Jumat, 28 September 2012

DDST


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN
(DDST)







DI SUSUN OLEH :
LISKA NURJANAH
NIM : 1002100024


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN
DDST









Pembimbing Institusi,                                                             Mahasiswa,


ISMAN AMIN, S.KM, M.Kes                                              LISKA NURJANAH
NIP :   19630716 198603 1 003                                             NIM : 1002100024






BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A.    Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
1.      Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel – sel pada semua sistem organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 48)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang menyangkut ukuran dan struktur biologis.
      (Mansur, 2009 : 25) 
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
   (Soetjiingsih, 2005 : 1)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi system organ tubuh.
         (Vivian nanny, 2010 : 49)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
       (Pemkot Malang Dinkes, 2007 : 4)

2.      Ciri – ciri dan Prinsip- prinsip Tumbuh kembang
a). Ciri – ciri tumbuh kembang anak.
a.       Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai perubahan fungsi.
b.      Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia belum melewati tahapan sebelumnya.
c.       Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d.      Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e.       Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
f.       Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal dan pola proksimodistal.


b). prinsip – prinsip tumbuh kembang.
a.   Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha melalui belajar.Anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.
b.   Pola perkembanagn dapat diramalkan.
      Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak.Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.Perkembangan berlangsung dari tahapan spesifik dan terjadi berkesinambungan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)

3.      Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar – dasar kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan, berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dll. Ada 2 faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak yaitu :
a.       Faktor dalam
1.      Ras / etnik dan bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2.      Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
3.      Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupannya.
4.      Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki – laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5.      Genetik
Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang bepengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6.      Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti ada sindrom downs dan sindrom turner.
        (Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 5)
b.      Faktor luar (eksternal)
1.      Faktor prenatal
·         Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

·         Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti club foot.
·         Toksin / zat kimia
Beberapa obat – obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
·         Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hyperplasia adrenal.
·         Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
·         Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam, Rubella, Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin : katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung congenital.
·         Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.
·         Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu
·         Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
c.       Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak.
d.      Faktor pasca salin 
·         Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
·         Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
·         Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok, dll).

·         Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
·         Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
·         Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
·         Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
·         Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak.
·         Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormone pertumbuhan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 6)

4.      Aspek – aspek perkembangan yang dipantau
a.       Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
b.      Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan begian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengambil sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

5.      Kebutuhan dasar anak
a.       Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
1.      Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting.
2.      Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
3.      Papan/ pemukinan yang layak.
4.      Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan).
5.      Sandang.
6.      Kesegaran jasmani, rekreasi.
7.      Dll.
b.      Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
1.      Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan.
2.      Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
3.      Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan dipaksa.
4.      Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5.      Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh demokrasi dan kecerdasan emosional.
6.      Kemandirian
7.      Dorongan dari orang disekelilingnya
8.      Mendapat kesempatan dan pengalaman.
9.      Menumbuhkan rasa memiliki
10.  Kepemimpinan dan kerja sama
11.  Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas :
·         Demokrasi (autoritatif)
·         Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anaknya (child abuse).
·         Permisif (serba boleh).
·         Tidak diperbolehkan.
12.  Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
c.       Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1.      Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak, stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
2.      Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak, seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa berasal dari orang tua.
3.      Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps).
4.      Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada saat itu belum ada hubungan antar sel otak.
Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk rangsangan yang semakin kompleks. Dengan demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan, sehingga terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih luas dan tinggi
5.      Stimulasi melalui bermain
Cara mrngembangkan kemampuan tersebut bisa melalui rangsangan suara, music, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencorat-coret atau menggambar.
6.      Kapan stimulasi dilakukan ?
a.       Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada masa-masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis. Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia 14 tahun yang merupakan akhir pruning.
b.      Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan semakin besar dan lama manfaatnya.
7.      Kebutuhan akan stimulasi.
a.       Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial (agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, ketrampilan, dsb).
b.      Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal dan non formal.
        (Vivian nanny, 2010 : 153)

6.      Anamnesis tumbuh kembang anak
a.       Anamnesis factor prenatal dan perinatal.
Merupakan factor yang terpenting untuk mengetahui perkembangan anak.Anamnesis harus menyangkut factor resiko untuk terjadinya gangguan perkembangan fisik dan mental anak termasuk factor resiko untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll.Anamnesis juga menyangkut penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga.
b.      Kelahiran premature.
Harus dibedakan antara bayi premature (SMK : Sesuai Masa Kehamilan) dan bayi dismatur (KMK : Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi retardasi pertumbuhan intrauterine.
Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal, maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak sempat dilalui tersebut.
c.       Anamnesis harus menyangkut factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus ditanyakan berat badannya. Karena erat hubungannya dengan perkembangan motorik tersebut.
d.      Penyakit – penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
e.       Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada ibunya pada saat pertama kali datang.
f.       Pola perkembangan anak dalam keluarga.
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih cepat.
           (Soetjiningsih, 2005 : 16)

B.     Konsep DDST (Denver Development Screening Test)
1.      Pengertian
DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya digunakan untuk menafsirkan personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar pada anak mulai dari 1-6 tahun.
           (Soetjiningsih, 2005 : 71)

2.      Keuntungan DDST
a.       Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia.
b.      Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun.
c.       Monitor anak dengan resiko perkembangan.
d.      Menjaring anak terhadap adanya kelainan.
e.       Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan perkembangan atau benar-benar ada kelainan.

3.      Alat yang digunakan.
a.       Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik – manik, kubus warna merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil – kecil, bo;a tenis, bel kecil, kertas, dll.
b.      Lembar DDST.
c.       Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan tugas dan cara penilaiannya.

4.      Prinsip pelaksanaan DDST.
a.       Bertahap dan berkelanjutan.
b.      Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
c.       Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana.
d.      Suasana nyaman dan bervariasi.
e.       Perhatikan gerakan spontan anak.
f.       Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum.
g.      Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test.
h.      Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja.
i.        Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan.

5.      Sektor perkembangan / parameter yang digunakan.
a.       Personal, social (kepribadian/tingkah laku sosial).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
b.      Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda, dll.
c.       Bahasa (language).
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.
d.      Perkembangan motorik kasar.
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
                      (Vivian nanny, 2010 : 55)

6.      Prosedur DDST
a.       Lulus (pass)
1.      Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2.      Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
b.      Gagal (failed)
1.      Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2.      Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik.
c.       Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
d.      Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.

7.       Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
a.       Normal
1.      Bila tidak ada keterlambatan (delay)
2.      Paling banyak 1 caution
3.      Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya.
b.      Dicurigai (suspect)
1.      Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih delay
2.      Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll).
c.       Tidak teruji
1.      Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
2.      Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang ditembus garis umur
3.      Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu
          (Vivian nanny, 2010 : 60)

8.      Pelaksanaan DDST
a.       Menetapkan umur anak dengan patokan
·         30 hari = 1 bulan
·         12 bulan = 1 tahun
·         ≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test    : 2008 – 08 – 28
             Tanggal lahir  : 2006 – 06 – 14
                                     ---------------------
                                           02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan.
b.      Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2 tahun 2 bulan.
c.       Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri.
R à tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
Nomor/angka à tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik formulir.
d.      Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable.



C.    KONSEP MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.      Pengkajian Data
Tanggal….. jam…… tempat……..
a.       Data subyektif
1.      Biodata
Nama                    : nama anak ditanyakan untuk mengenali dan memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain.
Umur                    : untuk mengetahui usia anak saat ini
                                Umur yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa balita merupakan dasar
                             Pembentukan kepribadian anak.
Jenis kelamin        :  dikarenakan anak laki – laki sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti menyapa demikian.
Nama orang tua    : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama, bila ada title yang bersangkutan harus disertakan.
Umur orang tua    : sebagai tambahan identitas dan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.
Agama orang tua  : sebagai data tentang agama juga memantapkan identitas, disamping itu perlu seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat.
Pendidikan orang tua : selain sebagai tambahan identitas informasi tentang orang tua baik ayah maupun ibu dapat menggambarkab keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat pendidikan orang tua juga berperan dala pendekatan selanjutnya misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.
Pekerjaan orang tua : untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi pasien agar nasehat yang diberikan sesuai.
Alamat                    : tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai arti epidemologi.
Alasan datang         : alasan yang mendasari ibu untuk dating ke tempat pelayanan kesehatan.
 Riwayat kesehatan sekarang :keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita suatu penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan tumbuh kembang.
Riwayat kesehatan dahulu : pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang kronologis. Terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat. Pengobatan yang diterima anak saat sakit ditanyakan kapan berobat, kepada siapa serta obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut.
Riwayat kesehatan keluarga : untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis B, serta penyakit menurun seperti asma, hipertensi, penyakit jantung koroner dan kencing manis.
Riwayat imunisasi  : pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit – penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi – imunisasi apa saja yang telah diterima oleh anak dan bagaimana reaksinya apa saat lahir langsung diimunisasi.
 Riwayat pemberian MP-ASI : untuk mengetahui anak diberi ASI, susu formula atau sudah diberi makanan tambahan. Nutrisi memegang peran yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh.
Riwayat perkembangan : merupakan factor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori, ada kalanya perkembangan anak normal sampai usia tertentu, kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya terlambat ataukarena sakit.Perkembangan terhenti yang kemudian normal kembali.Dapat juga perkembangan yang langsung pesat misalnya bahasa.
Pola kebiasaan sehari – hari :
a.       Pola nutrisi : nutrisi memegang peran yang penting dalam tubuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retradasi pertumbuhan anak. Makanan yang berlebihan juga tidak baik karena menyebabkan obesitas.
b.      Pola istirahat : istirahat sangat dibutuhkan setelah seharian melakukan aktivitas yang didapat.
c.       Pola kebiasaan : kebersihan baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan.
d.      Pola eliminasi : pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit kuman karena aktivitas di luar rumah. Untuk BAK juga sangat penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup belum.
Riwayat psikososial : suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orang tua anak merupakan suatu proses yang majemuk dan dapat dipengaruhi banyak factor yaitu kepribadian orang tua, interaksi antar anggota dan pengaruh luar. Selain itu, riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota keluarga, urutan anak ini dan yang mengasuh mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak.

b.      Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum           : baik / cukup / lemah
b.      Kesadaran                   : composmentis / letargis / somnolen / apatis / koma
c.       TTV
·         Tekanan darah
usia
Sistolik
Diastolic
neonatus
80 mmHg
45 mmHg
6-12 bulan
90 mmHg
60 mmHg
1-5 tahun
95 mmHg
65 mmHg
5-10 tahun
100 mmHg
60 mmHg
10-15 tahun
115 mmHg
60 mmHg




·         Nadi
Umur
Denyut nadi / menit
Istirahat/bangun
Istirahat/tidur
Aktif/demam
Bayi lahir
100-180 x/menit
80-160 x/menit
Sampai 220
1 minggu - 3 bulan
100-220 x/menit
80-200 x/menit
Sampai 220
3 bulan – 2 tahun`
80-150 x/menit
70-120 x/menit
Sampai 220
2-10 tahun
75-110 x/menit
60-90 x/menit
Sampai 220
>10 tahun
55-90 x/menit
55-90 x/menit
Sampai 220

·         Pernafasan
Umur
Rentang
Rata-rata waktu tidur
Neonatus
30-60 x/menit
35 x/menit
1 bulan – 0 tahun
30-60 x/menit
30 x/menit
1-2 tahun
25-50 x/menit
25 x/menit
3-4 tahun
20-30 x/menit
22 x/menit
5-9 tahun
15-30 x/menit
18 x/menit
≥10 tahun
15-30 x/menit
15 x/menit

·         Suhu tubuh
Umur
Suhu
3 bulan
37,5 °C
1 tahun
37,7 °C
3 tahun
37,2 °C
5 tahun
37 °C
              (hand out mata kuliah pemeriksaan fisik bayi)

2.      Pemeriksaan antropometri
a.       Berat badan normal
·         Usia 3-12 bulan à
·         Usia 1-6 tahun à 2n+8
b.      Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm
Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun à 1,5 x TB lahir        = 1,5 x 50        = 75 cm
4 tahun à 2 x TB lahir           = 2 x 50           = 100 cm
6 tahun à 1,5 x TB setahun   = 1,5 x 75        = 112,5 cm
13 tahun à 3 x TB lahir         = 3 x 50           = 150 cm
           (soetjiningsih, 2005 : 21)



c.       Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5 cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm. umur 1 tahun 47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
d.      Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
3.      Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
Kepala        : ada / tidak benjolan abnormal
Mata           : sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Mulut          : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/labiopalatoskisis, gigi susu tubuh/belum
Telinga        : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Dada           : tampak/tidak tarika dinding dada, ada/tidak benjolan abnormal, ronchi +/-, wheezing +/-.Pernafasan teratur / tidak
Perut           :  ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
integument  : turgor kulit baik bila kembali 2 detik

Penilaian perkembangan menggunakan format DDST
Menghitung umur anak
Tanggal pemeriksaan         : 08 – 12 – 2010
Tanggal lahir                     : 14 – 07 – 2010


Cara menghitung umur     : 2010 – 12 – 08 à 2010 – 11 - 38
                                            2010 – 07 – 14 à 2010 – 07 – 14
                                          --------------------------------------------- -
                                          04 – 24 à 4 bulan 24 hari
Jadi usia anak “….” 5 bulan
Hasil pemeriksaan (personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar )
1.      Personal sosial
Berusaha mencari mainan       : P
2.      Motorik halus
Merah                                      : P
Mengamati manik – manik      : P
3.      Bahasa
Menoleh ke bunyi icik-icik      : P
Menoleh kearah suara             : P
Meniru bunyi kata-kata           : P
Satu silabel                              : P
4.      Motorik kasar
Bangkit kepala tegak              : P
Membalik                                : P

II.  Identifikasi diagnose dan masalah
Berdasarkan hasil penilaian perkembangan anak “….” Berusia 5 bulan menggunakan DDST didapatkan pada sector personal social, motorik halus, bahsa, dan motorik kasar semuanya dapat dilakukan/ tidak sehingga disimpulkan perkembangan anak “…..” dalam kondisi normal/ tidak normal (suspect).
Masalah : tidak ada

III. Identifikasi diagnose potensial dan masalah potensial
Tidak ada

IV. Menetapkan kebutuhan segera
       Tidak ada

V.  Intervensi
Tujuan : a. terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan anak
b.          agar tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tidak ada hambatan
KH       :    anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai usia ukuran tumbuh kembang anak dalam batas normal
Intervensi :
1.      Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dan penilaian perkembangan dan jadwal dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
R:   pengetahuan ibu bertambah, ibu lebi kooperatif terhadap pemeriksaan yang dilakukan
2.      Beritahu ibu hasil pemeriksaan mengenai tumbuh kembang anak
R:   ibu mengetahui tumbuh kembang anak ada kelainan/tidak
3.      Informasikan pada ibu untuk ebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi tersendiri bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
R:   dengan lebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi tersendiri bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
4.      Sarankan ibu untuk mengawasi pola dan cara makan anak
R:   pola dan cara makan akan mempengaruhi tumbuh kembang

VI. Implementasi
      Mengacu pada intervensi

VII. Evaluasi
        Mengacu pada kriteria hasil








DAFTAR PUSTAKA


Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba Medika

Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang

Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

0 komentar: