan takut dan mengeluarkan darah dan lendir.                                                                                         (Manuaba, 2010)

4.     Riwayat penyakit yang lalu
Apakah Ibu pernah menderita penyakit menular dan menurun yang dapat mempengaruhi kondisi Ibu sehingga dapat mempengaruhi kelancaran proses persalinan.


5.     Riwayat kesehatan sekarang
Apakah Ibu sedang menderita suatu penyakit kronis, menular atau menurun seperti hipertensi, jantung, TBC, hepatitis, DM, PMS, dll.
6.     Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular yang dapat mempengaruhi kondisi Ibu atau penyakit munurun yang merupakan faktor predisposisi penyulit persalinan.
7.     Riwayat Haid
Menarche        :                                    Siklus              :
Lama               :                                    Banyak            :
Keluhan          :                                    HPHT              :
8.     Riwayat perkawinan
Kawin......kali, Lamamenikah......kali, umur pertama kali menikah........tahun
9.     Riwayat KB
KB apa yang pernah diikuti, jenis KB yang digunakan, berapa lama, apakah ada keluhan, rencana KB yang akan datang.
10.   Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Selama hamil ada keluhan atau tidak, pernah ANC atau tidak, dimana ANC, berapa kali, TT berapa kali, pernah mendapatkan apa saja, usia kehamilan aterm atau tidak, jenis persalinan, nifas normal atau tidak,  perdarahan atau tidak, ada keluhan atau tidak. Ibu menyusui atau tidak.
                11.   Riwayat kehamilan Sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini, ANC dimana,  pelayanan yang didapat dari ANC. ANC berapa kali.
12.   Pola kebiasaan sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Frekuensi makan dan minum berapa kali, porsi apa saja, adakah pantangan makanan
b.    Pola Eliminasi
BAB dan BAK berapa kali sehari, adakah gangguan, konsistensi, warna.
c.    Pola Istirahat
Tidur siang dan malam berapa jam, adakah gangguan.
d.    Pola Aktivitas
Bentuk aktivitas, adakah gangguan atau tidak dengan aktivitas yang dilakukan
e.    Pola kebersihan
Mandi......kali/hari,GosokGigi.......kali/hari,Ganti Pakaian......kali/hari,Ganti celana dalam......kali/hari

11.   Data Psikososial
-      Psikologis
Kelahiran anak direncanakan/diharapkan/tidak, tanggapan suami, orang tua, keluarga lain terhadap kelahiran anak, apakah ada gangguan atau tidak.
-      Sosial
Hubungan suami istri, orang tua dan keluarga lain apakah baik atau tidak
Orang yang berpengaruh dalam keluarga
12.   Data Spiritual
Bagaimana pelaksanaan ibadah dari agama dan keyakinan yang dianut.

B. Data Obyektif
1.     Pemeriksaan Umum
Keadaan umum   :    baik, cukup, lemah
Kesadaran           :    composmentis, letargis, somnolen, apatis, koma
Tekanan darah     :    Normal  (100/60 mmHg-130/90 mmHg)
Pernafasan           :    Normal  (16-24x/menit)
Nadi                    :    Normal (60-90x/menit)
Suhu                    :    Normal  (36,5-37,5º C)
Berat badan         :    kenaikan berat badan sesuai dengan umur kehamilan (mengalami peningkatan 9-13,5 kg dari BB sebelum hamil)
Tinggi badan       :    ≥ 145 cm
2.    Pemeriksaan Khusus
a.    Inspeksi
Kepala            :    rambut tidak  rontok, bersih, warna hitam
Muka              :    tidak pucat,tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata               :  sklera putih, konjunctiva merah muda
Telinga            :    simetris/tidak, ada sekret/tidak
Hidung           :    tidakada secret, tidak,ada pernafasan cuping hidung
Telinga            :  bersih, tidak ada serumen
Mulut              :    tidak pucat, bibir tidak kering,,tidak, ada caries gigi
Leher              :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jularis dan kelenjar limfe
Dada               :    payudara simetris, puting susu menonjol,
Abdomen        :    tidak ada luka bekas operasi, perut membujur, linea nigra
Ekstermitas     :    tidak oedem, tidakvarises
b.    Palpasi
Leher            :    tidakterabapembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
Payudara      :    colostrom keluar, tidak ada benjolan
Abdomen     :   
Leopold I  : TFU 3 jari ¯ Proxesus xipoideus , pada fundus teraba kurang bundar, lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II  : teraba datar, keras , memanjang dari kanan/ kiri perut ibu
Leopold III: teraba keras, bundar, melenting (kepala), di perut bawah kepala sudah masuk PAP
Leopold IV     :seberapajauh masuk PAP.
                            His  : teratur/ tidak, lama, frekuensi,
                        c.  Auskultasi
Frekuensi DJJ (120-160x/mnt), teratur/tidak, terdengar di sebelah mana
3.    Pemeriksaan Dalam
Vulva dan vagina     :    ada lendir dan darah/tidak
Pembukaan               :    untuk mengetahui pembukaan berapa cm
Effecement              :    mengetahui berapa % penipisan ostium uteri eksternum
Ketuban                   :    +/- , jam berapa pecah, warna jumlah, bau
Bagian terdahulu      :    Kepala/bokong
Bagian terendah       :    ubun-ubun kecil/besar jam berapa
Penyusupan              : ada./ tidak
Gelungsur                 : Hodge berapa
Di sekitar bagian terdahulu teraba kecil janin /tidak
                 4.Datapenunjang           : Data hasil laboratorium
                
