BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pendatataan
tanggal 13-15 Januari 2006, di dapatkan data bahwa jumlah PUS yang ada adalah
296 KK di dusun Jatimulyo, desa Jatiguwi kecamatan Sumberpucung. Pendataan yang penulis lakukan yaitu di RT 28
dengan jumlah KK sebanyak 38 KK. Ini
berarti bahwa ada sekitar 35 rumah yang ada di RT tersebut.
Dari 35 rumah tersebut, ada 1 rumah yang secara
sekilas (tampak dari luar ) cukup memprihatinkan dan setelah masuk ke dalam
rumah ini, bisa dikatakan juga cukup memprihatinkan mengapa tidak? Lantai
terbuat dari tanah, kandang sapi satu ruangan dengan dapur dan kepala keluarganya juga sakit
yang sudah lama.
Itulah yang mendorong penulis
untuk melakukan binaan pada keluarga ini. Semoga amalan yang penulis lakukan
pada keluarga ini bisa bermanfaat
B.
TUJUAN
1.
Tujuan umum
Penulis
mampu memberikan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. M
2.
Tujuan khusus
Penulis mampu :
a.
Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. M
b.
Mengidentifikasi
diagnosa / masalah pada keluarga Tn. M
c.
Melakukan perencanaan pada keluarga Tn. M
d.
Melakukan implementasi
dari apa yang telah direncanakan pada Tn. M
e.
Melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilaksanakan
pada keluarga Tn. M
C.
CARA PENGUMPULAN DATA
1.
Wawancara baik kepada Tn. M maupun anggota keluarganya
2.
Melakukan pemeriksaan fisik
3.
Studi pustaka.
D.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
I pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus
, Cara pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan pustaka berisi tentang konsep
keluarga dan konsep tentang batu ginjal.
Bab III
Tinjauan kasus berisi tentang
pengkajian, identifikasi masalah/ diagnosa , intervensi, implementasi, dan
evaluasi
Bab IV
Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek.
Bab V Penutup
berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
- Pengertian
Menurut
Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
(Depkes RI,
1988, 32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th.
1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy,
1998, 32).
Menurut Freenam,
keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989, 4)
- Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a.
Patrilineal
Adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b.
Matrilineal
Adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.
Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.
Patrilineal
Adalah
spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.
Keluarga Kawinan
Adalah
hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy,
1998,33)
- Ciri-Ciri Struktur
Keluarga
a.
Terorganisasi
Saling berhubungan,
saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.
Ada Keterbatasan
Setiap
anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.
Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
(Effendy, 1998:33)
- Bentuk Keluarga
a.
Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.
Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.
Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f.
Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua
orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.(Effendy, 1998, 33)
- Peranan Keluarga
Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan
Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan
Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan
anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy,
1998, 33)
- Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang
dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi
biologis
1)
Untuk meneruskan keturunan
2)
Memelihara dan membesarkan anak
3)
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi
psikologis
1)
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)
Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3)
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)
Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi
sosialisasi
1)
Membina sosialaisasi pada anak
2)
Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3)
Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi
Ekonomi
1)
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2)
Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
3)
Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan
sebagainya.
e.
Fungsi pendidikan
1)
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilinya.
2)
Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3)
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi
keluarga sebagai berikut
1) Fungsi
Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
nanti.
2) Fungsi
Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah
bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3) Fungsi
Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak
dari tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa
terlindungi dan merasa aman.
4) Fungsi
Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas
kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5) Fungsi
Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi
Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7) Fungsi
Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak
selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan
suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya.
Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
8) Fungsi
Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis.
- Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya
menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a.
Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari
menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b.
Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang
utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak
merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
dinantikan.
c.
Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga
mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap
ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan
kondisinya masih sangat lemah.
d.
Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini
anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui
mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.
Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini
tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f.
Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah
tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritaula dan dari kedua
orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g.
Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui
tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.
Tahap berdua kali
Setelah anak besar
dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua
saja. Dalam tahap ini, keluarga akan
merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i.
Tahap masa tua
Tahap ini masuk
ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia yang fana ini.
(Effendy, 1998, 36-37)
B.
KONSEP BATU GINJAL
1. Pengertian
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis),
sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu
pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan
uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih
bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya
stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu
uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal
kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi
pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling
sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
2. Insidens dan
Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju
lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),
perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di
seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya
batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik)
3. Faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik, meliputi:
1.
Herediter;
diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur;
paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis
kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
Faktor ekstrinsik, meliputi:
1. Geografi;
pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada
daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim
dan temperatur
3. Asupan
air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan
insiden batu saluran kemih.
4. Diet;
diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran
kemih.
5. Pekerjaan;
penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktivitas fisik (sedentary life).
4. Teori
Terbentuknya Batu Saluran Kemih
Beberapa teori terbentuknya batu saluran kemih adalah:
1.
Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine
karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang
berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga
akhirnya membentuk batu. Inti
bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2.
Teori
matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin
dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3.
Penghambat
kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal
yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika
kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya
batu dalam saluran kemih.
5. Komposisi Batu
Batu
saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,
asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan
tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan
kemungkinan timbulnya batu residif.
Batu Kalsium
Batu
kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu
sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium
adalah:
1. Hiperkasiuria:
Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena
peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),
gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria
renal) dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif)
seperti pada hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
2. Hiperoksaluria:
Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien
pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi
instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama
bayam.
3. Hiperurikosuria:
Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat
bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat.
Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau
berasal dari metabolisme endogen.
4. Hipositraturia:
Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia
dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau
pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesiuria:
Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya
batu kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi
magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium ddengan oksalat.
Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi
karena terbentuknya batu ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman
penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea (uera splitter seperti:
Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus)
yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui
hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam
magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat
(MAP) dan karbonat apatit.
Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran
kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein
dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat).
Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk
mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat
adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau
dehidrasi dan hiperurikosuria.
BAB III
DATA KELUARGA DAN PERENCANAAN
A. PENGKAJIAN DATA
Tanggal 12 Januari 2006 jam 16.00 WIB
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama KK :
Tn. E
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Umur :
39 tahun
Agama :
Islam
Pendidikan :
SLTA
Pekerjaan : Buruh tani
Suku
bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 36 RW.09 Dusun Mentaraman
b. Data Anggota Keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
L/P
|
Agama
|
Hubungan Keluarga
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1
|
Tn. E
|
39
|
L
|
Islam
|
Suami
|
SLTA
|
Buruh tani
|
2
|
Ny. N
|
37
|
P
|
Islam
|
Istri
|
SLTA
|
IRT
|
3
|
An.M
|
7
|
L
|
Islam
|
Anak
|
SD
|
Pelajar
|
4
|
An. F
|
4
|
P
|
Islam
|
Anak
|
BS
|
-
|
5
|
An. E
|
1
|
P
|
Islam
|
Anak
|
BS
|
-
|
c. Genogram
Keterangan
:
: Laki-laki
: Perempuan
d. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan
memutuskan suatu permasalahan dalam keluarga lebih banyak dikuasi oleh Tn. E
yang sebelumnya sudah di musyawarahkan dengan istri dan anggota keluarga
lainnya.
e. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga, baik antara ibu dan anak atau antara anak
dengan bapak atau antara istri dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi
pertengkaran antara keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut.
Dalam mengasuh ke-3 anak lebih banyak dilakukan oleh ibu karena suami bekerja .
f. Kebutuhan Sehari-hari
1.
Kebutuhan Nutrisi
o
Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari
dengan memasak sendiri dengan komposisi : nasi, sayur, tempe, tahu. Keluarga
TN. E jarang masak telur dan ikan karena keadaan ekonomi.Makan buah-buahan yang
berasal dari pohon sendiri yaitu rambutan dan pisang. Jarang minum susu, jika
ada rejeki lebih saja.
o
Setiap anggota keluarga punya frekuensi makan
yang teratur yaitu 3x sehari. Kecuali anak terakhir An.E sangat sulit makan.
Keadaan fisik anggota keluarga tidak ada yang terlalu gemuk dan terlalu kurus
dan berat badan anggota keluarga berada dalam batas normal kecuali An.E yang
ada di bwah garis merah pada KMS.
2.
Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat kelarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan
kesibukan masing-masing:
o
Tn. E Pada siang hari tidur kurang lebih 1-2
jam, karena harus menjaga anak yang terakhir, malam tidur sekitar 7-8 jam /
hari.
o
Ny. N. pada siang hari selalu menyempatkan diri
untuk tidur biarpun cuma 1 atau 2 jam, dan pada malam hari ibu kadang-kadang
mengalami susah tidur namun ibu selalu berusaha untuk dapat tidur.
o
An. M.tidur siang jarang dilakukan karena
setelah pulang sekolah anak langsung pergi main dan mengaji
o
An. F. dan An E suka tidur siang sekitar 2 jam,
malam hari tidur pukul 19.00 WIB dan bangun pukul 07.00 WIB.
3.
Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari
menggunakan pasta gigi, anggota kelaurga mengganti pakaian 1 x sehari
4.
Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari dan tidak
gangguan ataupun keluhan.
5.
Olah Raga
Keluarga tidak pernah
melakukan olahraga apapun.hanya pada An. M melakukan olahraga pada hari
jum at disekolahnya.
6.
Rekreasi
Bapak mengatakan tidak pernah pergi untuk rekreasi
7.
Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
o
Penghasilan
-
Anggota keluarga mencari nafkah adalah suami
kadang-kadang ibu memebantu sebagai buruh tani.
-
Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap sekitar
Rp.250.000,00 sampai 500.000,00 / bulan
-
Pengeluaran rata-rata untuk makan kurang lebih 5000 –
7000/ hari untuk lauk pauk , sedang untuk beras rata-rata Rp. 75000/bulan,
bayar listrik kurang lebih Rp 30.000,00 / bulan . bayar untuk sekolah kakak di
SD sebesar Rp 10. 000,00 / bul
o
Hubungan dengan Keluarga
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga tidak ada konflik, ibu sering
ikut kegiatan yasinan, tahlilan.
8.
Faktor Lingkungan
a.
Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. E adalah milik sendiri, dengan luas tanah ± >
36 m3.terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar untuk sholat, 1 Ruang
tamu, 1 KM, 1 R. makan+dapur.
Denah rumah
b.
Jenis Bangunan
Lantai rumah dari tegel, diding tembok, ventilasi jendela terbuka,
penerangan listrik, pencahayaan cukup
c.
Kebersihan
Halaman rumah tampak bersih, pada pekarangan hanya terdapat sedikit
daun-daun rambutan yang tidak di sapu.
d.
Pemakaian Air
Air berasal dari sumur (sanyo), keadaan jernih, tidak berbau dan tidak
berasa, kedaanya cukup baik..
e.
Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air > 10 meter. Dan
status jamban milik sendiri.
f.
Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan yang mengalir.
g.
Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar.
h.
Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. E berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit dan dirasa
cukup parah. Bila tidak ibu cukup membeli obat-obatan yang dijual
diwarung-warung.
- Psikologis
Dalam
keluarga suka bergurau, dan selalu bermusyawarah, dan dalam keluarga terbiasa
bersikap terbuka.
- Keadaan Kesehatan Keluarga
a.
Imunisasi
Anak pertama ibu lupa, anak kedua dan ketiga imunisasi lengkap (imunisasi
polio 1, 2, 3, 4, BCG, HB 1, 2, 3, DPT 1, 2, 3, campak)
b.
Keluarga berencana
Sekarang ibu menggunakan KB pil setelah kelahiran anak ketiga. Tetapi
dulu setelah kelahiran anak pertama dan kedua ibu tidak menggunakan KB apapun,
karena alasan ekonomi.
c.
Riwayat persalinan
Anak pertama lahir di dukun.Anak
kedua dan ketiga lahir di bidan. Menurut pengakuan ibu, selama hamil dan
melahirkan ibu tidak mengalami kelainan.
d.
Penyakit pernah diderita
1 ) Tn. E : saat
ini bapak dalam keadaan sehat, suka merokok, suka minum kopi. Tn E mempunyai
alergi dingin, dimana setiap pagi bapak selalu bersin-bersin.
2). Ny. N : Ibu mengatakan saat ini tidak mengeluh
apa-apa hanya terkadang capek. Ibu suka minum jamu.
3). An M : Saat ini
tidak mengeluh apa-apa.
4). An F : Anak tidak pernah mengalami penyakit berat. Hanya
kadang-kadang anak mengalami flu biasa batuk pilek, dan selesai setelah dibawa
periksa ke bidan .
5). An E :
Diberi nasi pisang sejak umur 2 bulan. Sering mengalami batuk pilek.
B. MENENTUKAN DIAGNOSAS/MASALAH
KEBIDANAN
1. Masalah
: Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
DS : Ibu mengatakan
memberikan MP ASI pada anaknya mulai umur 2 bln yaitu nasi pisang.
DO : ibu
tidak dapat menjawab pertanyaan mulai kapan bayi / anak mulai boleh diberikan nasi
pisang dan bubur susu (MP ASI).
2. Masalah
: Balita dengan status gizi kurang
DS : Ibu mengatakan berat badan anaknya 6,3 Kg
DO : Anak
kelihatan kurus dan pada KMS BB bayi dibawah garis merah.
Pengetahuan tentang MP ASI
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1. Sifat masalah
2.Kemungkinan masalah untuk diubah
3.Potensi pencegahan
4.Penonjolan masalah
|
2/3 X 1
1/2 X 2
3/3 X 1
0/2 X 1
|
2/3
1
1
0
|
Ancaman Kesehatan
Ada kemauan dari keluarga untuk
tau dan mengerti tentang MP
ASI
Kebiasaan pemberian MP ASI dapat diubah melalui
tambahan pengetahuan
Pemberian MP ASI tidak dianggap sebagai
masalah yang sangat berarti.
|
Total skor
|
|
2 2/3
|
|
Balita
dengan status gizi kurang
Kriteria
|
Perhitungan
|
skor
|
Pembenaran
|
1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
3.Potensi pencegahan
4. Menonjolnya masalah
|
2/3 X 1
1/2 X 2
3/3
X 1
2/2
X 1
|
2/3
1
1
1
|
Ancaman kesehatan
Sumber daya dan dana kel7uarga kurang
memadai untuk memenuhi gizi keluarga secara sederhana
Keadaan gizi anak dapat diubah melalui
pengaturan menu dan gizi sehari-hari
Menurut keluarga ini adalah suatu
masalah yang perlu segera diatasi.
|
Total Skor
|
|
3 2/3
|
|
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas,
maka urutan prioritas masalah yaitu,
1.
Balita dengan status gizi kurang.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI
C. INTERVENSI
Masalah : Balita
dengan statuis gizi kurang
Tujuan : 1. Bayi mengalami kenaikan berat badan sesuai
usia.
2. Ibu dan
keluarga dapat melakukan perawatan guna meningkatkan badan dan kebutuhan bayi
terpenuhi.
Kriteria : 1. Berat
badan anak sesuai dengan umur, menurut KMS berada didaerah pita hijau.
2. Ibu
dapat menyajikan MPASI dengan bahan yang terjangkau.
Standart : 1. Berat
badan bayi berada dalam pita hijau menurut KMS.
2.
Ibu dapat menyajikan MPASI bervariasi
dengan bahan yang terjangkau.
Intervensi :
1. Jelaskan kepada ibu tentang
keadaan balita
R : Dengan
mengetahui keadaan balita ibu lebih kooperatif dan mau melaksanakan anjuran
yang diberikan.
2. Beritahukan ibu untuk memberikan
ASI sesering mungkin.
R : ASI
dapat menunjang berat badan tetapi walaupun balita tidak kelihatan gemuk,
balita akan kebal terhadap penyakit. karena ASI
mengandung antibodi.
3. Anjurkan Ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan menyajikan menu secara bervariasi.
R : Konsumsi
makanan sangat berpengaruh pada produksi ASI ibu. Jika konsumsi makanan ibu
bergizi, produksi ASI ibu akan lancar dan menu yang bervariasi menyebabkan
balita dan keluarga jauh dari rasa bosan.
4. Anjurkan pada ibu untuk ke
Posyandu secara rutin
R : Selain
untuk menimbang berta badan, di posyandu pun dapat penyuluhan tentang gizi.
Masalah : kurangnya pengetahuan ibu tentang MPASI
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan kebidanan keluarga
dapat:
1. Memahami dan menjelaskan pengertian MPASI .
2. Memahami
keuntungan MPASI
3. Memahami
tentang macam-macam MPASI
4. Memahami
tentang cara pembuatan MPASI
Kriteria hasil : 1. Adanya respon verbal.
2.
Ibu dapat membuat MPASI
Standart :
1. Jawaban
ibu tentang MPASI betul
2.
Ibu dapat menyebutkan tentang macam –
macam MPASI
Intervensi :
1. Jelaskan
pengertian MPASI .
R : Ibu lebih kooperatif terhadap penjelasan
yang diberikan dan akan mengerti dengan penjelasan-penjelasan sebelumnya.
2.
Jelaskan
keuntungan MPASI
R : Dengan mengetahui keuntungan-keuntungan apa
saja ibu akan melaksanakan anjuran-anjuran yang telah diberikan
3. Jelaskan tentang macam-macam MPASI
R : Ibu bisa lebih bervariasi dalam memberikan MP
ASI sehingga balita tidak bosan dan akan mengkonsumsinya.
4. Ajarkan tentang cara pembuatan MPASI
dengan bahan yang mudah didapat.
R : Ibu tidak perlu membeli dan dapat membuatnya
sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dan dengan harga terjangkau.
D. IMPLEMENTASI
TANGGAL
|
MASALAH
KESEHATAN
|
IMPLEMENTASI
|
12/01/2006
|
|
- Memperkenalakan diri dengan keluarga
- Menjelaskan tujuan kunjungan , membuat
janji untuk melakukan kunjugan ulang.
- Megkaji status keluarga dan
lingkungan dengan wawancara dan pengamatan.
|
20/01/2006
|
Bayi dengan status gizi kurang
|
- Menjelaskan kepada ibu tentang
keadaan balita bahwa balita dalam keadaan status gizi kurang.
- Memberitahu ibu untuk memberi
ASI sesering mungkin setiap bayinya meminta
- Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi dan menyajikan makanan bervariasi dengan harga
terjangkau.Seperti merubah olahan tahu tempe. Tidak hanya digoreng tapi bisa
dibuat sayur atau kering.
- Menganjurkan ibu untuk rutin
ke posyandu setiap bulanya.
|
|
Kurangnya pengatahuan Ibu tentang MPASI
|
- Menjelaskan tentang MPASI adalah makanan
selain ASI.
- Manfaat MPASI adalah :
• Makanan tambahan diperlukan untuk mengisi kesenjangan energi
karena jumlah makanan yang dibutuhkan meningkat sewaktu anak bertambah
usianya jika kesenjangan tidak diisi anak akan berhenti pertumbuhannya atau
tumbuh kembang anak lambat.
• Dua jenis makanan tambahan
- Makanan yang dibuat khusus
- Makanan keluarga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah
dimakan dan mengandung cukup nutrien.
- Cara pembuatan makanan MPASI dengan bahan-bahan yang mudah di
dapat
1. Air jeruk.
Bahan : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam.
Cara membuat :
- Jeruk dicuci bersih dan
dipotong melintang lalu diperas dan disaring.
- Air jeruk yang didapat kurang
lebuh 7 sdm
- Cara pemberian untuk pertama
kali jeruk diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan
diberikan sebanyak 1 sdt.
2. Air tomat
Bahan : 1 buah tomat
Cara membuat :
- Tomat dicuci bersih dimasukkan
kedalam panci ditutup dan biarkan 3-5 mnt angkat tomat dari air panas, kupas
kulit arinya lalu disaring air tomat
yang didapat kurang lebih 6 sdm.
- Untuk pemberian untuk pertama
kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandinagan 1 : 1
dan diberikan sebanyak 1 sdt.
3. Pepaya saring
Bahan : 1 potong pepaya masak dengan masak dengan
berat kurang lebih 100 gr.
Cara membuat :
Pepaya dicuci bersih dan
dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau
dihaluskan lalu di saring. Pepaya halus yang didapat kurang lebih 9 sendok
makan.
4. Pisang ambon
Bahan : 1 buah pisang Ambon
Cara
membuat :
- Pisang dicuci bersih lalu dikupas
- Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir, pisang
yang telah dikerik sebaliknya dicampur dengan air jerik / air tomat.
5. Bubur susu
Bahan : 150 cc susu ( ¾ gelas )
50 cc air putih ¼ gls
10 gr gula putih 1
sdm
20 gr tepung beras 2 sdm
garam sedikit
Cara membuat :
- susu didihkan
- Tepung beras
diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan kedalam susu yang telah mendidih sampai
masak masukkan gula pasir kedalam bubur tersebut dan ditambahkan garam
kemudian diangkat.
6. Tim saring
Bahan : 20 gr beras ( 2 sdm )
10 gr kacang hijau
( 1 sdm )
25 gr hati ayam (
1 potong )
atau hati sapi , daging cincang atau daging atau daging ikan atau 1 butir telur ayam.
