Kamis, 18 Oktober 2012

Askeb keluarga KB


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan ketergantungan (Dekes RI, 1998)
Asuhan kebidanan yang dilaksanankan di keluarga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena lingkup yang diasuh adalah lingkungan yang terkecil dari masyarakat yaitu keluarga.
Masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangat banyak dan sangat kompleks. Salah satunya adalah masalah yang bisa timbul akibat pemakaian alat kontrasepsi sebagaimana pada kasus yang terjadi pada Ny “F” di keluarga Tn “A” masalah yang dihadapi Ny “F” selaku akseptor KB suntik 3 bulanan adalah sakit kepala.
Dengan munculnya masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah yang terjadi pada Ny “F” dikeluarga Tn “A”
B.     TUJUAN
1.      tujuan umum
setelah melakukan asuhan pada Tn “A” diharapkan penulis dapat mengerti dan memahami proses asuhan serta mendapat pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga.
2.      tujuan khusus
a.      melakukan pengkajian data pada keluarga Tn “A”
b.      merumuskan diagnosa / masalah yang muncul dari hasil pengkajian data
c.       merancanakan asuhan pada keluarga Tn ”A”
d.      melaksanakan rencana asuhan yang telah ditetapkan
e.       melakukan evaluasi setelah dilakukan diagnosa
C.    METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan asuhan pada keluarga Tn “A” ini menggunakan metode :
a.      Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung pada ibu dan melalui proses tanya jawab menggunakan format pengkajian dan dilakukan pada saat kunjungan rumah
b.      Observasi
Penulis melakukan observasi langsung untuk memperoleh data misalnya tentang keadaan lingkungan, keadaan fisik anggota keluarga melakukan pemeriksaan tekanan darah pada ibu
c.       Studi kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan sebagai acuan sekaligus pembandingan antara teori dan kenyataan
d.      Sistematika penulisan
BAB I     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
C.    Metode penulisan
D.    Sistematika penulisan
BAB II    TUJUAN PUSTAKA
A.    Konsep keluarga
B.     Konsep teori KB
C.    Konsep teori KB suntik 3 bulanan
BAB III  TINJAUAN KASUS
A.    Pengkajian
B.     Perumusan masalah / diagnosa
C.    Perencanaan
D.    Implementasi
E.     evaluasi
BAB IV  PEMBAHASAN
BAB V    PENUTUP
A.    kesimpulan
B.     saran
DAFTAR PUSTAKA











Article I.                  BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP KELUARGA
  1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
 (Depkes RI, 1988, 32).
            Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis maglaya Th. 1989, Keluarga dalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
(Effendy, 1998, 32).
            Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 1989,  4)
  1. Struktur Keluarga
      Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.       Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b.      Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.       Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d.      Patrilineal
Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e.       Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.(Effendy, 1998,33)
  1. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a.       Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b.      Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.       Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.                                                                      (Effendy, 1998:33)
  1. Bentuk Keluarga
a.       Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b.      Keluarga Besar (Extended family)
      Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.       Keluarga berani (Serial family)
      Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.      Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.       Keluarga Berkomposisi (Composite)
      Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f.       Keluarga Kabitas (Cohabitation)
      Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.(Effendy, 1998, 33)
  1. Peranan Keluarga
      Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.  Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a.       Peranan Ayah
      Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.      Peranan Ibu
      Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.       Peranan anak
      Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
                                                                                                       (Effendy, 1998, 33)
  1. Fungsi Keluarga
      Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a.       Fungsi biologis
1)      Untuk meneruskan keturunan
2)      Memelihara dan membesarkan anak
3)      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1)      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)      Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3)      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosialisasi
1)      Membina sosialaisasi pada anak
2)      Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3)      Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d.      Fungsi Ekonomi
1)      Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2)      Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi  kebutuhan keluarga
3)      Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e.       Fungsi pendidikan
1)      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2)      Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3)      Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1)      Fungsi Pendidikan
      Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.

