BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan
hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga
berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
(Nasrul
Effendy, 1998 : 32)
Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan
pada berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah
tersebut mereka hadapi karena
ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang masalah kesehatan.
Di dusun Jebuk ini yang menjadi
akseptor KB sebanyak 74% dan yang tidak menjadi akseptor sebanyak 26%. Yang
menjadi akseptor ini dikarenakan ingin menjarangkan dan menunda kehamilan, KB
yang digunakan antara lain MOW 2,4% MOP 0% IUD 2,2% kondom 0,6% pil 13% suntik
81% implant 0,8%. Dan yang tidak
menjadi akseptor KB dikarenakan dengan alasan ingin mempunyai anak 24%, takut
21%, prinsip hidup 19%, Medis 5% dan lain- lain/ ekonomi 31%
Di
dusun Jebuk desa Sumber Kradenan khususnya di RT 09 RW 02 ini jumlah akseptor
KB terbilang cukup tinggi, akan tetapi dari keseluruhan akseptor hampir 90%
belum mengetahui secara jelas pengertian, tujuan dan efek samping KB yang
digunakan. Di dusun Jebuk ini pula, masih kurangnya partisipasi bapak sebagai
akseptor KB, disebabkan kurangnya pengetahuan tentang KB untuk pria yaitu vasektomi.
Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan
asuhan keluarga pada keluarga tuan “M” di RT 09 RW 02 dusun Jebuk desa Sumber Kradenan kecamatan Pakis Kabupaten
Malang, dengan masalah “kurangnya pengetahuan tentang KB”.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan khusunya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus
Dengan
melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu dalam :
·
Melakukan
pengkajian data keluarga Tn. “M”
·
Megidentifikasi
masalah pada keluarga Tn. “M”
·
Mengembangkan
rencana tindakan pada keluarga Tn. “M”
·
Melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn. “M”
·
Melaksanakan
evaluasi pada keluarga Tn. “M”
C.
Sistematika
Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Sistematika Penulisan
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Keluarga
B.
Konsep Keluarga Berencana
BAB
III TINJAUAN KASUS
A.
Pengkajian
B.
Idetifikasi Masalah
C.
Intervensi
D.
Implementasi
E.
Evaluasi
BAB
IV PEMBAHASAN
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
- Pengertian
Menurut
Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
(Depkes RI,
1988, 32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th.
1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy,
1998, 32).
Menurut Freenam,
keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989, 4)
- Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a.
Patrilineal
Adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini
disusun melalui jalur garis ayah.
b.
Matrilineal
Adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.
Matrilokal
Adalah sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.
Patrilineal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah suami.
e.
Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami
istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy,
1998,33)
- Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a.
Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan
antara anggota keluarga.
b.
Ada
Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.
Ada
perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
(Effendy, 1998:33)
- Bentuk Keluarga
a.
Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.
Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama
f.
Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)
- Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
a. Peranan
Ayah
Ayah sebagai suami istri
dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan
Ibu
Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan
anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, 1998, 33)
- Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga, yaitu :
a. Fungsi
biologis
1) Untuk
meneruskan keturunan
2) Memelihara
dan membesarkan anak
3) Memenuhi
kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara
dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi
psikologis
1)
Memberikan
kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan
perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan
identitas keluarga
c. Fungsi
sosialisasi
1) Membina
sosialaisasi pada anak
2)
Membentuk
norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Meneruskn
nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi
Ekonomi
1) Mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan
penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e.
Fungsi pendidikan
1)
Menyekolahkan
anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2)
Mempersiapkan
anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang
dewasa
3)
Mendidik
anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli
lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1) Fungsi
Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa nanti.
2) Fungsi
Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3) Fungsi
Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi
dan merasa aman.
4) Fungsi
Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5) Fungsi
Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas
kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi
Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7)
Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu
harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana
yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan
cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan
sebaginya.
8) Fungsi
Biologis
Tugas
keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penulis.
- Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya
menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap
pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap
Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan
keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap
menghadapi Bayi
Dalam
hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,
karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang
tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap
menghadapi anak pra sekolah
Pada
tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul
dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.
Dalam fase keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.
Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam
tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap
menghadapi anak remaja
Tahap
ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan
dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap
melepaskan anak ke masyarakat
Setelah
melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap
berdua kali
Setelah
anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami
istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan
bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.
Tahap masa tua
Tahap
ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.
(Effendy, 1998, 36-37)
B.
KONSEP
KELUARGA BERENCANA
1.
Pengertian
KB
adalah suatu usaha yang disengaja untuk menunda menjarangkan san mengakhiri kehamilan
agar terwujud keluarga kecil bahagia sejahtera.
(Muchtar,
1998)
2.
Tujuan
a.
Menurunkan angka kelahiran
b.
Mengurangi kepadatan penduduk
c.
Menunjang peningkatan pendidikan dan kesejahteraan
d.
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
(Muchtar,
1998)
3.
Manfaat KB
a.
Bagi Ibu
1)
Perbaikan kesehatan badan
2)
Peningkatan kesehatan mental dan sosial
b.
Bagi Ayah
1)
Ayah tidak bekerja keras/terlalu berat sehingga memberi
kesempatan memperbaiki kehidupan keluarga
2) Memberi kesehatan mental dan sosial karena
kecemasan berkurang
3)
Banyak waktu yang terluang untuk keluarga
c.
Bagi anak yang dilahirkan
1) Bayi sehat dalam kehidupan Karena ibu
hamil sehat
2)
Setelah lahir bayi tersebut akan memperoleh perawatan
dan perhatian yang cukup
d.
Bagi anak-anak yang lain
1) Anak-anak mendapat perhatian dan kasih
sayang yang banyak
2) Karena ibu dapat mengasuh anak-anaknya
dengan baik
3)
Memperoleh kesehatan pendidikan yang lebih baik
4.
Alat alat KB
a.
Pil KB
Alat kontrasepsi yang
berbentuk pil diminum 1 x sehari pada waktu yang sama dan teratur
Ø
Keuntungan
ü
Efektifitas 100% berdasar teori
ü
Daya guna pemakaian 95 - 98%
ü
Tidak menganggu senggama
ü
Keluhan disminore hilang atau berkurang
ü
Dapat menjadi alat kontrasepsi darurat
Ø
Kekurangan :
ü
Diminumsetiap hari (disiplin)
ü
Mual
ü
Muntah
ü
Pusing
ü
Perubahan sikius menstruasi
ü
Flek hitam pada wajah
ü
Nyeri payudara
b.
Norplant
Alat kontrasepsi bawah kulit
Ø
Kelebihan :
ü
Daya j tinggi
ü
Jangka panjang
ü
Tidak mengganggu proses senggama
ü
Bebas dan pengaruh estrogen
ü
Tidak mengganggu asi
ü
Mencegah hipertensi
Ø
Kekurangan :
ü
Gangguan pola haid
ü
Mual
ü
Perubahan libido
(Hanifa,
1999, 552)
c.
AKDR
Memasukkan benda atau alat ke
dalam uterus untuk mencegah kehamilan.
Ø
Kelebihan
ü
Efektifitasnya 0,1-1kehamilan per 100 perempuan
ü
Frekuensi senggama tidak perlu diatur
ü
Tidak berpengaruh terhadap ASI
ü Kesuburan segera kembali setelah AKDR
dilepas
ü
Keluhari disminorhoe hilang atau berkurang
ü
Kekurangan
ü
Pendarahan
ü
Nyeri pinggang 4 perut bagian bawah
ü
Keputihan
ü
Menggang pada saat senggama
ü
Jangka panjang (8-10 th)
ü
Lebih mahal
d.
Kontrasepsi Mantap
Untuk wanita: Tubektomi
Memotong/mengikat tuba falopi
agar sperma dan ovum tidak bertemu dan tidak terjkehamilan
Ø
Keuntungan
ü
Tidak ada efek samping
ü Ada rasa sakit/ketidaknyamanan dalam
jangka pendek setelah tindakan
ü
Tidak meng hormon tambahan
ü
Tidak mengganggu proses senggama
ü
Tidak mengganggu proses laktasi
Ø
Kekurangan
ü
Resiko komplikasi dapat serius
ü
Merupakan operasi yang permanent
ü Klien tidak bisa menghentikannya
sewaktu-waktu
ü
Meninggalkan bekas luka pada abdomen
§
Untuk pria: Vasektomi
Melakukan okulasi pada
vasdeferen sehingga alur transportasi sperma terhambat dan.proses fertilisasi
tidak terjadi
Ø
Keuntungan
ü
Dilakukan/operasi hanya sekali
ü
Tidak mempengaruhi libido seksual
ü
Tidak ada efek samping
ü
Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
ü
Tindak bedah aman dan sederhana
Ø
Kerugian
ü
Meninggalkan bekas operasi
ü
Mahal
ü Klien tidak dapat menghentikan
sewaktu-waktu
ü Infeksi kulit pada daerah bekas operas
e.
Suntik KB
Adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang diberikan secara
suntikan.
(Saifudin. Abdul. 2003)
Macam-macam Kontrasepsi Suntik
·
Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg
depomedroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan
secara IM. Sebulan sekali (Cyclofem)
dan 50 mg nerontindrot enantat dan 5 mg estradiol velerat yang diinjeksi Im
sebulan sekali.
·
Suntikan progestin
Tersedia 2
jenis kontraasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
v Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
(di daerah bokong)
v
Deponoritisteron enantat (Depo Noristerat),,
yang mengandung 200 mg norentindrot enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik IM (di daerah bokong)
Cara Kerja DMPA
Endometrium
menjadi dangkal pada pemakaian DMPA, dan atrofis dengan kelenjar yang tidak
aktif. Sering stroma menjadi oedemtous. Ovulasi tidak akan terjadi untuk
minimal 14 minggu. Sehingga periode tenggang waktu selama 2 minggu untuk
akseptor yang disuntik ulang setiap 3 bulan.
