BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan ketergantungan (Dekes RI, 1998)
Asuhan kebidanan yang dilaksanankan di keluarga
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena lingkup yang
diasuh adalah lingkungan yang terkecil dari masyarakat yaitu keluarga.
Masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangat banyak
dan sangat kompleks. Salah satunya adalah masalah yang bisa timbul akibat
pemakaian alat kontrasepsi sebagaimana pada kasus yang terjadi pada Ny “F” di
keluarga Tn “A” masalah yang dihadapi Ny “F” selaku akseptor KB suntik 3
bulanan adalah sakit kepala.
Dengan munculnya masalah tersebut maka penulis
tertarik untuk mengangkat masalah yang terjadi pada Ny “F” dikeluarga Tn “A”
B. TUJUAN
1. tujuan umum
setelah melakukan asuhan pada Tn “A” diharapkan penulis dapat
mengerti dan memahami proses asuhan serta mendapat pengalaman secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.
2. tujuan khusus
a.
melakukan
pengkajian data pada keluarga Tn “A”
b.
merumuskan
diagnosa / masalah yang muncul dari hasil pengkajian data
c.
merancanakan
asuhan pada keluarga Tn ”A”
d.
melaksanakan
rencana asuhan yang telah ditetapkan
e.
melakukan
evaluasi setelah dilakukan diagnosa
C.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan asuhan pada keluarga Tn “A” ini
menggunakan metode :
a.
Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung pada ibu dan melalui proses tanya jawab
menggunakan format pengkajian dan dilakukan pada saat kunjungan rumah
b.
Observasi
Penulis melakukan observasi langsung untuk memperoleh data misalnya tentang
keadaan lingkungan, keadaan fisik anggota keluarga melakukan pemeriksaan
tekanan darah pada ibu
c.
Studi
kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan sebagai acuan sekaligus pembandingan antara
teori dan kenyataan
d.
Sistematika
penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
C.
Metode
penulisan
D.
Sistematika
penulisan
BAB II TUJUAN PUSTAKA
A.
Konsep
keluarga
B.
Konsep
teori KB
C.
Konsep
teori KB suntik 3 bulanan
BAB III TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
B.
Perumusan
masalah / diagnosa
C.
Perencanaan
D.
Implementasi
E.
evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.
kesimpulan
B.
saran
DAFTAR PUSTAKA
Article I.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
- Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
(Depkes RI, 1988, 32).
Menurut
Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga
berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, 1998, 32).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes
RI, 1989, 4)
- Struktur Keluarga
Struktur
keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.
Patrilineal
Adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini
disusun melalui jalur garis ayah.
b.
Matrilineal
Adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.
Matrilokal
Adalah sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.
Patrilineal
Adalah spasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.
Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami
istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy,
1998,33)
- Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a.
Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan
antara anggota keluarga.
b.
Ada
Keterbatasan
Setiap anggota
memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.
Ada
perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota
keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
(Effendy, 1998:33)
- Bentuk Keluarga
a.
Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.
Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c.
Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f.
Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)
- Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan
Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan
Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan
anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, 1998, 33)
- Fungsi Keluarga
a. Fungsi
biologis
1) Untuk
meneruskan keturunan
2) Memelihara
dan membesarkan anak
3) Memenuhi
kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara
dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi
psikologis
1)
Memberikan
kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan
perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan
identitas keluarga
c. Fungsi
sosialisasi
1) Membina
sosialaisasi pada anak
2)
Membentuk
norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Meneruskn
nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi
Ekonomi
1) Mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan
penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e.
Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan
anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2) Mempersiapkan
anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang
dewasa
3) Mendidik
anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1) Fungsi
Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
nanti.
2) Fungsi
Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3) Fungsi
Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi
dan merasa aman.
4) Fungsi
Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5) Fungsi
Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi
Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-umber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga
bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7) Fungsi
Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus
pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang
menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian
masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat
dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing dan sebaginya.
8) Fungsi
Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penulis.
- Tahap-tahap
Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a.
Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b.
Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk
mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan
kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.
Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik
dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih
sangat lemah.
d.
Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang
bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.
Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak,
dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.
Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan,
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiaannya, Oleh karena itu suritauladan dari kedua orang tua dengan anak
perlu dipelihara dan dikembangkan.
g.
Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak
telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesungguhnya, dalam
tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.
Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam
tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan
akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.
Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan
kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
(Effendy, 1998, 36-37)
B. KONSEP TEORI KB
1. Pengertian
Menurut WHO 1970
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami - istri untuk :
·
Mendapatkan objektif tertentu
·
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
·
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
·
Mengatur interval diantara kehamilan
·
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami – istri
·
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2. Tujuan
Pelayanan
kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu :
1.
tujuan umum
pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
2.
tujuan pokok
penurunan
angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut, maka ditempuh
kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1)
fase menunda perkawinan / kesuburan
2)
fase menjarangkan kehamilan
3)
fase menghentikan / mengakhiri kehamilan / kesuburan
Fase menunda
perkawinan / kesuburan
Fase menunda
kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk
menunda kehamilan
Ciri – ciri
kontrasepsi yang diperlukan :
a.
reversibitas yang tinggi, artinya kembalinya
kesuburan dapat terjamin hampir 100 %, karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak
b.
efektifitas yng tinggi, karena kegagalan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini
merupakan kegagalan program.
Prioritas
penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda. Penggunaan kondom
kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan seksual
sehingga angka kegagalan tinggi. Penngunaan IUD – mini bagi yang belum mempunyai
anak pada masa ini dapat dianjurkan terlebih bagi calon peserta dengan
kontraindikasi terhadap pil oral.
Fase
menjarangkan kehamilan
Periode
istri antara 20 – 30 / 35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2 – 4 tahun.
Ciri –
ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a.
efektivitas cukup tinggi
b.
reversibilitasnya cukup tinggi karena peserta masih
mengharapkan punya anak lagi
c.
dapat dipakai 2 – 4 tahun, yaitu sesuai dengan jarak
kehamilan anak yang direncanakan.
d.
Tidak menghambatASI, karena ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan
dan kematian anak, segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk
memakai IUD sebagai pilihan utama
Fase
menghentikan / mengakhiri kehamilan / kesuburan
Periode umur
diatas 30 tahun, terutama 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 orang anak.
Ciri
kontrasepsi yang diperlukan :
a.
Efektivitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadinya
kehamilan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping itu akseptor tersebut
memang tidak mengharapkan punya anak lagi
b.
Dapat dipakai untuk jangka panjang
c.
Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa
usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan
metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan
kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.
Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap, pil oral kurang dianjurkan
karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat
sampingan dan komplikasi.
3. Macam –
Macam Metode Kontrasepsi
1)
Metode sederhana
a.
Tanpa alat
a.1
KB alamiah :
·
Metode kalender
·
Metode suhu basal (termal)
·
Metode lendir servik
·
Metode sintotermal
a.2
Coitus interuptus
b.
Dengan alat
b.1
Mekanis (barier) :
·
Kondom
·
Barier intra vaginal, diafragma, kap serviks spons
b.2
Kimiawi : spermisid : vaginal eream, vaginal foam,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet (busa), vaginal soluble
film.
2)
Metode modern
a.
Kontrasepsi hormonal :
a.1
Pil oral : pil oral kombinasi (POK), mini pil,
morning afterpil
a.2
Injeksi suntikan : DMPA, NET – EN, microsphere,
microcapsule
a.3
Sub – kutis : implan / AKBK : implan non
biodegradable (norplant, norplant 2, ST – 1435), implant biodegra dable
(capranor, dellets)
b.
IUD
c.
Sterilisasi :
c.1
Pada wanita : penyinaran (radiasi sinar x, radium,
cobalt, sinar laser), operatif (kontrasepsi matap wanita, medis operatif wanita
: ligasi tuba fallopi, elektro koagulasi tuba fallopi, timbriektomi,
salpingektomi, overektomi bilateral, histerektomi, fimbiotexy, ovariotexy)
c.2
Pada pria : vasektomi, penyumbatan vas differens
secara mekanis (vaso clips, plugs, intra vas device, vas valves) penyumbatan
vas differens secara kimiawi (Quinacrine ethanol, Ag – nitrate)
C. KONSEP TEORI KB SUNTIK 3 BULANAN
(DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT)
1. profil
a.
sangat
efektif
b.
aman
c.
dapat
diapaki semua perempuan dalam usia produktif
d.
kembalinya
kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan
e.
cocok
untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
f.
mengandung
150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan (90 hari) dengan cara disuntik IM di
daerah bokong.
2. cara kerja
a. mencegah ovulasi
b.
mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
c.
menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d.
menghambat
transportasi gamet oleh tuba.
3. efektifitas
kontrasepsi suntik memiliki
efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
4. keuntungan
a. sangat efektif
b.
pencegahan
kehamilan jangka panjang
c.
tidak
berpengaruh pada hubungan suami – istri
d.
tidak
mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah
e.
tidak
berpangaruh terhadap ASI
f.
sedikit
efek samping
g.
klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
h.
dpat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai peri menopause
i.
membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.
menurunkan
kejadian penyakit kanker jinak payudara
k. mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul
l.
menurunka
krisis anemia bulan sabit
5. keterbatasan
a. sering ditemukan gangguan haid,
seperti : siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak atau spoting, tidak
haid sama sekali.
b.
Klien
sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik)
c.
Tidak
dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya
d.
Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
e.
Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, firus hepatitis
B, atau infeksi virus HIV.
f.
Terhambatnya
kembali kesuburan setelah pemakaian
g.
Terlambatnya
kesuburan bukan karena kerusakan / kelainan pada organ genetalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
h.
Terjadi
perubahan pada lipid serum pada pengguanaan jangka panjang
i.
Pada
pengguanaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
j.
Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat
6. yang dapat menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulanan
a. usia reproduksi
b.
nulipara
yang telah memiliki anak
c.
menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
d.
menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.
setelah
melahirkan dan tidak menyusui
f.
setelah
abortus
g.
telah
banyak anak tetapi tidak menghendaki tubektomi
h.
perokok
i.
tekanan
darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan
sabit
j.
menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitoin atau berbiturat) atau obat tuberkulosis
(sifampisin)
k.
tidak
memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
l.
sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
m.
anemia
defisiensi besi
n.
mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh mengunakan pil kontrasepsi
kombinasi
7. yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi suntik 3
bulanan.
a. hamil atau dicurigai hamil (resiko
cacat pada janin 7/100.000 kelahiran)
b.
perdaraahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.
Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama emenore
d.
Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.
Diabetes
melitus disertai komplikasi
BAB III
ASUHAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KEBIDANAN
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 16 April
2008
A. Biodata Keluarga
Nama KK :
Tn. Asnan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur :
33 tahun
Agama :
Islam
Pendididkan :
SD
Suku bangsa :
Jawa - Indonesia
Pekerjaan :
Buruh bangunan
Penghasilan :
± Rp. 250.000 – 500.000 perbulan
Alamat :
B. Susunan
Keluarga
No
|
Nama anggota keluarga
|
umur
|
Status perkawinan
|
Hubungan dalam keluarga
|
pendidikan
|
Pekerjaan
|
KB
|
Keadaan fisik
|
|
L
|
P
|
||||||||
1
|
Asnan
|
33th
|
|
kawin
|
Suami
|
SD
|
Buruh
|
-
|
Sehat
|
2
|
Fitria
|
|
29th
|
Kawin
|
Istri
|
SD
|
IRT
|
suntik
|
Sehat
|
3
|
Anisa
|
|
10th
|
Blm kawin
|
Anak
|
SD
|
-
|
|
Sehat
|
4
|
Dewi silfia
|
|
8 th
|
Blm kawin
|
Anak
|
SD
|
-
|
|
Sehat
|
5
|
m.
arief maulidae
|
1th
|
|
Blm
kawin
|
Anak
|
Blm
sekolah
|
-
|
|
Sehat
|
C. Genogram
Keterangan :
Laki-
laki
Perempuan
D. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan
memutuskan masalah dalam keluarga lebih banyak dipegang oleh KK, tapi bila KK
sedang bekerja, dan membutuhkan keputusan yang segera, istri memutuskan masalah
sendiri.
E. Fungsi
Dalam Keluarga
1. Fungsi Fisiologis
Keluarga telah melaksanankan fungsi fisiologis
dengan baik hal ini
terbukti dengan kemammpuan keluarga merawat dan memelihara
anggota keluarganya.
2. Funsi Psikologis
Tn ”A” dan Ny ”F” sangat menyayangi
mereka ketiga anak mereka patuh terhadap orang tua, keluarga Tn”F” meluangkan
waktu untuk berkumul bersama misalnya pada waktu malam hari sambil nonton TV
hubungan antar anggota keluarga harmonis.
3.Sistem Nilai
Keluarga
Tn ”A” adalh suku jawa, dalam keluarga ada nilai yang bertentangan dengan
kesehatan yaitu : pada masa hamil ibu dilarang makan – makanan buah – buahan
& minum es dan pada masa setelah
melahirkan ibu dilarang makan – makanan amis – amis seperti ikan, daging, ikan
asin
4.
Fungsi Sosialisasi
Hubungan keluarga
Tuan”A” dengan tetangga sekitar baik, tidak ada konflik dengan mereka
5.
Fungsi Ekonomi
Tn “A” bekerja sebagai buruh bangunan
dengan penghasilan ±250.000 -500.000/ bulan, Ny ”F” sebagai ibu rumah tangg.
Menurut penuturan Ny”F” penghasilan suaminya selama ini cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup mereka.
F. Kebiasaan dalam keluarga
1. kebutuhan
nutrisi
kebutuhan nutrisi sehari – hari biasanya menu makanan nasi
(beras) lauk - pauk bervariasi, kadang kadang tahu / tempe telur, telur, ikan,
sayur – sayuran hijau, buah yang dikonsumsi seadanya dan bervariasi kadang –
kadang pisang, salak, rambutan dan lain - lain
2. kebutuhan
istirahat
ibu kadang tidur siang ± 1 – 2 jam / hari, ibu tidur mlam jam
21.00 wib dan bangun jam 04.00 wib pagi. Tn “A” juga sama tetapi tidak pernah
tidur siang karena baru pulang kerja setelah pukul 4.30 – 05.00 sore anak –
anak biasanya tidur pukul 8 malam dan bangun pukul 5.30 pagi. Anak – anak tidur
siang ± 1 – 2 jam / hari
3. kebutuhan
eliminasi
anggota keluarga biasanya BAB 1 x / hari, BAK 5 – 6 x / hari
4. kebutuhan
olah raga
ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada kebiasaan olah raga
5. kebersihan
diri
ibu mengatakan dalam keluarganya mandi 2 x / hari, gosok gigi
tiap kali mandi, ganti pakaian 2 x / hari tiap pagi dan sore
6. kebesiaaan
rekreasi
ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai jadwal
tetap untuk berekreasi, hiburan dirumah yang biasanya dinikmati seluruh
keluarga adalah nonton tv
G. Situasi lingkungan
luas
bangunan Tn “A” 23 – 36 m2,
status adalah milik sendiri yang terdiri dari teras rumah, R. tamu, R. keluarga
1 kamar mandi, 2 kamar, ventilasi berupa jendela terbuka pencahayaan baik,
penerangan listrik, lantai semen.
·
Sumber air bersih
Berasal dari sumber mata air, status umum, keadaan baik, air
jernih tidak berbau, tidak berasa.
·
Tempat pembuangan tinja
Menggunakan
WC latrine, status milik bersama.
·
Tempat pembuangan limbah
Air limbah dibuang dibelakang rumah (resapan)
·
Tempat pembuangan sampah
Sampah dibuang dilubang sampah lalu di bakar
Denah rumah
keluarga Tn “A”
Dapur R.
mandi
kamar R. Keluarga
R. tamu
Kamar
|
H. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Ibu
mengatakan bila anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke bidan
I. Status kesehatan keluarga
NO
|
NAMA
|
PEMERIKSAAN
|
KETERANGAN
|
1
2
3
4
5
|
Tn “A”
Tn “F”
An “A”
An “D”
An “M”
|
-
-
-
-
-
|
tidak pernah sakit sampai dirawat di
RS. Sakit yang dialami : batuk, pilek, pegal linu.
Tidak pernah sakit sampai dirawat di
RS. Sakit yang pernah diderita : batuk, pilek, pegal linu, sakit kepala sejak
8 tahun yang lalu ibu adalah akseptor suntik 3 bulanan, keluhan yang
dirasakan ibu adalah sakit kepala yang dialami tidak terus menerus tetapi
kadang – kadang muncul 1 tahun terakhir ini
Tidak pernah sakit sampai dirawat
dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas.
Tidak pernah sakit sampai dirawat
dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas
Tidak pernah sakit sampai dirawat
dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas
|
A.
Analisa
data kesehatan keluarga Tn ”A"
Masalah kesehatan
yang muncul di keluarga Tn “A” adalah efek samping alat kontrasepsi suntik 3
bulanan yang dialami oleh Ny “F”, Ny “F” dalam 1 tahun terakhir ini sering
sakit kepala.
B.
Identifikasi
masalah
Dx : Ny
”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (Depo Medroxy Progesterone Asetat – DMPA)
dengan keluhan sakit kepala
Ds : ibu
mengatakan sering mengalami sakit kepala.
Do : _
C.
Prioritas
masalah
Ny ”F” akseptor KB
suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKORE
|
PEMBENARAN
|
1
2
3
4
|
Sifat masalah
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Potensi
masalah untuk diubah
Menonjolnya
masalah
|
1/3 x 1
0/2 x 2
3/3 x 1
1/2 x 1
|
1/3
0
1
½
|
krisis : sebagai akseptor KB suntik 3 bulanan ibu
mengalami efek samping berupa sakit kepala sehingga menurut ibu dan keluarga
dalam menyesuaikan diri
tidak dapat : sakit kepala merupakan efek samping yang
dapat terjadi pada ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulanan, sehingga tidak
dapat diubah
Tinggi : sakit kepala yang dihadapi dapat dikurangi /
diatasi dengan pemberian obat analgesik (penghilang rasa sakit)
Masalah yang tidak perlu segera ditangani : ibu
menyadari bahwa sakit kepala yang dialami merupakan efek samping dari KB
suntik 3 bulanan
|
D.
Perencanaan
Dx : Ny ”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit
kepala
Tujuan : Ny
”F” dapat beradaptasi terhadap nyeri yang sewaktu – waktu bila timbul akibat
sakit kepala.
Kriteria
hasil
1.
ibu
mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh penulis bahwa salah satu efek
samping yang bisa timbul dari pemakaian KB suntik 3 bulanan adalah sakit
kepala.
2.
ibu
dapat mengambil tindakan bila sakit kepala menyerang.
Intervensi
1.
jelaskan
pada ibu bahwa salah satu efek samping dari KB suntik 3 bulanan adalah sakit
kepala.
R : ibu
mengetahui sakit kepala yang dialaminya berkaitan dengan pil KB yang
dipakainya.
2.
diskusikan
dengan ibu mengenai pemilihan obat penghilang nyeri (golongan analgesik) yang
bisa dipakai oleh ibu untuk menghilangkan sakit kepala bila datang menyerang.
R : penggunaan
obat golongan algesik membantu mengurangi rasa sakit kepalanya dan menambah
kenyamanan ibu
3.
diskusikan
dengan ibu mengenai pemilihan waktu istirahat
R : istirahat
yang cukup dan tanpa gangguan membantu meminimalkan frekuensi serangan sakit kepala
4.
memberitahukan
kepada ibu untuk kembali datang kepetugas kesehatan bila masih tidak dapat
menerima keadaannya.
R : supervisi
dan penanganan yang tepat oleh tenaga yang kompeten akan membantu ibu
menyelesaikan masalah sakit kepala yang dihadapinya
E.
Implementasi
Dx : Ny ”F”
akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
Implementasi,
1.
menjelaskan
pada ibu bahwa salah satu efek samping dari KB suntik 3 bulanan adalah sakit
kepala
2.
mendiskusikan
dengan ibu mengenai pemilihan obat penghilang nyeri (golongan analgesik) yang
bisa dipakai oleh ibu untuk menghilangkan sakit kepala bila datang menyerang.
3.
mendiskusikan
dengan ibu mengenai pemilihan waktu istirahat tanpa gangguan
4.
menganjurkan
pada ibu untuk kembali datang kepetugas kesehatan bila masih tidak dapat
menerima keadaannya.
F.
Evaluasi
Tanggal April
2008, jam WIB
Dx : Ny “F” Akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA)
dengan keluhan sakit kepala.
S : ibu mengatakan bahwa sakit kepala yang
dialaminya adalah efek samping dari KB suntik 3 bulanan yang dipakainya.
O : ibu tampak antusias dengan penjelasan yang
disampaikan oleh penulis, ibu dapat mengungkapkan kembali bahwa sakit kepala
datang menyerang ibu bisa minum obat golongan analgesik
A : keadaan ibu baik dan tidak menunjukkan rasa
kecemasan
P : kunjungan 1 x lagi untuk melihat perkembangan
dan keadaan ibu
Catatan
perkembangan
Tanggal April
2008, jam WIB
Dx : Ny ”F”
akseptor KB sunti 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
S : ibu
mengatakan keadaannya baik dan tidak mengalami sakit kepala
O : KU :
Ibu baik TD : 110 / 80
mmHg
A : keadaan
ibu baik, ibu tidak cemas, dan ibu tidak mengalami sakit kepala
P : ingatkan
ibu untuk kontrol ke tenaga kesehatan bila ia meragukan kesehatannya sehubungan
dengan efek samping alat kontrasepsi yang dipakainya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penggunaan alat kontrasepsi yang ada di
masyarakat tidak terlepas dari sisi keuntungan dan efek samping yang
ditimbulkan alat kontrasepsi tersebut.
Menurut teori, efek samping yang bisa
timbul dari penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulanan (DMPA) adalah sakit
kepala, kegemukan (saifuddin, 2003). Pada kasus Ny ”F” ini ditemukan kesesuaian antara teori dan kenyataan
dilapangan. Selain kesesuaian tersebut didapati pula kesenjangan yaitu di teori
menyatakan bahwa sakit kepala yang timbul akibat penggunaan alat kontrasepsi
hormonal akan hilang sesudah bulan ke 2 atau ke 3 (Burns, 2005). Akan tetapi
pada kasus Ny ”F” ditemukan bahwa sakit kepalanya timbul setelah pemakaian
suntik 3 bulanan berjalan bertahun - tahun (8 tahun). Artinya Ny ”F” baru
merasakan keluhan sakit kepala sejak 1 tahun terakhir ini. Untuk itu, supervisi
dari pihak nakes yang kompeten sangat diperlukan guna menyelesaikan masalah ini
dan memberikan gambaran lebih jelas tentang alat kontrasepsi suntik 3 bulanan
ini.
Pemberian asuhan pada Ny ”F” mengenai
keluhan dari efek samping KB yang dipakainya diharapkan agar keluhan sakit
kepala mendapat penanganan yang tepat dari tenaga yang kompeten. Selain itu
dengan dilaksanakannya asuhan pada Ny ”F” ini diharapkan pengetahuan ibu
mengenai alat kontrasepsi yang dipakai seperti efek samping yang mungkin bisa
timbul, kontraindikasi dan keuntungan bertambah sehingga seorang akseptor KB
tidak hanya sekedar tahu alat kontrasepsi yang dipakainya dan terjebak pada kenyataannya
”sudah kadung cocok”, dengan KB yang dipakainya. Melainkan dibutuhkan
keterlibatan secara aktif dari akseptor yang bersangkutan. Pada akhirnya
diharapkan sekecil apapun timbul masalah atau kejadian yang menyimpang dari
seharusnya. Akseptor yang bersangkutan dapt langsung mengambil tindakan dan
sesegera mungkin mencari pertolongan.
Adapun tujuan yang diharapkan mampu
tercapai setelah pemberian asuhan pada Ny ”F” ini adalah hilangnya atau
berkurangnya keluhan / efek samping dari KB yang dipakainya akan tetapi, sampai
dengan 2x pertemuan (intervensi) yang penulis lakukan. Hasil yang telah dicapai
hanya sejauh memberi gambaran lebih dalam tentang KB yang dipakainya dan juga
mengurangi kecemasan pada Ny ”F”.berdasarkan kriteria hasil yang penulis tetapkan
untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari asuhan yang diberikan, didapatkan
Ny ”F” telah mampu memahami lebih jauh tentang alat kontrasepsi yang
dipakainya, ibu mengatakan ia kini sudah tidak lagi terlalu cemas dengan
keadaannya.
Secara keseluruhan, asuhan keluarga pada
Ny ”F” ini telah ditemukan kesenjangan dan juga kesesuaian antara teori dan
kenyataan yang ada di lapangan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan kebidanan yang
dilaksanakan dikomunitas ini mengkaji tingkat status kesehatan Tn ”A” dimana
dari hasil pengkajian tersebut didapati bahwa Ny ”F” selaku istri dari Tn ”A”
mengalami masalah terhadap efek samping dari alat kontrasepsi yang dipakainya
yaitu sakit kepala setelah penulis melakukan intervensi selama 2x yaitu pada
tanggal April 2008. dan
tanggal April 2008, didapatkan
hasil bahwa Ny ”F” sudah tidak terlalu cemas dan bisa beradaptasi dengan
keadaannya, karena efek samping yang dialaminya tersebut adalah hal yang
umumnya terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulanan, selain itu pengetahuan ibu
tentang alat kontrasepsi yang dipakainya juga bertambah terbukti dengan
kemampuan ibu mengulang kembali penjelasan yang disampaikan penulis.
B. SARAN
1. dalam melakukan asuhan keluarga,
diharapkan semua anggota keluarga yang ada dalam satu atap tersebut turut serta
berpartisipasi dalam proses asuhan. Dalam kasus Ny ”F” ini, utamanya yang harus
turut serta berperan aktif dalam proses asuhan adalah suami, karena suami dalam
hal ini yang notabene adalah kepala keluarga, serta partner ibu dalam kehidupan
berumah tangga seyognyalah ia mengetahui dan melakukan usaha untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan yang tengah dihadapi oleh anggota
keluarganya.
2. kepada tenaga kesehatan khususnya di dusun
jebuk. mutu pelayanan KB juga harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrsepsi. Mutu pelayanan yang
bisa lebih ditingkatkan seperti konseling KB sebelum pemasangan / pemakaian
alat kontrasepsi, konseling selama proses pemakaian dan pemantauan terhadap
masalah atau efek samping yang mungkin timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy,
Nasrul. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Jakarta EGC
Saifuddin.
Abdul Bari Dan Biran Atfandi. 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta ; YBPSP
Hanafi.
Hartanto. 1994 Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Burn. A.
Hugust 2005. Bila Perempuan Tidak Ada Dokter : Panduan Kesehatan Dan Pengobatan
Bagi Perempuan Yogyakarta : INSIST Press
0 komentar:
Posting Komentar