2.      Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Ø  Diagnosa
Dx: Ny. “....” G...P...Ab... UK...minggu, tunggal, hidup, intrauterine Inpartu Kala ... fase .... dengan Keadaan ibu dan janin baik
Ds: ibu mengatakan hamil ke…UK…bulan, merasa kenceng – kenceng sejak tanggal…jam…serta keluar darah lendir sejak jam… keluar cairan dari kemaluan seperti kencing yang tidak bisa ditahan sejak........ HPHT..........
Do:  -TTV dalam batas normal
         - DJJ (120-160x/ menit )
          - Pemeriksaan Dalam:
Vulva dan vagina     :    ada lendir dan darah/tidak
Pembukaan               :    > 3 cm
Effecement              :    berapa %
Ketuban                   :    utuh/tidak
Bagian terendah       :    Kepala/bokong
Bagian terdahulu      :    ubun-ubun kecil/besar
Hodge berapa           :
Di sekitar bagian terdahulu teraba bagian kecil janin/tidak
Ø  Masalah    
1. Nyeri his persalinan
      DS :  Ibu mengatakan perutnya mulas,  makin lama makin sering
      DO            : His : 3-4x.10’.40-50”
             Inspeksi : wajah ibu tampak menahan sakit saat timbul his
2. Cemas memikirkan persalinannya
      DS :  Ibu mengatakan takut dengan masalah dalam persalinannya
      DO: Ibu sering bertanya bagaimana keadaan bayinya
3. Ketidaktahuan ibu mengenai cara meneran yang benar
      DS : Ibu tidak tahu cara meneran yang benar
      DO : Kepala tidak mengalami kemajuan saat ibu meneran         

Ø  Diagnosa dan Masalah Potensial   : -
Ø  Kebutuhan segera                           :-

3.  Intervensi/Perencanaan
Dx : Ny. “....” G...P...Ab... UK...minggu, tunggal, hidup, intrauterine Inpartu Kala ... fase .... dengan Keadaan ibu dan janin baik
Tujuan:     - Kala I fase aktif  berjalan lancar
                 - tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin
                 - Keadan ibu dan janin baik
Kriteria Hasil     :    fase laten tidak ≥ 6 jam
                               TD : 100/60 – 130/90 mmHg
                               Nadi   : 60-90x/ menit
                               RR  : 16-24x/ menit
                               Suhu  : 36,5-37,5º C
                               DJJ 120-160x/menit
                          His 3-4x. 10’. 40-50”
                               Partograf tidak melewati garis waspada
Intervensi
1.    Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R: Pengetahuan ibu bertambah dan ibu bisa kooperatif
2. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga., hubungan saling percaya dengan komunikasi terapeutik
       R.: Hubungan yang baik dengan ibu dan keluarga dapat menimbulkan sifat kooperatif ibu dan ketenangan
3. Jaga privasi ibu dalam melakukan setiap tindakan
       R : Privasi merupakan salah satu hak manusia
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum di saat tidak ada kontraksi
       R: Makan dan minum memenuhi kecukupan energi selam proses persalinan. Dehidrasi dapat membuat ibu lelah dan menurunkan kekuatan his
5. Anjurkan dan bantu ibu BAK dan BAB bila menginginkan.
       R :BAB dan BAK membantu memperlancar proses kemajuan persalinan.
6. Anjurkan ibu untuk istirahat sewaktu his mereda
R : Istirahat yang cukup dapat menambah tenaga ibu pada waktu meneran
7.  Observasi his, DJJ, nadi setiap 30 menit, dan TD, kandung kemih kemajuan persalinan setiap 4 jam , dan cairan yang keluar pervaginam lalu masukkan dalam partograf
R:   tanda – tanda vital merupakan parameter adanya kelainan.
8. Sarankan pada Ibu untuk miring kiri
       R:   Untuk mencegah terjadinya sindroma vena cava inferior
9. Ajarkan ibu cara meneran yang efektif
       R:Meneran yang benar membantu mempercepat proses persalinan  dan mencegah kelelahan
10. Hadirkan orang yang dianggap penting dapat memberikan dukungan dan semangat bagi ibu
R : kehadiran orang yang dianggap penting dapat memberikan semangat dan dukungan bagi ibu
11. Siapkan Partus set
R: Persiapan kala II bersih dan aman
Masalah 1 :Nyeri His persalinan
Tujuan   : ibu dapat beradaptasi dengan his persalinan
KH        : - ibu dapat lebih rileks dengan persalinannya
               -  ibu dapat melakukan relaksasi dengan baik
Intervensi
1.      Berikan penjelasan pada ibu tentang penyebab nyeri
R: penjelasan akan menambahn pengetahuan ibu dan dapat mengurangi kecemasan ibu
2.      Ajarkan pada ibu teknik relaksasi dan distraksi
R: Relaksasi mengurangi keregangan otot yang akan mengurangu intensitas nyeri dan distraksi dapat mengalihkan perhatian ibu dan nyeri yang dirasakan
3.      Berikan sentuhan /masase dengan menggosok-gosok punggung ibu dan minta pendamping ibu untuk memperagakannya
R: sentuhan/masase merupakan salah satu cara memblok impuls nyeri dalam korteks serebri melalui respon kondisi dan stimulasi cutan

4.      Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan ibu istirahat jika his sudah mereda
R : lingkungan yang tenang memberikan kesempatan optimal untuk istirahat dan relaksasi diantara his
Masalah 2: Cemas dalam menghadapi proses persalinan
Tujuan   : Cemas dapat diatasi dan ibu dapat beradaptasi
KH        : - Ibu dapat tenang dan rileks
-   Perhatian tidak berkurang,nyaman dan aman
-   TTV          : TD : 100/60- 130/90 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
RR  : 16-24x /menit
Suhu  : 36,50C-37,5 0C
Intervensi :
1.      Berikan informasi pada klien tentang proses persalinannya
R : Informasi yang tepat dapat membantu klien untuk mempertahankan kontrol selama persalinannya
2.      Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan mental dan spiritual
R : dukungan keluarga dapat membuat ibu lebih tenang 
3.      Jelaskan  pada ibu tentang proses dan kemajuan persalinan
R : meningkatkan pengetahuan klien sehingga rasa cemas klien berkurang ,membantu klien agar lebih kooperatif
4.      Beri kesempatan pada ibu untuk memilih posisi senyaman mungkin
R : Posisi nyaman membantu ibu untuk lebih rileks mengahadapi persalinannya
Masalah 3 : Ketidaktahuan ibu tentang cara meneran yang benar
Tujuan   : pengetahuan ibu bertambah sehingga dapat meneran dengan benar
KH        : - Ibu dapat memperagakan kembali cara meneran yang benar
-   Kepala dapat turun dengan baik
Intervensi
1.      Ajari Ibu cara meneran yang benar dengan mengangkat kepala , tempelkan dagu ke dada, tekanan dirasakan di perut dan jalan lahir
R: cara meneran yang benar dapat mempercepat proses persalinan
2.      Motivasi ibu untuk meneran jika ada dorongan
R: meneran jika ada dorongan, membantu ibu untuk menghemat tenaga
4.  Implementasi
Mengacu pada intervensi
5.  Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
Catatan perkembangan
-          Kala II, kala III, dan kala IV dengan pendekatan SOAP
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC
Depkes RI. 1994. Hamil dalam Konteks Keluarga. Jakarta: EGC
JNPK-KR.2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR :Jakarta.
Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC: Jakarta.
Marjati. 2009. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo: Jakarta.
Varney, Hellen. 2004. Asuhan Kebidanan. EGC:Jakarta





0 komentar: