TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Dasar IUD (Intra Uterine Devices)
1.
Pengertian
· IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik
yang dililiti tembaga atau Cu.
(Abdul Bari Saifudin, 2003 : hal MK 73-74)
· IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik
(polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada
pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang
batangnya berisi hormon progesterone.
(Marjati, 2011)
2.
Macam-macam IUD
Menurut Hanafi, 2003
dalam buku KB dan Kontrasepsi hal
205-206, macam- macam IUD
sebagai berikut :
· Un medicated IUD
1. IUD generasi pertama
2.
Bersifat
dari bahan pocyethylen (plastik) yang mengandung
dan terbuat dari bahan yang tidak bisa diserap
3. Terbuat dari bahan polyethylen (plastik)
yang mengandung barium sulfat.
4.
Macamnya ada 4 macam IUD lippes loop
a. Lippes
loop A :
Panjang
26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada panggul IUD dekat benang ekor
b. Lippes
loop B :
Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang
hitam bertitik 4
c. Lippes
loop C :
Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang
kuning bertitik 3.
d. Lippes
loop D :
Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang
putih bertitik 2.
· Medicated Devices:
1. Bio-active devices
2.
Second Generation Devices
a. Mengandung Logam
· AKDR-Cu Generasi pertama (First Generation
Copper Devices )
o
Cu-
T- 200 : Jarum –T
o
Cu-7:
Gravivard
o
ML-Cu-250
· AKDR- Cu generasi kedua (Second Generation
Copper Devices)
o
CUT-380
A : Parogara
o
CUT-
380 Ag
o
CUT-
220 C
o
Nova-T:
Novagard: mengandung Ag
o
Delta-T:
Modified CUT-220 C: penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama
untuk insersi postpartum
o
ML
CU-375
b. Mengandung hormon: progesteron atau
levonogestrel
· Progesterst : A12a-T dengan daya kerja 1 tahun
· LNG-20 :
mengandung levonogestrel
3.
Mekanisme Kerja IUD
menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis
Obstetri : hal 109-111, mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme
kerja IUD yang telah dianjurkan :
1.
Timbulnya
reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga implantasi
sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2.
Prodiksi
lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat implantasi.
3.
Teori
reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-sel makrofag
dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat bernidasi.
4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron
(untuk IUD yang berisi progesteron) yang menghambat ovulasi, mempengaruhi
endometrium yang berakibat menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang
menghalangi gerak sperma.
5.
IUD
menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang menyebabkan rahim
berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma ke kavum uteri.
6.
Ion
Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak spermatozoa
sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
4.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Efektifitas IUD
Menurut Hanafi Hartanto,
2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi
hal 200-212,
Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama IUD
tetap tinggal di utera tanpa :
1. Ekspulsi spontan
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan atau pengeluaran karena
alasan-alasan medis atau pribadi.
· Efektifitas dari macam-macam IUD
tergantung pada IUD nya :
Jenis, ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis
bergntung pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama
pemakaian.
· Akseptor :
Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol
dan frekuensi senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang
berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
1.
makin
tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan atau
pengeluaran IUD.
2.
makin
muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan
pengangkutan atau pengeluaran IUD.
Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel
administratif pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman
pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk
mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan
pertolongan medis.
5. Keuntungan
dan Kerugian IUD
Menurut Saifuddin Abdul
Bari dalam buku Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, 2006: MK-75 - MK-76:
· Keuntungannya :
1.
Sangat
efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %
2.
IUD
dapat efektif segera setelah pemasangan.
3.
Metode
jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu diganti).
4.
Sangat
efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5.
Tidak
mempengaruhi hubungan seksual.
6.
Meningkatkan
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7.
Tidak
ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)
8.
Tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9.
Dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
· Kerugiannya :
1.
Resiko
penyakit radang panggul meningkat.
2.
Bertambahnya
darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada berbagai pemakai
IUD.
3.
Tidak
dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.
4.
Tali
IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan sseksual
pada sebagian pemakai.
5.
Klien
tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.
6.
Indikasi pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
Pemasangan IUD
untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :
1.
Telah
memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.
2.
Pernah
melahirkan dan telah punya anak hidup.
3.
Ukuran
rahim tidak kurang dari 15 cm.
4.
Telah cukup jumlah anaknya dan belum
memutuskan untuk steril.
5.
Tidak
ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.
6.
Tidak
boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap penyakit
jantung, hipertensi, hati).
7.
Sedang
menyusui dan menginginkan kontrasepsi.
8.
Tidak
ada kontra indikasi.
7. Kontra
Indikasi Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :
1.
Diketahui
dan curiga hamil.
2.
Infeksi
panggul (pelvis)
3.
Pendarahan
vagina yang tidak diketahui.
4.
Dicurigai
atau dikrtahui adanya kanker rahim.
5.
Kelainan
rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)
6.
Anemi
berat dan gangguan pembukaan darah.
7.
Wanita
dengan resiko tinggi mendapat PMS.
8.
Waktu Pemasangan IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
1. Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar
dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan
perdarahan idak begitu banyak
2. Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.
· Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3
bulan setelah ibu dipulangkan.
· Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan
setelah lebih dari 3 bulan pasca persalinan atau keguguran.
3. Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah
sakit.
4. Masalah Interval
Yaitu antara dua haid bila dipasang
setelah masa ovulasi, harus dipastikan wanita tidak hamil atau mereka telah
memakai cara-cara lain mencegah (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
5. Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih
dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari kavum uteri, kemudian IUD
dipasangkan pada bagian fundus.
9. Hal-Hal
Yang Harus Diketahui Oleh Akseptor KB IUD
Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta
Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi hal 23-24:
· Cara memeriksa sendiri benang IUD pada
bulan-bulan pertama post insersi dan setiap selesai haid.
Caranya :
a. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian
duduk dengan posisi jongkok
b. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah
kedalam liang senggama sampai menjangkau rahim.
c. Raba adanya benang berarti IUD ada pada
posisi yang benar dan jangan ditarik.
· Setelah pemasangan IUD boleh melakukan
aktifitas seperti biasa dan boleh melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari
pemasangan.
· Efek samping yang terjadi misalnya
perdarahan bertambah banyak atau lama, rasa sakit atau kram.
· Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.
a. Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b. Nyeri abdomen, disparenmia.
c. Vaginal discargo abnormal.
d. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang
IUD teraba tambah panjang, ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak
teraba.
· Bila berobat karena alasan apapun (medis,
chinergis, problem sexual) beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
· Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil
embali setelah IUD dilepas dan gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut,
untuk mencegah hubungan ektopik.
· IUD tidak memberi perlindungan terhadap
AIDS dan penyakit sexual lainnya dan bagian perut tidak boleh dipijat.
· Bila suami merasa nyeri saat berhubungan
intim kemungkinan disebabkan oleh benang yang terlalu panjang atau pendek,
segera kontrol.
· Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil
lagi atau ada komplikasi berat meskipun daya kerjanya belum habis.
B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Akseptor KB...
Data
Subyektif
Biodata
- Nama ibu dan suami
- Agama ibu dan suami
- Umur ibu dan suami
- Pendidikan ibu dan suami
- Pekerjaan ibu dan suami
- alamat
Alasan ingin menjadi aseptor
- ingin menunda, mengatur, mengakhiri
kehamilan
- karena biaya hidup yang makin lama makin
tinggi
- karena alasan kesehatan ibu
- karena repot mengurusi banyak anak
- karena pengalaman keluarga, tetangga,
teman bahwa keluarga kecil lebih enak
- karena motivasi dari petugas kesehatan
Riwayat kesehatan reproduksi
- tanggal haid terakhir, lama haid, nyeri
yang hebat waktu haid, pola perdarahan haid (banyak/ sedkit waktu haid)
- paritas, riwayat persalinan terakhir
(terjadi infeksi, demam panas tinggi)
- adakah riwayat kehamilan ektopik
- anemia yang berat (Hb kurang 9gr%)
- berganti- ganti pasangan merupakan resiko
infeksi sistem genitalia (ISG), penyakit hubungan seksual (PHS) misalnya GO,
sifilis, AIDS
- infeksi panggul (tekan nyeri pada daerah
suprapubik)
- kanker serviks (sebelumnya sering terjadi
keputihan yang berbau, sering terjadi erosi pada porsio dan gejalanya setelah
hubungan seksual terjadi perdarahan)
Riwayat Kesehatan (termasuk penyakit yang
diidap dahulu dan sekarang) khusus untuk
KB Hormonal
- masalah kardiovaskuler
- hipertensi
- diabetes
- lever
- mual dan muntah
- adanya varises dan nyeri tungkai
(kemungkinan tromboplebitis)
- pusing hebat
- kanker serviks
data yang berhubungan dengan kebidanan
- jumlah anak laki- laki yang hidup
- jumlah anak perempuan yang hidup
- jumlah anak yang lahir hidup kemudian
meninggal
- jumlah anak yang diinginkan kembali
- umur anak yang terkecil
- riwayat KB (KB yang pernah diikuti,
lamanya, drop out karena apa, rencana KB sekarang apa)
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
- mengukur tekanan darah
- mengukur denyut nadi
- menimbang berat badan
Inspeksi
Untuk hormonal : adanya rambut rontok, flek hitam pada
kulit muka, kekuningan pada sklera, pembesaran pada kelenjar thyroid, bendungan
vena jugularis, edema, dan varises.
Untuk nonhormonal : adanya keputihan yang berbau, vulvitis,
pembesaran kelenjar skene, kelenjar bartholinitis, tanda sifilis, tanda GO
Palpasi
Adakah benolan pada payudara, pembesaran hepar, nyeri tekan pada perut
bagian bawah kanan, nyeri tekan pada suprapubik, nyeri tekan pada perut bagian
bawah kiri
Pemeriksaan Inspekulo
Adakah erosi porsio, pholip, kanker serviks, kehamilan, lendir kuning
kehijauan, sekret abnormal berbau
Pemeriksaan dalam
Adakah kehamilan, infeksi panggul, kedudukan rahim antefleksi atau
retrofleksi, mioma uteri, cistoma ovari, adnexsitis kanan
Pemeriksaan Penunjang
Hb, reduksi, albumin (bila perlu)
ASSESMENT
Diagnose :
- P : APIAH
AB...
- Jumlah anak yang hidup
- Umur anak yang terkecil
- Jumlah anak yang diinginkan kembali
- Haid terakhir
- Pada pemeriksaan tidak ada kelainan
Diagnose potensial :
yang mungkin terjadi
Masalah :
- Ketidaktahuan/ defisit pengetahuan
- Ketidakmauan/ ketidakpatuhan
- Gangguan psikologis seperti kekhawatiran,
ketakutan
- Gangguan seksual
- Perubahan fisik karena pengaruh hormonal
misalnya kegemukan
- Efek samping yang terjadi
Kebutuhan segera :
mandiri, kolaborasi, rujukan yang menyangkut jiwa ibu
PLANNING
tindakan yang dikerjakan,
evaluasi, dan rencana tindakan yag belum dikerjakan
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN.
2008. Kapita Selekta Peningkatan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN
Hartanto,
Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta:
Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus.
2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB. Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari.
2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP
Marjati. 2011.
Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan. Malang.
0 komentar:
Posting Komentar