BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Cystoma
ovarii merupakan benjolan yang berada di ovarium yang mengakibatkan pembesaran
pada abdomen bagian bawah. Kehamilan yang disertai cystoma ovarii seolah-olah
terjadi perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar. Cystoma ovarii
terbanyak yang ditemukan adalah cystoma denoma ovarii serosum kira-kira 60%
dari seluruh ovarium dan cystoma denoma ovarii musinosum merupakan 40% dari
seluruh kelompok neoplasma ovarium. Kasus cystoma akhir-akhir ini sangat sering
dijumpai, untuk itu penulis tertarik mengkaji kasus tentang cystoma ovarii dan
permasalahannya.Kejadiaan kasus Cystoma ovarii yang terdapat RB Kurnia Medika
yang ditemukan kira-kira 30 % dari hasil pemeriksaan USG .
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling
sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium
yang cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknyakepala kedalam panggul.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa
reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon
yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari kista ovari?
2.
Apakah etiologi dari kista ovari?
3.
Bagaimanakah patofisiologi kista ovari?
4.
Apa saja klasifikasi kista ovari?
5.
Bagaimana gejala klinis dari kista ovari?
6.
Bagaimanakah cara menentukan diagnosis kista ovari?
7.
Apa saja komplikasi yang bisa terjadi akibat kista ovari?
8.
Bagaimana penatalaksanaan kasus kista ovari?
9.
Bagaimanakah konsep manajemen asuhan kebidanan pada kasus kista ovari?
1.3.TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi kista
ovari
2. Mahasiswa dapat memahami etiologi dari
kista ovari
3. Mahasiswa dapat memahami patofisiologi
dari kista ovari
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi
klasifikasi dari kista ovari
5. Mahasiswa dapat mengenali gejala klinis
kista ovari
6. Mahasiswa dapat menentukan diagnosis dari
kista ovari
7. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi dari
kista ovari
8. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan
yang tepat pada klien dengan kista ovari
9. Mahasiswa mampu membuat asuhan kebidanan
sesuai dengan konsep manajemen asuhan kebidanan pada klien dengan kista ovari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI CYSTOMA OVARII
·
Cystoma
ovarii adalah pertumbuhan yang berlebihan pada ovarium oleh karena suatu sebab
jadi membesar dan berisi cairan kadang berlendir, sehingga tumor tersebut
membentuk suatu kantong yang besar dinamakan kista. (Prof. Dr. Bari Syaifudin,
2008)
·
Cystoma
ovarii adalah suatu benjolan yang berada di ovarium yang dapat mengakibatkan
pembesaran pada abdomen bagian bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista
ovarium seolah-olah terjadi perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar.
(Sarwono, 2009)
2.2
ETIOLOGI
- Belum
jelas diketahui, terutama terjadi pada daerah industri, diperkirakan
partikel talk dan abses melalui vagina uterus masuk rongga peritonium
meupakan bahan perangsang pada ovarium untuk menjadi neoplasma.
- Asal usus
tumor belium jelas, tetapi pada teori yang menyebutkan bahwa penyebab
tumor adalah bahan karsinogen seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa
pembakaran zat arang, bahan-bahan tambang, virus, hormon, dan stress.
3.
Faktor
lain yang menyebabkan kista ovarium antara lain :
-
Faktor
genetic
-
Wanita
yan menderita kanker payudara
-
Riwayat
kanker kolon
-
Gangguan
hormonal
-
Diet
tinggi lemak
-
Merokok
-
Minum
alcohol
-
Pengunaan
bedak talk perineal
-
Sosial
ekonomi yang rendah
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah
nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista ovarium
,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Cairan yang
mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan
yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat
pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. (Manuaba, 2009)
2.3
PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium
normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang
berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG.Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia
tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi
yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene
citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Terjadinya
kista berasal dari folikel yang mengalami pembesaran yang berlanjut menjadi
kista folikel atau dari beberapa folikel primer setelah tumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim. Setiap bulan
banyak folikel yang rusak dari kematian oocyte diikuti segera dengan degenerasi
dari epitel folikel. Seringkali ruangan tersebut terisi sebagian besar diisi
dengan cairan yang banyak, produksi cairan mempengaruhi terhadap besarnya
tumor, perdarahan pada ruangan akan memenuhi ruangan tersebut hingga terjadi
suatu hematoma folikuler.
(Syaifuddin, 2008)
2.4
KLASIFIKASI
Ovarium
mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun tumor ganas.
Pembagian tumor adalah sebagai berikut:
1.
Tumor nonnoeplastik
-
Tumor akibat radang
-
Tumor lain
-
Kista folikel.
Berasal dari folikel de graaf yang
tidak berovulasi namun tumbuh terus menjadi kista follikel atau dari beberapa
follikel primer yang yang setelah tumbuh dibawah pengaruh estrogen membesar
menjadi kista dengan diameter 1-1,5 cm.Tidak jarang ruangan follikel diisi
cairan sehingga kista bertambah besar .Biasanya besarnya tidak melebihi sebesar
jeruk / lemon .Cairan pada kista dapat mengandung estrogen sehingga dapat
meyebabkan gangguan haid.Kista ini akan hilang spontan dalam 2 bulan.
-
Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum
lambat laun mengecil dan menjadi korpus albocans.Kadang kadang menjadi korpus
persistens.Perdarahan didalamnya menyebabkan kista.Kista lutein dapat
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis,menimbulkan gangguan haid seperti amenorrea
dan perdarahan tidak teratur berta pada bagian bawah perut dan
ruptur.Penanganannya menunggu sampai kista hilang sendiri .Kadang dilakukan
pengangkatan kista tanpa mengangkat ovarium.
-
Kista lutein
Pada mola ,korio karsinoma dapat
membesar dan menjadi kistik , kista bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju
.Tumbuhnya kista disebabkan hormon korio gonadotropin meningkat .Jika mola dan
Ca hilang maka kista mengecil spontan
-
Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi
bagian terkecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium .Sering
terdapat pada wanita lansia dengan diameter < 1 cm
-
Kista Stein-Levental
Gejala: Infertilitas,
amenorrhea,oligomenorrea sekunder dan gemuk hirsutisme tanpa maskulinisasi,ke 2
ovarium membesra ,pucat polikistikn dengan permukaan licin
Etiologi:Gangguan hormonal sehingga terdapat gangguan ovulasi karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen Diagnosis: berdasarkan gejala,laparaskopi.Terapi: Klomifen Wedge Resction
Etiologi:Gangguan hormonal sehingga terdapat gangguan ovulasi karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen Diagnosis: berdasarkan gejala,laparaskopi.Terapi: Klomifen Wedge Resction
2.
Tumor Neoplastik Jinak (Sarwono,2009)
-
Kistik
o
Kistoma Ovarii Simplek. Permukaan rata dan
halus,bertangaki ,bilateral dan membesar mudah terjadi torsi.Terapi dengan
pengangkatan kista denagn reseksi ovarium
o
Kistadenoma Ovarii Serosum. Menurut Meyer kista
berasal dari teratoma.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan
perubahan degeneratif sehingga timbul perlekatan kista.Penatalaksanaan dengan
pengangkatan kista secara in toto ,pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa
salpingo ooferektomi tergantung besarnya kista. Gambaran klinis: tumor lazimnya
berbentuk multilokuler ,permukaan berbagala ,kira- kira 10 % dapat mencapai
ukuran yang amat besar bisa unilateral bisa bilateral.Pada pemeriksaan
mikroskopis tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti
pada sel.Sel epitel yang terdapat dalanm satu lapisan mempunyai potensi untuk
menjadi multilokuler.Jika terjadi robekan pada dinding kista maka sel epitel
dapat menyebar pad peritoneum rongg perut sehingga dapat menyebabkan
psedomiksosa peritonei. Penanganan: Pengangkatan tumor .Jika pada operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal
biasanya dilakukan salpingo ooferektomi.Pada waktu mengangkatnya diusahakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu setelah itu lakukan pemeriksaan
histologik .Ovarium yang lain perlu diperiksa
o
Kistadenoma Ovarii Musinosum. Menurut meyer asal
tumor ini adalah dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya elemem yang satu
mengalahkan elemen yang lain..Angka kejadian Terbanyak ditemukan dengan tumor
ovarium musinosum yang keduanya kira –kira 60 % dari tumor ovarium Dan
kistadenoma ovarium kira kira 40 % dari dari seluruh kelompok neoplasma
ovarium.Tumor ini paling sering ditemukan pada usia antara 20-50 tahu dan
jarang terjadi pada masa pubertas. Gambaran klinik .Tumor ini lazimnya
berbentuk multilokuler dengan permukaan berbagala.Kira kira 10 % dapat mencapai
ukuran yang besar dan tidak ditemukan lagi ovarium yang normal.Biasanya
unilateral dapat juga dijumpai bilateral.Kista menerima darah dari tangkai
kadang kadan dapat terjadi torsi. yang dapat mengakibatkan perdarahan dan
perubahan degeneratif didaam kista yang memudahkan perlekatan kista dengan
omentum ,usus-usus dan peritonium parietale.Pada pembukaan dinding kista agak
tebal pada pembukaan terdapat cairan yang berwarna kuning coklat terdapat dalam
satu apisan mempunyai potensi untuk tumbuh eperti stuktur kelenjer dan menjadi
kista baru sehingga kista menjadi multilokuler.Jika terdapat robekan pada
dinding kista maka jaringan kista dapat tersebar di permukaan peritoneum ronga
perut dan pseudomiksosa peritoneum. Penanganan : Pengangkatan tumor .Jika pada
operasi tumor sudah cukup besar dan sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium
yang normal biasanay dilkukan pengangkatan ovarium beserta saluran tuba (
salpingo ooferektomi )
o
Kista endometrioid. Kista ini biasanya
unilateral dengan permukaan licin pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel
yang menyerupai epitel endometrium
o
Kista dermoid. Merupakan kista jinak yang
struktur ektodermal denagn diferensiasi sempurnaeperti epitel kulit ,gigi,dan
produk glandula sebasea.Angka kejadian 10 5 dari seluruh neoplasma kistik dan
sering terjadi pada wanita mudadan dapat menjadi besar.Gambaran klinik :
dinding kisat kelihatan putih keabuabuan dan agak tipis.Kalu dibelah biasanya
nampak sat kista besar dengan ruangan kecil didalamnya.Tumor mengandung elemen
ektodermal mesoderma dan ento dermal mak dapat ditemukan kulit rambut kelenjer
sebasea ,gigi dll.Pada kista dermoid tedapat torsi bertangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah.Ada pula kemungkinan terjadinya sobekan pada
dinding kista Perubahan keganasan agak jarang dan yang tersering adalah
karsinoma epidermoid.
-
Solid
o
Fibroma , Leiomioma,Fibroadenoma,Papiloma
Semua tumor pada adalah neoplasma.Potensi
menjadi ganas berbeda pada masing masing jenis.Fibroma ovarium berasal dari
elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel masenkim yang
multipoten. Frekwensi : 5 % dari neoplasma ovarium.Gambaran klinik :tumor ini
dapat mencapai 2-30 cm dan berat mencapai 20 kg.dengan 90 %
unilateral.Neoplasma ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel ditengah
jaringan kolagen . Terapi: ooferektomi
o
Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat
jarang ditemukan biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.Angka
kejadian 0,5 % dari tumor ovarium.Gambaran klinik: besar tumor beraneka
ragam.Lazimnya tumor unilateral yang pada pembelahan berwarna kunin muda
menyerupai fibroma.denagn kista kecil.Mikroskopik gambaran tmor sangat khas
terdiri dari 2 elemen yakni sarang yang terdiri adri sel sel epitel yang
dikelilingi ole jaringan ikat.
o
Tumor sisa adrenal
Tumor ini sangat jarang terjadi tumor ini
unilateral dan besranya bervariasi dari 0,5-16 cm.
2.5
GEJALA KLINIS
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya.Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar
dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
- Perut terasa penuh, berat, kembung
- Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
- Haid tidak teratur
- Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha.
- Nyeri sanggama
- Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala
berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :
- Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
- Nyeri bersamaan dengan demam
- Rasa ingin muntah
2.6.
DIAGNOSIS
Adapun
pemeriksaan yang dapat dilkukan untuk menegakkan diagnosis adalah :
a.
Berdasarkan keluhan : menanyakan gejala yang dirasakan
oleh lien seperti rasa tidaka nyaman pada perut bagian bawah
b.
Pemeriksaan teraba tumor diluar uterus : Terpisah
dengan uterus diluar uterus atau masih melekat.Konsistensi kistik atau
solid,permukaan dapat rata atau berbenjol benjol.,masih dapat digeraakan atau
sudah terfiksir
c.
Dengan pemeriksaan tambahan : USG,laparaskopi
,parasintesis cairan asites,pemeriksaan rontge
2.6
KOMPLIKASI
- Torsi
Komplikasi ini sering terjadi terutama
pada tumor dengan ukuran sedang. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan torsi
bermacam-macam dan gerakan peristaltik dari usus.
2. Ruptura kista
Ruptura kista yang kecil kadang-kadang
tidak memberikan gejala, tetapi pecahnya ini dapat memberikan bahasa seperti
penyebaran isi kista dalam ruang abdomen berisi cairan gelatineus.
- Supporasi
kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah
torsi atau dapat pula berdiri sendiri yaitu secara hematogen atau limfogen.
- Perubahan
keganasan
Dari suatu tumor kistik dapat terjadi
keganasan pada jenis mucinosum. Kemungkinan terjadi keganasan lebih kecil bila
dibandingkan dengan jenis serosum. Pada jenis musinosum berkisar 5-10%
sedangkan pada cystodenoma serosum ini lebih sering jadi ganas yaitu sekitar
25%.
- Pengaruh
terhadap kehamilan dan persalinan
Ø Tumor yang besar dapat menghambat
pertumbuhan janin sehingga menyebabkan abortus, partus prematurus.
Ø Tumor yang bertangkai, karena pembesaran
atau pengecilan uterus setelah persalinan terjadi torsi dan menyebabkan rasa
nyeri, nekrosis dan infeksi yang disebut Abdomen
Akut.
Ø Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak
janin.
Ø Tumor kistik dapat pecah karena trauma
luar atau trauma persalinan.
Ø Tumor besar dan berlokasi di bawah, dapat
menghalangi persalinan.
(Manuaba, 2008)
2.7
PENATALAKSANAAN
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika
pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium
yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba
(salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya
pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubungan dengan
besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi
harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah
kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang
mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi. Ovarium yang lain
juga harus diperiksa.
Adapun
prinsip untuk menangani kista
ovarium:
1.
Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar dan
kemungkinan degenerasi ganas.
2.
Saatoperasi dapat didahului dengan frozen section untuk
kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut.
3.
Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga
kepastian klasifikasi tumor dapat ditetapkan untuk menentukan terapi
4.
Operasi tumor ganas diharapkan debulkingyaitu dengan
pengambilan jaringan tumor sebanyak mungkinjaringan tumor sampai dalam batas
aman diameter sekitar 2 cmdan lakukan TAH + Bil Os omentektomi
5.
Setelah mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau
dilakukan terapi kedua untk mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor
6.
Kistoma ovarii diatas umur 45 thn sebaiknya dilakukan
terapi profilaksis.
7.
Untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wait
and see.Jika wanita yang masih ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan
hasil USG menunjukkan kista yang berisis cairan maka dilakukan pemeriksaan
tindakan menunggu dan melihat dan kista ini akn memnghilang 2-3 bulan kemudian
.
8.
Penggunaanpil kontrasepsi dapat digunakan untuk terpi
kista fungsional
9.
Pembedahan dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh
atau tetap selama 2-3 bulan siklus haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.Jika
tumor besar atau ada komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai
saluran tuba ( salpingo ooferektomi )dan dilakukan pengontrolan .Jika terdapat
keganasan aka dilakukan histerektomi.
·
Satu-satunya
terapi/pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Bila tumor
ovarii disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan operasi harus
dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada gejala akut, tindakan operasi
harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
·
Penanganan
pada kehamilan dan persalinan berdasarkan pada:
a. Kemungkinan adanya keganasan
b. Kemungkinan torsi dan abdomen akut
c. Kemungkinan menimbulkan komplikasi
obstetrik, maka:
Ø Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih
besar dari telur angsa harus dikeluarkan.
Ø Waktu yang tepat untuk operasi adalah
antara kehamilan 16-20 minggu.
Ø Operasi yang dilakukan pada umur kehamilan
di bawah 20 minggu harus diberikan substitusi progesteron:
·
Beberapa
hari sebelum operasi
·
Beberapa
hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat bersama tumor
yang dapat menyebabkan abortus.
Ø Operasi darurat apabila terjadi torsi dan
abdomen akut.
Ø Bila tumor agak besar dan lokasinya di
bagian bawah akan menghalangi penanganan yang dilakukan:
·
Coba
reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
·
Bila
tidak terjadi, persalinan diselesaikan dengan sectio sesaria dan jangan lupa,
tumor sekaligus diangkat.
(Prof. Dr. Rustam Mochtar, 2006)
2.8
MENEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I.
Pengkajian Data
A.
Data Subyektif
1. Biodata
Ø Nama ibu dan suami, untuk mengenal,
memanggil dan menghindari terjadinya kekeliruan.
Ø Umur ibu yang pertama kali periksa, dan
mengetahui usia reproduksi ibu.
Ø Agama, untuk mengetahui kepercayaan yang
dianut ibu dan memudahkan pemberian dukungan.
Ø Pekerjaan ibu, untuk mengetahui dimana ibu
bekerja karena kemungkinan pekerjaan ibu dapat mengganggu kesehatan ibu
sendiri, terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya.
Ø Pekerjaan suami, untuk mengetahui taraf
kehidupan.
Ø Pendidikan, untuk memberi bimbingan sesuai
dengan tingkat pendidikannya.
Ø Alamat, untuk memudahkan komunikasi dan
kunjungan rumah.
2. Keluhan utama
Penderita kista ovari biasanya
datang dengan keluhan nyeri dan ada benjolan abnormal.
3. Riwayat haid
Untuk mengetahui siklus haid,
lama haid, banyaknya dan keluhan pada saat haid yang nantinya berhubungan
dengan penyakitnya.
4. Riwayat pernikahan
Umur nikah, berapa kali
menikah dan lama menikah untuk mengetahui status perkawinan ibu.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Penderita merasa nyeri dan ada
pembesaran abnormal pada perut bagian bawah.
6. Riwayat kesehatan yang lalu
Berkaitan dengan apakah
penderita pernah mengalami abortus, dan curetase, dan tidak mempunyai penyakit
menular, menahun.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun, maupun menurun.
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
KEHAMILAN
|
PERSALINAN
|
NIFAS
|
KB
|
||||||||||
No
|
Suami
|
UK
|
Peny
|
Jn Pers
|
Peno-long
|
L/P
|
BBL
|
H/M
|
Peny
|
Lama
|
ASI
|
Metode
|
Penyu-lit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9.
Riwayat
KB
Untuk mengetahui ibu pernah
ikut KB apa sebelum hamil, berapa lama, dan rencana KB ibu.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
Berhubungan dengan kecukupan
kebutuan istirahat, normalnya untuk ibu nifas kebutuhan istirahat siang 1-2
jam, malam 7-8 jam, dan totalnya 10 jam.
b. Pola nutrisi
Pada ibu nifas makan 3x
sehari, dianjurkan untuk memperbanyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein dan bergizi bagi tubuh, minum sedikitnya 3 liter per hari.
c. Pola aktivitas
Pada ibu melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti mengepel, memasak, nyuci dll.
d. Pola eliminasi
BAK 4x/hari, BAB 1x/hari, berbau,
warnanya kuning dan padat.
e. Personal hygiene
Mandi 2x/hari, sikat gigi
2x/hari, ganti baju tiap baru mandi dan terasa basa/berkeringat ibu ganti baju.
B.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik/cukup, lemah
Kesabaran : Composmentis/somnoten
TTV
TD : 140/90 – 90/mmHg
Nadi : Normal (70-90x/menit)
Pernafasan : Normal (16-24x/menit)
Suhu : Normal (36,5-37,5oC)
BB/TB : -
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : pucat/tidak, oedema/tidak
Mata : Simetris/tidak, konjungtiva pucat/tidak,
sclera kuning/tidak
Leher : Simetris/tidak, ada pembesaran kelenjar
teroid/tidak, bendungan vena jugularis/tidak, pembesaran kelenjar limfe/tidak
Payudara : Simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
Perut : Adanya benjolan abnormal, ada nyeri tekan
Genetalia : Bersih/tidak, ada varises/tidak, ada odema/tidak.
Ekstrimitas : oedema/tidak, varises/tidak
b. Palpasi
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada bendungan
vena jugularis maupun kelenjar limfe/tidak
Payudara : ada benjolan abnormal/tidak, ada nyeri
tekan/tidak
Perut : Ada benjolan abnormal di bagian perut bawah,
nyeri tekan.
Ekstrimitas : oedema/tidak
c. Auskultasi
Dada : Ada bunyi ronkhi maupun wheezing/tidak
Perut : Bising usus +/-
d. Perkusi
Ekstriminasi : Reflek pattela +/-
3. Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan Dalam (Vagina Tocher)
Dilihat apakah ada perdarahan atau tidak, kita raba berada disebelah mana
atau teraba pembesaran uterus yang licin.jika serviks digerakkan seluruh massa
yang padat bergerak (Derek, 2001)
2)
Pemeriksaan Penunjang
-
Pemeriksaan hematology (Hb, leukosit, trombosit, LED,
golongan darah, massa perdarahan atau masa pembekuan. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk menentukan adanya kontraindikasi.
-
Pemeriksaan USG
Untuk memperjelas letak mioma dan memudahkan dalam melaksanakan operasi.
-
Pemeriksaan kardiovaskuler (FCG dan Foto Thorax)
-
Pemeriksaan sistem respratorius dan unologi, tes aleral
terhadap obat antibiotic
(Sulaiman, 1983)
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx :Ny.......... usia ..............
tahun dengan kista ovari
DS : - Ibu
mengatakan nyeri pada perut bagian
bawah
DO : - Inspeksi
Muka : Tidak
pucat
Perut : Terlihat
perut membesar teraba benjolan pada perut bagian bawah
Pemeriksaan dalam : Teraba
massa pada uterus atau bagian yang lain dalam uterus.
Masalah yang mungkin terjadi
·
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
pembesaran perut (adanya massa pada
perut bagian bawah)
·
Kecemasan sehubungan dengan diagnosa kista ovari
·
Gangguan eliminasi sehubungan dengan pembesaran kista ovari
·
Kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakit dan
penyembuhnya.
III. INTERVENSI
Dx : Ny....usia....tahun dengan kista ovari
Tujuan : - Penberian terapi yang tepat
-
Masalah
teratasi
KH : - Ibu mengerti akan kondisi
yang terjadi pada dirinya
-
Kecemasan
ibu berkurang
-
Ibu
mendapat terapi yang tepat
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Pendekatan yang baik dapat
menciptakan hubungan yang harmonis antara petugas dan klien, sehingga klien
dapat lebih kooperatif
2. Menginformasikan pada klien dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan
R/ Informasi yang benar dapat
mengurangi kecemasan klien dan keluarga
3. Melakukan kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian terapi dan tindakan
R/ Pemberian terapi yang tepat
dapat mempercepat proses pemulihan
4. Memotivasi klien dan memberikan KIE
tentang kesehatan reproduksi
R/ Rasa cemas ibu berkurang dan pengetahuan ibu
bertambah
5. Menganjurkan klien untuk melaksanakan
pemeriksaan yang lebih lengkap yaitu dengan USG
R/ Menegakkan diagnosa yang
pasti
IV.
IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi
V.
EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil
1.
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Ilmu
Kandungan.Jakarta.YBP-SP.
2.
Manuaba, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC.
3.
Mochtar, Rustam. 2006. Sinopsis Obstetri.
Jakarta. EGC.
4.
Syaifuddin, Bari.2008. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta. YBP-SP.
0 komentar:
Posting Komentar