10 gr daun bayam ( 1 genggam )
20
gr tomat ( 1 buah sedang )
20
gr wortel ( 1 potong sedang )
Cara membuat :
Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam
dicuci lalu ditim dengan 150 cc ( ¾
gls ) air. Bila sudah ½ masukkan hati dan wortel kedalamnya, biarkan sebentar
sampai hati atau penggantinya agak lunak kemidian masukkan bayam, tomat, dan
garam tunggu sampai masak angkat lalu saring dengan saringan.
|
E.
EVALUASI
Tanggal 20 -01-2006 Pukul 15.30 WIB
Masalah :
Balita dengan status gizi kurang
S : - Ny N
mengatakan telah mengerti penjelasan yang telah diberikan petugas
O : - Ibu dapat memahami keadaan bayinya dan saat ditanya tentang
kerugian tidak makan makanan bergizi.
A : - Anak umur 1 thn dengan
status Gizi BGM
P : - Kaji ulang pengetahuan
klien
- pantau BB anak dan masukkan dalam KMS
Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang
pemberian MPASI.
S : - Ny N mengatakan telah
mengerti penjelasan petugas
O : - Saat evaluasi sesaat Ny N diajak mempraktekan cara membuat MPASI
dari pisang ambon.
A : - Kurangya pengetahuan
tentang cara pembuatan MPASI
P : - Kaji ulang pengetahuan
ibu.
Ibu disuruh
menjelaskan cara membuat MP ASI yang lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara geografis pola kehidupan keluarga
Indonesia menurut Nasrul efendi yaitu adalah daerah pedesaan dan daerah
perkotaan. Untuk daerah pedesaan mempunyai ciri-ciri tradisional, agrari, tenang,
sederhana, akrab, menghormati orang tua, itu juga yang terjadi didesa Jatiguwi
Kec. Sumber Pucung ini.
Setelah melakukan asuhan kebidanan
komunitas pada keluarga Tn E muncul masalah An. E dengan usia 1 thn
dengan status gizi kurang dan kurangnya pengetahuan ibu tentang MP ASI. Intervensi
yang telah diberikan sesuai dengan masalah yang ada seperti anjuran untuk ke
posyandu secara rutin setiap bulannya dengan tujuan berat badan anak terpantau,
Mengajarkan ibu untuk menyajikan makanan yang bervariasi walaupun dengan lauk
yang sederhana, Mengajarkan ibu untuk membuat MPASI dengan bahan-bahan yang ada
sehingga ibu tidak harus mengeluarkan uang. Dapat diambil kesimpulan bahwa
masalah yang timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga dan
juga faktor ekonomi yang tidak begitu mendukung.
Faktor
kurangnya pengetahuan ini menimbulkan ketidak mampuan keluarga untuk mengatasi
berbagai masalah kesehatan yang dihadapi
oleh keluarga dan itulah yang lazim terjadi.
Tingkat
pendidikan dan keadaan sosial budaya yang melekat, serta kurangnya status
ekonomi merupakan hambatan berat dalam melakukan asuhan kesehatan pada keluarga
yang didapat merubah pola pikir keluarga yang positif untuk membangkitkan
motivasi keluarga kearah pola prilaku hidup.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan
komunitas pada Ny N dapat diambil kesimpulan yaitu muncul 2 masalah yaitu An E
umur 1 thn dengan status gizi BGM dan kurangnya pengetahuan ibu tentang PASI.
Dari intervensi yang direncanakan pada
implementasi dapat dilaksanakan semuanya sesuai dengan intervensi dan evaluasi
untuk masalah I dan masalah II evaluasi
dapat langsung dilakukan sekaligus.
B. SARAN
1.
Meningat kelurga ini termasuk kelurga yng tidak
mampu,maka sudah selayaknya bidan desa untuk memperhatikan, khususnya dalam
pengurusan askes Gakin
2.
Perlu kiranya keseriusan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan seperti buruknya lingkungan termasuk
dalam hal ini adalah pamong desa.
3.
Bila menghadapi masalah seperti pada Ny N adalah pada
tingkat pengetahuan atau pendidikan makla dari dibutuhkan suatu kerja sama
antara berbagai pihak untuk dapat melakukan penyuluhan agar pengetahuan
masyarakat dapat bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan RI. 1983. Perawatan Kesehatan Keluarga. Petunjuk bagi perawat
Kesehatan. Jakarta
Effendy. I. N.
1998, Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,. Jakarta
Salvilion. G
Bailon. Et All. 1979. family Health Nursing The Proces . Up College Of
Nursing Diliman. Quezon city. Philippness
0 komentar:
Posting Komentar