Keuntungan KB Suntik DMPA
Kontrasepsi
DMPA juga mempunyai efek non-kontrasepsi yang menguntungkan:
· Terapi untuk karsinoma endometrium (primer
atau metastatik)
· Pada wanita yang menyusui, DMPA dapat
menambah jumlah ASI
· Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat
menolong mencegah anemia
· Mengurangi rasa sakit pada penderita
sickle cell dan terdapat lebih sedikit sel abnormal
· Memberikan proteksi terhadap bebrapa macam
infeksi traktus genetalia/PID
·
Mencegaah vulva vaginal candidiasis
· Mengurangi risiko karsinoma ovarium dan
karsinoma ginjal
· Kadang digunakan ntuk mengobati pubertas
precoz
· Dalam dosis tinggi dpat digunakan untuk
mengurangi kadar testoterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal
Kerugian
·
Perdarahn tidak menentu
·
Terjadi amenorea berkepanjangan
·
Masih terjadi kemungkinan hamil
Indikasi dan Kontraindikasi
·
Indikasi
v
Perempuan usia reproduksi
v
Perempuan yang memiliki anak, ataupun yang belum
mempunyai anak
v
Perempuan yang menyusui ASI pasca persalinan
>6 bulan
v Perempuan pasca persalinan dan tidak
menyusui
v
Perempuan anemia
v
Perempuan dengan nyeri haid hebat
v
Perempuan dengan haid teratur
v
Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik
v Perempuan yang sering pelupa menggunakan
pil kontrasepsi
·
Kontraindikasi
v
Kehamilan
v
Karsinoma traktus genetalis
v
Perdarahan uterus abnormal
v
Hipertensi
v
Diabetes Mellitus
v
Hepatitis
v
Pusing hebat
Efektivitas DMPA
Sangat
efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1/100 wanita akan mengalami
kehamilan dalam 1 tahun. Dosis lebih rendah dari 100 mg sekali settap bulan
hampir sama efektifnya dengan suntikan 150 mg, dengan anglka kegagalan 0,44/100
wanita per tahun. Pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300 dan 400
mg DMPA umumnya menunjukkan angka
kegagalan yang sedikit lebih tinggi 0-3,6 kehamilan/100 wanita/tahun.
Efek Samping DMPA
·
Gangguan haid
1) Pola haid yang normal dapat berubah
menjadi:
·
amenorhea
·
perdarahan irregular
·
perdarahan bercak
·
perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah
haid yang hilang
2) Efek pola haid tergantung pada lama
pemakaian
Perdarahan intermenstrual dan
perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenorhea
bertambah besar.
3) Insiden yang tinggi dari amenorhea diduga
berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab dari perdarahn iregular
masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungannya dengan perubahan dalam
kadar hormon atau histologi endometrium.
4) DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan,
perdarahan bercak dan amenorhea. Hal ini lebih sering terjadi pada akseptor
dengan berat badan tinggi.
5) Bila terjadi amenorhea, berkurangnya darah
haid sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insiden
anemia.
6) Untung bahwa perdarahan yang hebat yang
dapat membahayakan diri akseptor jarang terjadi.
·
Berat badan yang bertambah
1) Umumnya pertambahan berat badan
tidakterlalu besar, bervariasi antara 1-5 kg dalam tahun pertama.
2) Penyebab pertambahan berat badan tidak
jelas. Tampaknya terjadi karena pertambahan lemak tubuh dan bukan karena
retensi cairan.
3) Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih
banyak dari biasanya.
·
Sakit kepala
Insiden
sakit kepala adalah <1 -17="-17" akseptor="akseptor" dmpa="dmpa" o:p="o:p" pada="pada">1>
·
Efek pada sistem kardio- vaskular
1) Tampaknya tidak ada efek pada tekanan
darah atau sistem pembekuan darah. Tidak ditemukan bukti bawa DMPA menambah
risiko timbunya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
2) Perubahan dalam metabolisme lemak,
terutama penurunan HDL dicurigai dapat menambah besar risiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler. HDL rendah dapat menimbulkan arterosklerosis.
Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak ditemukan efek
apapun dari kontrasepsi suntikan.
Efek pada Sistem Reproduksi
Lamanya masa tidak subur atau infertile mungkin tergantung pada kecepatan
metabolisme DMPA dan juga BB akseptor. Rata-rata mantan akseptor suntikan DMPA memerlukan 1,5-3 bulan lebih lama
untuk kembali hamil dibandingkan dengan
pil oral atau IUD. Obat perangsang ovulasi seperti Clomiphene sitrat, dapat mengembalikan kesuburan pada wanita yang
mengalami amenore berkepanjangan setelah pemakaian DMPA.
Efek pada Fetus atau Janin
Tidak ditemukan adanya kelainan kongenital pada wanita yang tanpa sengaja
diberikan DMPA maupun yang hamil maupun setelah efek kontrasepsi DMPA berakhir.
Efek pada Laktasi
v
DMPA tidak merubah komposisi ASI
v Tidak ditemukan efek imunologik pada ASI
v Tidak mempunyai efek pada bayi, misalnya
BB serta perkembangan bayi tidak terganggu
(Hartanto, Hanafi. 2004)
Prinsip Penyuntikan DMPA
· Teknik penyuntikan yang benar sangat
diperlukan
· Semua obat harus diisap ke dalam alat
suntik
· DMPA harus dikocok lebih dulu dengan baik
· Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada
otot
· Jangan melakukan massase pada suntikan
karena akan memperpendek masa efektif dari DMPA
Cara Pemberian
Waktu pasca persalinan (post partum) dapat diberikan
suntikan DMPA pada hari ke 3-5 post partum atau sesudah ASI berproduksi atau
sebelum ibu pulang dari RS atau 6-8 minggu pasca bersalin, asalkan dapat
dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum melakukan coitus.
Jenis suntikan kombinasi 25 mg depo medroksi progesterone asetat dan 5 mg
estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 m sebulan sekali (cyclofem) dan 50
mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diinjeksikan sekali
Ø
Keuntungan :
ü
Efektifita (0,1 - 0,4 kehamilan per 100
perempuan)
ü
Resiko terhadap penyakit kecil
ü
Tidak :nengganggu saat bersenggama
ü
Jangka panjang
ü
Tidak diperlukan pemeriksan dalam
ü
Tidak inengganggu proses laktasi
Ø
Kerugian :
ü Terjadi perubahan pola haid (tidak teratur
Ispotting)
ü
Mual, sakit kepala
ü
Nyeri payudara
ü
Penambahan berat badan
(buku
panduan praktis KB)
f. Konsep permilihan alat kontrasepsi yang
rasional
1)
Fase menunda kehamiln (usia <20 p="p" tahun="tahun">
1. Ny “M”
2.
An “W”
·
BB : 27 kg
·
Lingkar kepala : 36 cm
·
Lingkar dada : 55 cm
·
LILA : 18 cm
3.
An “I”
·
BB : 20 kg
·
Lingkar kepala : 30 cm
·
Lingkar dada : 39 cm
·
LILA : 12 cm
20>
Metode sederhana, pil KB,
suntik KB
2) Fase menjarangkan kehamilan (usia 20-35
tahun)
Metode kontrasepsi efektif kecuali mantap
3)
Fase mengakhiri kehamilan (usia> 35 tahun)
Metode kontrasepsi efektif
BAB III
ASUHAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KEBIDANAN
I.
PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 15 april 2008 pukul 16.00
WIB
A. Biodata Keluarga
Nama KK :
Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur :
26 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Madura - Indonesia
Pekerjaan : Buruh Tani
Penghasilan : ± Rp. 300.000,-
Alamat : Dsn. Jebuk, Ds. Sumber
Kradenan, Kec. Pakis, Kab. Malang
B. Susunan Keluarga
No
|
Nama
|
L/ P
|
Hub. Keluarga
|
Umur
|
Status
|
Pendi dikan
|
Agama
|
Peker jaan
|
1.
2.
3.
4.
|
Mohet
Mujiah
Wahyudi
Ida .Z
|
L
P
L
P
|
KK
Istri
Anak
Anak
|
30
29
8
5
|
Kawin
Kawin
Belum
Belum
|
SD
SD
MI
Blm sekolah
|
Islam
Islam
Islam
Islam
|
Buruh
-
-
-
|
Genogram
Keterangan :
Laki- laki Meninggal
Perempuan Tinggal 1 rumah
C. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan
pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam keluarga lebih banyak
dipegang oleh KK, tapi bila KK sedang bekerja, dan membutuhkan keputusan yang
segera, istri memutuskan masalah sendiri.
D. Hubungan Dalam Keluarga
Ibu mengatakan hubungan antar keluarga,
baik antara orangtua dengan anak, maupun antara istri dengan suami sagat baik.
Meskipun terjadi pertengkaran dalam keluarga, tetapi tidak pernah sampai
berlarut-larut. Karena bapak yang bekerja, maka yang mengurus anak-anak adalah
ibu.
E. Kebutuhan Sehari-hari
1.
Kebutuhan Nutrisi
o
Frekuensi
makan dalam satu hari 3 kali sehari.
o
Menu
dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, telur (jarang-jarang), daging (1
tahun sekali)
2.
Kebutuhan Istirahat
Ibu mengatakan kebiasaan
istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan kesibukan
masing-masing:
o
Ny ”M” pada siang hari jarang tidur dikarenakan
harus mengurus urusan rumah tangga dan mengurus keponakan sedang pada malam
hari ibu mulai tidur mulai sektar pukul 20.00 atau pukul 21.00 WIB dan bangun
pagi ketika subuh.
o
Tn “M”
jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan biasanya malam tidur mulai pukul
22.00 malam sampai subuh.
o
An. “W” tidak biasa tidur siang, karena sering
bermain, sedang tidur malam mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB.
o
An.
“I” tidur siang sekitar 1-2 jam sehari, sedang tidur malam mulai pukul 20.00
WIB.
3.
Kebersihan Diri
Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 3 x sehari, gosok gigi
3 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota keluarga mengganti pakaian 2 x
sehari
4.
Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB
masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan tidak gangguan ataupun
keluhan.
5.
Olah Raga
Ibu mengatakan bahwa tidak
pernah olahraga karena sibuk dengan pekerjaan rumah begitu juga dengan suami.
6.
Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota
keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1 tahun sekali.
7.
Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
o
Penghasilan
Setiap bulan Tn “M” mendapat penghasilan ± Rp. 300.000,- yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
o
Pendidikan
Tn. “M” dan Ny. “M” mengenyam bangku sekolah sampai SD. An.“W”
sekarang sekolah MI dan An. “I” sekarang belum sekolah.
o
Suku dan Agama
Tn. “ M” dan Ny. “M” berasal
dari suku Madura dan beragama Islam.
o
Hubungan dengan Keluarga
Ibu mengatakan setiap hari
sering berkunjung ke rumah tetangga untuk mengobrol. Hubungan dengan
tetangga sangat baik, seperti saudara sendiri.
8.
Faktor Lingkungan
- Perumahan
Rumah yang ditempati keluarga Tn “M” adalah milik sendiri, dengan luas
bangunan 48 m2, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kandang sapi. Ventilasi rumah berupa jendela tertutup dengan sirkulasi udara dan cahaya
sinar matahari sedang. Kamar mandi milik sendiri dan WC cemplung tertutup
menumpang di rumah saudara.
Denah rumah
- Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa semen, dinding terbuat dari anyaman bambu, ventilasi
jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk cukup Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.
- Pemakaian Air
Air berasal dari air sumur, jernih,
tidak berbau dan tidak berasa, milik saudara.
- Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah
cemplung tertutup dengan jarak sumber air
>10 meter dengan status menumpang.
- Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah
melalui resapan, mengalir.
- Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.
- Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. ”M” biasa berobat ke petugas kesehatan. Dan bila ada yang akan melahirkan, maka
selalu melahirkan di bidan.
F. Psikologis
Dalam
keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada waktu
senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.
G. Status Kesehatan Keluarga
1. Ny “M” tidak pernah sakit hingga harus di
rawat di Rumah Sakit. Hanya sering
merasa pusing yang apabila dibuat istirahat rasa pusing sedikit berkurang.
Tn “M” juga tidak pernah sakit, hanya batuk pilek
biasa
An “W”, An “I” juga tidak pernah sakit hingga
harus dirawat di Rumah Sakit,
An. “I” pernah diare sampai
harus ke puskesmas selama 5 hari tapi sekarang sudah sehat, status imunisasinya
juga sudah lengkap
2.
Riwayat Kehamilan
Pada kehamilan pertama ibu tidak mengalami keluhan
apapun, kehamilan berjalan normal dan periksa kehamilanya ke petugas kesehatan
demikian juga dengan hamil kedua
3.
Riwayat Persalinan
Proses
persalinan yang pernah ibu alami juga bersifat alami, tidak pernah terjadi
komplikas, semuanya ditolong bidan.
4.
Riwayat Nifas
Ibu mengatakan tidak pernah
terjadi keluhan saat nifas. Seperti perdarahan, panas tinggi
5.
Riwayat KB
Setelah kelahiran anak pertama ibu mulai memakai
KB jenis suntik 1 bulanan, dan setelah kelahiran anak kedua ibu juga tetap
memakai KB suntik KB 1 bulanan tetapi setelah 6 bulan berhenti memakai KB
suntik karena tiap bulan tidak pernah menstruasi.
Bapak tidak pernah memakai metode KB apapun,
seperti kondom, senggama terputus, maupun merencanakan untuk vasektomi.
Dikarenakan ketidaktahuan bapak.
6.
Riwayat Perkawinan
· Usia pertama kali menikah, suami : 21tahun
· Usia pertama kali menikah, istri : 20 tahun
·
Lama menikah : 9 tahun
Data obyektif
1. Ny “M”
Pemeriksaan
umum
·
Kesadaran :
CM
·
TD :
100/90 mmHG
·
Nadi :
80 x/mnt
·
Pernafasan :
24 x/mnt
·
Suhu :
36 C
Pemeriksaan
fisik
·
Kepala
: rambut hitam, bersih tidak rontok
·
Mata : simetris, konjungtivca merah muda,
sklera putih
·
Hidung :
bersih tidak ada sekret
·
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir
basah, tidak pucat
·
Leher
: tidak ada pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
·
Dada :
simetris, oedem (-), varises (-)
·
Genetalia :
bersih
2.
An “W”
Pemeriksaan
umum
·
BB : 27 kg
·
Lingkar kepala : 36 cm
·
Lingkar dada : 55 cm
·
LILA : 18 cm
Pemeriksaan fisik
·
Kepala
: rambut hitam, bersih tidak rontok
·
Mata : simetris, konjungtivca merah muda,
sklera putih
·
Hidung :
bersih tidak ada sekret
·
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir
basah, tidak pucat
·
Leher
: tidak ada pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
·
Dada :
simetris, oedem (-), varises (-)
·
Genetalia :
bersih
3.
An “I”
Pemeriksaan
umum
·
BB : 20 kg
·
Lingkar kepala : 30 cm
·
Lingkar dada : 39 cm
·
LILA : 12 cm
Pemeriksaan fisik
·
Kepala
: rambut hitam, bersih tidak rontok
·
Mata : simetris, konjungtivca merah muda,
sklera putih
·
Hidung :
bersih tidak ada sekret
·
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir
basah, tidak pucat
·
Leher
: tidak ada pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
·
Dada :
simetris, oedem (-), varises (-)
·
Genetalia :
bersih
II. ANALISA DATA
Seorang ibu berusia 29 tahun tidak
menggunakan KB karena tidak menstruasi
|
Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
|
Prioritas Masalah:
Prioritas masalah di dalam mengatasi
masalah keluarga Tn”M” yaitu mengenai masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
KB. Jika masalah ini tidak segera di atasi maka akan mengancam kesehatan
keluarga tersebut. Agar bisa melakukan priorotas keluarga secara tetap, maka
dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria sebagai berikut:
NO
|
KRITERIA
|
PERHITUNGAN
|
SKOR
|
PEMBENARAN
|
1
2
3
4
|
Sifat masalah
Kemungkinan masalah dapat diubah
Potensi masalah untuk diubah
Menonjolnya masalah
|
2/3 x 1
0/2 x 2
3/3 x 1
0/2x1
|
2/3
1
1/3
0
|
Ancaman kesehatan
Tidak adanya
keinginan keluarga untuk mengikuti program KB, karena anak adalah titipan
Tuhan yang harus disyukuri
Keluarga tidak
yakin bahwa program KB akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga (
filsafah banyak anak banyak rezeki)
Keluarga tidak
menyadari bahwa banyak anak merupakan masalah
|
III. INTERVENSI
Masalah : kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
Tujuan : Ibu mengerti dan
memahami tentang KB
KH :
- ibu
dapat menjawab pengertian KB
-
ibu dapat menjawab manfaat dan tujuan
KB
- ibu mampu menyebutkan macam-macam metode KB
- ibu mengerti keuntungan dan kerugian
menggunakan KB
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu pengertian KB
R : ibu
mengerti pengertian KB, sehingga ibu tidak ragu mengikuti program KB
2. Jelaskan pada ibu manfaat / tujuan KB
R : ibu
mengerti tujuan dari program KB, sehingga ibu sadar bahwa mengikuti program KB
adalah penting
3. Jelaskan pada ibu jenis-jenis metode KB
sederhana dan metode KB modern
R : ibu
mengetahui bahwa metode KB bukan hanya memakai alat dan obat, tetapi juga bisa
dicapai melalui metode KB alami.
4. Ajak ibu untuk mengidentifikasi jenis KB yang
dipakai oleh pria dan jenis KB bagi wanita
R : meningkatkan
pengetahuan ibu bahwa sasaran program KB bukan hanya bagi wanita saja tetapi
bagi pria juga.
5. Jelaskan pada ibu keuntungan dan kerugian
memakai metode KB
R : informasi
yang jelas akan meningkatkan pengetahuan ibu tentang keuntungan dan kerugian
memakai metode KB, dan tidak merasa takut menggunakan KB lagi.
IV. IMPLEMENTASI
Dilakukan pada tanggal 17 april 2008 pukul 15.00WIB
Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu tentang pengertian KB,
yaitu suatu usaha yang disengaja untuk menunda, menjarangkan, dan mengakhiri
kehamilan agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2. Menjelaskan pada ibu tujuan KB, yaitu
menurunkan angka kelahiran, mengurangi kepadatan penduduk, menunjang
peningkatan pendidikan dan kesejahteraan, dan meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
3. Menjelaskan pada ibu macam-macam metode KB,
antara lain :
a.
KB pil
b.
KB suntik
c. AKDR (Alat Kontrrsepsi Dalam Rahim)
·
Spiral
·
IUD
d.
KB Implan / susuk
e.
Kontrasepsi mantap / steril
·
Tubektomi
·
Vasektomi
f.
Kondom
4. Menjelaskan pada Ibu tentang cara kerja,
keuntungan, kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi
a.
KB pil
Ø
Cara kerja:
·
Menekan pematangan sel telur
·
Mencegah penempelan hasil konsepsi
·
Lendir keputihan mengental sehingga sulit
dilalui oleh sperma
Ø
Keuntungan:
·
Efektivitas yang tinggi
·
Resiko terhadap kesehatan kecil
·
Tidak menganggu hubungan seksual
·
Mudah dihentikan setiap saat
Ø
Kerugian:
·
Mahal
dan membosankan karena harus digunakan
setiap hari
·
Mual terutama 3 bulan pertama
·
Perdarahan bercak
·
BB naik
·
Pusing
·
Berjerawat
b.
KB Suntik
Ø
Cara kerja:
·
Menekan pematangan sel telur
·
Membuat lendir keputihan menjadi kental
·
Mengganggu penempelan hasil konsepsi
Ø
Keuntungan:
·
Resiko terhadap kesehatan kecil
·
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
·
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
·
Efek samping kecil
Ø
Kerugian:
·
Terjadi perubahan pada pola haid
·
Mual,
sakit kepala, nyeri payudara ringan
·
Dapat
terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke, tumor
hati
c. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Ø
Cara Kerja:
·
Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi (jalan telur)
·
Mempengaruhi
pembuahan sebelum telur mencapai rongga rahim
·
AKDR
bekerja terutama mencegah sperma dan telur bertemu
·
Memungkinkan
untuk mencegah penempelan hasil konsepsi dalam rahim
Ø
Keuntungan:
·
Ekektivitas tinggi
·
Metode jangka panjang
·
AKDR
dapat efektif segera setelah pemasangan
·
Tidak ada efek samping hormonal
·
Dapat digunakan sampai menopause
Ø
Kerugian:
·
Efek samping: perubahan siklus haid, haid lebih
lama dan banyak, perdarahan saat haid lebih sakit
·
Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual
d.
Implan / Susuk
Ø
Cara Kerja:
·
Keputihan menjadi kental
·
Menganggu proses pembentukan dindng rahim
·
Mengurangi jalannya sperma
·
Menekan pematangan sel telur
Ø
Keuntungan:
·
Efektivitas tinggi
·
Perlindungan jangka panjang
·
Tidak perlu periksa dalam
·
Tidak menganggu ASI
·
Tidak menganggu kegiatan senggama
Ø
Kerugian:
·
Perubahan pola haid
·
Perdarahan yang banyak
·
Atau haid yang berhenti, sakit kepala, BB naik
·
Mual, nyeri kepala
e. Tubektomi
Ø
Cara Kerja:
·
Dengan
memotong tuba fallopi (jalan sel telur) sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum (telur)
Ø
Keuntungan:
·
Sangat efektif
·
Bersifat permanen
·
Tidak mempengaruhi proses menyusui
·
Tidak bergantung pada faktor senggama
·
Tidak
ada efek samping dalam jangka panjang
Ø
Kerugian:
·
Tidak
melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual
·
Klien
dapat menyesal di kemudian hari
·
Rasa sakit / ketidaknyamanan
·
Harus
dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
f. Vasektomi
Ø
Cara Kerja
·
Sangat efektif dan permanen
· Tidak ada efek samping jangka panjang
·
Tindakan bedah aman dan sederhana
·
Efektif setelah 20 ejakualasi / 3 bulan
·
Konseling dan informed consent (surat persetujuan) mutlak
diperlukan
Ø
Keuntungan:
·
Sangat efektif
·
Bersifat permanen
·
Tidak mempengaruhi proses menyusui
·
Tidak bergantung pada faktor senggama
·
Tidak
ada efek samping dalam jangka panjang
Ø
Kerugian:
·
Tidak
melindungi diri dari Infeksi Menular Seksual
·
Klien
dapat menyesal di kemudian hari
·
Rasa sakit /
ketidaknyamanan
· Harus dipertimbangkan sifat permanen
metode kontrasepsi ini
g.
Kondom
Ø
Cara kerja
·
Kondom
menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
Ø
Keuntungan
·
Murah, mudah didapat
·
Praktis
·
Aman
· Menghindari dari tertularnya Infeksi
Menular Seksual
Ø
Kerugian
·
Boros, sekali pakai buang
·
Kualitas tergantung merk dan harga
· Efektifitas meragukan, tergantung ketepatan
pemasangan dan pemakaian
V. EVALUASI
Dilakukan pada tanggal 17 april 2008 pukul 17.30
WIB
Masalah : kurangnya pengetahuan
ibu tentang KB
S : Ibu
mengatakan sudah mulai paham akan pengertian, tujuan/manfaat, macam-macam, cara
kerja, keuntungan dan kerugian KB / kontrasepsi dan merasa puas.
O : Ibu
sebagian besar sudah mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
Wajah ibu tampak senang mendengarkan semua
penjelasan.
A : Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB sudah
teratasi
P : Melanjutkan intervensi
- Anjurkan
ibu konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti alat kontrasepsi yang
sesuai dengan kondisi ibu saat ini
- Anjurkan ibu untuk mulai menggunakan alat
kontrasepsi sesegera mungkin, sebelum terjadi kehamilan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Dilakukan pada tanggal 19 April 2008pukul 08.00
WIB
Masalah :
kurangnya pengetahuan ibu tentang KB
S : Ibu mengatakan sudah konsultasi ke bidan
dan berencana akan menggunakan KB suntik 1 bulanan lagi.
O : Ibu
tampak berseri-seri, sangat senang
A : Pengetahuan
ibu tentang KB bertambah.
P : Anjurkan
ibu untuk segera memakai alat kontrasepsi sesuai yang di anjurkan bidan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan
keluarga pada keluarga Tn. “M”,
ternyata didapatkan masalah keluarga tentang kurangnya pengetahuan tentang KB.
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang KB dianggap
suatu masalah serius, sehingga ibu harus tahu dan paham tentang KB. Dengan
kurangnya pengetahuan dan informasi itu ibu belum menyadari apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul.
Dari kasus, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam
kasus ini Ny. “M” mempunyai dua anak, yang pada awalnya memakai KB suntik 1
bulanan setelah kelahiran anak kedua, tetapi setelah 6 bulan memakai KB tersebut
ibu merasa takut memakai KB suntik 1 bulanan karena haidnya menjadi tidak
teratur. Menurut teori hal ini wajar karena haid yang tidak teratur merupakan
efek samping dari KB suntik. Akan tetapi karena pada dasarnya Ny. “M” belum mengerti tentang pengertian,
tujuan, cara kerja, keuntungan dan kerugian KB, maka masalah ini menjadi
penting untuk diangkat.
Dari
penjelasan di atas sangat jelas ketidaktahuan keluarga Tn ”M” dalam mengatasi
masalah tersebut. Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 17 Mei 2008, Ny. “M” sudah mulai mengerti akan pengertian,
tujuan, cara kerja, keuntungan, kerugian KB. Ny ”M” mengatakan sudah konsultasi
dari bidan dan berencana akan memakai alat kontrasepsi KB suntik 1 bulanan lagi
Dengan
memberikan rencana asuhan dan pelaksanaan kepada Ny. “M”, maka masalah pada keluarga
Tn. “M” sudah teratasi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Setelah dilakukan pengkajian,
masalah yang teridentifikasi pada keluarga Tn”M” yaitu kurangnya pengetahuan
ibu tentang KB.
2. Dari masalah yang terjadi pada
keluarga Tn”M”, maka akan dilakukan rencana tindakan pada keluarga Tn”M” yaitu
menjelaskan tentang pengertian KB, tujuan KB, macam- macam KB, cara kerja,
kelebihan, keuntungan KB.
3. Tindakan asuhan yang dilakukan
pada tanggal 11 april 2008 yaitu menjelaskan tentang pengertian, tujuan, macam-
macam KB serta cara kerja, kelebihan dan keuntungan KB.
4. Evaluasi setelah dilakukan asuhan
pada keluarga Tn”M” pada tanggal 17 april yaitu Ny”M” sudah mengerti tentang KB
dan sudah konsultasi dari bidan, yang rencananya Ny”M” akan menggunakan alat KB
suntik 1 bulanan lagi.
B. SARAN
Saran yang bisa diberikan penyusun adalah :
1. Seharusnya
setiap tempat pelayanan kesehatan mempunyai jadwal rencana untuk mengadakan penyuluhan
2. Pendekatan yang lebih intensif dan
merakyat sangat dibutuhkan dalam mencari informasi dari masyarakat
3. Pelayan kesehatan harus lebih terampil
mencari daerah binaan yang sekiranya dianggap kurang dalam masalah kesehatan.
4. Keluarga sebaiknya menanyakan hal- hal
atau masalah kesehatan kepada petugas kesehatan agar pengetahuan tentang
kesehatan dapat bertambah dan dapat digunakan dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Bari Abdul, S. dkk. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP
Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I. Jakarta: EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC
Hartanto, Hanafi. 1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG .............................................................. 1
B.
TUJUAN .................................................................................... 1
C.
SISTEMATIKA PENULISAN ................................................. 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A.
KONSEP KELUARGA ............................................................ 3
B.
KONSEP KELUARGA BERENCANA ................................. 10
BAB III ASUHAN
KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN
A.
PENGKAJIAN..........................................................................
15
B.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH...........................
22
C.
INTERVENSI ........................................................................... 22
D.
IMPLEMENTASI .................................................................... 23
E.
EVALUASI .............................................................................. 28
BAB IV PEMBAHASAN
........................................................................... 30
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................ 31
B. SARAN ..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 32
0 komentar:
Posting Komentar