2)      Fungsi Sosialisasi Anak
      Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3)      Fungsi Perlindungan
      Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4)      Fungsi Perasaan
      Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5)      Fungsi Religius
      Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6)      Fungsi Ekonomi
      Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-umber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7)      Fungsi Rekreatif
      Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.  Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
8)      Fungsi Biologis
      Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penulis.
  1. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
   Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a.         Tahap pembentukan keluarga
       Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b.        Tahap Menjelang kelahiran anak
       Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c.         Tahap menghadapi Bayi
       Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d.        Tahap menghadapi anak pra sekolah
       Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.  Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e.         Tahap menghadapai anak sekolah
       Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

f.         Tahap menghadapi anak remaja
       Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu suritauladan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.                     
g.        Tahap melepaskan anak ke masyarakat
       Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h.        Tahap berdua kembali
       Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja.  Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i.          Tahap masa tua
       Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
 (Effendy, 1998, 36-37)

B.     KONSEP TEORI KB
1.      Pengertian
Menurut WHO 1970 KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami - istri untuk :
·         Mendapatkan objektif tertentu
·         Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
·         Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
·         Mengatur interval diantara kehamilan
·         Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami – istri
·         Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2.      Tujuan
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu :
1.      tujuan umum
pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
2.      tujuan pokok
penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan tersebut, maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1)      fase menunda perkawinan / kesuburan
2)      fase menjarangkan kehamilan
3)      fase menghentikan / mengakhiri kehamilan  / kesuburan
Fase menunda perkawinan / kesuburan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan
Ciri – ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a.       reversibitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100 %, karena pada masa ini peserta  belum mempunyai anak
b.      efektifitas yng tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program.
Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan seksual sehingga angka kegagalan tinggi. Penngunaan IUD – mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan terlebih bagi calon peserta dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

Fase menjarangkan kehamilan
Periode istri antara 20 – 30 / 35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran 2 – 4 tahun.
Ciri – ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a.       efektivitas cukup tinggi
b.      reversibilitasnya cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi
c.       dapat dipakai 2 – 4 tahun, yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang direncanakan.
d.      Tidak menghambatASI, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak, segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama
Fase menghentikan / mengakhiri kehamilan / kesuburan
Periode umur diatas 30 tahun, terutama 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
Ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a.       Efektivitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping itu akseptor tersebut memang tidak mengharapkan punya anak lagi
b.      Dapat dipakai untuk jangka panjang
c.       Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat, oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.
Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap, pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi.
3.      Macam – Macam Metode Kontrasepsi
1)      Metode sederhana
a.       Tanpa alat
a.1       KB alamiah :
·         Metode kalender
·         Metode suhu basal (termal)
·         Metode lendir servik
·         Metode sintotermal
a.2       Coitus interuptus
b.      Dengan alat
b.1      Mekanis (barier) :
·         Kondom
·         Barier intra vaginal, diafragma, kap serviks spons
b.2      Kimiawi : spermisid : vaginal eream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet (busa), vaginal soluble film.
2)      Metode modern
a.       Kontrasepsi hormonal :
a.1       Pil oral : pil oral kombinasi (POK), mini pil, morning afterpil
a.2       Injeksi suntikan : DMPA, NET – EN, microsphere, microcapsule
a.3       Sub – kutis : implan / AKBK : implan non biodegradable (norplant, norplant 2, ST – 1435), implant biodegra dable (capranor, dellets)
b.      IUD
c.       Sterilisasi :
c.1      Pada wanita : penyinaran (radiasi sinar x, radium, cobalt, sinar laser), operatif (kontrasepsi matap wanita, medis operatif wanita : ligasi tuba fallopi, elektro koagulasi tuba fallopi, timbriektomi, salpingektomi, overektomi bilateral, histerektomi, fimbiotexy, ovariotexy)
c.2      Pada pria : vasektomi, penyumbatan vas differens secara mekanis (vaso clips, plugs, intra vas device, vas valves) penyumbatan vas differens secara kimiawi (Quinacrine ethanol, Ag – nitrate)
C.    KONSEP TEORI KB SUNTIK 3 BULANAN (DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT)
1.      profil
a.      sangat efektif
b.      aman
c.       dapat diapaki semua perempuan dalam usia produktif
d.     kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan
e.      cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
f.        mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan (90 hari) dengan cara disuntik IM di daerah bokong.
2.      cara kerja
a.       mencegah ovulasi
b.      mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
c.       menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d.     menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3.      efektifitas
kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
4.      keuntungan
a.       sangat efektif
b.      pencegahan kehamilan jangka panjang
c.       tidak berpengaruh pada hubungan suami – istri
d.     tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e.      tidak berpangaruh terhadap ASI
f.        sedikit efek samping
g.      klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h.      dpat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai peri menopause
i.        membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.        menurunkan kejadian penyakit kanker jinak payudara
k.      mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l.        menurunka krisis anemia bulan sabit
5.      keterbatasan
a.       sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak atau spoting, tidak haid sama sekali.
b.      Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik)
c.       Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya
d.     Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e.      Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, firus hepatitis B, atau infeksi virus HIV.
f.        Terhambatnya kembali kesuburan setelah pemakaian
g.      Terlambatnya kesuburan bukan karena kerusakan / kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
h.      Terjadi perubahan pada lipid serum pada pengguanaan jangka panjang
i.        Pada pengguanaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
j.        Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat
6.      yang dapat menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan
a.       usia reproduksi
b.      nulipara yang telah memiliki anak
c.       menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
d.     menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.      setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.        setelah abortus
g.      telah banyak anak tetapi tidak menghendaki tubektomi
h.      perokok
i.        tekanan darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit
j.        menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin atau berbiturat) atau obat tuberkulosis (sifampisin)
k.      tidak memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
l.        sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m.   anemia defisiensi besi
n.      mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh mengunakan pil kontrasepsi kombinasi
7.      yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan.
a.       hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7/100.000 kelahiran)
b.      perdaraahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.       Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama emenore
d.     Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.      Diabetes melitus disertai komplikasi








BAB III
ASUHAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KEBIDANAN

I.       PENGKAJIAN
Tanggal : 16 April 2008
A.    Biodata Keluarga
      Nama KK        : Tn. Asnan
      Jenis Kelamin  : Laki-laki
      Umur               : 33 tahun
Agama             : Islam
Pendididkan    : SD
Suku bangsa    : Jawa - Indonesia
Pekerjaan         : Buruh bangunan
Penghasilan     : ± Rp. 250.000 – 500.000 perbulan
Alamat                        :
B.  Susunan Keluarga
No
Nama anggota keluarga
umur
Status perkawinan
Hubungan dalam keluarga
pendidikan
Pekerjaan
KB
Keadaan fisik
L
P
1
Asnan
33th

kawin
Suami
SD
Buruh
-
Sehat
2
Fitria

29th
Kawin
Istri
SD
IRT
suntik
Sehat
3
Anisa

10th
Blm kawin
Anak
SD
-

Sehat
4
Dewi silfia

8 th
Blm kawin
Anak
SD
-

Sehat
5
m. arief maulidae
1th

Blm kawin
Anak
Blm sekolah
-

Sehat


      C. Genogram
 











            Keterangan :
                        Laki- laki                    
                        Perempuan                 
      D.  Pengambilan Keputusan
      Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam keluarga lebih banyak dipegang oleh KK, tapi bila KK sedang bekerja, dan membutuhkan keputusan yang segera, istri memutuskan masalah sendiri.
E.  Fungsi Dalam Keluarga
      1. Fungsi Fisiologis
       Keluarga telah melaksanankan fungsi fisiologis dengan baik hal ini 
       terbukti dengan kemammpuan keluarga merawat dan memelihara  
       anggota keluarganya.
      2. Funsi Psikologis
         Tn ”A” dan Ny ”F” sangat menyayangi mereka ketiga anak mereka patuh terhadap orang tua, keluarga Tn”F” meluangkan waktu untuk berkumul bersama misalnya pada waktu malam hari sambil nonton TV hubungan antar anggota keluarga harmonis.
      3.Sistem Nilai
      Keluarga Tn ”A” adalh suku jawa, dalam keluarga ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan yaitu : pada masa hamil ibu dilarang makan – makanan buah – buahan & minum es  dan pada masa setelah melahirkan ibu dilarang makan – makanan amis – amis seperti ikan, daging, ikan asin
            4. Fungsi Sosialisasi
Hubungan keluarga Tuan”A” dengan tetangga sekitar baik, tidak ada konflik dengan mereka
            5. Fungsi Ekonomi
Tn “A” bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan ±250.000 -500.000/ bulan, Ny ”F” sebagai ibu rumah tangg. Menurut penuturan Ny”F” penghasilan suaminya selama ini cukup untuk membiayai kebutuhan hidup mereka.
F.     Kebiasaan dalam keluarga
1.      kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi sehari – hari biasanya menu makanan nasi (beras) lauk - pauk bervariasi, kadang kadang tahu / tempe telur, telur, ikan, sayur – sayuran hijau, buah yang dikonsumsi seadanya dan bervariasi kadang – kadang pisang, salak, rambutan dan lain - lain
2.      kebutuhan istirahat
ibu kadang tidur siang ± 1 – 2 jam / hari, ibu tidur mlam jam 21.00 wib dan bangun jam 04.00 wib pagi. Tn “A” juga sama tetapi tidak pernah tidur siang karena baru pulang kerja setelah pukul 4.30 – 05.00 sore anak – anak biasanya tidur pukul 8 malam dan bangun pukul 5.30 pagi. Anak – anak tidur siang ± 1 – 2 jam / hari
3.      kebutuhan eliminasi
anggota keluarga biasanya BAB 1 x / hari, BAK 5 – 6 x / hari   
4.      kebutuhan olah raga
ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada kebiasaan olah raga
5.      kebersihan diri
ibu mengatakan dalam keluarganya mandi 2 x / hari, gosok gigi tiap kali mandi, ganti pakaian 2 x / hari tiap pagi dan sore
6.      kebesiaaan rekreasi
ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai jadwal tetap untuk berekreasi, hiburan dirumah yang biasanya dinikmati seluruh keluarga adalah nonton tv
G.    Situasi lingkungan
luas bangunan Tn “A” 23 – 36  m2, status adalah milik sendiri yang terdiri dari teras rumah, R. tamu, R. keluarga 1 kamar mandi, 2 kamar, ventilasi berupa jendela terbuka pencahayaan baik, penerangan listrik, lantai semen.
·          Sumber air bersih
Berasal dari sumber mata air, status umum, keadaan baik, air jernih tidak berbau, tidak berasa.
·          Tempat pembuangan tinja
Menggunakan WC latrine, status milik bersama.
·          Tempat pembuangan limbah
Air limbah dibuang dibelakang rumah (resapan)
·          Tempat pembuangan sampah
Sampah dibuang dilubang sampah lalu di bakar
Denah rumah keluarga Tn “A”
Dapur                                      R. mandi



kamar                    R. Keluarga



 

R. tamu
                                      Kamar

H.    Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Ibu mengatakan bila anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke bidan

I.       Status kesehatan keluarga
NO
NAMA
PEMERIKSAAN
KETERANGAN
1



2









3



4



5
Tn “A”



Tn “F”









An “A”



An “D”



An “M”
-



-









-



-



-
tidak pernah sakit sampai dirawat di RS. Sakit yang dialami : batuk, pilek, pegal linu.

Tidak pernah sakit sampai dirawat di RS. Sakit yang pernah diderita : batuk, pilek, pegal linu, sakit kepala sejak 8 tahun yang lalu ibu adalah akseptor suntik 3 bulanan, keluhan yang dirasakan ibu adalah sakit kepala yang dialami tidak terus menerus tetapi kadang – kadang muncul 1 tahun terakhir ini

Tidak pernah sakit sampai dirawat dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas.

Tidak pernah sakit sampai dirawat dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas

Tidak pernah sakit sampai dirawat dirumah sakit, sakit yang pernah diderita adalah batuk, pilek, panas


A.    Analisa data kesehatan keluarga Tn ”A"
Masalah kesehatan yang muncul di keluarga Tn “A” adalah efek samping alat kontrasepsi suntik 3 bulanan yang dialami oleh Ny “F”, Ny “F” dalam 1 tahun terakhir ini sering sakit kepala.
B.     Identifikasi masalah
Dx   :   Ny ”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (Depo Medroxy Progesterone Asetat – DMPA) dengan keluhan sakit kepala
Ds    :   ibu mengatakan sering mengalami sakit kepala.
Do   :   _
C.     Prioritas masalah
Ny ”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN
SKORE
PEMBENARAN
1





2






3




4
Sifat masalah





Kemungkinan masalah dapat diubah




Potensi masalah untuk diubah


Menonjolnya masalah
1/3 x 1





0/2 x 2






3/3 x 1




1/2 x 1
1/3





0






1




½
krisis : sebagai akseptor KB suntik 3 bulanan ibu mengalami efek samping berupa sakit kepala sehingga menurut ibu dan keluarga dalam menyesuaikan diri

tidak dapat : sakit kepala merupakan efek samping yang dapat terjadi pada ibu yang menggunakan KB suntik 3 bulanan, sehingga tidak dapat diubah

Tinggi : sakit kepala yang dihadapi dapat dikurangi / diatasi dengan pemberian obat analgesik (penghilang rasa sakit)

Masalah yang tidak perlu segera ditangani : ibu menyadari bahwa sakit kepala yang dialami merupakan efek samping dari KB suntik 3 bulanan

D.    Perencanaan
Dx                 :   Ny ”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
Tujuan           :   Ny ”F” dapat beradaptasi terhadap nyeri yang sewaktu – waktu bila timbul akibat sakit kepala.
Kriteria hasil
1.      ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh penulis bahwa salah satu efek samping yang bisa timbul dari pemakaian KB suntik 3 bulanan adalah sakit kepala.
2.      ibu dapat mengambil tindakan bila sakit kepala menyerang.
Intervensi
1.      jelaskan pada ibu bahwa salah satu efek samping dari KB suntik 3 bulanan adalah sakit kepala.
R :   ibu mengetahui sakit kepala yang dialaminya berkaitan dengan pil KB yang dipakainya.
2.      diskusikan dengan ibu mengenai pemilihan obat penghilang nyeri (golongan analgesik) yang bisa dipakai oleh ibu untuk menghilangkan sakit kepala bila datang menyerang.
R :   penggunaan obat golongan algesik membantu mengurangi rasa sakit kepalanya dan menambah kenyamanan ibu
3.      diskusikan dengan ibu mengenai pemilihan waktu istirahat
R :   istirahat yang cukup dan tanpa gangguan membantu meminimalkan frekuensi serangan sakit kepala
4.      memberitahukan kepada ibu untuk kembali datang kepetugas kesehatan bila masih tidak dapat menerima keadaannya.
R :   supervisi dan penanganan yang tepat oleh tenaga yang kompeten akan membantu ibu menyelesaikan masalah sakit kepala yang dihadapinya
E.     Implementasi
Dx : Ny ”F” akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
Implementasi,
1.      menjelaskan pada ibu bahwa salah satu efek samping dari KB suntik 3 bulanan adalah sakit kepala
2.      mendiskusikan dengan ibu mengenai pemilihan obat penghilang nyeri (golongan analgesik) yang bisa dipakai oleh ibu untuk menghilangkan sakit kepala bila datang menyerang.
3.      mendiskusikan dengan ibu mengenai pemilihan waktu istirahat tanpa gangguan
4.      menganjurkan pada ibu untuk kembali datang kepetugas kesehatan bila masih tidak dapat menerima keadaannya.
F.      Evaluasi
Tanggal                 April 2008, jam           WIB
Dx : Ny “F” Akseptor KB suntik 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala.
S    : ibu mengatakan bahwa sakit kepala yang dialaminya adalah efek samping dari KB suntik 3 bulanan yang dipakainya.
O   : ibu tampak antusias dengan penjelasan yang disampaikan oleh penulis, ibu dapat mengungkapkan kembali bahwa sakit kepala datang menyerang ibu bisa minum obat golongan analgesik
A   : keadaan ibu baik dan tidak menunjukkan rasa kecemasan
P    : kunjungan 1 x lagi untuk melihat perkembangan dan keadaan ibu

Catatan perkembangan
Tanggal                 April 2008, jam           WIB
Dx : Ny ”F” akseptor KB sunti 3 bulanan (DMPA) dengan keluhan sakit kepala
S    : ibu mengatakan keadaannya baik dan tidak mengalami sakit kepala
O   : KU : Ibu baik                 TD : 110 / 80 mmHg
A   : keadaan ibu baik, ibu tidak cemas, dan ibu tidak mengalami sakit kepala
P    : ingatkan ibu untuk kontrol ke tenaga kesehatan bila ia meragukan kesehatannya sehubungan dengan efek samping alat kontrasepsi yang dipakainya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Penggunaan alat kontrasepsi yang ada di masyarakat tidak terlepas dari sisi keuntungan dan efek samping yang ditimbulkan alat kontrasepsi tersebut.
Menurut teori, efek samping yang bisa timbul dari penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulanan (DMPA) adalah sakit kepala, kegemukan (saifuddin, 2003). Pada kasus Ny ”F” ini ditemukan kesesuaian antara teori dan kenyataan dilapangan. Selain kesesuaian tersebut didapati pula kesenjangan yaitu di teori menyatakan bahwa sakit kepala yang timbul akibat penggunaan alat kontrasepsi hormonal akan hilang sesudah bulan ke 2 atau ke 3 (Burns, 2005). Akan tetapi pada kasus Ny ”F” ditemukan bahwa sakit kepalanya timbul setelah pemakaian suntik 3 bulanan berjalan bertahun - tahun (8 tahun). Artinya Ny ”F” baru merasakan keluhan sakit kepala sejak 1 tahun terakhir ini. Untuk itu, supervisi dari pihak nakes yang kompeten sangat diperlukan guna menyelesaikan masalah ini dan memberikan gambaran lebih jelas tentang alat kontrasepsi suntik 3 bulanan ini.
Pemberian asuhan pada Ny ”F” mengenai keluhan dari efek samping KB yang dipakainya diharapkan agar keluhan sakit kepala mendapat penanganan yang tepat dari tenaga yang kompeten. Selain itu dengan dilaksanakannya asuhan pada Ny ”F” ini diharapkan pengetahuan ibu mengenai alat kontrasepsi yang dipakai seperti efek samping yang mungkin bisa timbul, kontraindikasi dan keuntungan bertambah sehingga seorang akseptor KB tidak hanya sekedar tahu alat kontrasepsi yang dipakainya dan terjebak pada kenyataannya ”sudah kadung cocok”, dengan KB yang dipakainya. Melainkan dibutuhkan keterlibatan secara aktif dari akseptor yang bersangkutan. Pada akhirnya diharapkan sekecil apapun timbul masalah atau kejadian yang menyimpang dari seharusnya. Akseptor yang bersangkutan dapt langsung mengambil tindakan dan sesegera mungkin mencari pertolongan.
Adapun tujuan yang diharapkan mampu tercapai setelah pemberian asuhan pada Ny ”F” ini adalah hilangnya atau berkurangnya keluhan / efek samping dari KB yang dipakainya akan tetapi, sampai dengan 2x pertemuan (intervensi) yang penulis lakukan. Hasil yang telah dicapai hanya sejauh memberi gambaran lebih dalam tentang KB yang dipakainya dan juga mengurangi kecemasan pada Ny ”F”.berdasarkan kriteria hasil yang penulis tetapkan untuk melihat sejauh mana keberhasilan dari asuhan yang diberikan, didapatkan Ny ”F” telah mampu memahami lebih jauh tentang alat kontrasepsi yang dipakainya, ibu mengatakan ia kini sudah tidak lagi terlalu cemas dengan keadaannya.
Secara keseluruhan, asuhan keluarga pada Ny ”F” ini telah ditemukan kesenjangan dan juga kesesuaian antara teori dan kenyataan yang ada di lapangan.  


































BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Asuhan kebidanan yang dilaksanakan dikomunitas ini mengkaji tingkat status kesehatan Tn ”A” dimana dari hasil pengkajian tersebut didapati bahwa Ny ”F” selaku istri dari Tn ”A” mengalami masalah terhadap efek samping dari alat kontrasepsi yang dipakainya yaitu sakit kepala setelah penulis melakukan intervensi selama 2x yaitu pada tanggal          April 2008. dan tanggal            April 2008, didapatkan hasil bahwa Ny ”F” sudah tidak terlalu cemas dan bisa beradaptasi dengan keadaannya, karena efek samping yang dialaminya tersebut adalah hal yang umumnya terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulanan, selain itu pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakainya juga bertambah terbukti dengan kemampuan ibu mengulang kembali penjelasan yang disampaikan penulis.

B.     SARAN
1.      dalam melakukan asuhan keluarga, diharapkan semua anggota keluarga yang ada dalam satu atap tersebut turut serta berpartisipasi dalam proses asuhan. Dalam kasus Ny ”F” ini, utamanya yang harus turut serta berperan aktif dalam proses asuhan adalah suami, karena suami dalam hal ini yang notabene adalah kepala keluarga, serta partner ibu dalam kehidupan berumah tangga seyognyalah ia mengetahui dan melakukan usaha untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang tengah dihadapi oleh anggota keluarganya.
2.      kepada tenaga kesehatan khususnya di dusun jebuk. mutu pelayanan KB juga harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrsepsi. Mutu pelayanan yang bisa lebih ditingkatkan seperti konseling KB sebelum pemasangan / pemakaian alat kontrasepsi, konseling selama proses pemakaian dan pemantauan terhadap masalah atau efek samping yang mungkin timbul.















DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Jakarta EGC
Saifuddin. Abdul Bari Dan Biran Atfandi. 2003 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta ; YBPSP
Hanafi. Hartanto. 1994 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Burn. A. Hugust 2005. Bila Perempuan Tidak Ada Dokter : Panduan Kesehatan Dan Pengobatan Bagi Perempuan Yogyakarta : INSIST Press

0 komentar: